Sejarah Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia Perkembangan di Indonesia

BAB II SEJARAH KEDATANGAN DAN PERSATUAN MASYARAKAT ARAB

2.1. Sejarah Kedatangan Bangsa Arab ke Indonesia

Setelah terjadinya perpecahan besar diantara umat Islam yang menyebabkan terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, mulailah terjadi perpindahan hijrah besar-besaran dari kaum keturunannya ke berbagai penjuru dunia. Ketika Imam Ahmad Al-Muhajir hijrah dari Irak ke daerah Hadramaut di Yaman kira-kira seribu tahun yang lalu, keturunan Ali bin Abi Thalib ini membawa serta 70 orang keluarga dan pengikutnya. 29 Terdapat pula warga keturunan Arab yang berasal dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika lainnya di Indonesia, misalnya dari Mesir, Arab Saudi, Sudan atau Maroko; akan tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada mereka yang berasal dari Hadramaut. Sejak itu berkembanglah keturunannya hingga menjadi kabilah terbesar di Hadramaut, dan dari kota Hadramaut inilah asal-mula utama dari berbagai koloni Arab yang menetap dan bercampur menjadi warganegara di Indonesia dan negara- negara Asia lainnya. Selain di Indonesia, warga Hadramaut ini juga banyak terdapat di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura. 30 Kedatangan koloni Arab dari Hadramaut ke Indonesia diperkirakan terjadi sejak abad pertengahan abad ke-13, dan hampir semuanya adalah pria. Tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian

2.2. Perkembangan di Indonesia

29 . Arab Indonesia, http:id.wikipedia.orgwikiArab-Indonesia, diakses tgl 04.03.2007. 30 . Ibid. Universitas Sumatera Utara berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat. Berdasarkan taksiran pada 1366 H atau sekitar 57 tahun lalu, jumlah mereka tidak kurang dari 70 ribu jiwa. Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga. Marga-marga ini hingga sekarang mempunyai pemimpin turun-temurun yang bergelar munsib. Para munsib tinggal di lingkungan keluarga yang paling besar atau di tempat tinggal asal keluarganya. Semua munsib diakui sebagai pemimpin oleh suku-suku yang berdiam di sekitar mereka. Di samping itu, mereka juga dipandang sebagai penguasa daerah tempat tinggal mereka. Di antara munsib yang paling menonjol adalah munsib Alatas, munsib Binsechbubakar serta munsib Al Bawazier. Saat ini diperkirakan jumlah keturunan Arab Hadramaut di Indonesia lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri. Penduduk Hadramaut sendiri hanya sekitar 1,8 juta jiwa. Bahkan sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah - seperti Basyeiban dan Haneman - di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak. Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman, terdiri dua kelompok besar yaitu kelompok Alawi Sayyidi keturunan Rasul SAW terutama melalui jalur Husayn bin Ali dan Qabili yaitu kelompok diluar kaum Sayyid. 31 Munculnya minoritas keturunan Arab di Indonesia tidak terlepas dari faktor perkembangan Islam di Indonesia, yakni migrasi sejumlah besar orang Arab Hadramaut ke Indonesia selama zaman Belanda, terutama selama pertengahan akhir abad ke 19. orang-orang Arab ini membawa cabang pemikiran dan praktek Sunni yang sementara ditandai oleh beberapa praktek yang menyimpang, memiliki dampak 31 . Ibid Universitas Sumatera Utara positif terhadap perkembangan ortopraksi 32 di Indonesia. Sebagian orang arab ini menjadi guru agama, dan sebagian besar menjadi pedagang, sehingga dengan demikian membentengi dua kelompok yang sudah mendalami akidah dia Indonesia. Namun demikian keuntungan ini jelas dirugikan oleh tendensi orang-orang Arab yang menekankan hubungan rasial mereka dengan Nabi Muhammad SAW dan seringkali menggunakannya untuk memeperoleh status ditengah-tengah umat Islam Indonesia , suatu faktor yang sering mengurangi efektifitas mereka dalam pembaharuan Islam di Indonesia. 33 Organisasi-organisasi agama yang ada sebelum perang dunia ke II tidak disesuaikan dengan peran yang dipilih oleh persatuan Islam.

2.3. Al-Irsyad