Polistirena adalah polimer termoplastik yang berwujud kristal yang mempunyai banyak kelebihan. Polistirena bening, transparan, tidak beracun, memiliki permukaan
yang halus dan menghasilkan warna yang tidak terbatas. Selain sifat fisis diatas, polistirena juga mempunyai sifat mekanik, elektris dan sifat optik yang baik. Namun,
polistirena ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu rapuh dan melunak di bawah suhu 100
C. Penelitian mengenai optimasi kestabilan emulsi sebagai membran cair untuk
ekstraksi fenol dalam air telah dilakukan oleh Refinel 1999, yang menyimpulkan bahwa kestabilan emulsi dalam penelitian ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi fasa internal,
nilai HLB dan konsentrasi surfaktan yang digunakan, perbandingan volume antara fasa internal dan fasa organik.
Lebih lanjut penelitian tentang pembuatan lateks polistirena secara polimerisasi emulsi stirena tanpa emulgator dengan menggunakan aseton telah dilakukan oleh Astrini
1997 dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa penambahan aseton akan menurunkan berat molekul rata-rata, emulsi yang stabil dapat diperoleh hingga
konsentrasi aseton mencapai 40 dan apabila lebih dari 50 maka akan terbentuk gel, dengan konsentrasi inisiator 0,3 hingga 0,7 menghasilkan lateks polistirena dengan
konversi rata-rata 94 dan penurunan harga berat molekul rata-rata viskositas. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melihat sejauh mana pengaruh pembuatan lateks
polistirena menggunakan deterjen komersil sebagai emulsifier.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah ada pengaruh variasi perbandingan antara polistirena dan toluena pada pembentukan emulsi.
2. Bagaimana emulsi yang terbentuk dengan menggunakan variasi perbandingan
antara lateks polistirena dan air dengan penambahan deterjen komersil.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Pengemulsi komersil yang digunakan adalah deterjen rinso.
2. Bahan yang digunakan adalah polistirena foam 30 g, 40 g, 50 g, dan toluena yang digunakan adalah 50 ml, 60 ml, 70 ml.
3. Suhu yang digunakan pada saat pengukuran tegangan permukaan adalah 30
o
C. 4. Parameter yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji densitas, HLB, dan
viskositas.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk memperoleh lateks polistirena dengan menggunakan perbandingan yang tepat antara polistirena foam dengan toluena berdasarkan kelarutan polistirena dalam
toluena. 2. Untuk mengetahui kestabilan emulsi dengan penambahan deterjen komersil melalui
uji densitas, dan tipe emulsi yang terbentuk dengan uji HLB.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan data awal mengenai gambaran pengaruh penambahan deterjen terhadap emulsi polimer dari polistirena.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Dalam penelitian ini divariasikan konsentrasi detergen komersil sebagai variabel bebas. Sedangkan faktor-faktor lain yang
berpengaruh yaitu: volume dari masing-masing bahan yang digunakan, suhu sebagai variabel tetap.
Universitas Sumatera Utara
Deterjen komersil yang digunakan adalah rinso yang ditambahkan untuk memperoleh tipe emulsi yang terbentuk dengan uji HLB dan kestabilan emulsi dengan menggunakan uji
densitas
1.7. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dan laboratorium Farmasi Fisik Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA