Melakukan Penelitian Berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor di Jalan Setia Budi Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG ENTREPRENEUR DALAM BERWIRAUSAHA (Studi Kasus pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor di Jalan Setia Budi Medan)

PROPOSAL SKRIPSI OLEH :

INTAN SUHELA 060502107 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan 2010


(2)

ABSTRAK

Intan Suhela (2010), Melakukan Penelitian Berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor di Jalan Setia Budi Medan). Dosen Pembimbing Dra. Setri Hiyanti Siregar, MSi. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I; Drs. R. Bongsu Hutagalung, MSi. Dosen Penguji II; Frida Ramadhini, SE, MM.

Wirausahawan adalah seseorang yang selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan, tidak hanya keuntungan untuk diri sendiri tetapi juga untuk keuntungan masyarakat lainnya. Dengan berwirausaha harga diri seseorang tidak turun, tetapi sebaliknya meningkat. Si pengusaha menjadi kelas tersendiri di masyarakat dan dianggap memiliki wibawa tertentu seperti disegani dan dihormati. Banyak pengusaha yang sukses dalam menjalankan usahanya menjadi contoh bagi masyarakat, apalagi mampu memberikan peluang kerja yang sangat dibutuhkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode guttman dan metode analisis kuantitatif melalui uji validitas dan realibilitas. Responden yang digunakan adalah pengusaha bengkel jalan Setia Budi Medan dengan jumlah 20 responden yang diambil melalui metode nonprobability

sampling.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya Faktor Modal yang paling dominan dalam berwirausaha. Hal ini di buktikan dengan 100% responden setuju bahwa selain modal material, modal keterampilan dan modal pengetahuan yang dimiliki sangat membantu mereka dalam menjalankan usahanya. Modal material yan cukup dan modal intelektual yang dikuasai membuat mereka berani untuk terjun menjadi seorang wirausahawan.

Kata Kunci: Modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat, dan keluarga yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha pada pengusaha bengkel sepeda motor di jalan Setia Budi Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT dengan selesainya skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor di Jalan Setia Budi Medan)”. Skripsi ini merupakan sebuah karya kecil yang memiliki makna sangat besar bagi penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih kurang dari kesempurnaanya, karena itu penulis mengharap saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Sebagai sebuah karya ilmiah, penulis berharap skripsi ini bukan saja sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 Fakultas Ekonomi, tapi dapat berguna bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, Msi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam proses bimbingan serta memberikan arahan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. R. Bongsu Hutagalung Msi selaku dosen penguji I ; dan Ibu Frida Ramadhini, SE, MM selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, terimakasih untuk semua jasa-jasanya dan bantuan selama perkuliahan.

7. Pengusaha bengkel sepeda motor yang berada di jalan Setia Budi Medan, jalan Merak serta jalan Amal Medan Sunggal yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang diedarkan dan mau diwawancarai oleh penulis. Tanpa kesediaan mereka, maka skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan.

8. Kedua orangtuaku tercinta H. Bachtiar Yunus dan Hj. Nilawati, atas kasih sayang, do’a, semangat untuk terus menghasilkan yang terbaik dan terus membanggakan kedua orangtua. Terimakasih atas cintanya yang tak pernah dapat tergantikan dengan apapun.

9. Adik-adikku tersayang (Permata Sari, Putri Ramadhani, dan Maia Sari) terimakasih atas sayang dan dukungannya. Ayo,tetap semangat sekolahnya, rajin-rajin belajar dan jangan nakal-nakal, supaya tetap dapat membanggakan kedua orangtua kita.


(5)

10. Sahabat terspecialku Ay, terimakasih atas perhatiannya, dukungannya, kesabarannya, bantuannya serta bersedia memberikan kritik dan bertukar pikiran denganku selama ini. Semoga sukses terus dalam karirnya.

11. Shambyku terheboh yang dulunya hobi karaoke, tapi sekarang hobinya liburan (Dwi Indah Lestari, Riska Savitri, Dara Safitri Idrus, Purnama Sari, Moly Yolanda, dan M. Niko Triwicaksono). Terimakasih Gadis atas supportnya dan udah nemenin Intan kemana-mana, semoga sukses melanjutkan studinya yach. Riska yang udah jelasin SPSS, thanks yah, sukses dalam karirnya. Dara, makasih yah udah nemenin bagikan kuesioner, walaupun pulangnya hujan-hujanan. Aie tetap semangat, sama-sama yah kita jalani ini, tunggu dosen bareng-bareng, terimakasih aie atas supportnya selama ini. Terimakasih Niko atas waktunya sudah mau nemenin Intan kemana-mana, bantuin kalau lagi susah, selalu ada deh pas saat diperlukan bantuannya, ayo segera cepat-cepat nyusul kami. Yola, tetap semangat yah, semoga sukses terus.

12. Andri Primadana Bangun, makasih ya udah ngajarin SPSS nya, tetap semangat yah ngejalanin semuanya.

13. Semua teman-teman Departemen Manajemen stambuk 2006 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.

Medan, Juni 2010 Intan Suhela


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel ... 9

2. Defenisi Operasional Variabel ... 9

3. Skala Pengukuran variabel ... 12

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 14

8. Metode Analisis Data ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Kewirausahaan ... 17

C. Modal Kewirausahaan ... 19


(7)

E. Ciri-Ciri Berwirausaha ... 22

F. Keunggulan Berwirausaha ... 24

G. Perencanaan Strategis dan Implementasi ... 25

H. Manfaat Membuka Usaha Sendiri ... 26

I. Faktor-Faktor yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM ENTREPRENEUR BENGKEL SEPEDA MOTOR A. Gambaran Umum Jalan Setia Budi Medan ... 30

B. Gambaran Umum Responden ... 32

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kuantitatif 1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 38

B. Analisis Deskriptif Responden 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan . ... 40

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tenaga Kerja ... 41

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Beroperasi ... 42

C. Analisis Deskriptif Variabel 1. Variabel Modal ... 43

2. Variabel Pengalaman ... 45

3. Variabel Pendidikan ... 46

4. Variabel Minat dan Bakat ... 48


(8)

6. Variabel Yang Mendorong Entrepreneur Dalam

Berwirausaha ... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 52 B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Defenisi Operasional Variabel ... 11

Tabel 2.1 Ciri dan Sifat Khas wirausahawan ... 21

Tabel 3.1 Data Pribadi Pengusaha Bengkel Jln.Setia Budi Medan ... 32

Tabel 4.1 Validitas Tiap Butir Pertanyaan ... 36

Tabel 4.2 Validitas Tiap Butir Pertanyaan ... 37

Tabel 4.3 Reliabilitas Tiap Butir Pertanyaan ... 38

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 41

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Beroperasi ... 42

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal ... 43

Tabel 5.0 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman ... 45

Tabel 5.1 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pendidikan ... 46

Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Minat Dan Bakat ... 48

Tabel 5.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Keluarga ... 49

Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 7 Gambar 2.1 Modal Intelektual ... 19 Gambar 3.1 Peta Jalan Setia Budi Medan ... 31


(11)

ABSTRAK

Intan Suhela (2010), Melakukan Penelitian Berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor di Jalan Setia Budi Medan). Dosen Pembimbing Dra. Setri Hiyanti Siregar, MSi. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I; Drs. R. Bongsu Hutagalung, MSi. Dosen Penguji II; Frida Ramadhini, SE, MM.

Wirausahawan adalah seseorang yang selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan, tidak hanya keuntungan untuk diri sendiri tetapi juga untuk keuntungan masyarakat lainnya. Dengan berwirausaha harga diri seseorang tidak turun, tetapi sebaliknya meningkat. Si pengusaha menjadi kelas tersendiri di masyarakat dan dianggap memiliki wibawa tertentu seperti disegani dan dihormati. Banyak pengusaha yang sukses dalam menjalankan usahanya menjadi contoh bagi masyarakat, apalagi mampu memberikan peluang kerja yang sangat dibutuhkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode guttman dan metode analisis kuantitatif melalui uji validitas dan realibilitas. Responden yang digunakan adalah pengusaha bengkel jalan Setia Budi Medan dengan jumlah 20 responden yang diambil melalui metode nonprobability

sampling.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya Faktor Modal yang paling dominan dalam berwirausaha. Hal ini di buktikan dengan 100% responden setuju bahwa selain modal material, modal keterampilan dan modal pengetahuan yang dimiliki sangat membantu mereka dalam menjalankan usahanya. Modal material yan cukup dan modal intelektual yang dikuasai membuat mereka berani untuk terjun menjadi seorang wirausahawan.

