Jenis dan Rancangan Penelitian Bahan Penelitian Alat Penelitian Optimasi dan Analisis Data

18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang bersifat eksploratif, dengan metode desain faktorial untuk mencari formula sediaan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina yang memenuhi persyaratan sifat fisik gel.

B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level natrium alginat dan Na-CMC yang digunakan dalam formula. b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas dari sediaan gel, yang meliputi daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas selama penyimpanan 4 minggu, kecepatan pengurangan inflamasi. c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama pencampuran, kecepatan mixing saat pembuatan, sumber daun petai cina, lama penyimpanan gel, kondisi penyimpanan gel, galur hewan uji, usia hewan uji, berat badan hewan uji, dan jenis kelamin hewan uji. d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembaban selama pembuatan dan penyimpanan sediaan gel, interkasi antar komponen, dan keadaan fisiologis hewan uji.

2. Definisi operasional

a. Optimasi adalah proses untuk mendapatkan formula optimum dalam level yang diteliti. b. Gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina adalah sediaan semipadat yang dibuat dari ekstrak daun petai cina dengan menggunakan gelling agent natrium alginat dan Na-CMC dengan formula yang telah ditentukan pada penelitian ini. c. Antiinflamasi adalah sediaan yang dapat mengurangi gejala-gejala peradangan d. Simplisia daun petai cina adalah daun petai cina yang telah dikeringkan dan kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk. e. Ekstrak daun petai cina adalah hasil maserasi simplisia daun petai cina dengan menggunakan 500 mL pelarut etanol 96 : air 1:1 selama 3 hari dalam suhu ruangan, dan remaserasi dengan menggunakan 500 mL pelarut etanol 96. f. Gelling agent adalah bahan pembawa dalam sediaan gel yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan gel, dalam penelitian ini digunakan Natrium alginat dan Na-CMC. g. Sifat fisik dan stabilitas gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisik dari sediaan gel. Dalam penelitian ini sifat fisik meliputi daya sebar, dan viskositas, sedangkan stabilitas gel adalah pergeseran viskositas gel selama penyimpanan 4 minggu. h. Faktorial desain adalah metode optimasi yang digunakan untuk mengetahui efek yang dominan dalam sifat fisik dan stabilitas gel melalui analisis hasil secara statistik. i. Faktor adalah variabel yang diteliti di dalam penelitian natrium alginat dan Na-CMC. j. Respon adalah besaran yang diamati, perubahan efek dan besarnya dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas gel. k. Level adalah tetapan atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara numerik. l. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan faktor. m. Viskositas adalah ketahanan gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina untuk mengalir setelah adanya pemberian gaya. n. Daya sebar adalah diameter penyebaran tiap 1 gram gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina pada alat uji daya sebar yang diberi beban 125 gram dan didiamkan selama 1 menit. o. Pergeseran viskositas adalah selisih dari viskositas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina setelah 4 minggu penyimpanan dalam suhu kamar dengan viskositas gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina setelah 2 hari pembuatan yang dipersentasekan. p. Contour plot adalah grafik yang merupakan area optimum dari formula yang menunjukkan parameter sediaan gel yang baik. q. Area optimum adalah area dari komposisi natrium alginat dan Na-CMC yang memberikan sifat fisik dan stabilitas gel yang baik, yaitu daya sebar 4-5 cm, viskositas 250-350 dPas, serta perubahan viskositas selama penyimpanan ≤ 10.

C. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun petai cina, etanol 96 p.a., Natrium alginat farmasetis, Na-CMC farmasetis, propilenglikol farmasetis, methyl paraben farmasetis, nutrient agar, aquadest, 6 ekor tikus jantan galur SD yang berumur 2-3 bulan dengan berat 200-300 g.

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah glassware Pyrex- Germany, mixer Maspion, viscometer seri VT 04 RION-JAPAN, stopwatch, waterbath, neraca analitik, seperangkat alat maserasi, Laminar Air Flow LAF, oven, autoklaf, vakum rotary evaporator, pompa vakum, kertas indikator universal, alat uji daya sebar, pisau bedah steril.

