12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
13
BAB II PROFIL DAN POTENSI SEKOLAH
A. Profil Sekolah
Selama ini kota Batu, Jawa Timur dikenal sebagai kota pegunungan yang indah dan banyak tempat-tempat wisatanya. Dusun Brau tempat di mana SDN Gunungsari 4
berada, terletak di lembah yang dikelilingi oleh dua gunung yaitu Gunung Banyak dan Gunung Goweng. Jarak jangkau dan beratnya jalan tempuh menuju Dusun Brau, Desa
Gunungsari ini, serta sulitnya transportasi tidak ada tranportasi umum dan komunikasi membuat daerah ini dikategorikan oleh pemerintah sebagai daerah
terpencil pegunungan. Untuk mencapai Dusun Brau harus menempuh jalan perbukitan hutan pohon pinus yang menanjak-menurun dan persawahan sayuran dengan jarak
antara dusun Brau dan pusat Desa Gunungsari + 15 km. Namun, dengan panorama alam dan petak-petak sawah pertanian yang indah, serta udara yang sejuk perjalanan
menuju dusun ini dapat dinikmati dan tidak terasa berat. Sekolah di Dusun Brau, Desa Gunungsari dirintis sejak tahun 1986. Semula sekolah
ini merupakan SD guru kunjung, di mana secara rutin guru mengunjungi ke lokasi peserta didik. Tempat kegiatan pembelajarannya di rumah masyarakat dan berpindah-
pindah tempat belajar untuk mencari lokasi yang tidak terlalu jauh jarak tempuhnya ke sekolah bagi siswa. Mengingat kondisi jalanan tanah merah dan bebatuan, di mana
anak berjalan kaki tanpa alas kaki ke sekolah. Jalanan seperti ini sangat berat di saat musim hujan. Listrik pada saat ini baru masuk Desa Gunungsari. Jumlah guru hanya
satu, tetapi dibantu oleh masyarakat setempat sebagai tutor lokal. Pada saat ini, animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sangatlah rendah. Mengatasi keadaan ini,
tanpa mengenal lelah dan secara rutin guru mengadakan pendekatan ke masyarakat dengan ramah dan kekeluargaan dalam menyadarkan orangtua akan pentingnya
pendidikan bagi anak dan memotivasi para orangtua untuk mengantarkan anaknya bersekolah. Penekanan pembelajaran terutama pada membaca, menulis, dan berhitung.
Pada tahun 1988 SD Kunjung ini memiliki tempat Kegiatan Belajar dan berkembang menjadi SD Kecil. Tempat Kegiatan Belajarnya sangat sederhana. Lokasi sekolah
ditetapkan di lembah gunung yang merupakan tempat paling strategis bagi seluruh penduduk Dusun Brau, dengan pertimbangan pada keadaan populasi penduduk yang
tersebar dan berjauhan. Masyarakat membagi Dusun Brau menjadi tiga wilayah yaitu Brau Bawah di lembah, Brau Tengah + 3 km dari Brau Bawah menanjak ke
pegunungan dan Brau Atas + 5 km dari Brau Bawah menanjak ke pegunungan. Adapun persebaran penduduk sebanyak 45 KK 1 RT berada di Brau Bawah, 33 KK
1 RT berada Brau Tengah dan ada 2 RT yang masing-masing 35 KK berada di Brau Atas. Pada masa ini pun, usaha guru dalam membimbing dan memotivasi
masyarakat untuk bersekolah masih dengan kerja keras. Hal ini disebabkan karena jarak tempuh ke sekolah + 3 km – 5 km menanjak dan menurun terasa berat bagi
siswa yang selalu berjalan kaki ke sekolah. Namun, peserta didik pada saat ini sudah
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
14 menggunakan alas kaki. Faktor lain yang menjadi kendala mengirimkan anak
bersekolah adalah taraf hidup masyarakat yang rendah dan budaya menutup diri terhadap kemajuan peradaban yang masih tinggi. Kehidupan masyarakat pada saat ini
lebih kepada mencari nafkah dan beribadah. Pada tahun 1990 an kondisi jalanan berubah dengan batu makadam. Jalan dengan batu
makadam ini menjadi sangat licin dan berbahaya di saat musim hujan tiba. Pada tahun ini juga mulai dibangun gedung sekolah hasil swadaya masyarakat dibantu
pemerintah. Tanah dibeli oleh koperasi susu sapi perah, yang kemudian dicicil secara bergotong royong oleh masyarakat perbulan dengan setoran hasil susu sapi perah.
Pada sekitar tahun 1991 s.d 1994 untuk pertama kalinya gedung sekolah diperbaiki menjadi tempat lebih layak dan menyenangkan untuk belajar, walau dengan jumlah
ruangan tetap tiga ruangan untuk kelas 1 sampai kelas 6. Jumlah muridpun masih tetap sedikit, tetapi jumlah guru bertambah yaitu menjadi tiga tenaga guru. Motivasi untuk
bersekolah mulai meningkat, namun tetap perlu dorongan dari para pendidik pada orang tuanya. Di masa ini, mulai masuk mahasiswa praktek kuliah kerja nyata dalam
bidang pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, pengairan sawah dan pembuatan saluran air ke rumah-rumah penduduk, sehingga penduduk tidak perlu berjalan jauh
untuk mengambil air, dan mulai memiliki sanitasi pribadi dan sanitasi umum yang bersih dan sehat.
Sejak tahun 2000 mulai terlihat kemajuan dalam bidang pendidikan, baik dalam pembelajarannya maupun kesadaran untuk bersekolah sudah dimiliki oleh masyarakat
setempat. Kepedulian orangtua dan tokoh masyarakat pada pendidikan anaknya mulai nampak dan mulai terlibat pada kegiatan pembelajaran sebagai tenaga sukarela.
Namun, kadangkala motivasi atau kesadaran bersekolah ini mengalami pasang surut. Jika ada peserta didik yang tidak naik kelas, maka ia akan berhenti sekolah. Oleh
karenanya, guru mengambil kebijakan mengusahakan pembelajaran di sekolah seoptimal mungkin, baik dengan remedial dan pemberian tugas latihan secara rutin
sehingga kompetensi siswa tercapai, dan semua siswa dapat naik kelas. Namun, untuk kelulusan SD guru lebih selektif dalam meluluskannya. Di samping itu, pada saat ini
prestasi peserta didik mulai bermunculan, karena sekolah mulai berani mengikutsertakan peserta didiknya pada lomba-lomba akademik maupun non
akademik. Adapun, kemajuan pendidikan lainnya adalah mulainya orangtua menyekolahkan
anaknya ke SMP, walau SMP hanya ada di Desa Pandesari – Kecamatan Pujon yang jarak tempuhnya + 7 km dengan berjalan kaki atau kalau bisa menumpang motor
penduduk yang lewat. Anak yang melanjutkan sekolah ke SMP adalah yang mampu secara ekonomi dan jumlahnya sangat sedikit, hanya 1 atau 2 peserta didik saja,.
Inipun jika peserta didik sering datang terlambat dan mendapat hukuman tidak dapat mengikuti pembelajaran di kelas, mengakibatkan anak mogok sekolah. Namun pada
tahun 2004 dibuka SMP Terbuka gratis di Kota Batu. SMP Terbuka ini menggunakan gedung sekolah SMPN 2 Batu dengan jam belajar siang hari dari pukul 12.30 s.d.
17.00. Para guru SDN Gunungsari 4 mengimbau para orangtuamasyakarat untuk
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
15 menyekolahkan anaknya di SMP Terbuka ini. Karena jarak tempuh dari Dusun Brau
ke Kota Batu + 35 km, maka guru bekerjasama dengan Dinas Pendidikan menyediakan transportasi antar jemput sekolah, di mana gurulah yang mengantar
peserta didik ke sekolah setiap harinya, jika guru tidak dapat mengantar maka anak tidak sekolah.
Tahun 2007 di SDN Gunungsari 4 mengalami kemajuan baik dari kondisi gedung maupun pendidikan peserta didiknya. Januari 2007 gedung sekolah direnovasi
sehingga peserta didik memiliki tempat belajar yang sangat nyaman. Selain itu, pada tahun pelajaran 20072008
didirikan SMP satu atap, maka semua peserta didik lulusan SDN Gunungsari 4 melanjutkan ke SMP dan siswa SMP Terbuka asal Dusun
Brau pindah ke SMP satu atap ini. Tugas guru-guru SDN Gunungsari 4 pun merangkap menjadi guru SMP satu atap ini.
Lingkungan sekitar sekolah SDN Gunungsari 4 Dusun Brau memiliki panorama yang sangat indah. Sekolah SDN Gunungsari 4 Dusun Brau di kelilingi oleh hutan pinus,
persawahan sayuran dan perternakan sapi susu perah. Di depan sekolah ada warung kecil yang menjual jajanan anak sekolah, di samping kanan sekolah + 1 km ada kamar
mandi umum untuk mandi dan cuci pakaian penduduk yang tidak memiliki kamar mandi di rumahnya sendiri. Di pagi hari, para penduduk melewati sekolah untuk
mencari rumput sebagai makanan ternak sapi, dan ke kamar mandi umum untuk mandi dan mencuci pakaian. Pada saat matahari mulai terbit, para penduduk pergi ke
ladang untuk menggarap tanah sayuran. Di sore hari, penduduk kembali mencari rumput dan memerah susu yang langsung disetorkan ke Koperasi Penampungan Susu.
Gedung Sekolah untuk ruang kelas dan lapangan upacara dan olahraga
Gedung Guru untuk ruang kepala sekolah, guru dan penyimpanan administrasi sekolah
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
16
Warung jajanan di depan sekolah Kamar Mandi Umum untuk mandi dan cuci
pakaian
B. Identitas Sekolah