IMD dan ASI Eksklusif

14 Ringkasan Tata Kelola Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif www.kinerja.or.id Eksklusif tetapi praktiknya ASI menghadapi tiga tantangan utama. Pertama, tantangan dari tenaga kesehatan. Banyak tenaga kesehatan menjadi corong promosi susu formula. Lemahnya informasi dari tenaga kesehatan berkaitan dengan ASI. Hasil Rapid Assessment 1 2010 dan USAID-KINERJA 2012, ditemukan masih banyak rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, serta bidan praktik menerima sponsor susu formula dan membagikan hadiah berupa sampel susu formula, kalender, ballpoint, blok note, poster, bahkan umrah dan haji. Tantangan kedua adalah tantangan dari masyarakat. Sebagian masyarakat masih belum percaya kecukupan gizi dalam ASI, terpengaruh promosi susu formula dan meninggalkan bayi dengan alasan kerja. Sehingga bayi sudah mendapatkan susu formula sejak lahir. Faktor budaya yang tidak berpihak kepada ASI menjadi faktor penguat lainnya. Padahal program ASI Eksklusif sebagai program prioritas sejak beberapa tahun yang lalu, baru 33,6 bayi di Indonesia yang beruntung mendapat ASI Eksklusif Susenas, 2010. Bahkan Survei Demograi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan tren ini menurun. Ketiga adalah rendahnya peran pemerintah pusat dan daerah dalam pengawasan peredaran susu formula bayi dan penganggaran yang sangat rendah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Bagaimana KINERJA Memulai Inisiatif di Daerah

1. Komitmen kepala daerah, DPRD, dan pemangku kepentingan

Langkah pertama KINERJA di daerah adalah Konsultasi Provinsi sebagai bentuk transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi yang dihadiri oleh pemerintah provinsi bersama lima kabupatenkota mitra KINERJA dari unsur pimpinan eselon 2 – 3 Pemerintah Daerah, Ketua Bappeda, DPRD Komisi Anggaran, Kesehatan dan Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Ekonomi. Hasilpertemuan: 1 KabupatenKota memilih satu prioritas dari tiga sektor dukungan KINERJA yaitu Pendidikan, Kesehatan, dan Penguatan Iklim Usaha pada tahun pertama; dan 2 Terbangunnya komitment Pemerintah Daerah dengan Penandatanganan Nota Kesepakatan Memorandum of Understanding atau MOU antara Kepala Daerah dengan Pimpinan KINERJA. Tahap berikutnya di daerah yang memilih bantuan KINERJA di bidang kesehatan dilakukan Konsultasi Tingkat KabupatenKota keseluruh daerah mitra KINERJA dengan metode Diskusi Kelompok Terarah 1 Hasil Rapid Assessment 2010, http:www.promkes.depkes.go.idindex.phpberita-dan-kegiatan37-pekan-asi- sedunia-2012