Rumusan Masalah: Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

8

B. Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang yang telah saya uraikan, penelitian ini akan fokus mencari tahu tentang: 1. Pengetahuan apa yang mendorong warga dusun Sri Gentan memasung Agung? 2. Relasi kuasa macam apa yang membentuk serta melanggengkan pemasungan pada Agung? 3. Dampak semacam apa yang dirasakan keluarga Agung karena pemasungan ini?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana kondisi-kondisi yang memungkinkan pemasungan dengan mengungkapkan struktur diskursif dari wacana pasung. 2. Memahami relasi kuasa yang membentuk serta melanggengkan pemasungan. 3. Memahami efek pemasungan pada keluarga Agung Tri Subagyo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai wacana pasung di dusun Sri Gentan, Wringin Putih Magelang. Pemahaman masyarakat tentang diri Agung serta bagaimana hubungan-hubungan yang selama ini terjadi yang dibentuk kuasa tertentu akan menstrukturkan pola pemikiran masyarakat dalam melihat pasung. 9 Jika selama ini penelitian-penelitian lebih fokus pada diri pinasung, kali ini saya membaliknya. Saya meneliti orang-orang yang hidup dengan orang yang dipasung. Bukan berarti saya pikir kesadaran pinasung tak perlu diteliti, tetapi karena saya pikir akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk meneliti hal itu, dan saya pikir pembicaraan tentang pasung selalu berkutat pada objektivikasi pinasung melalui pengetahuan medis. Karenanya, mungkin akan lebih bermanfaat mengetahui bagaimana pandangan-pandangan tetangga pinasung yang membentuk dan kemudian melanggengkan pemasungan pada Agung. Dengan begitu, saya berharap bisa mengungkap struktur pengetahuan yang membentuk dan melanggengkan ide untuk mengeksklusi orang lain, yang tentu saya berharap munculnya bentuk-bentuk relasi baru dalam berhubungan dengan sesama manusia, khususnya pada mereka yang dilabeli sebagai ‘orang yang dianggap gila’. Bagi saya pribadi, penelitian ini berguna mengungkap ketakutan saya sendiri pada pinasung. Praksisnya, penelitian ini dapat memberi pengalaman personal tentang berkomunikasi langsung dengan pinasung, dengan harapan mewujud relasi-relasi baru antara orang yang dianggap gila dengan yang menamakan dirinya waras. Bagi ilmu pengetahuan sosial, penelitian ini saya harap berguna memahami sejarah sosial terbentuknya wacana pasung terutama dalam menstrukturkan subjektivitas masyarakat tentang pinasung. Bagi masyarakat luas, saya berharap penelitian ini setidaknya akan membuka kesadaran mengenai bagaimana batasan-batasan yang membentuk kesadaran kita dalam membicarakan 10 pinasung. Dan tentu saya berharap dapat digunakan masyarakat Sri Gentan khususnya, untuk menimbang, merefleksikan ulang tentang pandangan-pandangan mereka, yang bisa jadi juga pandangan kita, tentang pinasung. Harapannya, tentu dapat kembali membuka ruang komunikasi antara warga dengan Agung.

E. Tinjauan Pustaka