kanker rongga mulut, tekek, kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya
berwarna merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker.
Disamping manfaat jambu biji untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mencegah munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit, meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler serta membantu penyerapan zat besi dan penyembuhan luka. Jambu biji juga berkhasiat anti
radang, anti diare dan menghentikan pendarahan, misalnya pada penderita demam berdarah dengue. Wirakusumah, Emma S,Drs, MSc.,1996,
2.2. Proses Pelapisan Logam Elektroplating
Elektroplating adalah pelapisan logam dengan menggunakan teknik elektrokimia atau elektrolisa. Secara teknis elektroplating disebut juga sebagai teknik lapis listrik,
yaitu proses pengendapan logam dalam ion logam yang dialirkan oleh arus listrik searah melalui elektroda dalam larutan elektrolit dari kutub anoda ke kutub katoda.
Logam yang akan dilapisi biasanya berbentuk produk logam, atau disebut juga sebagai benda kerja. Dalam praktek, benda kerja atau produk logam yang akan dilapis
dihubungkan dengan katoda. Selama arus listrik searah mengalir dari anoda ke katoda maka ion logam dalam larutan elektrolit akan menuju ke katoda dan terkumpul pada
benda kerja. Dengan proses tersebut benda kerja atau produk logam akan dilapisi dengan logam yang dikehendaki. Umumnya produk logam bisa dilapisi dengan menggunakan
emas, nikel, tembaga, seng, kuningan, perak, krom atau logam lainnya. Produk industri yang membutuhkan pelapisan logam antara lain adalah peralatan
rumah tangga yang terbuat dari besi, kuningan, dan aluminium. Biasanya produk seperti meja, kursi, sendok makan dan alat dapur lainnya dilapisi dengan menggunakan logam
nikel dan krom. Tujuannya agar produk yang dihasilkan tahan korosi, lebih indah, tidak mudah aus, memperhalus permukaan, atau untuk tujuan khusus seperti meningkatkan
daya hantar listrik atau panas. dan meningkatkan mutu penampilannya. Anonim., 2002
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Proses Produksi Industri Elektroplating
Proses pelapisan logam dengan cara elektroplating pada umumnya melalui tiga
tahapan pengerjaan, yaitu:
1 tahap pengerjaan awal,
2 tahap pelapisan logam, dan
3 tahap pengerjaan akhir.
Dalam tahap pengerjaan awal, permukaan benda kerja dibersihkan agar siap dilapisi logam dengan baik. Pembersihan dilakukan dengan cara menggosok supaya
permukaan benda kerja menjadi halus dan rata. Setelah permukaan halus, kemudian dibersihkan dari kotoran, minyak, dan karat. Pada tahap pelapisan logam, benda kerja
dimasukkan ke dalam bak berisi larutan elektrolit. Larutan elektrolit kemudian dialiri arus listrik searah melalui elektroda. Kutub positif dialirkan pada anoda dan kutub negatif
dialirkan pada katoda. Benda kerja berlaku sebagai katoda yang dihubungkan dengan kutub negatif. Di tahap pengerjaan akhir, benda kerja yang sudah dilapisi logam
selanjutnya diberi lapisan pelindung. Lapisan pelindung biasanya berupa lapisan berwarna yang juga bisa memberikan efek dekoratif pada benda kerja.
2.2.2. Jenis Limbah Industri Elektroplating dan Bahayanya
Limbah industri elektroplating berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dan hasil dari proses pelapisan. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah bahan
beracun sehingga limbah yang dihasilkan berbahaya bagi kesehatan manusia baik yang terlibat langsung dengan kegiatan industri maupun yang di sekitar perusahaan.
Jenis Limbah Dan Bahayanya 1
Limbah Asam Asam dapat menyebabkan luka pada kulit, selaput lendir, selaput mata dan
saluran pernapasan. 2
Limbah Basa Bahan – bahan basa seperti ammonium hidroksida, potassium hidroksida, sodium
hidroksida, sodium sianida, sodium karbonat, sodium pryophospat, sodium silikat
Universitas Sumatera Utara
dan trisodium phispat tidak begitu bahaya bagi sistem saluran pernafasan, tetapi dapat mengiritasi kulit.
3 Limbah Garam dan Senyawa lainnya
Sianida sangat beracun, dan dapat mematikan bila tertelan. Menyebabkan iritasi kerongkongan, pusing-pusing, mabuk, mual, lemah dan sakit kepala dan bahkan
berhenti bernafas.
2.2.3. Pengolahan Limbah Elektroplating
Pengolahan limbah dalam industri pelapisan diutamakan pada penghilangan logam, asam, alkali, sianida dan kadang-kadang pelarut yang membahayakan lingkungan.
Karenanya diperlukan langkah terpisah untuk menghilangkan masing-masing komponen, oleh karena itu aliran limbah harus dipisahkan sebelum diolah. Untuk operasi kecil,
pengolahan secara batch sering berhasil baik. Pengolahan secara batch memerlukan daya tampung untuk penyamaaan dan penetralan, baik sebelum dan sesudah pengolahan
.