E. Tata Cara Penelitian 1. Pembuatan ekstrak daun petai cina

a. Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun petai cina. Daun petai cina diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Daun dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada daun. Daun yang telah dicuci diangin- anginkan kemudian dikeringkan sampai daun benar-benar kering, ditandai dengan mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Simplisia yang sudah kering diserbuk dengan menggunakan blender. Serbuk simplisia kemudian diayak. b. Pembuatan ekstrak daun petai cina. Serbuk daun petai cina sejumlah 25 g dimaserasi dengan 500 mL campuran etanol 96 : air 1:1 terus menerus selama 3 hari pada suhu ruangan. Ekstrak disaring dengan bantuan pompa vakum dan filtratnya diekstrak lagi menggunakan 500 mL etanol 96 selama 1 hari pada suhu ruangan dan disaring. Kedua ekstrak tersebut dicampur dan diuapkan dengan menggunakan vakum rotary evaporator hingga volume mencapai 250 mL. Ekstrak disimpan untuk keperluan selanjutnya.

2. Optimasi formula gel

a. Formula. Formula yang digunakan dalam percobaan ini mengacu pada formula Polyherbal Gel for Wound Healing Patel, Patel, dan Patel, 2011. Tabel I. Formula polyherbal gel for wound healing Komposisi Jumlah Ekstrak daun Centella asiatica bb 2 bb Ekstrak rimpang Curcuma longa bb 2 bb Ekstrak kulit batang Terminalia arjuna bb 2 bb Carbopol 934 bb 2 bb Propilenglikol 2 ml Etanol 5 mL Trietanolamin Secukupnya hingga basis gel netral Aquadest Secukupnya Formula diatas selanjutnya dimodifikasi menjadi formula dengan komposisi variasi gelling agent. Formula yang diperoleh sebagai berikut: Tabel II. Formula gel hasil modifikasi Komposisi Jumlah Ekstrak daun petai cina 6 bb Natrium alginate 4-6 bb Na-CMC 4-6 bb Propilenglikol 2 g Methylparaben 0,1 bb Aquadest 81,9 bb Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu natrium alginat dan Na-CMC dengan 2 level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah dan level tinggi natrium alginat dan Na-CMC pada formula gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina hasil orientasi adalah sebagai berikut: Tabel III. Level rendah dan level tinggi natrium alginat dan Na- CMC pada formula gel antiinflamasiekstrak daun petai cina Formula Natrium Alginat bb Na-CMC bb 1 4 4 a 6 4 b 4 6 ab 6 6 Berdasarkan Tabel III maka dibuat 4 formula gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina sebagai berikut: Tabel IV. Formula gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina 200 g Formula 1 a B Ab Ekstrak daun petai cina 12 g 12 g 12 g 12 g Natrium alginate 8 g 12 g 8 g 12 g Na-CMC 8 g 8 g 12 g 12 g Propilenglikol 4 g 4 g 4 g 4 g Methylparaben 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 g Aquadest 163,8 g 163,8 g 163,8 g 163,8 g b. Pembuatan gel. Pengembangan gelling agent dan proses pencampuran dilakukan didalam ruangan dan LAF yang telah disterilisasi dengan sinar UV selama 3 jam, pengerjaan dilakukan secara aseptis. Seluruh alat gelas dan logam disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 o C, sedangkan alat yang terbuat dari plastik disterilisasi dengan sinar UV selama 3 jam dan etanol 70. Natrium alginat disterilisasi dengan sinar UV selama 3 jam. Na-CMC disterilisasi didalam oven dengan suhu 160 o C selama 1 jam. Natrium alginat dikembangkan dalam 160 g aquadest steril suhu 40-50 o C dengan cara ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam aquadest steril sambil diaduk. Na-CMC ditaburkan secara merata diatas solusi natrium alginat tadi. Pengembangan dilakukan selama 24 jam dan disimpan didalam inkubator. Propylenglikol disterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 o C. Methylparaben dilarutkan ke dalam propilenglikol dan diaduk hingga larut, kemudian ditambahkan sisa aquadest steril. Campuran methylparaben, propilenglikol dan sisa aquadest steril dimasukkan kedalam gelling agent yang telah dikembangkan sebelumnya, lalu ditambahkan ekstrak daun petai cina. Semua bahan diaduk kuat menggunakan mixer dengan kecepatan putar level 2 hingga homogen selama 1 menit.

3. Uji Sterilitas

Uji Sterilitas dilakukan setelah proses pencampuran. Uji sterilitas dilakukan didalam ruangan dan LAF yang sudah disterilisasi dengan sinar UV selama 3 jam, pengerjaan dilakukan secara aseptis. Seluruh alat gelas dan logam disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 o C. Nutrient agar dilarutkan dalam aquadest dengan konsentrasi 28gL, lalu nutrient agar disterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 o C. Nutrient agar steril dimasukkan ke dalam petri dan ditunggu hingga mengeras. Setiap formula di spread kedalam tiap petri dan diinkubasi selama 24 jam.

4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel

a. Uji Daya Sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah pembuatan, 48 jam dan 4 minggu penyimpanan. Gel ditimbang sejumlah 1 gram kemudian gel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter sebarnya Garg, et al., 2002. b. Uji Viskositas. Uji viskositas dilakukan setelah pembuatan, 48 jam dan 4 minggu penyimpanan. Masing-masing formula gel ditentukan viskositasnya dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04. Ukuran rotor yang digunakan adalah skala 2.

5. Uji aktivitas antiinflamasi

Uji aktivitas antiinflamasi menggunakan 6 ekor tikus. Tikus yang digunakan adalah tikus jantan galur SD yang berumur 2-3 bulan dengan berat 200-300 g. Semua tikus di anastesi terlebih dahulu menggunakan ketamine- xilazine, kemudian diukur tebal kakinya dan dinyatakan sebagai X . Kaki kiri tiap tikus diinjeksi dengan 0,05 mL karagenin-saline 1. Tikus dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Satu jam setelah penyuntikan, kelompok 1 diberi gel formula 1 secara topikal dan kelompok 2 tidak diberi perlakuan. Setelah 15 menit kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai X t . Pengukuran dilakukan tiap 15 menit selama 3 jam. Presentase inflamasi masing-masing tikus dihitung dengan rumus: inflamasi = 100 Abdassah, Sumiwi, Hendrayana, 2009.

F. Optimasi dan Analisis Data

Data sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang diperoleh dianalisis sesuai dengan metode perhitungan desain faktorial untuk mengetahui efek dari natrium alginat, Na-CMC dan interaksinya. Pendekatan desain faktorial digunakan untuk menghitung koefisien b0, b1, b2, b12 sehingga didapatkan persamaan Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b12 X1X2. Dari persamaan ini kemudian dapat dibuat contour plot sifat fisik gel antiinflamasi ekstrak daun petai cina. Dari masing-masing contour plot digabungkan menjadi contour plot superimposed untuk mengetahui area komposisi optimum natrium alginat dan Na-CMC, terbatas pada level yang diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program R-12.14.1 dengan uji two way ANOVA pada taraf kepercayaan 95. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Daun Petai Cina

Daun petai cina diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diambil pada bulan Agustus 2012. Saat diambil pohon dalam keadaan berbuah dan masih terlihat beberapa bunga. Tinggi pohon petai cina sekitar 5-6 meter. Sebelum digunakan daun petai cina di determinasi terlebih dahulu. Determinasi dilakukan dengan mencocokkan morfologi tanaman petai cina dengan buku kunci determinasi yang ditulis oleh Van Steenis 1992 dan dibuktikan dengan Lembar Pengesahan Determinasi Lampiran 1. Determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesiesyang spesifik dan tepat sasaran, karena tumbuhan memiliki banyak spesies. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang diambil merupakan Leucaena leucocephala Lam. de Wit. Daun petai cina yang didapat di sortasi basah untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang melekat pada daun, setelah itu dilakukan pengeringan dengan cara diangin-anginkan selama 2 hari. Pengeringan berguna untuk mengurangi kadar air di dalam daun hingga 10 , karena jika kadar air terlalu tinggi maka dapat mempercepat pembusukan dan dapat menjadi media pertumbuhan mikroba. Daun yang sudah kering ditandai dengan hancurnya daun ketika diremas.

Dokumen yang terkait

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi natrium alginat dan Na-CMC sebagai Gelling Agent pada sediaan gelantiinflamasi ekstrak daun petai cina ( Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) dengan aplikasi desain faktorial.

3 11 93

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

0 2 88

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 1 97

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 86

Optimasi gelling agent cmc-na dan humektan polietilen glikol 400 dalam sediaan gel antiinflamasi ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis mill.) dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 101