Kata Kunci: Modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat, dan keluarga yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha pada pengusaha bengkel sepeda motor di jalan Setia Budi Medan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak (Kashmir, 2006:18). Seorang wirausahawan selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Kerugian merupakan hal yang biasa, karena faktor kerugian selalu ada. Bahkan, bagi mereka semakin besar risiko kerugian yang akan dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraup.

Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha, dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaanya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, Bangsa dan Negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berani mengambil langkah untuk memulai berwirausaha karena adanya ketakutan akan rugi atau bangkrut. Tidak sedikit orang yang merasa tidak memiliki masa depan yang pasti jika berwirausaha. Bahkan, sebagian orang yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai usaha. Padahal profesi pengusaha menjanjikan peluang peningkatan penghasilan yang


(13)

memungkinkan kita bebas financial di hari tua sehingga kita bisa pensiun lebih tenang dan fokus untuk misi hidup yang lain.

Menurut Kashmir (2006:15), Jika di perhatikan, kegiatan seorang wirausaha tampaknya sederhana. Namun, jika kita lihat lebih teliti lagi, ternyata mereka begitu pandai mengatur waktu, memilih bahan atau barang yang akan dijual. Mereka pandai membaca keinginan, kebutuhan, dan selera konsumennya. Mereka juga pandai dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh pelanggan ( harga jual ) sehingga menghasilkan keuntungan. Seorang wirausahawan pun pandai melayani konsumennya sehingga merasa nyaman dan melakukan transaksi secara terus-menerus. Dalam skala yang lebih luas, mereka begitu pandai memberi perintah, membagi tugas dan tanggung jawab kepada orang lain untuk melakukan kegiatan.

Gambaran seperti di atas, mengenai cara seorang wirausaha dalam hal pandai membaca keinginan dan melayani konsumen, menentukan harga jual dan pintar memberikan perintah, merupakan gambaran kegiatan seorang wirausahawan dalam kesehariannya. Kepiawaian dan keahlian mereka dalam menjalankan aktivitas tanpa rasa canggung, takut, malu, atau minder merupakan menu keseharian yang menjadi rutinitas. Dalam menjalankan kegiatannya mereka tidak menunggu perintah, tetapi memerintah anak buahnya ( karyawan ) untuk melakukan suatu kegiatan. Semua yang mereka lakukan diperoleh dari pengalaman yang pernah mereka lakukan atau pengalaman dari orang lain (Kashmir, 2006:16).

Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan


(14)

Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai kemauan tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi risiko dan tantangan. Kompetensi di artikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008:11), seseorang yang termotivasi akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena keuntungan – keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh keuntungan, seorang wirausaha juga bisa di hadapi dengan berbagai macam kendala yang muncul. Adapun kentungan-keuntungan yang di peroleh mencakup peluang untuk menentukan nasib Anda sendiri, karena memiliki usaha sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting bagi Anda.

Peluang untuk melakukan perubahan dapat memberikan keuntungan bagi wirausaha, karena adanya peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pengusaha yang lain. Dengan adanya inovasi-inovasi, keuletan, dan potensi yang dimiliki wirausaha akan mampu memberikan keuntungan yang menakjubkan. Oleh sebab itu diperlukan kerja keras dan lama untuk mencapai keuntungan yang dapat membuat bisnis dan hidup seorang wirausaha lebih mapan.

Adapun berbagai kendala yang dapat muncul seperti, ketidakpastian pendapatan karena membuka dan menjalankan suatu usaha tidak memberi jaminan bahwa seorang wirausaha akan memperoleh pendapatan yang cukup untuk hidup. Resiko kehilangan seluruh investasi dapat dialami sang pengusaha jika mereka tidak


(15)

memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam mengelola usahanya. Memang menyenangkan menjadi bos, tetapi terlalu besar tanggung jawab yang harus dipikul. Bila tidak ada seorangpun tempat bertanya, tekanan bisa menggunung dengan tiba-tiba.

Tekanan yang dihadapi, dapat menyebabkan tingkat stress yang tinggi karena banyak wirausaha menyadari bahwa mereka harus mengambil keputusan mengenai beberapa hal dan menanggung beban mengelola prusahaannya sendirian karena tidak bisa mendelegasikan wewenang kepada orang lain. Tingkat stress yang tinggi besar kemungkinan akan menimbulkan rasa putus asa dalam diri seorang Entrepreneur.

Faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha antara lain : Modal , Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan keluarga (Pandji, 2002 : 243, dan Kasmir, 2006:38). Dengan faktor-faktor tersebut seorang wirausaha mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.

Modal merupakan faktor penting dalam memulai suatu usaha. Tanpa modal suatu usaha tidak dapat berjalan, karena modal tersebut di gunakan dalam mengoperasikan bisnis tersebut. Jika seseorang ingin memulai usaha tetapi memiliki kendala dalam hal modal, maka ia dapat memperoleh modal dengan melakukan pinjaman ke berbagai pihak seperti perbankan, keluarga ataupun kerabat dekat. Dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud


(16)

yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material. Dalam penelitian aspek modal hanya diambil 2 aspek yaitu modal material dan modal intelektual.

Selain modal berwujud dan tidak berwujud, pengalaman juga dapat memberikan pengaruh positif dalam berwirausaha, karena pengalaman dapat menjadi petunjuk atau pedoman agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha. Pendidikan juga sama penting nya dalam mempengaruhi kesuksesan berbisnis, dengan adanya pendidikan seorang wirausaha tidak gampang di pengaruhi dalam pengambilan keputusan serta dengan mudah dapat membuat laporan keuangan dan perencanaan bisnis.

Minat atau bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha tersebut di jalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Faktor keluarga juga di perlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih dalam menjalankan usahanya.

Saat ini di kota-kota besar di Indonesia termasuk di Medan, semakin banyak orang yang memiliki sepeda motor. Hal ini menyebabkan terbukanya peluang untuk membuka usaha bengkel. Fenomena ini menyebabkan banyaknya usaha-usaha perbengkelan sepeda motor yang dapat kita temui di berbagai kawasan. Salah satu kawasan yang terdapat banyak usaha perbengkelan sepeda motor adalah di sepanjang Jalan Setia Budi Medan. Mereka menjual banyak sparepart motor yang bersuku cadang asli dan mereka menerima service motor bagi pelanggan yang mengalami


(17)

gangguan pada kendaraannya. Dengan berbagai macam sparepart yang dijual, yang memiliki kualitas dan mutu produk berkualitas serta dengan harga yang dapat di jangkau, akan mampu menarik keinginan konsumen untuk melakukan pembelian bahkan melakukan pembelian ulang.

Melihat fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha ( Studi Kasus Pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor Di Jalan Setia Budi Medan ) ” .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang ingin di bahas dapat di rumuskan sebagai berikut :

Apakah faktor Modal, Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan Keluarga berpengaruh positif dalam berwirausaha.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literatur ( Kuncoro, 2003:44 ).


(18)

seseorang dapat menata masa depannya dengan penghasilan yang telah di dapat tanpa tergantung kepada orang lain.

Pada kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha, yaitu faktor modal ( X1 ), faktor pengalaman ( X2), faktor pendidikan ( X3 ), faktor minat dan bakat ( X4 ), faktor keluarga ( X5 ) yang mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat dalam gambar sebagai berikut :

Gambar : 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : ( Pandji, 2002 ) dan ( kasmir, 2006 ), diolah penulis. D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian (Umar, 2003:69). Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Faktor Modal (X1)

2. Faktor Pengalaman (X2)

3. Faktor pendidikan (X3)

4. Faktor Minat dan Bakat (X4) 5. faktor Keluarga

(X5)

Faktor yang mendorong

entrepreneur dalam

berwirausaha (Y)


(19)

“ Variabel Modal, Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan Keluarga berpengaruh positif terhadap enterpreneur dalam berwirausaha ’’.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor Modal, Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan Keluarga yang mendorong enterpreneur dalam berwirausaha pada usaha bengkel di Jalan Setia Budi Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Usaha

Sebagai bahan masukan bagi para wirausahawan tentang pentingnya mendirikan usaha dan sebagai informasi untuk mengetahui keunggulan dalam berwirausaha.

b. Bagi Penulis

Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan dan faktor-faktor pendorongnya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bagi peneliti berikutnya tentang faktor-faktor yang dapat mendorong seseorang dalam berwirausaha dan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian.


