1 Menerapkan denda dan sanksi atas ketidakpatuhan wajib pajak, 2 Melakukan himbauan,
3 Melaksanakan sosialisasi, 4 Melakukan konselling, dan
5 Melakukan kunjungan visiting.
B. Kewajiban Aparat Perpajakan Fiskus
Agar pengawasan pelaksanaan pembayaran dan pelaporan Pajak Penghasilan Badan berjalan dengan lancar, efisien, dan tepat sasaran, maka pihak fiskus harus
berkewajiban memberikan atau meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan cara :
1 Memberikan pendidikan kepada fiskus Pendidikan kepada fiskus diberikan yang bertujuan untuk menciptakan
aparat perpajakan yang bemutu, terampil, berdedikasi, berintegrasi bersih, dan mampu berkomunikasi dengan wajib pajak yang wajib dibina, dilayani, dan
dibimbing serta mempersiapkan dan menciptakan wajib pajak yang tahu, mau, dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban pajaknya dengan baik.
Pendidikan yang diberikan kepada fiskus baik melalui penataran, seminar. diskusi, kampanye, dan penyuluhan perpajakan dalam berbagai tempat dan
kesempatan. 2 Memberikan pelayanan langsung di Kantor Direktorat Jenderal Pajak
Untuk lebih mempermudah wajib pajak memperoleh penjelasan dan informasi perpajakan serta perkembangan terbaru, maka di semua Kantor Pelayanan
Pajak KPP Pratama dan Kantor Penyuluhan Pajak di seluruh Indonesia telah
Universitas Sumatera Utara
disiapkan dengan alamat bagian penerangan dan informasi perpajakan. Wajib pajak dapat memperoleh pelayanan dengan cepat dan tepat di tempat yang terdekat yang
diberikan secara cuma-cuma. 3 Memberikan penyuluhan
Penyuluhan perpajakan adalah suatu sistem penyampaian informasi, konsultasi, dan bimbingan perpajakan secara berkesinambungan kepada masyarakat
guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemauan anggota masyarakat tersebut untuk memperoleh hak melaksanakan kewajiban perpajakannya. Penyuluhan
dilakukan atau diberikan kepada masyarakat pada umumnya, masyarakat wajib pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, dan kepada aparatutr negara.
C. Pengawasan Pajak yang Efektif dan Efisien
Dalam pelaksanaan pengawasan pajak, tentunya jangan sampai menimbulkan hambatan atau bantahan dari masyarakat dengan catatan pengawasan
pajak tersebut harus berdasarkan dengan undang-undang, maka untuk menghindarkan hambatan atau bantahan dari masyarakat tersebut, harus memenuhi
syarat sebagai berikut : 1 Bijaksana
Bijaksana maksudnya, pihak fiskus tidak langsung melakukan pengawasan secara sepihak tanpa memberitahukan terlebih dahulu tetapi menugaskan verifikator
ke tempat dimana Wajib Pajak Badan berada. Para petugas yang ditugaskan ke lapangan dalam melakukan pengawasan selalu diberi Surat Perintah Verifikasi
Lapangan kepada para petugas yang ditunjuk. Apabila melakukan pengawasan tanpa
Universitas Sumatera Utara
memberitahukan telebih dahulu, hendaknya pihak fiskus tidak semena-mena terhadap Wajib Pajak Badan tersebut.
2 Adil Pengawasan pajak harus berdasarkan undang-undang. Dengan demikian,
undang-undang dalam pemungutan pajak harus adil. Ukuran adil ini sangat sulit. Karena bagi pihak fiskus, suatu pengawasan pajak yang dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan telah adil tetapi bagi wajib pajak belum tentu adil. Namun, yang perlu diperhatikan adalah dalam pengawasan pajak harus secara umum
dan merata dan tidak kalah pentingnya adalah disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
3 Merata Merata disini maksudnya, jangan membedakan antara perusahaan yang
bonafit dan perusahaan yang kecil. 4 Sederhana tetapi tegas
Sistem pengawasan yang sederhana tetapi tegas akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Kalau sistem pengawasan
yang sederhana saja tetapi tidak tegas, Wajib Pajak Badan enggan melaporkan Pajak Penghasilannya karena tidak ada sanksi yang tegas dari pihak fiskus.
5 Pengawasan Langsung Dalam melakukan pengawasan langsung, Kantor Pelayanan Pajak diberikan
hak untuk meminta bukti-bukti Wajib Pajak Badan yang diperlukan dan Wajib Pajak Badan tersebut wajib untuk menyampaikan bukti-bukti tersebut baik secara tertulis
Universitas Sumatera Utara
maupun tidak tertulis secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak Badan tersebut terdaftar.
D. Pengawasan terhadap Wajib Pajak Badan yang tidak Membayarkan dan Melaporkan Pajak Penghasilannya