Wisausahawan wanita women entrepreneur Pandangan terhadap kewiraushawan

Harta tetap dapat berupa tanah, gedung, fasilitas, mesin, alat,dan sebagainya yang itu semua bersifat tetap. Ini semua perlu di hitung sampai dalam keadaan siap pakai. Sedang kan modal kerja biasanya diperlukan untuk membeli bahan baku dan bahan pembantu untuk usaha manufaktur, membeli barang untuk usaha pemasaranretail, dan perlengkapan kantor terutama untuk usaha jasa. Selain itu modal kerja digunakan untuk membiayai operasional mesinalat, pemasaran, untuk perediaan alat tulis kantor, untuk pembayaran gaji dan lain sebagainya. Demi kelancaran usaha, biasanya modal kerja yang dibutuhkan di hitung selama tiga bulan.jadi modal kerja tersebut di kalikan tiga. Kemudian modal investasi dan modal kerja tersebut di jumlahkan, dan dengan demikian akan diketahui jumlah total kebutuhan modal untuk memulai usahanya.

G. Wisausahawan wanita women entrepreneur

Menurut Zimmerer dan Scarborough 2002 :13, meskipun demikian di perjuangkan selama bertahun-tahun secara legislatif, wanita tetap mengalami diskriminasi di tempat kerjanya. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi pelopor dalam menawarkan peluang dibidang ekonomi baik pekerjaan maupun kewirausahaan. Seorang penulis mengatakan, “Kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana jeans, di mana di sini wanita dapat mengembangkan impian maupun harapan terbesarnya”. Semakin banyak wanita yang menyadari menjadi wirausahawan adalah cara terbaik untuk Universitas Sumatera Utara mmenembus dominasi pria yang menghambat peningkatan karir waktu ke puncak orgnisasi melalui bisnis mereka sendiri. Wanita yang membuka bisnis 2,4 kali lebih banyak daripada pria. Meskipun bisnis yang dibuka oleh wanita cenderung lebih kecil dari dari yang dibuka laki-laki, tetapi dampaknya sama sekali tidak kecil. Perusahaan-perusahaan yang dimiliki wanita mempekerjakan lebih dari 15, juta karyawan atau 35 lebih banyak dari semua karyawan fortune 500 diseluruh dunia. Wanita memiliki 36 persen dari semua bisnis. Meskipun bisnis mereka cenderung tumbuh lebih lambat dari perusahaan yang dimiliki oleh pria, wanita pemilik bisnis memiliki daya hidup lebih tinggi daripada keseluruhan bisnis. Meskipun 72 bisnis yang dimiliki wanita terpusat dalam bidang eceran dan jasa seperti juga kebanyakan bisnis, wirausahawan wanita berkembang dalam industri yang sebelumnya dikuasai laki- laki, seperti pabrik, konstruksi, transportasi dan pertanian www.eksekutif.com20 April 2009

H. Pandangan terhadap kewiraushawan

Menurut Sukirno 2004:369, defenisi dan pandangan terhadap kewirausahawan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Seorang yang bertekad untuk berkecimpung di bidang perusahaan dapatdi dorong oleh keinginan sendiri psikologi yang didasarkan oleh bentuk dan cara berfikir. Keputusan seseorang untuk berdagang juga di dasarkan oleh kebutuhan ekonomi dan karena Universitas Sumatera Utara adanya masyarakat disekelilingnya yang menjadi potensi langganannya. Berikut adalah pandangan-pandangan tentang kewirausahawan mengikuti perspektif yang berbeda yaitu menurut bidang ekonomi, psikologi, sosiologi serta menurut Islam. 1. Perspektif kewirausahawan menurut Bidang ekonomi. Kewirausahawan dari sudut pandang bidang ekonomi, adalah sebagian dari input atau faktor produksi selain bahan mentah , tanah, dan modal. Biaya untuk bahan mentah ialah harga biaya untuk tanah ialah sewa dan biaya untuk modal ialah bunga. Untuk seorang wirausaha ganjarannya nilai atau perolehan adalah keuntungan. Keuntungan adalah ganti rugi yang di bayar karena resiko yang di ambil oleh seorang wirausaha. 2. Perspektif kewirausahawan Bidang Psikologi Sifat kewirausahawan didalam bidang psikologi,dikaitkan dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada fokus dari dalam diri di mana keberhasilandi capai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya karena faktor nasib. Ini termasuk sifat- sifat pribadi seperti tekun , rajin, inovatif, kreatif, dan semangat yang terus menerus berkembang untuk bersifat independen. 3. Perspektif kewirausahawan Bidang Sosiologi Seorang wirausaha dari sudut pandang pengkaji sosial ialah seorang oportunitis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai bergaul, Universitas Sumatera Utara mempengaruhi masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan olehnya sangat berguna untuk masyarakat. 4. Perspektif kewirausahawan Menurut Islam Kesemua kegiatan manusia haruslah di hubungkan dengan pemiliknya. Amalan ekonomi didalam semua cabangnya termasuk mengelola perusahaan dan segala aktifitas yang berkaitan dengan-Nya hendaklah berlandaskan etika dan peraturan yang telah digariskan oleh syariat Islam. Termasuk di dalamnya aspek halalharam, wajisunat, dan harusmakruhnya. Dengan berlandaskan dasar-dasar dan ruang lingkup ciri- cirinya, nyata bahwa tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya sebagian dari ibadah yang menyeluruh. Kewirausahawan dan segala aktifitasnya baik kecil maupun besar merupakan usaha yang dipandang sebagai ibadah dan diberi pahala jika dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditetapakan baik dari segi memenuhi tuntutan aqidah, akhlak maupun syariat. Berikut ini adalah beberapa dasar pertimbangan yang menjadikan aktivitas ekonomi yang dilakukan di pandang sebagai : a. Ibadah seperti aqidah harus benar Umat Islam berkeyakinan bahwa amalan dalam sistem ekonomi Islam adalah satu-satunya sistem yang mendapat ridha dari Allah SWT. b. Niat harus lurus Universitas Sumatera Utara Niat yang lurus memiliki kaitan dengan kesucian hati. Segala kegiatan ekonomi mestilah di niatkan untuk Allah SWT, yaitu mendapatkan keridhaan-Nya bukan bertujuan untuk selain-Nya, seperti bermegah-megah dan memamerkan diri. Niat ikhlas ini lahir dari keyakinan yang kukuh terhadap kemanfaatan dunia dan akhirat dengan mengamalkan perintah-perintah Allah SWT. c. Cara melakukan kerja yang sesuai dengan ajaran Islam Ini meliputi tekun, sabar, amanah, berbudi, berkepribadian mulia, bersyukur dan tidak melakukan penindasan dan perjudian. d. Hasilnya betul dan membawa faedah kepada masyarakat luas Hasil ekonomi harus dibelanjakan kearah yang benar dan sesuai dengan kehendak Islam. Disamping digunakan untuk keperluan sendiri dan keluarga, hasil ini perlu dimanfaatkan untuk keperluan orang banyak. Disini timbulnya kewajiban membayar zakat dan kemuliaan bersedekah. e. Tidak meninggalkan ibadah wajib yang khusus Kegiatan perusahaan yang berbentuk ibadah umum tidak seharusnya menjadi alasan untuk meninggalkan ibadah khusus seperti shalat dan puasa. Kesibukan mencari rezeki tidak seharusnya menyebabkan pengabaian tanggung jawab terhadap Allah SWT. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM USAHA SALON DI JALAN JAMIN GINTING MEDAN

A. Gambaran umum jalan Jamin Ginting