(20)

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Independen ( X ) yang terdiri dari faktor modal ( X1 ), faktor pengalaman ( X2 ), faktor pendidikan ( X3 ), faktor minat dan bakat ( X4), dan faktor keluarga ( X5 ).

b. Variabel Dependen ( Y ) yakni faktor yang mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha.

c. Responden penelitian adalah pengusaha bengkel di Jalan Setia Budi. 2. Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang di teliti, yang terdiri dari :

a. Variabel bebas ( X ) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif bagi variabel dependen nantinya. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah :

1. Modal ( X1 ) yaitu sejumlah dana yang dikeluarkan si pengusaha untuk memulai dan menjalankan aktivitas usahanya.

2. Pengalaman ( X2 ) yaitu suatu pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya nanti.


(21)

3. Pendidikan ( X3 ) yaitu keahlian ( skill ) dan tekhnik-tekhnik yang diperoleh oleh wirausahawan dalam berwirausaha.

4. Minat dan Bakat ( X4 ) yaitu rasa ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari dengan berbagai cara.

5. Keluarga ( X5 ) yaitu seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. Keluarga sengaja mengader anggota keluarga lain untuk meneruskan usaha atau membuka cabang atau usaha baru.

b. Variabel terikat ( Y )adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah faktor yang mendorong


(22)

Tabel 1.1

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala ukur

Modal (X1)

Modal dapat diartikan sebagai keahlian seseorang. Dengan

keahlian tertentu seseorang dapat bergabung

dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.

a. Jumlah modal b. Sumber modal c. Keterampilan d. Pengetahuan

Guttman

Pengalaman (X2 )

Pengalaman maksudnya adalah pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam

melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau

guru agar tidak melakukan

kesalahan dalam menjalankan usaha nantinya.

a. Pengalaman intern (dari dalam diri sendiri)

b. Pengalaman ekstern (dari orang lain)

Guttman

Pendidikan (X3)

Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen dipercaya akan mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam mengembangkan usahanya dan dapat menyusun perencanaan bisnis.

a. Tingkat pendidikan b. Jenis pendidikan

non formal

c. Pengetahuan Bisnis d. Kreatifitas

Guttman

Minat dan Bakat (X4 )

Artinya ketertarikan pada suatu bidang usaha yang tertanam dalam diri seseorang.

a. Keahlian b. Hobi

Guttman

Keluarga (X5)

Seseorang yang sudah menjiwai suatu pekerjaan karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha.

a. Usaha turun temurun b. Tuntutan dari

keluarga

c. Motivasi keluarga

Guttman Faktor yang mendorong Enterpreneur dalam berwirausaha (Y)

Yaitu hal-hal yang dapat membuat wirausaha terpacu untuk memulai suatu usaha.

a. Menyalurkan hobi pemilik b. Menambah pengalaman c. Menambah pengetahuan Guttman


(23)

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala pngukuran Guttman. Skala ini digunakan untuk menglasifikasikan objek atau kejadian ke dalam kelompok ( kategori ) terpisah untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan tertentu dari objek. Skala pengukuran ini, akan didapat jawaban tegas, yaitu : “ ya – tidak ”,“ benar – salah ”,“ pernah – tidak pernah ”, “ positif dan negatif ”, dan lain-lain. Dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori, pada setiap jawaban akan diberikan skor.

Pembagiannya adalah : a. Ya = 1

b. Tidak = 0

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada usaha bengkel di Jalan Setia Budi Medan, yang dimulai pada bulan Januari sampai bulan Mei 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono ( 2005:72 ) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah sebanyak


(24)

20 responden dari pengusaha bengkel yang mendirikan usahanya di sepanjang Jalan Setia Budi Medan.

b. Sampel

Menurut Uma Sekaran ( 2006:123) sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan metode nonprobability

sampling yang merupakan tekhnik pengambilan sampling yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Metode nonprobability sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30 responden ( Sugiyono 2005:212 ). Oleh karena jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30 respoden, maka sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden. Maka keduapuluh responden itu akan langsung digunakan sebagai sampel.

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu : a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti. Data Primer


(25)

diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan ( questionnaire ) kepada responden yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti lain, data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, dan informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi entah didalam atau luar organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti.

7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara ( Interview )

Melakukan wawancara langsung kepada responden yaitu pengusaha bengkel. b. Daftar Pertanyaan ( questionnaire )

Memberikan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu kepada responden.

c. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data-data melalui informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

8. Metode Analisis Data

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang


(26)

nyata dan benar. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang di gunakan ( questionnaire ) menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsistensi jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang berbeda-beda (Jogiyanto, 2004:120). Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan terhadap objek diluar responden yaitu pemilik bengkel yang bukan berada di jalan Setiabud i.

b. Metode Analisis deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yang sering digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif. Termasuk dalam parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktokram, perhitungan penyebaran data melalui perhitunga rata-rata dan standar deviasi.

c. Metode Guttman

merupakan metode yang di gunakan untuk memperoleh ukuran gabungan yang bersifat unidimensional (hanya mengukur satu dimensi saja). Kemudian akan didapatkan jawaban tegas, yaitu : “ya-tidak”, “benar-salah”, dan lain-lain. Pada setiap jawaban akan diberikan skor, Ya=1 dan Tidak=0 (Freddy Rangkuti, 1996:67).


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU) “ penelitian ini memakai analisis statistik regresi berganda, diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU, Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar (3,272) dengan tingkat signifikan 0,024 < 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel emosional yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU, hal ini di ketahui dari nilai Standardizer Coefficients tertinggi sebesar 0,275 dan nilai signifikan terkecil sebesar 0,04 diantara variabel bebas lainnnya.

Penelitian yang dilakukan Martondang (2006) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-Faktor Yang mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone Di Sepanjang Jalan Letda Sujono Medan)” diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dijumpai dari para wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah faktor yang di sengaja,


(28)

dimana seseorang yang memang dengan sengaja mempersiapkan dirinya untuk berwirausaha. Penelitian di lakukan dengan menggunakan metode deskriptif.

B. Kewirausahawan Defenisi kewirausahawan

Kewirausahawan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak ( Kasmir, 2006:18 ). Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.4 Tahun 1995, Tanggal 30 Juni 1995 mengemukakan bahwa: “ kewirausahawan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan daya kerja, tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.”

Defenisi kewirausahawan dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu Ahli Ekonomi, Ahli Manajemen, Pelaku Bisnis, Psikolog dan Pemodal.

1. Pandangan Ahli Ekonomi

Menurut Ahli Ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau


(29)

sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber d.aya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa (Suryana, 2006:15)

2. Pandangan Ahli Manajemen

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan organisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3).

3. Pandangan Pelaku Bisnis

Menurut Scorborough dan Zimmerer (1993:5), wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertambahan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang di perlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

4. Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain (Suryana, 2006:16).

Adapun faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam berwirausaha adalah : 1. Kemampuan dan Kemauan

2. Tekad yang kuat dan kerja keras


(30)

C. Modal Kewirausahaan

Dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.

Skill x Knowledge

=

Capability x Authority

=

Competency x Commitment

Intellectual capital Gambar : 2.1 Modal Intelektual


(31)

Pada gambar 1.2 tampak bahwa Intellectual Capital =Competency x

Commitment. Artinya, meskipun seorang wirausaha memiliki tingkat pengetahuan

yang tinggi, apabila tidak di sertai komitmen yang tinggi, maka ia tidak akan dapat menggunakan modal intelektualnya. Competence =Capability x Authority, artinya wirausaha yang kompeten adalah wirausaha yang memiliki kemampuan dan wewenang sendiri dalam mengelola usahanya (mandiri). Capability =Skill x

Knowledge, artinya kapabilitas wirausaha sangat ditentukan oleh keterampilan dan

pengetahuan. Keterampilan dan pengetahuan yang di lengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi membentuk kepribadian wirausaha.

Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga dapat terbentuk citra. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal di atas.

D. Persyaratan Menjadi Wirausahawan

Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang atau kesempatan bisnis yang ada serta menghimpun sumber-sumber daya (karyawan, modal, tekhnik, dan lain-lain) yang di butuhkan guna mendapatkan laba atau hasil dari padanya serta mengambil tindakan yang tepat guna memastikan tercapainya sukses. Dari berbagai sumber penelitian, untuk menjadi wirausahawan seseorang harus memiliki ciri-ciri dan sifat khas sebagai berikut :


(32)

Tabel 2.1

Ciri dan Sifat khas wirausahawan

Ciri-ciri Watak

Percaya diri yang kuat 1. kepercayaan (Keteguhan) 2. Ketidaktergantungan,

kepribadian mantap 3. Optimisme

Berorientasikan tugas dan hasil 1. Kebutuhan atau haus akan prestasi

2. Berorientasi laba atau hasil 3. Tekun dan tabah

4. Tekad, kerja keras, motivasi 5. Energik

6. Penuh inisiatif

Pengambil risiko 1. Mampu mengambil risiko

2. Suka pada tantangan

Kepemimpinan 1. Mampu memimpin

2. Dapat bergaul dengan orang lain

3. Menanggapi saran dan kritik

Keorisinalan 1. Inovatif (pembaharu)

2. Kreatif 3. Fleksibel 4. Banyak sumber 5. Serba bisa

6. Mengetahui banyak Berorientasi ke masa depan 1. Pandangan ke depan

2. Perseptif Sumber : B.N. Marbun S.H (1986)

Selanjutnya, ada beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha. Yaitu : (1) pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, (2) pengetahuan tentang peran dan tangggung jawab, dan (3) pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya : (1) keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko, (2) keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, (3) keterampilan dalam memimpin dan mengelola, (4) keterampilan


(33)

berkomunikasi dan berinteraksi, dan (5) keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

E. Ciri-Ciri wirausahawan

Menurut Sulipan, (2005) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan didalam berwirausaha.

3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalam mengejar suatu keuntungan.

4. Mempunyai daya, kreasi, imajinasi, dalam mengembangkan bidang usaha yang digeluti.

5. Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.

6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidangusahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan.

7. Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif, dan efisien.

8. Berusaha tidak konsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh di dalam kegiatan bidang usahanya.


(34)

Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha.

2. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berusaha. 3. Percaya pada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju.

4. Bertanggung jawab atas kemampuan, dan kemajuan dalam bidang usahanya. 5. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya.

6. Berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.

Menurut Undang-Undang Usaha Kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah usaha yang memenuhi kriteria:

1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan, tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan ( omset ) paling banyak Rp1milyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum, atau usaha berbadan hukum, termasuk koperasi.


(35)

F. Keunggulan Berwirausaha 1. Harga Diri

Dengan berwirausaha harga diri seseorang tidak turun, tetapi sebaliknya meningkat. Si pengusaha menjadi kelas tersendiri di masyarakat dan dianggap memiliki wibawa tertentu, seperti disegani dan dihormati. Banyak pegusaha yang sukses dalam menjalankan usahanya menjadi contoh bagi masyarakat, apalagi mampu memberikan peluang kerja yang sangat di butuhkan.

2. Penghasilan

Dari sisi penghasilan, memiliki usaha sendiri jelas dapat memberikan penghasilan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan menjadi pegawai. Besar kecilnya penghasilan karyawan lebih banyak ditentukan oleh si pengusaha. Sementara itu, meningkatnya penghasilan pengusaha tidak mengenal batas waktu, terkadang ada istilah kalau lagi booming, maka keuntungan akan mengalir seperti air yang tak putus-putusnya, apa saja yang dilakukan selalu memperoleh keuntungan.

3. Ide dan Motivasi

Biasanya para wirausaha selalu memiliki ide yang begitu banyak untuk menjalankan kegiatan usahanya. Telinga, mulut, dan mata selalu memberikan inspirasi untuk menangkap setiap peluang yang ada. Pengusaha juga memiliki motivasi yang tinggi untuk maju dibandingkan dengan menjadi pegawai. Terpikir, melihat, atau mendengar sesuatu selalu menjadi ide untuk dijual. Motivasi untuk maju dan semakin besar akan selalu melekat dalam hati


(36)

seorang pengusaha. Setiap waktu selalu timbul ide untuk menjadikan sesuatu menjadi uang.

4. Masa depan

Masa depan pengusaha yang sukses relatif jauh lebih baik dibanding pegawai. Seorang wirausahawan tidak pernah pensiun dan usaha yang dijalankan dapat diteruskan generasi selanjutnya. Oleh karena itu, kita sering mendengar suatu usaha yang bisa dikelola sampai tujuh turunan.

G. Perencanaan Strategis dan Implementasi

Seorang wirausaha yang melangkah masuk ke dalam seluk-beluk kewirausahaan harus bersiap untuk berkiprah dalam suatu kompetisi yang mungkin tidak sehat. Tidak tertutup kemungkinan bahwa lingkungan yang dimasuki tersebut akan penuh dengan batu sandungan yang menghambat kemajuan diri maupun usahanya.

Berbeda dengan kondisi perusahaan besar, dimana personil untuk perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasannya terdiri atas beberapa orang. Bagi usaha kecil, wirausaha adalah seorang yang merencanakan namun terlibat dalam

pengawasannya. Bahkan ada usaha kecil dimana wirausahanya berperan pula sebagai

pelaksana. Dalam hal ini, unsur perencanaan perlu mendapat perhatian yang khusus dan cermat.

Untuk itu, sebelum memulai berusaha atau didalam melanjutkan setiap periode berusaha, perlu dipikirkan perencanaan strategis yang akurat dan menyeluruh meliputi seluruh aspek-aspek manajerial dan tekhnis implementasinya (Drs.harimurti Subanar, 1993 : 17 )


(37)

H. Manfaat Membuka Usaha Sendiri.

Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya sendiri untuk kepuasan diri. Rutinitas yang membosankan, kreativitas yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan, budaya perusahaan yang tidak cocok merupakan hal-hal yang bisa menciptakan motif dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk bos atau pimpinan perusahaan. Sedangkan dengan berwirausaha, semua pekerjaan yang dilakukan untuk diri sendiri, di perusahaan milik sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa di dapatkan dari membuka usaha sendiri ( Sarosa, 2003:5 ).

1. Potensi Penghasilan Tak Terbatas.

Bila membuka usaha sendiri, maka penghasilan yang di dapatkan bisa dalam jumlah yang besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengelolaan usaha. Wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatkannya. Potensi menerima penghasilan yang tak terbatas ini merupakan daya tarik yang menggiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.

2. Memaksimalkan Kemampuan

Dengan memiliki usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk berkreasi dengan ide-ide tersebut, untuk bekerja tanpa adanya batasan-batasan yang mungkin akan segera ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerja pun akan menjadi


(38)

berlipat ganda. Dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi. Maju tidaknya usaha tersebut, tergantung bagaimana mengelolanya.

3. Bebas Mengatur Ritme Kerja

Jika bekerja sebagai karyawan, maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu. Sebagian besar waktu yang ada di habiskan diluar rumah. Akan tetapi, seseorang dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha. Bahkan jika usaha mengambil tempat di rumah, maka seseorang tidak perlu meninggalkan rumah. Wirausahawan seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab.

Semakin sukses seorang wirusaha maka semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausaha bukannya seseorang yang semakin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap Mental Yang Mandiri

Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus di lakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sangat di butuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Manajemen diri sendiri merupakan hal yang sangat penting yang harus di lakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.


(39)

I. faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha

Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan untuk berwirausaha antara lain: 1. Faktor Modal

Untuk memulai usaha terlebih dahulu di perlukan sejumlah uang. Modal dapat di artikan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.

2. Faktor Pengalaman

Pengalaman maksudnya adalah pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya nanti.

3. Faktor Pendidikan

Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen atau ekonomi di percaya akan mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam mengembangkan usahanya. Dengan adanya pendidikan, seseorang dapat membuat perencanaan bisnis yang meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Tanpa adanya pendidikan seorang wirausaha tidak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana menyusun laporan keuangan. Pengetahuan tersebut dapat di peroleh melalui pendidikan formal, seperti : dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti : pelatihan tentang UKM atau kursus.


(40)

4. Faktor Minat dan Bakat

Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya ketertarikan pada suatu bidang usaha tertanam dalam dirinya. Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya. 5. Faktor Keluarga

Karena terlahir dan di besarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha, sehingga secara sengaja atau tidak sengaja cukup menjiwai pekerjaan semacam itu. Biasanya usaha tersebut akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Berkiprah dalam dunia usaha bukan suatu hal yang baru di rasakan karena semuanya telah terbiasa sedari kecil. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dalam mengelola usaha.


(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM ENTREPRENEUR BENGKEL SEPEDA MOTOR

A. Gambaran Umum Jalan Setia Budi Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi, dan peranan kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara, kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara geografis, kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan selat malaka dibagian utara. Sehingga relatif dekat dengan Negara yang lebih maju seperti Malaysia dan Singapura.

Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang atau jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang besar. Secara administratif, wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah barat, selatan, timur. Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negri (X,M).

Wilayah kota Medan terdapat 21 kecamatan, salah satunya kecamatan Medan Sunggal. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Medan Baru di sebelah timur, Medan Selayang di selatan, Medan Helvetia di utara. Kecamatan Medan Sunggal mempunyai penduduk sebanyak ± 103.803 jiwa. Luas kecamatan ini adalah 15,44 KM, dan memiliki 6 kelurahan yaitu


(42)

kelurahan babura, kelurahan tj.rejo, kelurahan sei sikambing, kelurahan lalang, kelurahan sunggal, kelurahan simpang tanjung.

