PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
dengan tugas pokok dan fungsi; serta memperhatikan kondisi keuangan daerah. Sedangkan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas berarti bahwa penetapan mekanisme
pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan berbasis sistem informasi yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan sesuai peraturan perundang-undangan sehingga
pengelolaan anggaran bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah secara berkelanjutan. Dengan memperhitungkan berbagai perubahan dan asumsi
dalam lima tahun mendatang, ketersediaan dan kebutuhan pendanaan pembangunan kota diperkirakan akan terus meningkat untuk mendorong penambahan dan pemupukan modal
melalu investasi. Nilai perkiraan beberapa indikator makro ditampilkan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Perkiraan Kebutuhan Investasi Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016
No. SEKTOR
2011 2012
2013 2014
2015 2016
1 PDRB Harga Berlaku Rp. Trilyun
2,581 2,904
3,105 3,329
3,575 3,847
2 Pertumbuhan PDRB Persen
6,19 6,32
6,93 7,20
7,40 7,60
Sumber: Hasil Analisis, 2010.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari pelaksanaan program pembangunan kota untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota
tahun 2012-2016. Kebijakan pengelolaan belanja daerah secara bertahap didasarkan pada anggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan prinsip transparansi,
akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 beserta revisinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur belanja daerah dibedakan
menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung.
Belanja tidak langsung diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, serta belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung
diarahkan untuk mendukung terwujudnya visi, misi Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Komponen belanja terbagi atas belanja pegawai, barangjasa dan belanja modal. Komponen
belanja daerah yang digunakan dalam struktur APBD diarahkan pada :
1. Kebijakan untuk belanja tidak langsung diarahkan untuk: a. Meningkatkan efisiensi, efektivitas mutu dan nilai tambah dalam pelayanan umum
dan administrasi pemerintahan; b. Melaksanakan kegiatan tugas pokok dan fungsi SKPD yang memenuhi kriteria
kesesuaian antara masukan dan daya dukung setiap SKPD, antara keluaran dan manfaat yang dirasakan masyarakat, serta antara dampak dan nilai tambah bagi
kemajuan daerah;
c. Meningkatkan efektivitas organisasi dengan kriteria kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD, tidak terjadi tumpang tindih, dan dapat mendorong
keterpaduan tindakan antar SKPD.
2. Kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:
Bab III - 13
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
a. Mempercepat terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota terutama peningkatan mutu sumberdaya manusia melalui penyediaan layanan pendidikan dan
kesehatan, serta mendorong peningkatan perekonomian kota. b. Mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui percepatan pembangunan
ekonomi berbasis kepulauan, dan memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat; c. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana kota untuk meningkatkan daya
saing daerah dan mendorong pemerataan pembangunan kota. Struktur belanja Pemerintah Kota Tebing Tinggi selama Tahun Anggaran 2006-2010 yang
terbagi ke dalam kelompok Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Realisasi Belanja Kota Tebing Tinggi Tahun 2006-2010
Tahun Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung Total Belanja
Nilai Nilai
Nilai Rp.
Rp. Rp.
2006
94,226,012,659.80 47.72 103,235,512,902.60 52.28 197,461,525,562.40 100.00
2007
92,005,060,071.83 32.56 190,536,166,865.00 67.44 282,541,226,936.83 100.00
2008
147,140,154,527.00 44.61 182,681,482,166.00 55.39 329,821,636,693.00 100.00
2009
160,659,166,133.00 45.97 188,800,289,732.00 54.03 349,459,455,865.00 100.00
2010
207,285,495,487.00 65.72 108,145,197,137.00 34.28 315,430,692,624.00 100.00
Rata- rata
140,263,177,775.73 47.32 154,679,729,760.52 52.68 294,942,907,536.25 100.00
Sumber: Bagian Keuangan Setdako Tebing Tinggi, 2010.
Komposisi belanja daerah kota selama tahun 2006-2010, menunjukkan porsi belanja langsung lebih besar dibanding dengan belanja tidak langsung dengan rata-rata sebesar 52,68
persen dan 47,32 persen. Hal ini merupakan proporsi yang cukup baik, karena sebagian besar belanja daerah digunakan untuk belanja yang terkait langsung dengan program dan kegiatan
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bab III - 14
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
Tabel 3.12 Realisasi Rincian Belanja Tidak Langsung Kota Tebing Tinggi
Tahun 2006-2010 Rp. Juta
Sumber: Bagian Keuangan Setdako Tebing Tinggi, 2010.
Pada Table 3.12. menunjukkan rincian belanja tidak langsung selama periode 2006-2010 dengan rata-rata pertahun sebesar Rp. 140,263 miliar. Belanja pegawai merupakan belanja
tertinggi dengan rata-rata pertahun sebesar 94,14 persen. Sementara jenis belanja tidak langsung terendah adalah belanja tidak terduga dengan rata-rata sebesar 0,02 persen.
Tabel 3.13 Realisasi Rincian Belanja Langsung Kota Tebing Tinggi
Tahun 2006-2010 Rp.
Tahun Belanja Pegawai
Belanja Barang Dan Jasa
Belanja Modal Total Belanja Daerah
Nilai Nilai
Nilai Nilai
Juta Rp. Juta Rp.
Juta Rp. Juta Rp.
2006
0.00 0.00
2007
21,482.72 11.27 47,687.89 25.03 121,365.55 63.70 190,536.16
100.00
2008
14,803.09 8.10
59,095.16 32.35 108,783.23 59.55 182,681.48 100.00
2009
18,918.84 10.02 58,847.82 31.17
111,033.63 58.81 188,800.29 100.00
2010
20,562.90 19.01 44,405.82 41.06
43,176.47 39.92 108,145.19 100.00
Rerata
18,941.89 12.10 52,509.17 32.40
96,089.72 55.49 134,032.62 100.00
Sumber : Bagian Keuangan Setdako Tebing Tinggi, 2010.
Pada Tabel 3.13. menunjukkan rincian belanja langsung selama periode 2006-2010 dengan rata-rata pertahun sebesar Rp. 134.032,62 juta dengan rincian belanja pegawai 12,10,
belanja barang dan jasa 32,40, dan belanja modal 55,49.
Bab III - 15