Tehnik Pengumpulan Data .1 Jenis Data Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

45 24. PT. Siantar Top, Tbk 25. PT. Ultra Jaya Milk, Tbk 3.3 Tehnik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa ringkasan laporan keuangan summary financial of statement perusahaan Consumer Good, perusahaan Apparel and Other Textile Product, dan perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode hingga tahun 2009. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan pihak lain.

3.3.2 Sumber Data

Data tentang ringkasan laporan keuangan summary financial of statement perusahaan Consumer Good, perusahaan Apparel and Other Textile Product, dan perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Dokumenter : 46 Pengumpulan data dengan cara menggunakan pengutipan atau pencatatan atas dokumen dari data yang disediakan perusahaan yang erat hubungannya dengan penelitian. b. Studi Kepustakaan : Yaitu pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari hasil penelitian serta literatur yang tersedia di perpustakaan.

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.4.1 Analisis Struktural Equation Model SEM

Penelitian ini menggunakan pendekatan Structural Equation Model SEM dengan menggunakan path diagram yang memungkinkan untuk memasukkan semua variabel observed sesuai dengan model teori yang dibangunnya. Adapun variabel endogen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 variabel eksogen independent yang terdiri dari, assets tangibility dFATA, size dLnSAL, dLnMV, growth dTA, dSAL, dLnMBR, dan profitability dEBITS, dROE, dan 2 variabel endogen dependent yaitu, leverage dLTCAB, dSTCAB. 47

3.4.2 Asumsi Model Structur Equation Modelling

Pengujian model pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah model tersebut Compatible atau tidak untuk digunakan. Untuk itu dalam pengujian digunakan metode Confirmatory Faktor Analysis CFA yang terdiri dari :

3.4.2.1 Uji Normalitas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistic. 2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart errornya dan Swekness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai tatistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 10, jika Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. 3. Normal Probability Plot SPSS 10.1 . 4. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

3.4.2.2 Evaluasi Atas Outliers

1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier. 2. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0.001. Jarak diuji dengan Chi-Square χ pada df sebesar 48 jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis dari nilai Chi-Square χ adalah multivariate putlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair, 1998.

3.4.2.3 Deteksi Multicollinierity dan Singulary

Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila Determinant sample matriks mendekati angka 0 kecil, maka terjadi multicolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1998.

3.4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator- indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : 49 Construct Reliability = [ Σ Standardize Loading ]² [{ Σ Standardize Loading }² + Σ εj ] Variance Extracted = Σ [ Standardize Loading ² ] [ Σ { Standardize Loading ² } + Σ εj] Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Standardize Loading] secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0.7 dan variance extrated ≥ 0.5 Hair et al, 1998. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap Construct standardize regression weights terhadap setiap butir sebagai indikatornya.

3.4.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandard, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR Critical Ratio atau p Probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel berarti signifikan.

3.4.4 Pengujian Model dengan One-Step Approach

Dalam model SEM model pengukuran dan model structural parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara meansurement model dan 50 structural model yang diestimasi bersama-sama One Step Approach to SEM yang digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan realibilitas yang sangat baik Hair et al, 1998.

3.4.5 Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan Heartline dan Farrell, 1996, dan kekuatan reabilitas indikatior- indikator terbaik dapat dicapai dalam Two-Step Approach ini. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural pada One-Step Approach Hair et al, 1998. Yang dilakukan dalam Two-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model Anderson dan Gerbing, 1998. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two- Step Approach adalah sebagai berikut : a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi sebuah indicator summed-scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi Z-score dengan mean = 0, deviasi standard = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut Hair et al, 1998. 51 b. Menetapkan error ε dan lamda λ terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0.1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0.95 kali σ Andeson dan Gerbing, 1998. Perhitungan contruct reliability α telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standard σ dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistic SPSS. Setelah error ε dan lamda λ terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.6 Uji Goodnes of Fit

Hair et al, 1998 menjelaskan bahwa pola “corfirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis- hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, model teoritis tidak diperkuat jika mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness of fit, yakni Chi- Square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, AGFI, CMIN df. Apabila model 52 awal tidak Good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan Two-Step Approach to SEM. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indek kesesuaian dan cut off value untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak adalah : a X² CHI - SQUARE STATISTIC Merupakan alat paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah Likehood Ratio Chisquare Statistic . Chi-Square Statistic ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai Chi-Squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu X² = 0 , berarti tidak ada perbedaan. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai atau fit dengan data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang tidak signifikan. Penggunaan Chi-Square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100 dan 200, bila ukuran sampel diluar rentang itu uji signifikan akan menjadi kurang reliable. Oleh karena itu pengujian ini dilengkapi dengan alat pengujian lain. b RMSEA - The Rood Mean Square Error of Approach RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi goodness of fit yang data diharapkan bila model estimasi 53 dalam model. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupaka indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah closed fit dari model berdasarkan degress of freedom. c GFI - Goodness of Fit Index GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks covarians populasi yang diestimasikan. GFI adalah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1,0 perfect fit nilai yang sangat tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”. d AGFI - Adjusted Goodness of Fit Index AGFI = GFI df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0.95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik good overall model fit sedangkan besaran antara nilai 0.90 - 0.95 menunjukkan tingkatan cukup adequate fit Hulland, et, al, 1996. e CMIN - DF The Minimum Sample Discrepancy function CMIN dibagi dengan degree of freedom nya akan menghasilkan indeks CMIN df. Pada umumnya diartikan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah 54 model. Dalam hal ini CMIN df tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi df-nya sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasi dan diestimasi. f TLI - Tucker Lewis Index TLI adalah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit. g CFI - Comparative Fit Index Besaran index ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0.95. Keunggulan dari index ini besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative Noncentrality Index RNI. Dimana demikian indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam tabel berikut ini: 55 Goodness of Fit Indices Goodness of Fit Index Keterangan Out-Off Value 2  chi-square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data Diharapkan kecil, 1sd 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matrix covariance data dan matrix covariance yang diestimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau  0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi- square pada sampel besar  0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varian dalam matrix sampel yang dijelaskan oleh matrix covariance populasi yang diestimasi analog dengan R 2 dalam regresi berganda  0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap df  0,90 CMINdf Kesesuaian antara data dan model  2,00 TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model  0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model  0,94 Sumber : Hair, et, al, 1998 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Mengenai Perusahaan Good Consumer

1. PT. Mustika Ratu, Tbk

PT. Mustika Ratu, Tbk didirikan pada tanggal 14 Maret 1978 dengan berdasarkan akta notaris No. 35 yang dibuat dihadapan G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi pabrikasi, perdagangan, dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minutan sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan. Perusahaan berdomisili di Jl. Gatot Subroto, Jakarta, sedangkan lokasi pabrik berada di Jl. Raya Bogor KM. 26,4 Ciracas, Jakarta Timur. Perusahaan ini memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1978.

2. PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk

PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 11 Agustus 1962 dengan berdasarkan akta notaris No. 51 yang dibuat dihadapan Rd. Hadiwido. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan produk perawatan kulit dan badan untuk orang dewasa, anak-anak, dan bayi, produk-produk

Dokumen yang terkait

Pengaruh Growth Opportunity, Liquidity, Profitability, dan Tangibility terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 60 109

Analisis pengaruh faktor-faktor penentu kebijakan struktur modal terhadap leveragi hipotesis pecking order dan trade off teori

1 10 124

PENGARUH FIRM SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY dan PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability Terhadap Struktur Modal Perusahaan ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur "Food and Beverages" di

0 2 14

PENGARUH FIRM SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability Terhadap Struktur Modal Perusahaan ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur "Food and Beverages" di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2013).

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability Terhadap Struktur Modal Perusahaan ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur "Food and Beverages" di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2013).

0 2 8

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 87

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CHEMICAL DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 77

SKRIPSI PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY, PROFITABILITY, DAN TANGIBILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 12

ANALISIS PENGARUH TANGIBILITY, SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, DAN PROFITABILITY TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (GOOD CONSUMER, APPAREL AND OTHER TEXTILE, DAN FOOD AND BEVERAGES) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22