adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Notoatmodjo, 2003.
2.2. Teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green
Menurut Green dalam Notoatmodjo 2003 bahwa faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku khususnya
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1. Faktor-faktor predisposisi Predisposing factors, adalah pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hala-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan lain sebagainya. Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk perilaku kesehatan misalnya :
pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesehatan bagi ibu hamil diperluklan pengetahuan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya, disamping itu kadang - kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong
atau menghambat ibu tersebut untuk periksa kehamilan. Misalnya orang hamil tidak boleh di suntik periksa hamil termasuk suntik anti tetanus, karena suntikan
bisa menyebabkan anak cacat. Faktor – faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemuda.
2. Faktor-faktor pemungkin enabling factors, adalah Faktor – Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,
misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebaiknya. Termasuk juga fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter dan bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk
berperilaku sehat, Masyarakat memerlukan sarana dana prasaran pendukung, misalnya : perilaku pemeriksaan kehamilan. ibu hamil yang mau periksa hamil
tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa
hamil, misalnya : Puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit. fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan, maka faktor – faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor pemungkin.
3. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors, adalah faktor-faktor ini meliputi sikap dan perilaku toko masyarakat toma, tokoh agama toga, sikap dan
perilaku para petugas kesehatan. termasuk juga disini undang – undang, peraturan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
– peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang – kadang bukan hanya
perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama,
para petugas, lebih-lebih pada petugas kesehatan. disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut seperti perilaku
periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil
periksa hamilNotoatmodjo, 2003.
2.3. Teori Health Believe Model HBM