Membentuk Regresi Kedua Seleksi Variabel Ketiga Diregresikan Membentuk Persamaan Regresi Ketiga Regresi Ganda Pembentukan Persamaan Penduga Pertimbangan Terhadap Penduga

X k merupakan variabel sisa SSR X B ′ X ′ Y ∑Y n SSE X SST SSR SSR X , X diperoleh dengan cara: i. Mencari X’X -1 xh,xk , dan X’Y xh,xk ii. Mencari harga B xh,xk , sehingga didapat B’ xh,xk iii. SSR X h ,X k = B’ xh,xk . X’Y xh,xk – ∑

2.5.4 Membentuk Regresi Kedua

Dengan memilih parsial korelasi variabel sisa terbesar untuk variabel tersebut masuk dalam regresi kedua dibuat Y = b + b h X k +b k X k + ε i Dengan cara sebagai berikut : X X X X X X X X ′ X n X X X X X X X X X X Y Y Y Y X ′ Y ∑ Y ∑ X Y ∑ X Y β X′X . X Y b b b Universitas Sumatera Utara Uji keberartian regresi dengan tabel anava sama dengan langkah kedua yaitu dengan menggunakan tabel 2.2. Berikutnya dicek apakah koefisien regresi b k signifikan, dengan hipotesa: H : b k = 0 H 1 : b k ≠ 0 F b S b Sedangkan F tabel =F 1,n-p,0,05 Keputusan : Bila F hitung F tabel terima H artinya b k dianggap sama dengan nol, maka proses distop dan persamaan yang terbaik Y=b + b h X h + e i . Bila F hitung ≥ F tabel tolak H artinya b k tidak sama dengan nol, maka variabel X k tetap di dalam penduga.

2.5.5. Seleksi Variabel Ketiga Diregresikan

Dipilih kembali harga parsial korelasi variabel sisa terbesar. Menghitung harga masing-masing parsial korelasi variabel sisa menggunakan langkah 3, dengan rumus : r X X SSR X , X , X SSR X , X SSE X , X

2.5.6. Membentuk Persamaan Regresi Ketiga Regresi Ganda

Dengan memilih parsial korelasi terbesar, persamaan regresi dibuat: Y b b X b X b X e Dimana X 1 adalah variabel sisa yang mempunyai parsial korelasi terbesar, dengan cara sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara X X X X X X X X X X X X n X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Y Y X Y X Y X Y Untuk proses selanjutnya , dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas.

2.5.7. Pembentukan Persamaan Penduga

Persamaan penduga Y b b X dimana adalah adalah semua variabel X yang masuk kedalam penduga Faktor penduga dan adalah koefisien regresi untuk .

2.5.8. Pertimbangan Terhadap Penduga

Sebagai pembahasan suatu penduga,untuk menanggapi kecocokan penduga yang diperoleh ada dua hal yang dipertimbangkan yakni: a. Pertimbangan berdasarkan R 2 Suatu penduga sangat baik digunakan apabila persentase variabel yang dijelaskan sangat besar atau bila R 2 → 1. Universitas Sumatera Utara b. Analisa Residu Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok sesuai berdasarkan nilai observasi apabila asumsi dibawah ini dipenuhi: e j ≈ N 0, σ 2 berarti residu e j mengikuti distribusi normal dengan mean e = 0 dan varian σ 2 = konstanta Asumsi ini dibuktikan dengan analisa residu. Untuk langkah ini pertama-tama dihitung residu sisa dari penduga, yaitu selisih dari respon observasi terhadap hasil keluaran oleh penduga berdasarkan prediktor observasi. Dengan rumus : dimana tabelnya seperti dibawah ini : TABEL 2.3. RESIDU No. Observasi Respon Y Penduga Y Residu e 1 2 3 . . . N Y 1 Y 2 Y 3 . . . Y Y Y Y . . . Y Y 1 - Y Y 2 - Y Y 3 - Y . . . Yn- Y Jumlah ∑ e Rata-rata ∑ e n Asumsi a. Rata-rata residu sama dengan nol e b. Varian e j = varian e k = σ 2 Keadaan ini dibuktikan dengan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman Spearman’s Rank Correlation Test . Uji Spearman merupakan salah satu uji statistik non paramateris. Digunakan apabila ingin mengetahui kesesuaian antara 2 subjek dimana skala datanya adalah ordinal. Karena uji kesesuaian, maka jelas sifat Universitas Sumatera Utara hubungan kedua variabel adalah simetris, bukan resiprocal. Skala data jelas adalah nominal 2 subjek dengan interval yang diubah menjadi peringkat . Langkah-Langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut : 1.Hipotesis H : tidak ada hubungan antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kriminalitas dengan jumlah kriminalitas H 1 : ada hubungan antara variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kriminalitas dengan jumlah kriminalitas 2. Kriteria Pengujian Hipotesis H ditolak bila harga r hitung dari r tabel H diterima bila harga r hitung ≤ dari r tabel Untuk uji ini, data yang diperlukan adalah Rank e j dan Rank Y j , dimana : d j = Rank Y j – Rank e j . hal ini ditunjukkan dengan tabel berikut: TABEL 2.4 RANK SPEARMAN No. Observasi Penduga Y j Residu e Rank Y Rank e d r y -r e d 2 1 2 3 . . . Y n Y 1 Y 2 Y 3 . . . Y n e 1 e 2 e 3 . . . e n r y1 r y2 r y3 . . . r yn r e1 r e2 r e3 . . . r en d 1 d 2 d 3 . . . d n d 1 2 d 2 2 d 3 2 . . . d n 2 Jumlah ∑ d Koefisien korelasi Rank Spearman r s : Universitas Sumatera Utara r ∑ d n n r = koefisien korelasi Rank Spearman dj = beda antara dua pengamatan berpasangan N = total pengamatan 1.Tentukan nilai estimasi Y terhadap X untuk mendapat nilai residu ε n 2.Susun nilai nilai ε n dari X, menurut susunan menaik atau menurun tanpa memperhatikan nilai + atau - dari ε n karena kita mengambil nilai absolut ε n untuk menghitung koefisien korelasi Rank Spearman. Untuk nilai ini data yang diperlukan adalah rank ε n dan Rank Ŷ n . 3.Lakukan pengujian koefisien rank spearman r s dengan uji t : t r √n r n = Banyaknya data observasi banyaknya individu atau pengamatan yang di rank-kan t- tabel = t , α ; n-2 adalah derajat kebebasan dan α adalah taraf nyata hipotesa Dengan membandingkan test terhadap tabel, bila t hitung t tabel maka, varian e j = varian e k dengan kata lain bila t test t tabel , maka varian seluruh residu adalah sama. Bila terbukti varian e j = varian e k maka model yang digunakan yakni model linier adalah cocok. Universitas Sumatera Utara Bab 3 PEMBAHASAN

3.1 Pengambilan Data