Kromatografi Kertas Kromatografi Lapis Tipis

2.5.1. Kromatografi Kertas

Hadiah nobel diberikan kepada Martin dan Syage atasa jasa keduanya yang kali pertama yang berhasil mengembangkan kromatografi kertas. Mulai saat mengembangkan kromatografi kertas oleh kedua ilmuan tersebut maka teknik pemisahan partisi cair – cair dengan kromatografi mulai popular Pemisahan dengan kromatografi kertas atas dasar perbedaan sifat fisik yang kecil yaitu partisi pelarut dalam sampel diantara dua cairan. Fase diam kromatografi kertas adalah air yang didukung oleh plat serat selulosa yang seragam, sedangkan fase gerak dipakai campuran air dengan pelarut organik. Disamping proses pemisahan dengan kromatografi kertas adalah partisi yang perlu diingat efek adsorpsi permukaan kertas juga ada walaupun sedikit sekali. Oleh sebab itu untuk kromatografi kertas harus memakai kertas yang tertentu atau memadai untuk maksud ini. Kertas yang paling banyak adalah kertas “whatman”. Kelebihan dari kromatografi kertas adalah harga Rf nya lebih dapat dipercaya. Disamping itu kromatografi kertas dapat dielusi dengan cara menaik ascending maupun descending atau dengan cara elusi horizontal. Karena kemudahan membentuk atau menggunting kertas maka metode kromatografi kertas ini bentuknya dapat divariasi sekehendak kita, baik dengan bentuk persegi, bulat silinder atau bentuk bidang lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis. Mulja, 1995

2.5.2. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis menandai puncak perkembangan kromatografi adsorpsi yang dicetuskan kali pertama oleh Izamailov dan Shraiber pada tahun 1938. Sebagai fase diam adalah bahan padat yang diletakkan pada plat gelas secara seragam, dengan ketebalan lebih kurang 0,250 mm. Disamping plat gelas juga sudah umum digunakan plat dari logam atau plastik Teknik kromatografi lapis tipis sangat penting artinya dalam bidang analisis dan kedudukan kromatografi lapis tipis setelah menggeser kedudukan kromatografi kertas. Hanya saja elusi pada KLT pada umumnya dilakukan dengan cara menaik ascending satu atau dua dimensi. Sebagai fase diam dipakai cairan atau campuran yang dikenal sebagai pelarut pengembang atau pelarut pengembang campur. KLT merupakan metode pemisahan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut pengembang atau pelarut pengembang campur. Pemilihan pelarut sangat dipengaruhi oleh macam dan polaritas zat-zat kimia yang dipisahkan. Mulja, 1995 KLT dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparativ. Kedua, dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.Gritter, 1991 Nilai Rf dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan sebagaimana dalam persamaan : Rf = jarak yang ditempuh solute Jarak yang ditempuh fase gerak Nilai maksimum Rf adalah 1 dan ini dicapai ketika solute mempunyai perbandingan distribusi D dan factor retensi k’ sama dengan 0 yang berisi solute bermigrasi dengan kecepatan yang sama dengan fase gerak. Nilai minimum Rf adalah 0 dan ini teramati jika solute tertahan pada posisi titik awal permukaan fase diam.

2.5.3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi