Hambatan Utama Kedua Proyek

Hambatan Utama Kedua Proyek

Dari tabel 10, hal-hal utama yang menghambat berjalannya kedua proyek tersebut adalah birokrasi kebijakan dan perlawanan penduduk setempat terhadap kehadiran kedua mega-proyek. Kerangka kebijakan yang tumpang tindih menjadi sumber masalah dan menjadi argumen pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda di dalam proyek tersebut. Secara sederhana, kedua hal tersebut bisa diselesaikan dengan cara yang sangat sederhana pula, namun pada pelaksanaannya, seperti yang terjadi di dalam proses pelaksanaan kedua proyek besar ini, banyak hal yang harus terlebih dahulu didalami agar penyelesaiannya tepat sasaran. Utamanya adalah apakah kepentingan-kepentingan tersembunyi berbagai pihak di sekitar lokas proyek besar tersebut.

Mengapa sangat sulit menetapkan kawasan Sei Mangkei sebagai kawasan industri di dalam dokumen RTRW provinsi Sumatera Utara? Secara birokratis, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih menunggu perubahan status kawasan, yaitu dari status

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

kawasan hutan menjadi kawasan non-hutan 32 , yang berdampak dimana masyarakatnya hanya akan menjadi buruh perkebunan tidak ditetapkannya dokumen RTRW provinsi Sumut. Jika hal

dengan upah harian. Dengan ditopang sarana infrastruktur yang ini dilanggar, maka akan melanggar peraturan yang lebih umum

sangat memadai, maka diperkirakan wilayah KISMK akan terus tentang pembagian kawasan Indonesia menjadi kawasan hutan

menjadi wilayah sumber-sumber kegiatan ekonomi sekaligus dan non-hutan, walaupun status kawasan sudah ditetapkan

sumber mata pencaharian warga, namun dampaknya tidak akan sebagai KEK Sei Mangkei.

terasa langsung oleh warga sekitarnya. Lagi-lagi hal ini lebih Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa proses penetapan

disebabkan proyek ini adalah proyek nasional. Alasan ini sangat KEK bisa berjalan? 33 Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan bahwa

tepat karena di dalam pengaturan sumber-sumber agraria keberadaan KEK Sei Mangkei akan menciptakan ketimpangan

di Indonesia, khususnya ekstraksi sumberdaya alam untuk ekonomi yang luar biasa di Kabupaten Simalungun itu sendiri,

perkebunan kelapa sawit skala luas, pengaturannya berada di karena ini adalah proyek nasional yang diletakkan di provinsi

bawah kewenangan pemerintah pusat, sehingga seluruh hasil- Sumatera Utara (Tarigan, 2013). Alasan-alasan ini bisa menjadi

hasil dan keuntungan ekonominya akan diatur oleh pemerintah sangat politis yang bermuara kepada kepentingan ekonomi 34 pusat .

pihak-pihak pengambil keputusan di Sumatera Utara, karena Kembali melihat semangat praktek desentralisasi di upaya-upaya menghambatnya terletak dalam koridor kebijakan,

Indonesia sejak tahun 1999, kecenderungannya adalah untuk khususnya pengesahan RTRW tingkat provinsi, yang mana

mengembalikan kekayaan daerah agar kembali dikuasai merupakan ranah kewenangan para pengambil kebijakan. pemerintah daerah. Walaupun semangat MP3EI ini ditujukan

(Detik, 2013; Harian Konstruktif, 2013; JPNN, 2013; Metro untuk pembangunan ekonomi secara nasional, dan banyak kepala Siantar, 2013; NA, 2012). Tarik menarik kepentingan terjadi

daerah ingin memasukkan wilayah pembangunannya dalam karena proyek ini diproyeksikan hanya akan dinikmati oleh

MP3EI, tetapi tujuan akhirnya adalah untuk mempertahankan sebagian wilayah di Simalungun yang lokasinya dekat dengan

status quo penguasaan wilayahnya termasuk kekayaannya agar pusat pemerintahan, sedangkan wilayah dimana lokasi KISMK

tetap dikuasai oleh sekelompok kecil ruling elite di wilayahnya itu berada sangat sedikit akan mendapat manfaat karena sejarah

(Tarigan, 2013). Karena itu, proses pembentukan RTRW wilayah tersebut sudah menjadi kawasan perkebunan besar

Kabupaten Simalungun adalah proses pembagian keuntungan dari pembangunan industri di daerah, dengan adanya

pembangunan kawasan industri di wilayah Sei Mangkei.

32 Berdasarkan peraturan tentang perubahan status kawasan hutan menjadi

kawasan non-hutan, khususnya kawasan industri (UU No. 41/1999). Prosedur

Hal ini ditandai dengan adanya isu pemekaran yang sudah

perubahan status kawasan hutan menjadi kawasan non-hutan memerlukan keputusan Menteri Kehutanan berdasarkan rekomendasi dari pemerintah

dimulai sejak tahun 2002 dan muncul kembali setelah 10

daerah. (Berdasarkan peraturan, kawasan Hutan Indonesia ditetapkan

tahun. Banyak analisa yang mengatakan bahwa hal ini sangat

kurang lebih 70% dari seluruh daratan Indonesia. Sehingga, berdasarkan

terkait dengan pembentukan KEK Sei Mangkei (Tarigan, 2013;

ketentuan tersebut, kawasan pengganti harus disediakan sebelum Menteri Kehutanan dapat memutuskan perubahan status sebidang kawasan hutan yang

Tribun Medan, 2013). KEK diindikasikan akan berkembang

dimintakan).

sangat pesat, mengingat kesiapan infrastruktur yang sudah

33 Untuk mengkonfirmasi Jawaban atas pertanyaan ini, penulis tidak berhasil menemui pihak-pihak terkait untuk diwawancarai, karena itu uraiannya hanya mengandalkan publikasi-publikasi yang beredar dan informasi sejumlah

34 Berdasarkan Keputusan Presiden No. 10/2001 tentang Pelaksanaan informan di Medan, Sumatera Utara.

Otonomi Daerah di Bidang Pertanahan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

tertata cukup baik, dan komoditas yang diandalkan adalah Walaupun wilayah yang terkena proyek PLTU bukan kantung komoditas dunia (Detik, 2013; KEK, 2013; Suara Pembaruan,

utama pengorganisasian petani, namun keputusan-keputusan 2013; Sumut Pos, 2013), sehingga isu ketidak-merataan seperti

pemilihan lokasi dipengaruhi oleh kelompok gerakan rakyat yang diuraikan diatas, kembali mencuat (Harian Konstruktif,

ini.

2013; NA, 2012; Tribun Medan, 2013). Diuraikan di bagian sebelumnya bahwa alternatif lokasi yang Hal serupa juga terjadi dalam proses pelaksanaan proyek

disediakan oleh pemerintah daerah adalah di wilayah lain yang pembangunan PLTU Batang, yaitu banyak kepentingan yang

salah satunya adalah di Tanjung Celong. Wilayah ini adalah bertarung diantara kelompok penguasa di Kabupaten Batang.

wilayah basis pengorganisasian gerakan petani walaupun secara Jika disederhanakan dengan pertanyaan berikut, Mengapa

legal merupakan kawasan perkebunan negara. Pilihan ini sejak kerumitan di PLTU Batang tidak dapat diselesaikan dengan

awal dimentahkan oleh kelompok gerakan petani karena akan memindahkan lokasi proyek ke wilayah yang tidak ada penduduknya,

mengganggu wilayah pengorganisasian yang sudah dibangun sehingga biaya sosial bisa dikurangi?. Pertanyaan yang sederhana

sejak lama 37 . Sehingga, asumsi bahwa lokasi di atas tanah negara namun sulit untuk diJawab yang dipertanyakan oleh banyak

menjadi tidak mungkin di dalam kasus, menambahkan alasan orang, termasuk oleh kelompok akademisi di Kyoto dan Tokyo,

yang dikemukakan oleh pihak perusahaan bahwa biaya yang Jepang 35 . Pertanyaan ini tidak didapatkan Jawabannya dari pihak

dikeluarkan akan lebih berlipat-lipat. Penolakan dari pemimpin pengambil keputusan, yaitu pemerintah, karena seperti yang

gerakan petani ini mudah diterima karena pemimpin kelompok sudah diuraikan dibagian sebelumnya, alasan pemilihannya

gerakan ini cukup berpengaruh di dalam arena politik lokal di sangat tekhnis dengan tidak mengutarakan alasan politis lainnya

Kabupaten Batang.

yang sesungguhnya berkembang di antara kelompok-kelompok Selain kelompok gerakan sosial, permainan proses pelaksanaan yang berkepentingan di Kabupaten Batang.

proyek PLTU Batang juga dikendalikan oleh kelompok Kabupaten Batang pada perkembangan sejak era Reformasi

pengusaha lokal yang memiliki relasi sangat kuat dengan 1998 hingga sekarang merupakan salah satu kantung gerakan

politisi di lingkungan pemerintahan. Kelompok pengusaha dan rakyat yang sangat potensial di Indonesia dimana terdapat

penguasa ini kemudian memperumit jalannya rencana proyek kelompok gerakan petani, nelayan dan kelompok miskin

ini dengan memainkan isu yang dimainkan oleh kelompok kota. Khususnya gerakan petani, mereka memiliki potensi

gerakan lingkungan dan perlindungan hak-hak rakyat perlawanan yang cukup penting untuk menghadang proyek- 38 (LBH Semarang, Green Peace dan Go Green) . Permainan

proyek besar yang hadir di wilayah tersebut yang tidak berpihak ini bertujuan agar kelompok pengusaha dan penguasa ini kepada peningkatan kesejahteraan rakyat di pedesaan 36 . mendapatkan peran di dalam mega-proyek ini dan di dalam

proyek-proyek yang akan muncul berikutnya karena kehadiran PLTU Batang. Dengan sangat teliti mereka pahami bahwa di

35 Pertanyaan yang muncul di dalam sesi Tanya Jawab pada seminar tentang Indonesia di Kyoto Univesity, tanggal 30 November 2013 dan di Tokyo bekerjasama dengan JANNI tanggal 2 Desember 2013.

37 Hasil wawancara dengan pemimpin karismatik gerakan petani yang 36 Mengenai cerita perlawanan petani di Kabupaten Batang dapat dilihat

tergabung dalam Omah Tani, tanggal 31 Agustus 2013. dalam “Gerakan Politik Forum Paguyuban Petani Batang (FPPB)” (Safitri, 2010)

38 Hasil wawancara dengan salah satu wartawan lokal yang merekam proses dan “Menuntut Negara: Hak Asasi Manusia, Konflik dan Pendudukan Tanah”

rencana pembangunan PLTU Batang sejak pertengahan tahun 2000-an, tanggal (Safitri, 2009).

2 September 2013.

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

sekitar wilayah pembangunan PLTU Batang ini akan dijadikan

kawasan industri berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2011 tentang Selain persetujuan usulan pemekaran wilayah tersebut, RTRW Kabupaten Batang

sejumlah peraturan yang menghambat juga diperbaharui untuk mendukung pembentukan KEK. Salah satunya adalah

Bekerjanya Prinsip Debottlenecking

percepatan status KEK yang direncanakan tahun 2023 menjadi Dari dua kasus ini dapat dilihat bahwa Kebijakan MP3EI adalah

tahun 2012. Demikian juga peraturan-peraturan untuk upaya debottlenecking sejumlah hambatan yang ada di kedua

penepatan ijin lokasi yang sebelumnya hanya membatasi hingga proyek ini. Proyek ini adalah proyek yang sudah direncanakan 39 400 ha berdasarkan peraturan pertanahan , disesuaikan untuk

sejak sebelum MP3EI disahkan, sejak tahun 2000-an, sebagai kepentingan industri khususnya di Sei Mangkei yang luasannya sebuah skema pembangunan ekonomi nasional Indonesia

mencapai 2.000 ha. Walaupun jika melihat peraturan tentang kawasan industri tahun 2011. Banyak hambatan yang dihadapi sehingga kedua 40 , luasan ini tidak menyalahi aturan, namun

proyek ini tidak berjalan, dengan diletakkannya di dalam jika mengacu pada peraturan kepala BPN maka penetapannya skema MP3EI, kedua proyek ini bisa berjalan bahkan terjadi

menyalahi aturan dan diindikasikan akan menimbulkan sengketa proses percepatan yang luar biasa. Jargon yang dipergunakan

di masa datang. Pada perkembangannya, BPN yang mengatur adalah PLTU Batang sebagai pilot project proyek kerjasama

tentang pertanahan harus menyesuaikan perkembangan yang antara pemerintah dan swasta pertama di Indonesia, dan KEK

ada di kawasan Sei Mangkei ini.

Sei Mangkei adalah proyek hilirisasi pertama di Indonesia di Lain halnya yang terjadi di Kabupaten Batang, dimana sektor perkebunan kelapa sawit. Keberhasilan kedua proyek ini

pemerintah daerah mendapatkan tekanan untuk merubah merupakan keberhasilan daerah yang berkontribusi sangat besar

sejumlah peraturan daerah yang terkait dengan lokasi rencana terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

pembangunan PLTU Batang sebagai upaya debottlenecking. Percepatan wacana pemekaran wilayah adalah proses

Seperti dikemukakan oleh aktivis Go Green, perubahan debottlenecking untuk menyelesaikan perdebatan siapa yang

peraturan yang menyangkut wilayah konservasi laut berlangsung akan mendapatkan keuntungan dari pembentukan KEK Sei

sangat cepat, begitu juga dengan proses dikeluarkannya AMDAL Mangkei. Walaupun masih terdapat perdebatan di kalangan elit-

untuk PLTU Batang ini serta pemilihan lokasinya 41 . Dimana elit lokal di Simalungun (Harian Konstruktif, 2013; NA, 2012),

semua proses tersebut dilakukan pada saat kebijakan MP3EI namun prosesnya semakin lancar di era paska diresmikannya

sudah disahkan menjadi kebijakan pembangunan nasional. kebijakan MP3EI tahun 2011. Jika sebelumnya masih menjadi

Perubahan status zona konservasi laut yang bertepatan dengan pertimbangan kesiapan wilayah Kabupaten Simalungun

wilayah pembangunan PLTU berlangsung dalam kurun waktu untuk dibagi menjadi dua Kabupaten, namun dengan proses

2011-2012. Kawasan laut adalah kawasan penyangga untuk yang sangat cepat, usulan pemekaran segera masuk di dalam

limbah yang dihasilkan oleh PLTU adalah kawasan yang pembahasan anggota parlemen di tingkat pusat untuk disahkan

(Detik, 2013; JPNN, 2013), bahkan pada pertengahan tahun

39 Berdasarkan Peraturan tentang Ijin Lokasi yang dikeluarkan oleh Kepala

2013 telah dilakukan peninjauan lapangan oleh tim peninjau BPN No. 2 tahun 1999. dari pemerintahan tingkat pusat untuk melihat kesiapan

40 PP No. 24 Tahun 2009

pembentukan Kabupatan Simalungun Hataran (AntaraNews,

41 Hasil wawancara dengan aktivis Go Green pada tanggal 3 September 2013.

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

sudah ditetapkan sebagai zona konservasi laut sejak tahun Batang No. 523/306/2011) dan 2012 (Keputusan Bupati 2005 (Keputusan Bupati Batang no. 523/283/2005). Hal ini

Batang No. 523/194/2012). Perubahannya seperti dapat dilihat menyalahi aturan dan karena itu pemerintah pusat pada tahun

pada gambar 6.

2011 meminta pemerintah Kabupaten Batang mengubah Perubahan ini didorong oleh investor yang sudah memutuskan status kawasan tersebut menjadi zona bebas untuk kepentingan

untuk membangun PLTU di wilayah tersebut, yang proses pembangunan PLTU. Hal ini direspon dengan cepat dengan

pemilihan lokasinya juga berlangsung sangat cepat, hanya dalam menggeser zona konservasi lautnya sehingga tidak terkena

kurun waktu 3 bulan dengan tanpa proses konsultasi dengan dampak pembangunan PLTU dan tidak menyalahi aturan.

masyarakat setempat. Pada tanggal 7 Juni 2011, PT BPI ditunjuk Perubahan dilakukan dua kali dengan Keputusan Bupati

sebagai pemegang tender pembangunan PLTU di Kabupaten Kabupaten Batang, yaitu pada tahun 2011 (Keputusan Bupati

Batang, kemudian disusul dengan keputusan pemerintah Kabupaten Batang yang menyatakan persetujuan pembangunan

Gambar 6.

PLTU diwilayahnya (setelah sebelumnya disediakan alternatif di

Perubahan Peraturan Tentang Zona Konservasi Laut

di Kawasan Rencana Pembangunan PLTU Batang

Kabupaten lain, yaitu Kabupaten Kendal ). Sebulan kemudian, yaitu Agustus 2011, rencana proyek PLTU di Batang sudah diletakkan di dalam RTRW Kabupaten Batang yang akan

3 • Keputusan Bupati Batang No. 253/194/2012

berlaku hingga tahun 2031 (Perda No. 7 Tahun 2011). Lembaga

• KEPMENLUTKAN

Go Green yang sejak awal memperhatikan pembangunan

No.KEP.29/MEN/2012

berbasis lingkungan di Kabupaten Batang, menyatakan bahwa proses perumusan RTRW ini sama sekali tidak melibatkan masyarakat, bahkan sosialisasi pun tidak pernah dilakukan

2 Keputusan Bupati Batang

ketika perda RTRW tersebut telah disahkan No. 253/306/2011 43 .

1 • Kepbup Batang No. 253/283/2005

Untuk melegalkan upaya-upaya meredam proses penolakan-

• PP 26/2008 • Perda Jateng 06/2010

penolakan terhadap kedatangan proyek ini, maka percepatan

• Perda Kab Batang 7/2011

dikeluarkannya dokumen AMDAL juga menjadi poin penting di dalam proses debottlenecking. Tuntutan masyarakat setempat adalah menuntut pihak perusahaan dan pemerintah menyediakan serangkaian skenario untuk menyelesaikan

TU PL

masalah sosial dan ekonomi bagi masyarakat yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung pembangunan

PLTU 44 . Salah satunya akan tertuang di dalam dokumen

42 Hasil wawancara dengan aktivis Go Green tanggal 3 September 2013 43 Hasil wawancara dengan aktivis Go Green tanggal 3 September 2013

Sumber: dikompilasi oleh LBH-Semarang dan dikutip dari Mongabay (Mongabay.com, 2012)

44 Hasil wawancara dengan komisioner HAM yang melakukan mediasi (perubahannya dimulai dari kotak no.1 menjadi kotak No.2 dan terakhir menjadi kotak No.3)

antara masyarakat setempat dan pihak perusahaan, pemerintah Kabupaten dan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

AMDAL yang hingga pertengahan bulan Agustus 2013 proses pembangunan proyek besar seperti PLTU dan KEK Sei masih dalam proses perumusan. Membaca naskah yang sudah

Mangkei ini.

dihasilkan (draft tanggal 5 Juli 2013), terdapat poin-poin yang dinilai negatif sehingga proyek ini dinilai tidak layak.

Aktor Utama dalam Pelaksanaan Proyek

Sejak saat itu, berdasarkan penilaian ketidak-layakan proyek Baik di proyek PLTU Batang dan KISMK, peran politisi tersebut, maka prosesnya, khususnya pembangunan fisik, harus

dan pemerintah lokal sangat penting dan memainkan proses dihentikan, hingga penilaiannya menjadi layak. Berbeda dengan

keberhasilan jalannya proyek. Seperti halnya kebijakan MP3EI proses sebelumnya, proses revisi terhadap dokumen sangat cepat

dan rencana sejumlah mega-proyeknya, kelompok-kelompok dilakukan, dalam kurun waktu 1 bulan, dokumen AMDAL

yang berkepentingan di dua proyek tersebut juga tidak melihat sudah disahkan dengan penilaian yang sudah berubah sangat

kedua proyek tersebut dengan kacamata pembangunan drastis menjadi layak (terdapat sekitar 80% poin negatif yang

ekonomi di kedua wilayah tersebut, melainkan hanya melihat dinilai pada draft sebelumnya), yaitu pada tanggal 21 Agustus

bahwa dengan kedua proyek tersebut akan terdapat sejumlah 2013 45 . Percepatan ini juga terkait dengan dinamika politik di peluang-peluang bisnis lain yang akan tumbuh yang akan

provinsi Jawa Tengah, dimana berselang beberapa hari setelah menjadi sumber perputaran kapital dan menjadi bagian dari disahkannya AMDAL yang ditandatangani oleh Gubernur

perbesaran aktivitas ekonomi yang selama ini dijalankan oleh Provinsi Jawa Tengah, terjadi pelantikan Gubernur yang

kelompok pebisnis tersebut.

baru terpilih, yaitu pada tanggal 23 Agustus 2013. Sehingga PLTU Batang, indikasi bahwa terdapat pertarungan Gubernur yang baru diharuskan melakukan sosialisasi dengan

kepentingan antar politisi, khususnya mantan Bupati dan Bupati mengedarkan dokumen tersebut kepada lembaga-lembaga dan

yang sedang menjabat sekarang, dimainkan oleh para pengusaha pihak-pihak yang berkepentingan termasuk kepada masyarakat

lokal dengan menggunakan kepentingan ekonominya masing- di Kabupaten Batang. Hal ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus

masing. Kelompok rakyat bersama-sama dengan LSM yang 2013 46 . bergerak di bidang lingkungan menjadi bagian dari permainan

Proses birokrasi, pemegang kewenangan dan kepentingan kelompok-kelompok yang berkepentingan tersebut. Walaupun ekonomi menjadi satu keterkaitan yang sangat kuat untuk proses

muatannya politis, namun yang sesungguhnya terjadi adalah debottlenecking di dalam skema MP3EI. Kelompok pengusaha

pertarungan kesempatan ekonomi yang akan muncul akibat dan penguasa di kedua kasus adalah motor debottlenecking

adanya proyek PLTU tersebut dan setelah PLTU beroperasi dengan kepentingan yang berbeda-beda, demikian juga dengan

di kemudian hari. Bupati yang menjabat menyatakan bahwa pemerintah pusat, sama sekali tidak ada kepentingan yang

pentingnya PLTU ini adalah menjadi prasyarat bagi sejumlah sama dengan pihak-pihak yang bermain di arena pertarungan

proposal investasi yang akan masuk di Kabupaten Batang. Bagi pengusaha lokal, tentunya proyek besar ini adalah peluang

untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya, karena proyek ini

provinsi, tanggal 4 September 2013.

akan memberikan jaminan pasokan tenaga listrik bagi investasi

45 Diperkuat dengan hasil wawancara dengan aktivis Go Green pada tanggal

3 September 2013.

yang akan masuk di Kabupaten Batang. Kedatangan rencana

46 Berdasarkan surat edara Gubernur Jawa Tengah tentang sosialisasi

proyek ini sudah memberikan banyak peluang proyek, misalnya

dokumen AMDAL, tanggal 26 Agustus 2013.

untuk pembangunan infrastruktur jalan dari dan ke lokasi untuk pembangunan infrastruktur jalan dari dan ke lokasi

Jalan Keluar untuk Pertarungan Kepentingan

Skala pertarungan kepentingan diantara kedua proyek ini berbada satu sama lain, jika dilihat progressnya saat ini dimana kedua proyek ini tetap berjalan dan akan terus berjalan. Pertarungan di KEK Sei Mangkei adalah pertarungan antar kelompok kepentingan di kalangan elit (pengusaha dan penguasa), sementara di PLTU Batang berhadap-hadapan antara masyarakat setempat dengan pemegang proyek PLTU dan pemerintah Kabupaten. Kasus Sei Mangkei dinilai menjadi lebih rumit untuk diselesaikan dibandingkan dengan kasus PLTU Batang, karena di PLTU Batang penyelesaiannya cukup di tataran kebijakan, sementara posisi setuju-tidak setuju masyarakat setempat kemudian harus mengikuti ketetapan yang sudah dihasilkan, apalagi proyek PLTU dinilai sebagai proyek besar untuk kepentingan publik yang juga sudah

diatur di dalam peraturan perundang-undangan 47 . Walaupun di kasus Sei Mangkei juga seluruhnya diselesaikan dengan perubahan kebijakan atau pembentukan kebijakan yang baru, namun prosesnya lebih berlika-liku mengingat dalih yang

47 UU No. 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.

proyek, dan untuk memuluskan rencana proyek ini, maka pihak konsorsium perusahaan yang ditunjuk memberikan kesempatan pengerjaannya kepada beberapa pengusaha lokal tersebut. Tetapi, di sisi lain, terdapat kepentingan tersembunyi dibalik pemberian proyek tersebut, yaitu untuk menertibkan sejumlah kendala sosial akibat penolakan-penolakan yang datang dari penduduk setempat terhadap kehadiran proyek ini. Pengusaha yang mendapatkan proyek pembangunan jalan akan juga mendapatkan mandat untuk menjinakkan sejumlah oponen yang tidak menginginkan kehadiran proyek ini dan sekaligus juga agar pengusaha lokal yang ada tidak menghalang- halangi rencana proyek besar tersebut. walaupun tidak sedikit proyek yang sudah diserahkan kepada pengusaha lokal, namun penolakan masyarakat tetap berlangsung. Sehingga pihak PT BPI terpaksa menghentikan sejumlah proyek tersebut karena target utama mendistribusikan proyek kepada sejumlah pengusaha lokal tidak tercapai.

LSM dan aktivis gerakan rakyat yang ada di Batang kemudian hanya menjadi bagian yang dimainkan didalam arena perebutan ruang-ruang bisnis di dalam rencana pembangunan PLTU walaupun sesungguhnya bisa menjadi penentu di dalam keberlangsungan jalannya proyek. Hingga saat ini, LSM yang bekerja bersama warga setempat adalah mereka yang fokus pada kerja-kerja pembelaan hak rakyat yang terkait dengan masalah hukum dan isu lingkungan. Selain melakukan kampanye lingkungan yang diakibatkan oleh beroperasinya PLTU, mereka juga melakukan pembelaan sejumlah warga yang terkena kasus hukum karena mempertahankan hak atas tanahnya. Potensi perlawanan yang sangat tinggi ini tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap keputusan untuk mempertimbangkan ulang rencana pembangunan PLTU, melainkan hanya mengulur waktu agar kondisi perlawanan semakin mereda dan sedikit demi sedikit seluruh warga yang terkena langsung berkenan menerima ganti rugi.

Berbeda dengan yang terjadi di KISMK, dimana pihak yang

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Gambar 7.

menjadi kawasan industri. Hal ini menunjukkan bahwa proyek

Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Simalungun

KEK Sei Mangkei dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan oleh PTPN III dan juga persoalan birokrasi yang berakar dari

Ibukota Kabupaten Simalungun Hataran

pertarungan kepentingan kelompok elit dan pengusaha lokal

Ibukota Kabupaten

KEK Sei

bisa diselesaikan.[]

Simalungun

Mangke/KISMK

Bosar Maligas

Sejarahnya sebagai kawasan perkebunan skala luas

Sejarahnya sebagai

(Simalungun Bawah)

kawasan perladangan berpindah dan kawasan pertanian subsisten

Menjadi Kabupaten

(Simalungun Atas) Menjadi Kabupaten

Simalungun Hataran atau

Simalungun Baru atau

Simalungun Pemekaran

Simalungun Induk Sumber: dikompilasi dari hasil wawancara, kajian dokumen dan kajian-kajian terkait

dipergunakan adalah dalih pemerataan dampak ekonomi di Kabupaten Simalungun yang muncul di permukaan.

Pertarungan kepentingan di KISMK relatif bisa diselesaikan dengan ide pemekaran wilayah Kabupaten Simalungun menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Simalungun dan Simalungun Hataran. Dengan pemekaran tersebut, maka distribusi manfaat akan terbagi merata karena wilayah Simalungun Bawah akan menerima langsung manfaat KEK Sei Mangkei, sementara Simalungun Atas akan terkena dampak pembangunan jalan tol yang menghubungkan Simalungun dengan bandara internasional Kualanamu. Dengan disetujuinya usulan pemekaran ini, maka pertarungan kepentingan dapat diselesaikan, serta pengesahan RTRW Kabupaten Simalungun mengubah kawasan KISMK

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Kesimpulan: Kebijakan MP3EI dan Instrumen Utama Debottlenecking

Kebijakan MP3EI didisain sebagai jalan keluar berbagai permasalahan proses pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi Indonesia. Jadi, terminologi debottlenecking digunakan sebagai kata kunci di dalam proses pelaksanannya. Prosesnya bervariasi di setiap proyek pembangunan, yang muncul dan diuraikan didalam penelitian ini Pemerintahan SBY melalui UKP4, mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan debottlenecking serta apa factor utama yang menjadi penyebab utamanya.

Debottlenecking adalah sebuah proses untuk menghilangkan hambatan yang ada agar mencapai target di setiap proses pembangunan. Salahsatunya adalah proses birokrasi. Secara umum, berdasarkan observasi UKP4, birokrasi terkait dengan pola kerja, keberadaan atau ketiadaan kebijakan termasuk peraturan turunannya. Sebagaimana diuraikan di dalam kasus KISMK dan PLTU Batang, tipe birokrasi seringkali tumbuh bersamaan dengan tingkah laku birokrasi yang berbeda-beda pula. Walaupun kedua kasus berbeda tipe dan lokasinya, tetapi hal ini bisa diperbandingkan untuk melihat bagaimana proses debottlenecking itu ada.

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Strategi ini menawarkan proses debottlenecking untuk merubah pola birokrasi yang rumit dibawah peraturan Presiden. bekerjasama dengan birokrasi, bukan untuk menentangnya.

Peraturan Presiden tentang MP3EI berhasil menghipnotis Salah satu tujuannya adalah membuat berbagai penyesuaian,

berbagai pihak didalam tubuh pemerintahan untuk duduk apakah perangkat birokrasinya atau mereka yang menggunakan

bersama secara sejajar dengan kata kunci bersama peningkatan jasa birokrasi. Dalam pelaksanaan kebijakan MP3EI, perangkat

pertumbuhan ekonomi. Pada kedua kasus ini, pemerintah dan birokrasi cenderung untuk merubah dirinya sendiri, baik secara

lembaga pemerintahan meletakkan kedua kasus ini dalam satu sukarela atau didorong atau dipaksa oleh institusi diatasnya yang

tujuan bersama, seperti di KISMK, tujuannya adalah menjadikan lebih tinggi. Hal terpenting adalah memotong pola koordinasi

Indonesia sebagai Negara nomor satu dalam hal industri hulu yang rumit yang diakibatkan pola yang hirarkis untuk tujuan

dan hilir kelapa sawit di dunia dan Indonesia menjadi Negara pencapaian target proyek pembangunan (Mangkusubroto,

nomor satu di Asia Tenggara dengan hadirnya PLTU dengan 2011).

kapasitas terbesar, yang keduanya diyakini akan berkontribusi Dalam dua kasus mega-proyek ini, dalam konteks birokrasi,

terhadap pertumbuhan Indonesia.

terdapat peran pemerintah daerah (baik ditingkat provinsi Bagi kepala pemerintahan, pembangunan kedua mega- maupun Kabupaten), pemerintah pusat, serta lembaga

proyek tersebut adalah poin tambah bagi wilayahnya selama pemerintahan lainnya, seperti Bappenas, Departemen

kepemimpinan berlangsung, khususnya untuk mendongkrak Perindustrian dan Departemen Tenaga Kerja di kasus

perekonomian daerahnya di masa datang, memberi nilai positif KISMK, dan PT PLN, Departemen Kehutanan dan Badan

dan sekaligus membuka sebanyak-banyaknya investor datang ke Lingkungan Hidup di kasus PLTU Batang. Hasil asesmen

wilayahnya. Hal ini sulit untuk diyakinkan karena pengalaman UKP4 menyebutkan bahwa koordinasi birokrasi tersulit adalah

masa lalu, dimana wilayah sangat jarang menerima keuntungan yang berhubungan dengan koordinasi antara level departemen

dari proyek yang beroperasi di wilayahnya. Dengan rencana (kementerian) dengan pemerintah provinsi. Kedua kasus ini,

jangka panjang yang tertuang didalam kebijakan MP3EI, sebelum ditetapkannya kebijakan MP3EI mengalami sejumlah

khususnya pembangunan infrastruktur, kedua mega-proyek hambatan birokrasi, seperti harus menunggunya keputusan

di Simalungun dan di PLTU Batang memberi harapan untuk dari Departemen Kehutanan, atau mengalami keterlambatan

membangun dan mengembangkan proyek-proyek investasi yang mengindikasikan lambatnya proses birokrasi, seperti

lainnya.

proses perumusan dokumen RTRW, misalnya di Kabupaten Bagi pengusaha atau investor – baik asing maupun lokal/ Simalungun yang menyebabkan terhambatnya proses persiapan.

nasional – kecenderungan ini dapat dianggap sebagai keuntungan Untuk menyelesaikan berbagai kerumitan seperti yang terjadi

karena banyak hambatan yang ada selama ini akan berkurang di KISMK dan PLTU Batang yang juga umumnya muncul di

atau bahkan dihilangkan. Pada kasus KISMK, rencana PTPN II banyak daerah di Indonesia, membutuhkan komando khusus

akan mengubah kawasan tersebut menjadi kawasan perdagangan untuk menyelesaikannya. Berdasarkan UKP4, masalahnya harus

bebas pada tahun 2023-2024, tetapi karena rencana lain untuk dinaikkan agar bisa diambil keputusan. Kebijakan MP3EI

KISMK, pemerintah memutuskan untuk membangun KISMK adalah salah satu komando yang dibuat untuk itu. Kemudian,

sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada akhir tahun hal ini dilanjutkan dengan merumuskan berbagai strategi untuk

2012 yang lalu. Sama halnya dengan proyek PLTU Batang,

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

PT BPI memiliki kesempatan untuk melakukan akuisisi lahan

Bibliografi

diatas lahan yang bukan lokasi yang ditunjuk, melalui kerangka kebijakan dan politik dari pemerintah daerah dan pusat.

Seluruh strategi debottlenecking tersebut, yang terpenting untuk ditetapkan adalah jangka waktu, pemegang otoritas dan proses monitoring agar mencapai target debottlenecking. Walaupun dinyatakan bahwa proses debottlenecking adalah strategi yang cepat dan kotor (… is a quick and dirty strategy), hal ini berjalan di koridor hukum yang benar. Sehingga, setiap proyek pembangunan, termasuk kedua proyek ini, harus mengikuti peraturan yang ada, salah satunya adalah yang tercantum didalam Dokumen RTRW tingkat Provinsi dan Kabupaten. Proses percepatan perumusannya dengan memasukkan kedua proyek tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dari pusat. Baik pemda Kabupaten Simalungun dan Batang terhipnotis dengan harapan besar masuknya investasi untuk jangka panjang, sehingga segera mereka bersepakat untuk

AGIL (2000) Zona Paz Economic Corridor Strategy, Abt memenuhi perumusan dokumen RTRW dengan memasukkan

Association Inc. Guatemala - CAP Income Generation kawasan KISMK dalam dokumen tersebut. Kemudian, Kepala

Activities Project, Guatemala: Abt Association Inc. Bappenas, sebagai pelaksanan kebijakan MP3EI akan dengan

Antara-Jateng (2012) ‘Kesiapan Warga Hadapi PLTU Batang’, mudah mencabut rencana mega-proyek tersebut dari rencana Antara Jateng Online 26 Februari 2012, dari http:// pembangunan nasional jika persyaratan pemenuhan RTRW

www.antarajateng.com/detail/index.php?id=58899#. tidak diselesaikan terlebih dahulu.

UZ8RsaJT48E, diakses tanggal 24 Mei 2013. Tentu saja, hal ini bertolak belakang semangat paska Reformasi

1998, dimana setiap pemerintah daerah (contohnya) memiliki Antara-News (2013, September 24) ‘DPR RI Tinjau kewenangan untuk mengatur wilayahnya dan member

Pemekaran Simalungun’, Antara News 24 September 2013, masukan kepada pemerintah pusat untuk menjalankan inisiatif

dari http://www.antaranews.com/berita/397177/dpd-ri- pembangunan dari bawah dibawah skema otonomi daerah.

tinjau-pemekaran-simalungun, Diakses 9 Desember 2013. Walaupun demikian, sebagai strategi yang cepat dan kotor,

Bafoil, Francois, dan Lin Ruiwen (2010) ‘Re-examining the prosesnya adalah proses yang panjang dan targetnya bersih

Role of Transport Infrastructure’, dalam Trade, Regional (as a quick and dirty strategy, it is a long lasting and clean output)

Growth and Governance: Comparing the Greater Mekong (Mangkusubroto, 2011).[]

Subregion (GMS) and Central Eastern Europe (CEE), Journal of Current Southeast Asian Affairs , 29 (2), 73-119.

Bisnis Online (2012) ‘13 Foreign Companies May Invest

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

US$937.63 Million’, Bisnis Online 13 Januari 2012, dari Departmen of Public Work (2009), Departemen Pekerjaan http://archive.bisnis.com/articles/13-foreign-companies-

Umum, dari halaman Sosial Ekonomi dan Lingkungan: http:// may-invest-us$937-dot-63-million, diakses 8 Maret 2013.

sosekling.pu.go.id/database/database/lihatdokumen/37/4- Bisnis Online (2012), ‘Industri Manufaktur Sumut Diminati

5ff3079753cdd78dffaadb9b56b5de4b25649a86.pdf, diakses Investor Asing’, Bisnis Online 11 Januari 2012, dari http://

5 September 2012.

archive.bisnis.com/articles/industri-manufaktur-sumut- Detik News (2013, Juni 25), ‘DPRD Sumut Setujui Pemekaran diminati-infestor-asing, diakses 8 Maret 2013.

Kabupaten Simalungun Hataran’, Detik News 25 Juni 2013, Boston Consulting Group (2010), Indonesia Economic

http://news.detik.com/read/2013/06/25/211215/ Development Corridors: Eastern Sumatra North West Java

dari

2284128/10/dprd-sumut-setujui-pemekaran-kabupaten- Economic Development Corridor Master Plan, Jakarta: Menko

simalungun-hataran, diakses 9 Desember 2013. Bidang Perekonomian.

Detik News (2013), ‘Resmikan Pusat Industri Sawit Sei BPN (2006), Inventarisasi Data HGU Indonesia 2006, Jakarta:

Mangkei, Hatta dan Rombongan Naik 2 Helikopter’, Badan Pertanahan Nasional.

Detik News 3 Juli 2013, dari http://finance.detik.com/re ad/2013/07/03/112350/2291169/1036/resmikan-pusat-

BPS (Agustus 2011), Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (15 ed.), Jakarta: Badan Pusat Statistik.

industri-sawit-sei-mangkei-hatta-dan-rombongan-naik-2- helikopter, diakses 9 Desember 2013.

BPS (Agustus 2010), Laporan Bulanan: Data Sosial Ekonomi (3 Ellis, Frank (1992), ‘The Neoclassical Theory of Farm

ed.), Jakarta: Badan Pusat Statistik. Production’, dalam Frank Ellis, Peasant Economics: Farm

Buci-Glucksmann, Christibe, (1979), ‘State, Transition and Households and Agrarian Development (2nd ed., hlm. 17-44), Passive Revolution’, dalam Chantal Mouffe (Ed.), Gramsci

Cambridge: Cambridge University Press. and Marxist Theory (hlm. 207-236), London, Boston &

Henley: Routledge & Kegan Paul. Fukuda, Masafumi (2007), The Next Generation of the USC Technology in Japan (23-27 Oktober 2007), dari http://

Chang, Ha-Joon (2010), ‘Assume the Worst About People link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-3-540-76694- and You Get the Worst’, dalam Ha-Joon Chang, 23 Things

0_3#page-1, diakses 26 Maret 2013.

They Don’t Tell You About Capitalism (Thing #5), New York: Furtado, Celso & Cherita Girvan (1973), ‘The Brazilian Penguin Books. ‘Model’’, Social and Economic Studies , 22 (1), hlm. 122-131. Chang, Ha-Joon (2010), ‘Companies Should not be run in the

Interest of Their Owners’, dalam Ha-Joon Chang, 23 Things Girling, Jhon (1987), Capital and Power: Political Economy and Social Transformation, London, New York dan Sydney: Croom

They Don’t Tell You About Capitalism (Things #2), New York:

Helm.

Penguin Books. Harian Konstruktif (2013, Agustus 19), ‘Pemekaran Simalungun

Coordinating Ministry of Economic Affairs (2011), Masterplan Coba Dihempang Tim TPS’, Harian Konstruktif for Acceleration and Expansion of Indonesia Economic Development,

Jakarta: Coordinating Ministry For Economic Affairs. Online 19 Agustus 2013, dari http://hariankonstruktif. com/2013/08/19/pemekaran-simalungun-coba-

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

dihempang-tim-tps/, diakses 9 Desember 2013. Exchange (Circulation)’, dalam Karl Marx, Karl Marx’s A Harvey, David (2010), The Enigma of Capital and the Crises of

Contribution to the Critique of Political Economy (Appendice Capitalism, New York: Oxford University Press.

1-18), Moscow: Progress Publisher.

IIGF (2012), ‘The Role of IIGF for PPP Projects Development Metro Siantar, (2013), ‘Terkait Pemekaran Simalungun Hataran: in Indonesia’, PPP Days 2012 21-24 Februari 2012, Geneve.

DPR RI Akan Lakukan Kunjungan Fisik’, Metro Siantar 22 September 2013, dari http://www.metrosiantar.com/2013/

JPNN News (2013), ‘Provinsi Tapanuli dan Simalungun Hataran terkait-pemekaran-simalungun-hataran/, diakses 9 Disahkan Sebelum Pemilu’, JPNN News 24 Oktober 2013,

Desember 2013.

dari http://www.jpnn.com/read/2013/10/11/195283/ Provinsi-Tapanuli-dan-Simalungun-Hataran-Disahkan-

Ministry of National Development Planning (2012), Public Sebelum-Pemilu-, diakses 9 Desember 2013.

Private Partnership: Infrastructure Projects Plan in Indonesia 2012. KEK (2013), ‘Ground Breaking KEK Sei Mangkei dan

Jakarta.

Peresmian Proyek MP3EI di Sumatera Utara’, KEK Mongabay Online (2012), ‘Proyek PLTU Batang Terabas Juli 2013, dari http://kek.ekon.go.id/index.php/in/

RTRW dan Konservasi Laut tanpa AMDAL’, Mongabay component/content/article/53-kegiatan2013/97-ground-

Online 1 Oktober 2012, dari http://www.mongabay. breaking-kek-sei-mangkei-dan-peresmian-proyek-mp3ei-

co.id/2012/10/01/proyek-pltu-Batang-terabas-rtrw-dan- di-sumatera-utara-.html, diakses 9 Desember 2013.

konservasi-laut-tanpa-amdal/#ixzz2JFaKSfsW, diakses 27 Januari 2013.

Kompas Online (2013), ‘Tolak PLTU, Massa Bawa Papan Nisan di Kemenkeu’, Kompas Online 1 Mei 2013, dari situs Berita

NA. (2012), ‘Pembentukan Kabupaten Simalungun Hataran YLBHI:

http://www.ylbhi.or.id/2013/05/tolak-pltu- Sulit Terujud’, dari http://serbaserbi.ariefew.com/berita/ massa-bawa-papan-nisan-di-kemenkeu/, diakses 14 Mei

pembentukan-kabupaten-simalungun-hataran-sulit- 2013.

terujud/, diakses 9 Desember 2013.

KP3EI Jawa. (2012), ‘Hasil Kunjungan Lapangan Industri National Development Planning Agency of Indonesia (2011), Prioritas 2011-2012: Inventarisasi Persoalan dan Kebutuhan

Public Private Partnership: Infrastructure Project Plans in Investor’, KP3EI Jawa 29 Februari 2012, dari MP3EI Koridor

Indonesia, Jakarta: National Development Planning Agency Jawa: mp3ei.info, diakses 28 Agustus 2012.

of Indonesia.

Lewis, Arthur (2008), ‘Economic Development with Unlimited PKPS Team (2011), ‘Belajar dari Suksesnya Proyek KPS PLTU Supplies of Labor’, The Manchester School, 22 (2), hlm. 139-

Jawa Tengah’, Sustaining Partnership Magazines , Edisi Listrik 191.

2011, 16-17, Jakarta: Pengembangan Kerjasama Pemerintah Swasta-Bappenas.

Mangkusubroto, Kuntoro (2011), ‘UKP4 and Debottlenecking Pembangunan Nasional’, Workshop Debottlenecking Jakarta, 9

PLN (2012), Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012- Maret 2011, DKI Jakarta: UKP4 dan BKT-PII.

2021, Jakarta: PT PLN Persero.

Marx, Karl (1859), ‘Production, Consumption, Distribution, PLN (2011), Statistik PLN 2010, Jakarta: PT Perusahaan Listrik

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Negara. World Development , 14 (2), hlm. 257-265. PLN (2012), Statistik PLN 2011, Jakarta: PT. Perusahaan Listrik

Suara Pembaruan (2013, Juli 3), ‘KEK Sei Mangkei Jadi Simpul Negara.

Ekonomi Dunia’, Suara Pembaruan Online 3 Juli 2013, dari Portalkbr Online (2013), ‘Warga Batang Demo Tolak PLTU

http://www.suarapembaruan.com/home/kek-sei-mangkei-jadi- dan Proyek MP3EI’, Portalkbr Online 1 Mei 2013, dari situs

simpul-ekonomi-dunia/37834, diakses 9 Desember 2013. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia: http://www.

Sumut Pos (2013), ‘Hatta Yakin Sei Mangkei Diminati’, Sumut ylbhi.or.id/2013/05/warga-Batang-demo-tolak-pltu-dan-

Pos 4 Juli 2013, dari http://sumutpos.co/2013/07/61857/ proyek-mp3ei/, diakses 14 Mei 2013.

hatta-yakin-sei-mangkei-diminati, diakses 9 Desember PT BPI (2011), ‘Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik

Jangka Panjang untuk Proyek IPP Bertenaga Batubara Tarigan, Andri E. (2013), ‘Melirik Upaya Pemekaran Berkapasitas 2 GW di Indonesia’, PT BPI 6 Oktober 2011,

Simalungun’, Analisa Daily Online 31 Agustus 2013, dari http://www.adaro.com/files/ADRO_20111006___

http://www.analisadaily.com/news/42991/melirik-upaya- Keterbukaan_Informasi_Penandatanganan_PJBL_Jawa_

pemekaran-simalungun, diakses 9 Desember 2013. Tengah.pdf, diakses 28 April 2013.

Tim Kerja MP3EI Jawa (2012), ‘MP3EI Info’, MP3EI KE Safitri, Hilma (2012), Economic Corridor Policy, Land Concentration

Jawa 10 Mei 2012, dari http://mp3ei.info/downloads/ and ‘Social-Exclusion’: Java’s Economic Corridor Policy

documents/UPDATE%20KORIDOR%20JAWA%20 Implementation, Indonesia, Research Paper Master Program

10%20Juni%202012.pdf, diakses 28 August 2012. in Agriculture and Rural Development – Institute of Social

Tribun Medan (2013), ‘Pemekaran Simalungun Hataran Ibarat Studies, The Hague: ISS.

Perempuan Hamil Delapan Bulan’, Tribun Medan 6 Oktober Safitri, Hilma (2010), Gerakan Politik Forum Paguyuban Petani

2013, http://www.tribunnews.com/regional/2013/10/06/ Batang (FPPB), Bandung: Yayasan Akatiga.

pemekaran-simalungun-hataran-ibarat-perempuan-hamil- Safitri, Hilma (2009), Menuntut Negara: Hak Asasi Manusia,

delapan-bulan, diakses 9 Desember 2013. [] Konflik dan Pendudukan Tanah, Jakarta: Yayasan Interseksi. Sindonews Online (2013, May 1), ‘Tolak PLTU Batubara

Ratusan warga Batang gerudug kantor Hatta’, Sindonews Online 1 Mei 2013, dari situs Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia: http://www.ylbhi.or.id/2013/05/tolak- pltu-batubara-ratusan-warga-Batang-gerudug-kantor- hatta/, diakses 14 Mei 2013.

Statistik Indonesia (2012), Statistical Yearbook of Indonesia 2011, Jakarta: BPS - Statistic Indonesia.

Stiglitz, Joseph E. (1986), ‘The New Development Economics’,

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)