Latar Analisis Struktural Teks Film

diciptakan oleh sastrawan, dimana sastrawan tersebut adalah anggota masyarakat. Dari beberapa pendekatan tersebut, terdapat dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial-ekonomis belaka. Dalam pendekatan ini, teks sastra hanya merupakan epiphenomenon gejala kedua. Teks sastra tidak dianggap utama karena telaah sastra yang dilakukan hanya dari faktor- faktor di luar sastra. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Pendekatan ini menggunakan metode analisis struktur teks yang selanjutnya digunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala sosial di luar sastra Damono, 1978: 2-3. Dalam perkembangannya, teori struktural-genetik yang dikembangkan oleh Lucien Goldmann merupakan sintesis dari dua kecenderungan utama dalam perkembangan telaah sosiologis terhadap sastra. Sosiologi sastra yang dikembangkan oleh Goldmann mencoba menyatukan analisis struktural dengan materialisme historis dan dialektik. Teori dan metode struktural genetik Goldmann menutupi kurangnya perhatian teori sosial terhadap teks sastra, juga memberikan metode sosiologis bagi pemahaman kualitas sastra. Goldmann meletakkan karya sastra yang diteliti dengan sosiologi sastra pada posisi yang tinggi. Kebesaran karya sastra merupakan syarat pertama dalam pendekatan ini Damono, 1978: 45. Pemilihan karya dilakukan karena tidak semua karya sastra mencerminkan pandangan dunia kelompok sosial tertentu Faruk, 1988: 69. Oleh karena itu, sangat tepat jika penelitian ini menggunakan metode penelitian struktural-genetik yang dikembangkan oleh Goldmann. Goldmann menyebut teorinya sebagai strukturalgenetik. Ia percaya bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Goldmann menggabungkan penelitian struktural ini dengan unsur-unsur ekstrinsik yang membangun struktur karya sastra. Struktural genetik Goldmann memandang karya sastra sebagai fakta kemanusiaan, sebagai ekspresi pandangan dunia yang dihasilkan oleh interaksi subjek kolektif tertentu dengan lingkungan atau dunia sekitarnya. Konsep tersebut merupakan dasar utama yang selalu menjadi pijakan dari struktural genetik Faruk, 1988: 79.

1. Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan merupakan segala aktifitas atau perilaku manusia baik yang verbal maupun yang fisik. Fakta ini dapat berwujud aktifitas sosial tertentu maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik, seni patung dan seni sastra. Pada hakikatnya, fakta-fakta kemanusiaan ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fakta individual dan fakta sosial. Fakta sosial mempunyai peranan dalam sejarah, sedangkan fakta individual tidak. Fakta individual hanya merupakan hasil dari perilaku libidinal seperti mimpi, tingkah laku orang gila, dan sebagainya Faruk, 2012: 57. Goldmann via Faruk, 2012: 57-58 menganggap semua fakta kemanusiaan merupakan suatu struktur yang berarti. Sehingga, pemahaman mengenai fakta-fakta kemanusiaan harus mempertimbangkan struktur dan artinya. Fakta-fakta kemanusiaan tumbuh sebagai respons dari subjek kolektif maupun individual terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam diri dan di sekitarnya,