Salah satu daerah yang termasuk kedalam kecamatan Medan Sunggal adalah Jalan Setia Budi kelurahan Tj.Rejo, yang merupakan daerah tinjauan atau survey terhadap penelitian yang saya lakukan. Dijalan Setia Budi tersebut terdapat 20 bengkel yang saya jadikan sebagai sampel untuk memperoleh data sebagai pendukung dalam penelitian ini.

Gambar 3.1: Peta Jalan Setia Budi Medan

Sumber

Lokasi Jalan Setia Budi selalu padat dan ramai dilalui oleh kendaraan, apalagi pada lokasi tersebut terdapat sebuah pasar yang selalu padat dengan aktivitasnya dan selalu ramai dikunjungi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan. Kondisi jalan


(43)

yang tidak begitu luas dan suasana pasar yang selalu ramai, membuat lalulintas di sekitarnya sedikit mengalami gangguan seperti macet.

B. Gambaran Umum Responden.

Secara umum gambaran pengusaha dapat dilihat pada hasil penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi yang dilakukan oleh penulis untuk penelitian ini.

Tabel 3.1

Data Pribadi Pengusaha Bengkel Jln.Setia Budi Medan No

.

Nama Responden Alamat Bengkel dan Nama Toko Lama Berwira usaha Jumlah Karyaw an 1. Ade Irwan Tanadi Jln.Setia Budi No.

178/A10 Medan. Kitaco Motor

5Thn 9 Orang

2. Deni Jln.Setia Budi No. 114. DJM

8 Thn 3 Orang 3. Desendra Barus Jln.Setia Budi No. 7/9

Medan. Setia Budi Oil

10 Thn 3 Orang

4. Donna Romanti Jln.Setia Budi No. 65i. Medan.

Sukardi Jaya

7 Thn 5 Orang

5. Esrom Siahaan Jln.Setia Budi Psr1 No. 123 Medan. Kereta Service & Parts

2 Thn 3 Orang

6. Hasan Jln.Setia Budi No.

109E.Medan. GP Motor


(44)

7. Hasan Jln.Setia Budi No. 87A Medan.

BHS Motor

4 Thn 3 Orang

8. Hendro Jln.Setia Budi No. 55 Tj.Rejo Medan.

Oil Service

9 Thn 1 Orang

9. Ida Jln. Setia Budi No. 143 Tj.Sari Medan.

Abadi Motor

5 Thn 2 Orang

10. Ilham Jln.Setia Budi No. 56D Medan.

Millenium Motor

4 Thn 10 Orang 11. Indra Jln.Setia Budi No. 32

Medan. Timur Jaya Motor

3 Thn 3 Orang

12. Jimmy Jln.Setia Budi No. 987 Medan Sunggal.

Sinar Motor

6 Thn 6 Orang 13. Jimy Jln.Setia Budi No. 02

Medan. Dua Saudara

12 Thn 7 Orang 14. Ospen Sihotang Jln.Setia Budi Psr IV No.

418 Medan. RIM Motor

6 Thn 7 Orang

15. Sehi SE Jln.Setia Budi No. 46C Medan.

Anugrah Jaya Motor

2 Thn 3 Orang 16. Sid Porman Jln.Setia Budi No. 446

Tj.Sari Medan. CJS Service

2 Thn 6 Orang 17. Sofian Jln.Setia Budi No. 94F

Medan. Perintis Motor

6 Thn 4 Orang 18. Selamat Riadi Jln.Setia Budi No. 02

Medan. Serasi

14 Thn 4 Orang


(45)

Medan. Saudara Jaya Motor 20. Warastuti Jln. Setia Budi No. 09

Medan.

Setia Budi Accessories

8 Thn 2 Orang Sumber : Data diolah oleh penulis

Para pengusaha bengkel tinggal pada alamat yang berbeda-beda. Sebahagian pengusaha ada yang tinggal bersamaan dengan tempat usahanya, ini dijadikan alasan agar mereka mudah untuk mengontrol usaha dan tempat tinggal mereka. Tetapi ada juga lokasi usaha yang tidak bersamaan dengan tempat tinggal mereka, hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka karena walaupun lokasi usaha yang terpisah dari tempat tinggal mereka tetap dapat mengontrol lokasi usaha dan dapat tiba dilokasi setiap pagi sama seperi pengusaha lainnya yang tinggal bersamaan dengan tempat usaha mereka.

Setiap usaha telah beroperasi pada jangka waktu yang berbeda-beda. Ada pengusaha yang baru saja melangkahkan kakinya kedunia bisnis pada 1,5 tahun yang lalu, dan ada juga pengusaha yang telah merintis usahanya sejak 14 tahun lamanya. Hal ini dapat menjadi contoh kepada pengusaha baru, bahwa dunia bisnis jika dijalani dengan sungguh-sungguh maka usaha tersebut akan tetap bisa berdiri sampai bertahun-tahun..Para pengusaha juga memiliki ide-ide tersendiri untuk memberikan nama pada usaha mereka yang berbeda dari yang lain sehingga dapat menarik konsumen untuk berkunjung.

Suatu pekerjaan akan terasa berat jika dikerjakan sendiri. Oleh karena itu para pengusaha merekrut beberapa orang atau karyawan untuk membantu dalam menjalankan usaha. Para karyawan pun dipilih sesuai dengan kemampuan dalam


(46)

bidangnya masing-masing. Sebahagian pengusaha hanya mempekerjakan 1 karyawan saja untuk membantunya, tetapi ada juga pengusaha yang mempekerjakan 10 karyawan untuk membantu menjalankan usaha tersebut.


(47)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kuantitatif 1. Uji Validitas

Kuesioner disebarkan untuk menjadi sumber data yang baik, maka perlu digunakan uji validitas dan realibilitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar data-data yang diambil valid dan realibel, artinya benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.

Valid berarti data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrument) misalnya kuesioner, benar-benar dapat menjawab tujuan penelitian (Pratisto, 2004:241). Dalam melakukan pengujian validitas dan realibilitas, data yang diambil adalah data dari luar sampel, yaitu data yang diambil dengan membagikan kuesioner kepada pengusaha bengkel yang berada di Jalan Merak dan Jalan Amal Sunggal.

Pengujian validitas instrument digunakan dengan menggunakan program SPSS 12,0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut :

1). Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2). Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid

Butir–butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur, sedangkan butir-butir pertanyaan yang valid dinyatakan layak untuk dijadikan kuesioner. Pada pra survey, kuesioner yang berisi 22 pertanyaan yang menyangkut variabel modal, pengalaman,


(48)

berada di Jalan Merak dan Jalan Amal Sunggal sebagai responden sebanyak 10 orang untuk keperluan uji validitas instrument yang hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Validitas Tiap Butir Pertanyaan Pertanyaan

Scale Mean if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

Validitas

VAR00001 13.3000 .723 .789 Valid

VAR00002 13.7000 .-824 876 Tidak

VAR00003 13.3000 .685 .750 Valid

VAR00004 13.6000 .524 .802 Tidak

VAR00005 13.8000 .028 .829 Tidak

VAR00006 12.9000 .710 .713 Valid

VAR00007 13.3000 .685 .749 Valid

VAR00008 12.7000 .720 .726 Valid

VAR00009 13.1000 .797 .794 Valid

VAR00010 13.3000 .723 .789 Valid

VAR00011 13.3000 .580 .798 Tidak

VAR00012 13.2000 .623 .797 Valid

VAR00013 12.9000 .718 .759 Valid

VAR00014 13.1000 .797 .794 Valid

VAR00015 13.2000 .785 .788 Valid

VAR00016 13.1000 .797 .794 Valid

VAR00017 13.9000 .292 .815 Tidak

VAR00018 13.5000 .638 .794 Valid

VAR00019 11.7000 .514 .813 Tidak

VAR00020 13.1000 .797 .794 Valid

VAR00021 13.1000 .797 .794 Valid

VAR00022 12.0000 .192 .829 Tidak

Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)

Dari 22 butir pertanyaan yang dibuat pada kuesioner, ternyata butir pertanyaan 2,4,5,11,17,19,22 tidak valid karena rhitung < rtabel. Butir-butir pertanyaan yang tidak valid dapat di jelaskan sebagai berikut :


(49)

2. Nilai rhitung pada butir 4 yaitu 0.524<0.632 (rtabel), maka butir 4 harus dibuang.

3. Nilai rhitung pada butir 5 yaitu 0.028<0.632 (rtabel), maka butir 5 harus dibuang. 4. Nilai rhitung pada butir 11 yaitu 0.580<0.632 (rtabel), maka butir 11 harus

dibuang.

5. Nilai rhitung pada butir 17 yaitu 0.292<0.632 (rtabel), maka butir 17 harus dibuang.

6. Nilai rhitung pada butir 19 yaitu 0.514<0.632 (rtabel), maka butir 19 harus dibuang.

7. Nilai rhitung pada butir 22 yaitu 0.192<0.632 (rtabel), maka butir 22 harus dibuang

Dengan prosedur yang sama, kembali dilakukan uji validitas dengan membuang butir pertanyaan 2,4,5,11,17,19,22 maka akan diperoleh output sebagai berikut:

Tabel 4.2

Validitas Tiap Butir Pertanyaan Item

Pertanyaan

Corrected

Item-Total Correlation Validitas

Butir 1 .802 Valid

Butir 3 .649 Valid

Butir 6 .807 Valid

Butir 7 .764 Valid


(50)

Butir 9 .803 Valid

Butir 10 .802 Valid

Butir 12 .658 Valid

Butir 13 .738 Valid

Butir 14 .803 Valid

Butir 15 .840 Valid

Butir 16 .803 Valid

Butir 18 .685 Valid

Butir 20 .803 Valid

Butir 21 .803 Valid

Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setelah pernyataan butir 2,4,5,11,17,19, dan 22 dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation untuk seluruh butir pernyataan > 0,632.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan program

SPSS 12.0 for windows. Butir pernyataan yang sudah valid dalam uji validitas akan


(51)

Tabel 4.3

Reliabilitas Tiap Butir Pertanyaan

Cronbach's Alpha N of Items

0,874 15

Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)

Berdasarkan Tabel 4.3 Reliabel Statistic, Cronbach’s Alpha = 0,874 dengan jumlah pernyataan 15 butir, menunjukkan bahwa pernyataan ini reliable dan dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,874 > 0,6 sehingga instrument yang dalam penelitian tersebut dapat dinyatakan telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitian.

Pada penelitian ini digunakan dua metode untuk menganalisis data primer yang telah diperoleh, yaitu : metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui secara umum gambaran responden penelitian. Sedangkan metode analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas data. Proses penganalisaan data ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 12.0 for windows.

B. Analisis Deskriptif Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data-data kuesioner yang disebarkan kepada 20 responden, diperoleh data mengenai jenis kelamin responden penelitian. Jumlah dan persentasi antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada tabel 4.4.


(52)

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 17 85%

Perempuan 3 15%

Total 20 100%

Sumber: Penelitian 2010 (data diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah laki-laki, yakni sebanyak 85% dan selebihnya adalah perempuan, yakni 15%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

SD 0 0%

SMP 0 0%

SMU 10 50%

DIPLOMA 2 10%

S1 8 40%

S2 0 0%

S3 0 0%

Total 20 100%


(53)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengusaha bengkel di jalan setia budi Medan umumnya sudah mempunyai tingkat pendidikan yang lumayan bagus mulai lulusan SMU hingga perguruan tinggi. Responden yang paling banyak adalah lulusan SMU, yakni sebesar 50%, disusul oleh lulusan perguruan tinggi program S1, yakni 40% dan lulusan Diploma sebanyak 10%. Oleh karena itu responden dalam penelitian ini umumnya mudah memberikan jawaban karena mereka memahami tujuan penelitian ini.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Dibawah 20 0 0%

21-30 Tahun 10 50%

31-40 Tahun 10 50%

41-50 Tahun 0 0%

Diatas 50 Tahun 0 0%

Total 20 100%

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata usia responden adalah 30-40 tahun, dengan komposisi usia responden antara 21-30 tahun sebanyak 50%, dan usia antara 31-40 tahun sebanyak 50%.


(54)

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Jumlah Persentase

1-3 10 50%

4-6 6 30%

7-10 4 20%

Total 20 100%

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah

Pada Tabel 4.7 secara rata-rata setiap pengusaha menggunakan tenaga kerja bervariasi mulai 1 (satu) orang sampai 10 (sepuluh) orang. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.7 pengusaha yang menggunakan tenaga kerja 1-3 orang adalah sebanyak 50%, adapun pengusaha yang menggunakan tenaga kerja 4-6 orang adalah 30%, dan untuk pengusaha yang menggunakan tenaga kerja 7-10 orang adalah 20%.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Beroperasi Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Beroperasi

Lama Beroperasi Jumlah Persentase

1,5 tahun-3 tahun 4 20%

4 tahun-6 tahun 8 40%

7 tahun-9 tahun 4 20%

10 tahun-14 tahun 3 15%

Total 20 100%


(55)

Pada Tabel 4.8 usaha yang telah beroperasi selama 1,5-3 tahun adalah sebanyak 20%, usaha yang telah beroperasi selama 4-6 tahun adalah sebanyak 40%, adapun untuk usaha yang telah beroperasi selama 7-9 tahun adalah sebanyak 20%, dan sebagian lagi mulai beroperasi selama 10-14 tahun sebanyak 15%.

Berdasarkan lamanya usaha yang telah dioperasikan, dapat dilihat bahwa dunia usaha jika dikelola dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati, maka usaha tersebut dapat tetap bisa berdiri dan tetap bisa bersaing dengan usaha yang lain sampai bertahun-tahun seperti salah satu usah perbengkelan di Jalan Setia Budi Medan dimana usahanya tetap bertahan sampai 14 tahun. Usaha yang bisa bertahan sampai bertahun-tahun bisa saja diwariskan kepada generasi berikutnya, agar usaha yang telah didirikan dengan susah payah tetap bisa dikelola dan tidak berhenti begitu saja. . Hal ini dapat menjadi contoh kepada pengusaha baru, bahwa dunia bisnis jika dijalani dengan sungguh-sungguh maka usaha tersebut akan tetap bisa berdiri sampai bertahun-tahun..

C. Analisis Deskriptif Variabel

Penelitian ini menggunakan 5 variabel bebas (independen) yaitu variabel modal, pengalaman, pendidikan, minat dan bakat, dan keluarga serta satu variabel terikat (dependen) yaitu yang mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha.

1. Variabel Modal

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 responden, variabel modal terdiri dari 7 item pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang variabel


(56)

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal Item

Pertanyaaan

Ya ( 1 ) Tidak ( 0 ) Total %

Total Responden

F % F %

1

11 55 % 9 45 % 100 20

2

9 45 % 11 55 % 100 20

3 15 75% 5 25 % 100 20

4 8 40 % 12 60 % 100 20

5 10 50 % 10 50 % 100 20

6 20 100 % 0 0 % 100 20

7 19 95 % 1 5 % 100 20

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1, sebanyak 55% responden menyetujui bahwa modal tidak menjadi masalah karena jumlah modal yang mereka butuhkan saat memulai berwirausaha sangat mencukupi. Kemudian untuk pertanyaan nomor 2, sebanyak 45% responden menyatakan bahwa modal menjadi masalah karena jumlah modal yang mereka butuhkan saat memulai berwirausaha tidak mencukupi. Untuk pertanyaan nomor 3, sebanyak 75% responden menyatakan bahwa modal pada saat mereka mulai


(57)

berwirausaha adalah berasal dari mereka sendiri. Adapun persentase untuk pertanyaan nomor 4, sebanyak 40% responden menyetujui bahwa modal pada saat mereka mulai berwirausaha juga berasal dari keluarga atau kerabat mereka. Persentase untuk pertanyaan nomor 5, sebanyak 50% responden menyatakan bahwa modal mereka tidak hanya berasal dari diri sendiri tetapi juga berasal dari pihak perbankan. Persentase untuk pertanyaan nomor 6, sebanyak 100% responden dan pertanyaan nomor 7, sebanyak 95% responden sangat menyetujui bahwa selain modal material, modal keterampilan dan modal pengetahuan juga sangat membantu mereka dalam berwirausaha.

Modal merupakan faktor penting dalam memulai usaha. Tanpa modal suatu usaha tidak dapat berjalan, karena modal tersebut digunakan dalam mengoperasikan bisnis tersebut. Jika seseorang memiliki kendala dalam dalam hal modal, maka ia dapat memperoleh modal dengan melakukan pinjaman ke berbagai pihak seperti perbankan, keluarga ataupun kerabat dekat. Beberapa responden yang saya teliti, 75% dari mereka memulai usaha dengan modal mereka sendiri. Selain usaha yang dibangun dengan modal sendiri, ada juga beberapa dari mereka tetap melakukan pinjaman ke pihak-pihak tertentu seperti pinjaman yang diajukan ke pihak perbankan maupun pihak kerabat terdekat. Selain modal material, semua respoden juga telah mengantongi modal intelektual seperti modal keterampilan dan modal pengetahuan agar mereka lebih teliti, lebih berkreativitas, dan lebih dapat memahami apa yang dibutuhkan dari konsumen dari usaha yang dikelola.


(58)

2. Variabel Pengalaman

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 responden, variabel pengalaman terdiri dari 2 item pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang variabel pengalaman dapat dilihat pada Tabel 5.0

Tabel 5.0

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman Item

Pertanyaaan

Ya ( 1 ) Tidak ( 0 ) Total %

Total Responden

F % F %

1

12 60 % 8 40 % 100 20

2

17 85 % 3 15 % 100 20

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.0 diatas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1, sebanyak 60% responden menyatakan bahwa mereka mempunyai pengalaman bekerja dengan orang lain pada jenis usaha yang sama. Kemudian untuk pertanyaan nomor 2, sebanyak 85% responden sangat setuju bahwa pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha membuat mereka termotivasi untuk berwirausaha.

Pengalaman dapat memberikan pengaruh positif dalam berwirausaha, karena pengalaman dapat menjadi petunjuk atau pedoman agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha. Dari beberapa responden yang saya teliti, 60% dari mereka sudah pernah mempunyai pengalaman bekerja dengan orang lain pada jenis usaha


(59)

yang sama. Hal ini tentu sangat membantu mereka dalam menggeluti usaha tersebut, karena sebelum mempunyai usaha sendiri, mereka sudah memiliki bekal dan terlebih dahulu mengerti tentang segala hal dari perbengkelan mulai dari mesin, seluk belik sepeda motor, hingga dapat melakukan service bagi kendaraan yang bermasalah.

3. Variabel Pendidikan

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 responden, variabel pendidikan terdiri dari 4 item pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang variabel pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pendidikan Item

Pertanyaaan

Ya ( 1 ) Tidak ( 0 ) Total %

Total Responden

F % F %

1

16 80 % 4 20 % 100 20

2

7 35 % 13 65 % 100 20

3 14 70% 6 30 % 100 20

4 17 85 % 3 15 % 100 20

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1, sebanyak 80% responden menyatakan bahwa pendidikan terakhir mereka sudah cukup dalam mengelola dan mengembangkan usaha mereka. Kemudian untuk


(60)

pertanyaan nomor 2, sebanyak 35% responden mengatakan bahwa mereka pernah mengikuti pelatihan non-formal (kursus dan seminar) untuk memperlancar mereka dalam berwirausaha. Untuk pertanyaan nomor 3, sebanyak 70% responden, dan pertanyaan nomor 4, sebanyak 85% responden menyetujui bahwasannya mereka mempunyai pengetahuan bisnis yang luas tentang bagaimana mengelola usaha mereka serta mengembangakan kreatifitas mereka dalam menjalankan usaha ini misalnya tidak hanya menjual suku cadang, tetapi juga dapat melakukan service bagi kendaraan yang bermasalah.

Pendidikan juga sama pentingnya dalam mempengaruhi kesuksesan berbisnis, dengan adanya pendidikan seorang wirausaha tidak gampang dipengaruhi dalam pengambilan keputusan serta dengan mudah dapat membuat laporan keuangan dan perencanaan bisnis. Dari 20 responden yang saya teliti, 80% dari mereka menyatakan bahwa pendidikan terakhir mereka sudah cukup membantu mereka dalam menjalankan usahanya.

4. Variabel Minat dan Bakat

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 responden, variabel minat dan bakat terdiri dari 3 item pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang variabel minat dan bakat dapat dilihat pada Tabel 5.2


(61)

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden Variabel Minat dan Bakat Item

Pertanyaaan

Ya ( 1 ) Tidak ( 0 ) Total %

Total Responden

F % F %

1

17 85 % 3 15 % 100 20

2

17 85 % 3 15 % 100 20

3 12 60% 8 40 % 100 20

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1, sebanyak 85% responden, dan pertanyaan nomor 2, sebanyak 85% responden setuju bahwa mereka memiliki keahlian dan mengerti betul tentang seluk beluk sepeda motor, tentang sparepart dan mesin sepeda motor. Selanjutnya untuk pertanyaan nomor 3, sebanyak 60% responden menyatakan bahwa mereka mendirikan usaha ini adalah berdasarkan hobi mereka.

Minat atau bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Seseorang yang memang memiliki minat dan bakat dalam bidang tertentu, pastinya ia akan menjalankan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh dan tetap konsisten. Beberapa responden yang saya telusuri, 60% dari mereka mendirikan usaha ini adalah berdasarkan hobi mereka yang


(62)

5. Variabel Keluarga

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 responden, variabel keluarga terdiri dari 3 item pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang variabel keluarga dapat dilihat pada Tabel 5.3

Tabel 5.3

Distribusi Jawaban Responden Variabel Keluarga Item

Pertanyaaan

Ya ( 1 ) Tidak ( 0 ) Total %

Total Responden

F % F %

1

2 10 % 18 90 % 100 20

2

3 15 % 17 85 % 100 20

3 18 90% 2 10 % 100 20

Sumber : Penelitian 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1, sebanyak 10% responden mengatakan bahwa usaha yang mereka jalani adalah usaha yang diwariskan secara turun-temurun. Untuk pertanyaan nomor 2, sebanyak 15% responden menyatakan bahwasannya usaha yang mereka dirikan adalah berdasarkan tuntutan keluarga yang mengharuskan mereka berwirausaha. Selanjutnya untuk pertanyaan nomor 3, sebanyak 90% responden sangat setuju bahwa usaha yang mereka geluti sekarang adalah untuk membantu ekonomi keluarga.

Faktor keluarga juga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan adanya motivasi atau dukungan dari keluarga seorang wirausaha akan gigih dalam


(63)

menjalankan usahanya. Sebanyak 90% responden menggeluti usaha ini adalah karena untuk membantu ekonomi keluarga. Tetapi ada juga sebahagian kecil dari mereka menjalankan usaha ini karena usaha yang diwariskan secara turun-temurun dan juga merupakan tuntutan dari keluarga yang mengharuskan mereka berwirausaha dari pada bekerja dikantoran.

6. Variabel Yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 20 responden, variabel yang mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha terdiri dari 3 item pertanyaan. Distribusi jawaban responden tentang variabel yang mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 5.4

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden Variabel Yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha

Item Pertanyaaan

Ya ( 1 ) Tidak ( 0 ) Total %

Total Responden

F % F %

1

12 60 % 8 40 % 100 20

2

18 90 % 2 10 % 100 20

3 20 100% 0 0 % 100 20


(64)

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1, sebanyak 60% responden menyatakan bahwa mereka membuka usaha perbengkelan ini karena ingin menyalurkan hobi mereka. Untuk pertanyaan nomor 2, sebanyak 90% responden setuju bahwasannya mereka mendirikan usaha ini karena ingin menambah pengalaman. Selanjutnya untuk pertanyaan terakhir nomor 3, sebanyak 100% responden menyetujui bahwa selain ingin menambah pengalaman, mereka mendirikan usaha ini juga karena ingin menambah pengetahuan dibidang perbengkelan.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, penulis memberikan kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan, serta memberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi pengusaha untuk peningkatan usaha mereka pada masa yang akan datang. Adapun faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha studi kasus pada pengusaha bengkel jalan setia budi medan adalah sebagai berikut : A. Kesimpulan

1. Variabel modal (X1)

Selain modal material, modal pengetahuan dan modal keterampilan juga diperlukan dan sangat membantu mereka dalam berwirausaha. Ini dubuktikan dengan lebih dari 50% responden menganggap modal pengetahuan dan keterampilan ini penting. Modal material yang mencukupi akan membuat suatu usaha lebih mudah dalam mengoperasikan usahanya, karena dapat mencukupi segala kebutuhan dan perlengkapan terhadap isi dari usaha tersebut. Modal pengetahuan dan modal keterampilan yang dikuasai akan mempermudah seseorang untuk berwirausaha karena telah menguasai tekhnik-tekhnik dan seluk beluk dari usahanya tersebut, mudah membuat laporan keuangan, dan tidak gampang dipengaruhi dalam pengambilan keputusan.

2. Variabel pengalaman (X2)


(66)

Pengalaman dapat memberikan pengaruh positif dalam berwirausaha, karena pengalaman dapat menjadi petunjuk atau pedoman agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha. Selain pengalaman eksternal, pengalaman internal yang pernah bekerja pada jenis usaha yang sama tentu sangat membantu mereka dalam menggeluti usaha tersebut, karena sebelum mempunyai usaha sendiri, mereka sudah memiliki bekal dan terlebih dahulu mengerti tentang segala hal dari perbengkelan mulai dari mesin, seluk beluk sepeda motor, hingga dapat melakukan service bagi kendaraan yang bermasalah.

3. Variabel pendidikan

Pendidikan juga mendorong seorang pengusaha harus memiliki tingkat pendidikan yang yang tinggi, hal ini diperlukan agar seorang wirausaha tidak gampang dipengaruhi dalam pengambilan keputusan serta dengan mudah dapat membuat laporan keuangan dan perencanaan bisnis. Sebanyak 80% responden menyatakan bahwa tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kesuksesan mereka dalam berbisnis. Tingkat pendidikan juga akan sangat diperhatikan oleh masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seorang pengusaha maka oranglain pun tidak mudah untuk menganggap remeh bahwa menjadi seorang pengusaha walaupun usaha yang sederhana tapi tingkat pendidikan juga sangat diperlukan.

4. Variabel minat dan bakat

Minat atau bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Seseorang yang memang


(1)

Tabel 1.4 Faktor Pendidikan

No. Nama Responden Pendidikan Terakhir

Pelatihan Non Formal

Pengetahuan Bisnis

Kreatifitas

1. Ade Irwan Tanadi Ya Tidak Tidak Ya

2. Deni Ya Ya Tidak Ya

3. Desendra Barus Ya Tidak Ya Ya

4. Donna Romanti Ya Tidak Ya Ya

5. Esrom Siahaan Ya Ya Ya Ya

6. Hasan Ya Tidak Ya Ya

7. Hasan Ya Ya Ya Ya

8. Hendro Ya Ya Ya Ya

9. Ida Tidak Tidak Ya Ya

10. Ilham Ya Tidak Ya Ya

11. Indra Ya Tidak Tidak Tidak

12. Jimmy Ya Tidak Tidak Ya

13. Jimy Ya Ya Ya Ya

14. Ospen Sihotang Ya Ya Ya Tidak

15. Sehi SE Ya Tidak Ya Ya

16. Sid Porman Tidak Ya Tidak Ya

17. Sofian Ya Tidak Ya Tidak

18. Selamat Riadi Ya Tidak Ya Ya

19. Suparhin Ya Tidak Tidak Ya


(2)

Tabel 1.5

Faktor Minat dan Bakat

No. Nama Responden Keahlian Selukbeluk Sepeda Motor

Mengerti Sparepart dan Mesin

Berdasarkan Hobi

1. Ade Irwan Tanadi Ya Ya Ya

2. Deni Ya Ya Tidak

3. Desendra Barus Ya Ya Ya

4. Donna Romanti Ya Ya Ya

5. Esrom Siahaan Ya Ya Ya

6. Hasan Ya Ya Ya

7. Hasan Ya Ya Ya

8. Hendro Ya Tidak Ya

9. Ida Ya Ya Ya

10. Ilham Ya Ya Ya

11. Indra Tidak Tidak Ya

12. Jimmy Ya Ya Tidak

13. Jimy Ya Ya Tidak

14. Ospen Sihotang Tidak Ya Tidak

15. Sehi SE Ya Ya Ya

16. Sid Porman Ya Ya Ya

17. Sofian Ya Ya Ya

18. Selamat Riadi Tidak Ya Tidak

19. Suparhin Ya Ya Tidak


(3)

Tabel 1.6 Faktor Keluarga

No. Nama Responden Usaha Warisan

Tuntutan Keluarga

Membantu Ekonomi Keluarga

1. Ade Irwan Tanadi Tidak Ya Ya

2. Deni Tidak Tidak Ya

3. Desendra Barus Ya Ya Ya

4. Donna Romanti Tidak Tidak Ya

5. Esrom Siahaan Tidak Tidak Ya

6. Hasan Tidak Tidak Tidak

7. Hasan Tidak Tidak Ya

8. Hendro Tidak Tidak Ya

9. Ida Tidak Tidak Ya

10. Ilham Tidak Tidak Ya

11. Indra Tidak Tidak Ya

12. Jimmy Tidak Tidak Tidak

13. Jimy Ya Ya Ya

14. Ospen Sihotang Tidak Tidak Ya

15. Sehi SE Tidak Tidak Ya

16. Sid Porman Tidak Tidak Ya

17. Sofian Tidak Tidak Ya

18. Selamat Riadi Tidak Tidak Ya


(4)

Tabel 1.7

Faktor Yang Mendorong Entrepreneur Dalam Berwirausaha

No. Nama Responden Menyalurkan Hobi

Menambah Pengalaman

Menambah Pengetahuan

1. Ade Irwan Tanadi Ya Ya Ya

2. Deni Tidak Ya Ya

3. Desendra Barus Tidak Ya Ya

4. Donna Romanti Ya Ya Ya

5. Esrom Siahaan Ya Ya Ya

6. Hasan Ya Ya Ya

7. Hasan Ya Ya Ya

8. Hendro Ya Ya Ya

9. Ida Ya Ya Ya

10. Ilham Ya Ya Ya

11. Indra Ya Ya Ya

12. Jimmy Tidak Ya Ya

13. Jimy Tidak Ya Ya

14. Ospen Sihotang Tidak Tidak Ya

15. Sehi SE Ya Ya Ya

16. Sid Porman Ya Ya Ya

17. Sofian Ya Ya Ya

18. Selamat Riadi Tidak Tidak Ya

19. Suparhin Tidak Ya Ya


(5)

Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 13.3000 12.011 .723 . .789

VAR00002 13.7000 17.789 -.824 . .876

VAR00003 13.3000 10.457 .685 . .750

VAR00004 13.6000 12.489 .524 . .802

VAR00005 13.8000 14.400 .028 . .829

VAR00006 12.9000 9.879 .710 . .713

VAR00007 13.3000 10.456 .685 . .749

VAR00008 12.7000 10.679 .720 . .726

VAR00009 13.1000 12.767 .797 . .794

VAR00010 13.3000 12.011 .723 . .789

VAR00011 13.3000 12.456 .580 . .798

VAR00012 13.2000 12.622 .623 . .797

VAR00013 12.9000 11.433 .718 . .759

VAR00014 13.1000 12.767 .797 . .794

VAR00015 13.2000 12.178 .785 . .788

VAR00016 13.1000 12.767 .797 . .794

VAR00017 13.9000 13.878 .292 . .815

VAR00018 VAR00019 13.5000 11.7000 12.056 10.918 .638

.514 .

.794 .813

VAR00020 13.1000 12.767 .797 . .794

VAR00021 VAR00022 13.1000 12.0000 12.767 15.375 .797 .192 . . .794 .829

Reliability Coefficients N of Items = 22


(6)

Item-Total Statistics setelah penghapusan Butir 2,4,5,11,17,19,22

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 11.6000 9.600 .802 . .850

VAR00003 11.4000 12.489 .649 . .891

VAR00006 11.4000 12.711 .807 . .894

VAR00007 11.5000 10.944 .764 . .872

VAR00008 11.5000 11.833 .802 . .888

VAR00009 11.4000 10.489 .803 . .856

VAR00010 11.6000 9.600 .802 . .850

VAR00012 11.5000 10.278 .658 . .859

VAR00013 11.4000 11.600 .738 . .877

VAR00014 11.4000 10.489 .803 . .856

VAR00015 11.5000 9.833 .840 . .849

VAR00016 11.4000 10.489 .803 . .856

VAR00018 11.8000 9.956 .685 . .863

VAR00020 11.4000 10.489 .803 . .856

VAR00021 11.4000 10.489 .803 . .856

Reliability Coefficients N of Items = 15


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Pengusaha Salon Kecamatan Medan Maimun

3 111 115

Analisa faktor-faktor ketertarikan Konsumen terhadap Sepeda Motor Honda di Kota Medan dengan Analisis Konjoin

5 45 65

Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

8 99 75

Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Women Entrepreneur Dalam Mendirikan Usaha Salon Di Jalan Jamin Ginting.

1 36 63

Faktor – faktor penghambat women entrepreneur dalam berwirausaha (Studi Kasus Pada Wanita Pengusaha Salon Di Jalan Sei Mencirim Medan).

7 77 72

Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Memilih Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Wanita Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung)

13 123 106

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 14

ABSTRAK ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENGHAMBAT PRODUKTIVITAS BERWIRAUSAHA PADA WANITA WIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON KECAMATAN MEDAN MAIMUN)

0 0 10

Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

0 1 10

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda : studi kasus pada bengkel resmi sepeda motor Honda AHASS Akur Motor Jl. Raya Ahmad Yani No. 124 Pringsewu, Tanggamus-Lampung - USD Repository

0 0 137