BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Alat - alat
Neraca analitik Mettler Toledo
Penangas air Beaker Glass
500 ml Pyrex
Spatula Pipet volume
Pyrex Oven
Heraeus Instrument Cawan Petri
Botol aquadest Plat Aluminium
15 x 7,5 cm Seperangkat alat uji tarik
Tokyo testing machine Seperangkat alat uji SEM
JEOL JSM-35 C Labu takar
500 ml Pyrex
Hot plate Termometer
360ºC Pyrex
Stopwatch
3.2. Bahan-bahan
Lateks HA 60
Octocure 55
KOH 10
Sulfur 50
Wingstay 50
Kaolin 50
CH
3
COOH
aq
10 E.Merck
CaCO
3s
CaNO
3 2aq
E.Merck Kloroform
p.a Sikloheksana
p.a Metanol
p.a
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembersihan Plat Pencetak
Plat pencetak dicuci dengan merendamnya dalam asam asetat 10 dan KOH 10, kemudian dicuci dengan air hingga bersih. Plat pencetak yang telah bersih dikeringkan
selama 5 menit. Plat pencetak yang telah kering dicelupkan ke dalam CaNO
3 2
dan methanol.
3.3.2. Pembuatan Film
Pembuatan kompon lateks dilakukan dengan mencampurkan 166,7 g lateks HA 60 dengan 5 g KOH 10, 3 g sulfur 50, 5 g pengisi kaolin 50, 2 g wingstay 50, 10
g octocure 55 kemudian distirer selama 2 jam. Kompon lateks kemudian dipravulkanisasi pada suhu 70
C. Penentuan tahap pematangan kompon lateks dilakukan dengan teknik bilangan CHCl
3
. Lalu kompon lateks yang telah dipravulkanisasi dimaturasi selama 24 jam, kemudian disaring. Plat yang telah
dipersiapkan dicelupkan ke dalam kompon hasil maturasi. Plat yang mengandung kompon tersebut dicelupkan ke dalam larutan CaNO
3 2
dan methanol. Kemudian plat dikeringkan pada suhu kamar. Selanjutnya, kompon divulkanisasi pada suhu 100
o
C selama 20 menit. Lalu, dikeringkan. Pendebuan dilakukan dengan CaCO
3
agar film mudah ditarik. Prosedur yang sama dilakukan untuk variasi bahan pengisi kaolin 10 g,
15 g, 20 g, dan 25 g serta variasi waktu vulkanisasi 25 menit, 30 menit, 35 menit dan 40 menit.
3.3.3. Penentuan Kandungan Padatan Total
Kompon ditimbang sebanyak 3 gram. Kemudian kompon tersebut dipanaskan dalam
oven selama 3 jam pada suhu 120 ºC. Selanjutnya kompon didinginkan dan ditimbang kembali.
3.3.4. Karakterisasi Film Lateks Karet Alam 3.3.4.1. Proses Swelling Indeks
Plat aluminium dicelupkan ke dalam kalsium nitrat dan methanol lalu dikeringkan
selama 5 menit. Plat yang telah kering tersebut di celupkan ke dalam kompon lateks,
lalu dicelupkan kembali ke dalam kalsium nitrat dan methanol lalu dikeringkan
kembali. Kompon dilepaskan dari plat dan dicetak berbentuk lingkaran dengan
diameter 38 mm. Kompon direndam dalam larutan sikloheksana selama 30 menit lalu
diukur kembali diameternya. Rasio pengembangan di defenisikan sebagai :
Swelling indeks = swelling
sebelum Diameter
swelling sesudah
Diameter
3.3.4.2. Uji Kekuatan Tarik
Sampel dicetak dalam bentuk dumbel sesuai dengan ASTM D 638-72 tipe IV. Alat uji tarik dikondisikan pada beban 100 Kgf. Kemudian kedua ujung dumbel
dijepit dan ditarik sampai putus dengan kecepatan 500 mmmenit. Lalu dicatat data tegangannya Load.
Gambar 3.1. Bentuk Spesimen Untuk Uji Tarik sesuai ASTM D-638-72-Type IV
6 mm
3.3.4.3. Uji Morfologi Permukaan Metode SEM
Sampel terlebih dahulu dipreparasi. Sampel yang akan dianalisa harus kering, bisa ditempel pada specimen holder , ukuran diameternya 8 mm, bebas dari kotoran dan
tidak berminyak. Sampel kemudian ditempelkan pada specimen holder, dan dibersihkan dengan hand blower. Hand blower ini juga berfungsi untuk memperkuat
daya rekat benda uji pada specimen holder sehingga kontak diantara keduanya sempurna untuk mendapatkan kualitas hasil pemotretan yang baik. Kemudian diberi
lapisan tipis coating oleh emas-paladium Au : 80 dan Pd : 20 dengan menggunakan mesin Ion Sputter JFC -1100. Spesifikasi alat tersebut tegangan 1,2 Kv,
arus listrik 6 – 7,5 mA dan waktu 4 menit. Dengan spesifikasi tersebut akan didapatkan tebal lapisan 400 Aº, coating ini dimaksudkan agar benda uji yang akan
dilakukan pemotretan menjadi penghantar listrik. Kemudian sampel dimasukkan dalam specimen chamber pada mesin SEM JSM – 35 untuk dilakukan pemotretan.
19 mm
30 mm 64 mm
115 mm
2,55 mm
3.4. Bagan Alir Penelitian 3.4.1. Bagan Alir Proses Pembersihan Plat