Biasanya pabrik pelapisan memisahkan aliran limbahnya menjadi limbah yang mengandung sianida, limbah yang mengandung krom, dan limbah-limbah lainnya
logam, asam dan alkali. Sianida dapat dihancurkan dengan oksidasi. Klorinasi basa dengan menggunakan
kostik dan kemudian klor gas atau hipoklorit adalah cara efektif, tetapi harus diikuti penambahan tiosulfat untuk menghilangkan klor. Ozonisasi, hydrogen peroksida dan
oksidasi secara elektrolisis juga dipakai secara terbatas. Penghancuran alami dengan menggunakan oksidasi dari udara di dalam kolam-kolam besar dapat digunakan jika
tempat tersedia. Pengendapan sianida dengan ferisulfat tidak boleh digunakan , karena efektivitasnya rendah dan menghasilkan gas sianida dan sianida bebas setelah mengalami
pemecahan rumit selama beberapa waktu. Krom dapat diendapkan sesudah direduksi menjadi bentuk bermartabat tiga, yang
kurang beracun. Pada pH rendah belerang dioksida, natrium bisulfit, ferosulfat atau metabisulfit dapat digunakan untuk mereduksi krom bermartabat enam. Larutan krom
tereduksi yang dihasilkan biasanya dicampur dengan larutan sianida yang telah diolah dan limbah pelapisan lainnya untuk diolah lebih lanjut. Cara lain pengolahan krom adalah
Universitas Sumatera Utara
oksidasi langsung dan pengendapan dengan natrium hidrosulfat atau hidrazin, reduksi elektrokimia, penguapan atau penukaran ion.
Logam diendapkan pada pH tinggi dengan penambahan kapur danatau kostik. Logam yang berbeda mengendap pada tingkat pH yang berbeda antara 8 sampai 11,
sehingga agar pengolahan berlangsung efektif, perlu dilakukan dalam beberapa tahap, masing-masing logam dalam satu tahap. Zat Bantu penggumpal seperti feriklorida, tawas
dan polielektrolit sering digunakan untuk membantu pemisahan zat padat-cair. Penjernihan perlu dirancang dengan benar agar lumpur hidroksida logam dapat
dipisahkan dengan tuntas. Untuk mengurangi volume Lumpur digunakan operasi pengurangan air meningkatkan kadar padatan dari 2 menjadi 50. Sistem pengolahan
lain yang telah diterapkan pada industri elektroplating adalah 1.
Elektrodialisis untuk memperoleh kembali ion logam dalam larutan pelapisan 2.
Osmosis balik digunakan untuk memperoleh kembali garam pelapisan dan larutan 3.
Penukaran ion adalah proses lain untuk memperoleh kembali logam yang digunakan di banyak pabrik pelapisan
4. Penguapan memerlukan modal dan biaya energi yang tinggi, tetapi telah dipakai
di beberapa tempat untuk menghemat biaya logam dan biaya bahan kimia 5.
Saringan pasir bekerja baik pada tahap penghalusan akhir sesudah pengendapan. Lumpur yang dihasilkan oleh pengolahan air buangan merupakan sumber utama
limbah padat dalam pabrik pelapisan. Sumber-sumber lain adalah dari sistem perolehan kembali larutan, sistem perolehan kembali logam dan endapan saringan.
Limbah padat mengandung semua logam berat beracun yang berasal dari operasi pelapisan dan harus ditangani secara hati-hati.Endapan hidroksida logam dapat larut
kembali bila kena hujan pada pH 5,5 sampai 6,5. Lumpur harus dihilangkan airnya dengan menggunakan saringan bertekanan, saringan sabuk atau unggun pasir
pengering. Lumpur yang telah dihilangkan airnya harus disimpan pada tempat tertutup sampai dapat ditemukan tempat penimbunan tanah yang aman dan dapat mencegah
penyebaran logam karena kebocoran. Saat ini di Eropa, operator-operator industri pelapisan logam memperoleh kembali logam-logam dari Lumpur dengan teknologi
ekstraksi asam. Potter, C.M. Soeparwadi, Gani,A., 1994,
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Tabel Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Pelapisan Logam Tembaga Cu, Nikel Ni dan Krom Cr http : www.bapeddal.com
Debit limbah maksimum sebesar 100 liter m
2
permukaan produk jadi Param
Pelapisan Tembaga Cu
Pelapisan Nikel Ni Pelapisan Krom Cr
Kadar Maks
ml Beban
Pencemar Maks.
grm
2
Kadar Maks
ml Beban
Pencemar Maks.
grm
2
Kadar Maks
ml Beban
Pencemar Maks.
grm
2
TSS 60
6,0 60
6,0 60
6,0 Cd
Cadmium 0,05
0,005 0,05
0,005 0,05
0,005 CN
Sianida 0,5
0,05 0,5
0,05 0,5
0,05 Metal
Logam Total
8,0 0,8
8,0 0,8
8,0 0,8
Cu Tembaga
3,0 0,3
3,0 0,3
3,0 0,3
Ni Nikel
- -
5,0 0,5
- -
Cr Krom
2,0 0,2
Cr
6+
0,3 0,03
pH 6 – 9
- 6 – 9
- 6 – 9
-
2.3. Sifat Fisika dan Kimia Kromium