D. Permodalan Dalam Koperasi
1. Sumber modal
Modal koperasi meliputi sumber modal dari:
40
a. Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota oleh anggota kepada koperaasi yang besarnya untuk masing-masing anggota adalah sama. Simpanan
pokok ini tidak dapat diambil kembali oleh anggota selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Tidak ada ketentuan pasti dalam UU
Koperasi mengenai jumlah simpanan pokok. Besar jumlah simpanan pokok tergantung dalam anggaran dasar.
b. Simpanan wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang nilainya untuk masing-masing anggota tidak harus sama. Dengan demikian anggota
yang lebih mampu dari segi keuangan, dapat memberikan lebih kepada koperasi dibanding anggota lainnya, sebagai simpanan wajibnya. Besar jumlah
simpanan wajib tidak dimuat dalam UU Koperasi, ini disesuaikan dalam anggaran dasar berapa besar simpanan wajib.
c. Dana cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil
Usaha, yang dimaksudkan untuk memupukan modal sendiri untuk menutup kerugian koperasi jika diperlukan. Sehubungan dengan itu, dana cadangan
koperasi ini tidak boleh dibagikan kepada anggota, meskipun terjadi
40
R.T Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005, hlm. 100.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pembubaran koperasi. Besar jumlah dana cadangan ini juga tergantung dari anggaran dasar yang dibuat, karena jumlah dana cadangan ini tergantung
besarnya surplus hasil usaha maka tidak dapat ditentukan besarnya. Ini tergantung dari besarnya surplus hasil usaha Pasal 78 ayat 1 UU Koperasi.
d. Hibah yaitu sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibahpemberian dan tidak mengikat. Setiap orang dapat mengibahkan uang atau barang, ketentuan besar
hibah tidak ditentukan dalam UU Koperasi, karena dapat dipahami bahwa hibah dapat diberikan oleh siapa saja.
e. Modal Pinjaman Koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:
1 Anggota dan calon anggota
Yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi maupun dari calon anggota koperasi yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota
2 Koperasi lainnya danatau anggotanya yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi Yaiu pinjaman yang diperoleh dari koperasi lain, koperasi lain dan
anggotanya atau dari anggota koperasi lain. 3
Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku
Mondal pinjaman ini dapat pula berasal dari pinjaman bank dan pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4 Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sebagai suatu kegiatan yang mencari keuntungan ekonomi , koperasi dapat
mengeluarkan obligasi yang dapat dijual kepada masyarakat. 5
Sumber lain yang sah Modal pinjaman yang berasal dari sumber lain yang sah adalah suatu
pinjaman dari bukan anggota koperasi yang dilakukan dengan tidak melalui penawaran umum.
Koperasi sebagai badan usaha harus memiliki modal ekuitas sebagai modal koperasi secara hukum dipertegas dengan menetapkan modal sendiri merupakan
modal ekuitas sedangkan modal pinjaman merupakan modal penunjang.
41
41
Muhammad Gede, Teori Akuntansi Jakarta: Penerbit Almahira, 2005, hlm. 168
2. Ketentuan penambahan modal Penambahan modal dalam koperasi dikenal dengan penyertaan modal, ini
termuat di dalam Pasal 1 ayat 11 UU Koperasi, modal penyertaan adalah penyetoran modal pada Koperasi berupa uang danatau barang yang dapat dinilai
dengan uang yang disetorkan oleh perorangan danatau badan hukum untuk menambah dan memperkuat permodalan Koperasi guna meningkatkan kegiatan
usahanya”. Ada beberapa hal yang dapat dipahami pada Pasal 1 ayat 11 UU Koperasi
diatas, yaitu:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Penambahan modalmodal penyertaan dapat diberikan dalam bentuk uang atau
bendabarang yang memiliki nilai tertentu b.
Penambahan modalmodal penyertaan dapat dilakukan oleh subjek hukum, yaitu dalam bentuk perorangan atau badan hukum.
Selanjutnya, penambahan modal atau di dalam UU Koperasi dikenal dengan modal penyertaan, dapat dilakukan oleh 2 bentuk bentuk subjek hukum lainnya,
yaitu pemerintah dalam bentuk badan hukum publiknya dan masyarakat, ini sesuai dengan Pasal 75 ayat 1 UU Koperasi, koperasi dapat menerima Modal
Penyertaan dari: a. Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; danatau b. masyarakat berdasarkan perjanjian penempatan Modal
Penyertaan”. Pemerintah atau masyarakat akan menanggung segala resiko yang terjadi
pada koperasi yang telah diberikan modal penyertaan sebatas nilai modal penyertaan, oleh karena itu adanya suatu keterikatan atas resiko yang terjadi pada
Koperasi kepada pemerintah atau masyarakat juga terjadi pada keuntungan yang diterima oleh koperasi. Pasal 75 ayat 2 UU Koperasi, menyatakan Pemerintah
danatau masyarakat wajib turut menanggung risiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai dengan modal penyertaan sebatas nilai
modal penyertaan yang ditanamkan dalam koperasi. Selanjutnya Pasal 75 ayat 3 UU Koperasi kewajiban tersebut diatas berlaku juga dalam hal Pemerintah
danatau masyarakat turut serta dalam pengelolaan usaha yang dibiayai dengan modal penyertaan danatau turut menyebabkan terjadinya kerugian usaha yang
dibiayai dengan modal penyertaan. Pasal 75 ayat 4 UU Koperasi, Pemerintah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
danatau masyarakat berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai dengan modal penyertaan. dengan cara melakukan perjanjian
terebih dahulu”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III SYARAT DAN TATA CARA DALAM PERALIHAN SAHAM
PERSEROAN TERBATAS
A. Peralihan Benda Bergerak Menurut KUHPerdata
Benda bergerak memiliki pengertian benda-benda yang karena sifatnya atau karena penetapan undang-undang dinyatakan sebagai benda bergerak, misalnya
kendaraan, surat-surat berharga dan sebagainya. Dengan demikian kebendaan bergerak ini sifatnya adalah kebendaan yang dapat berpindah atau dipindahkan.
42
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata memberikan pengertian dari benda bergerak itu yaitu suatu barang bergerak yang dapat
berpindah sendiri atau karena dipindahkan.
43
1. Contoh barang-barang bergerak seperti kapal, perahu, sampan tambang dan
tempat penimbunan kayu Pasal 510 KUHPerdata Mengenai jenis dari benda bergerak
tersebut, telah dirangkum dengan jelas dalam Pasal 510-518 KUHPerdata, yaitu:
2. Yang dianggap sebagai barang bergerak seperti hak pakai hasil dan hak pakai
barang bergerak, hak atas bunga, perikatan dan tuntutan, bukti saham atau saham Pasal 511 KUHPerdata
42
P.N.H Simanjuntak, Pokok-Pokok Hukum Perdata IndonesiaJakarta: Penerbit Djambatan,2001, hlm.206.
43
Pasal 509 KUHPerdata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA