PERMUKIMAN TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2013 III. 12
berupa kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; kawasan perlindungan setempat; kawasan suaka alam dan cagar budaya serta kawasan rawan bencana alam.
4. Permasalahan Penyediaan sarana prasarana Pola perembetan meloncat selain membawa dampak negatif berbagai permasalahan diatas, juga
memberikan dampak negatif pada pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana perumahan dan kawasan permukiman bagi pemerintah Kota Balikpapan. Terutama dalam hal ini adalah
mahalnya biaya perpanjangan jaringan pelayanan prasarana dari pusat pelayanan. Untuk sasaran pembangunan peningkatan akses terhadap air minum, tingkat aksesibiltas
masyarakat Kota Balikpapan terhadap air yang layak perpipaanPDAM adalah sebesar 72 yang melayani selama 24 jam penuh.
Terkait sanitasi, dilihat dari penciptaan kondisi stop buang air besar sembarangan, Kota Balikpapan telah melakukan upaya berupa pembangunan fasilitas-fasilitas sanitasi masyarakat salah
satunya melalui pembangunan SANIMAS dengan dana alokasi khusus serta dari dana kontribusi masyarakat. Program SANIMAS ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi penduduk golongan
masyarakat berpenghasilan rendah. Berdasarkan diskusi dengan pengelola SANIMAS tersebut, program seperti ini akan direplikasi untuk kecamatan lainnya, dan ini akan membantu Kota Balikpapan dalam
penyediaan akses terhadap sanitasi yang layak. Dalam hal pengelolaan persampahan, Kota Balikpapan saat ini memang masih menggunakan sistem open dumping, namun Pemerintah Kota Balikpapan saat ini
tengah merencanakan perubahan sitem open dumping menjadi sistem sanitary landfill. Untuk pengelolaan sampah di tingkat masyarakat, Kota Balikpapan telah melakukan upaya diseminasi informasi
mengenai pengelolaan sampah melalui sistem reuse, reduce, dan recycle atau 3R. Diseminasi informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dilakukan melalui program Green, Clean and
Healthy Environment. Kota Balikpapan dengan segala potensi yang dimiliki menjadikan kawasan ini sebagai kawasan
strategis pengembangan. Yang berarti merupakan kawasan “big push” yang mampu memicu driven
pertumbuhan wilayah sekitarnya dan memiliki dampak multiplier effect . Hal ini dimungkinkan mengingat potensi interaksi linkage Kota Balikpapan yang sangat tinggi baik aksesibilitas maupun geografis,
misalnya ke arah internasional, nasional, maupun dalam lingkup propinsi serta kawasan – kawasan
hinterland -nya
I. Tipologi Perumahan A. Karakteristik Bangunan Rumah Berdasarkan Aspek Fisik Bangunan
Sesuai Tabel SE-1B Buku Data SLHD, jumlah keseluruhan perumahan yang ada di Balikapapan mengacuk RP4DRP3KP Kota Balikpapan Tahun 2011 yaitu sebesar 156.794 unit yang terbagi menjadi 2
dua klasifikasi yaitu perumahan terencana adalah 22.399 unit atau sebesar 16,7 dan permukiman spontanswadaya 134.395 unit 83,3 belum ada pembaharuan data oleh instansi teknis terkait.
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2013 III. 13
Secara umum, pola permukiman spontanswadaya di Kota Balikpapan mempunyai karakteristik: tumbuh secara alami, spontan dan letaknya mendekati tempat kerjanya, tidak memperhatikan komposisi
ruang terbangun dan resapan, diusahakan secara swadaya oleh masyarakat, pola cenderung tidak teratur biasanya mengikuti pola kontur dan tampilan antar bangunan cenderung berbeda satu sama
lain. Permukiman swadaya ada dua kategori yang terletak di kawasan pusat Kota Balikpapan dan permukiman pedesaan.
Permukiman perkotaan ini mempunyai kawasan yang teratur dan terencana maupun kawasan yang tumbuh secara spontan, swadaya dan tidak teratur. Sebaran kawasan permukiman ini terdapat di
Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Tengah. Sedangkan permukiman pedesaan adalah permukiman swadaya yang terletak di kawasan pinggiran Kota Balikpapan.
Permukiman jenis ini mempunyai pola kawasan yang tumbuh secara spontan, swadaya dan tidak teratur. Sebaran kawasan permukiman ini terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Utara dan
Balikpapan Barat, seperti :Permukiman di Karang Joang, Permukiman di Eks Transmigrasi AD, Permukiman di Manggar, Permukiman di Lamaru, Permukiman di Teritip. Selain itu Kota Balikpapan
mempunyai permukiman nelayan adalah permukiman bagi masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan. Karakteristik kawasan ini adalah terletak di tepi pantai dan sungai, pola permukimannya
linier, sejajar maupun tegak lurus garis pantai, tipologi rumah panggung yang bisa secara langsung akses ke kapal perahu dan dermaga dan bangunan 1 lantai. Kawasan permukiman nelayan terdapat di
Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur. Secara detailnya jumlah perumahan terencana dan perumahanpermukiman swadaya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.5. Perumahan Swadaya dan Terencana Kota Balikpapan Kecamatan
Individu Kaw.Kampung
Swadaya Rumah
Terencana Jumlah
Balikpapan Timur
11.044 8,22
1.841 8,22
12.885 Balikpapan
Selatan 43.910
32,67 7.318
32,67 51.228
Balikpapan Tengah
47.464 35,32
7.911 35,32
55.375 Balikpapan
Utara 17.722
13,19 2.954
13,19 20.676
Balikpapan Barat
14.254 10,61
2.376 10,61
16.630
Total 134.395
100 22.399
100 156.794
Sumber : RP4DRP3KP Kota Balikpapan, Tahun 2011 Setiap tahunnya perumahan terencana terus tumbuh di Kota Balikpapan dicirikan tumbuhnya
namun dari segi perbandingan perumahan terencana dan permukiman swadaya yang berkembang secara spontan masih mencapai 7 : 1, dimana artinya 7 rumah berkembang secara spontan dan 1 rumah
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2013 III. 14
di rencanakan, hal ini sangat menggambarkan dinamika perkembangan kota secara umum. Tingkat efektifitas rencana pembangunan perumahan memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya namun
cenderung tidak tepat sasaran. Kecamatan Balikpapan Tengah menempati urutan pertama dalam jumlah unit rumah swadaya dan rumah terencana. Komposisinya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Gambar 3.10. Perbandingan Rumah Spontan dan Terencana Kota Balikpapan
Sumber : DTKP Kota Balikpapan, Tahun 2012 Perumahan terencana dapat dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu perumahan terencana oleh
pengembang berorientasi bisnis dan perumahan terencana oleh pemerintah perumahan dinas. Sedangkan perumahan terencana dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian lagi yaitu perumahan
menengah ke atas dan perumahan menengah ke bawah.