METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Semanggi yang terletak di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta dengan fokus penelitian pada kepuasan penghuni Rusunawa Semanggi. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Semanggi merupakan salah satu rumah susun yang dibangun oleh pemerintah dengan menggunakan dana APBN dan APBD di atas tanah milik Pemkot Solo. Selain itu, Rusunawa Semanggi juga dijadikan proyek percontohan bagi pembangunan rusunawa selanjutnya meski ia bukanlah rusunawa yang pertama dibangun di Kota Surakarta.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya berupa angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:7). Pada penelitian ini peneliti mencoba meneliti tentang kepuasan penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Semanggi Rusunawa Semanggi tersebut yang disajikan dalam bentuk data-data kuantitatif.

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:80). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda- benda alam yang lain. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda- benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain (Kountour, 2004:137). Pengertian populasi juga diungkapkan oleh Y. Slamet (2006:40) yang menerangkan bahwa populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah penghuni Rusunawa Semanggi Kota Surakarta yang menempati setiap unit rusunawa sebesar 196 KK.

2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Selain itu, Kountour (2004:137) juga menyebutkan sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel. Sampel dalam penelitian ini 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Selain itu, Kountour (2004:137) juga menyebutkan sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel. Sampel dalam penelitian ini

1 2 Ne

dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir. Untuk menerapkan rumus tersebut, apabila digunakan kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10 % dengan ukuran populasi sebesar 196 KK, maka jumlah sampel yang didapat adalah sebagai berikut:

1 2 Ne

 2 , 0 196 1 196

196

= 66,22 = 66 (dibulatkan)

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling. Pengambilan anggota sampel dari populasi diberlakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2006:82). Dengan demikian dalam penelitian ini, setiap penghuni Rusunawa Semanggi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

D. Sumber Data Penelitian

1. Data primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya individu atau perseorangan, seperti: hasil wawancara, pengisian kuisioner, atau bukti transaksi, seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu, sesuai kebutuhan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada penghuni Rusunawa Semanggi Kota Surakarta.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data sekunder di satu sisi merupakan informasi juga karena merupakan hasil pengolahan data primer dan sudah lebih informatif (Umar, 2004:64). Data sekunder berasal dari UPTD Rumah Sewa, yaitu data/dokumen yang lebih bersifat sebagai data pendukung data primer dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:

1. Kuisioner (angket) Teknik pengumpula data dengan menggunakan kuisioner erat sekali dengan kegiatan survey. Kuisioner adalah seperangkat daftar pertanyaan tertentu yang disusun secara sistematis dan lengkap. Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan dapat pula sudah digolongkan menurut kategori-kategori tertentu secara sistematis sehingga memungkinkan perbandingan secara kuantitatif. Namun, dapat pula pertanyaan itu diberi jawaban terbuka yang nantinya akan diklasifikasikan juga (Slamet, 2006:94).

Kuisioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden (penghuni Rusunawa Semanggi).

angket tersebut.

2. Wawancara Teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi social antara peneliti dengan yang diteliti. Dalam interaksi social itu peneliti berusaha mengungkapkan gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan tanya jawab (Slamet, 2006:101). Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk deskripsi lokasi penelitian dan hal-hal yang berhubungan dengan Rusunawa Semanggi ini.

3. Telaah dokumen Merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk menelaah dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Telaah dokumen ini digunakan untuk menyusun latar belakang masalah dan deskripsi lokasi penelitian.

F. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2010:92-93). Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Skala interval ini seperti skala ordinal tetapi Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2010:92-93). Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Skala interval ini seperti skala ordinal tetapi

Sedangkan skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2010:93). Penggunaan skala Likert dalam penelitian ini mempunyai jawaban yang bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

G. Uji Validitas Instrumen

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas alat ukur dapat dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing-masing item pernyataan dengan skor total dari jawaban responden terhadap kuisioner. Suatu pernyataan dinyatakan valid apabila angka korelasi yang diperoleh melebihi angka kritik tabel korelasi nilai – r (Singarimbun & Effendi, 1989 : 139). Teknik yang digunakan untuk menguji validitas yaitu Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas alat ukur dapat dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing-masing item pernyataan dengan skor total dari jawaban responden terhadap kuisioner. Suatu pernyataan dinyatakan valid apabila angka korelasi yang diperoleh melebihi angka kritik tabel korelasi nilai – r (Singarimbun & Effendi, 1989 : 139). Teknik yang digunakan untuk menguji validitas yaitu

1. Lingkungan Rusunawa

Tabel 3.1

Pengujian Validitas Lingkungan Rusunawa

Pernyataan

r hitung

Nilai Korelasi Tabel

Tidak Valid

Valid Sumber: diolah dari data penelitian

menunjukkan bahwa suatu pernyataan dinyatakan valid apabila nilai koefisien korelasi hitung lebih besar daripada nilai tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu sebesar 0,361. Semua item pernyataan di atas dinyatakan valid kecuali pada pernyataan nomor 6. Pernyataan nomor 6 tersebut tidak valid karena nilai koefisien korelasi hitungnya lebih kecil daripada nilai korelasi pada tabel (lebih kecil daripada 0,361). Sehingga apabila pernyataan nomor 6 dibuang, maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pengujian Validitas Lingkungan Rusunawa setelah pernyataan

nomor 6 dibuang

Pernyataan

r hitung

Nilai Korelasi Tabel

Keterangan

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

2. Persyaratan Keselamatan Bangunan

Tabel 3.3

Pengujian Validitas Persyaratan Keselamatan Bangunan

Pernyataan

r hitung

Nilai Korelasi Tabel

Valid Sumber: diolah dari data penelitian

Tabel di atas merupakan hasil pengolahan kuisioner yang menunjukkan bahwa suatu pernyataan dinyatakan valid apabila nilai koefisien korelasi hitung lebih besar daripada nilai tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu sebesar 0,361. Semua item pernyataan di atas dinyatakan valid.

3. Persyaratan Kesehatan Bangunan

Tabel 3.4

Pengujian Validitas Persyaratan Kesehatan Bangunan

Pernyataan

r hitung

Nilai Korelasi Tabel

Keterangan

Valid

Valid

Valid

Valid Sumber: diolah dari data penelitian

Tabel di atas merupakan hasil pengolahan kuisioner yang menunjukkan bahwa suatu pernyataan dinyatakan valid apabila nilai koefisien korelasi hitung lebih besar daripada nilai tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu sebesar 0,361. Semua item pernyataan di atas dinyatakan valid.

4. Ketersediaan Air Bersih

Tabel 3.5

Pengujian Validitas Ketersediaan Air Bersih

Pernyataan

r hitung

Nilai Korelasi Tabel

Valid Sumber: diolah dari data penelitian

Tabel di atas merupakan hasil pengolahan kuisioner yang menunjukkan bahwa suatu pernyataan dinyatakan valid apabila nilai koefisien korelasi hitung lebih besar daripada nilai tabel pada taraf signifikan 0,05 yaitu sebesar 0,361. Semua item pernyataan di atas dinyatakan valid.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan begitu, dapat reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, mengaplikasikan menggunakan SPSS 16. Suatu pernyataan dinyatakan reliabel apabila angka korelasi yang diperoleh melebihi angka kritik tabel korelasi nilai – r. Pernyataan tersebut dinyatakan reliable apabila nilai korelasi yang diperoleh melebihi nilai korelasi tabel pada taraf signifikan 0,05. Nilai korelasi tabel pada taraf signifikan 0,05 tersebut yaitu 0, 361.

Dalam penelitian ini, pernyataan nomor 6 tidak diikutkan dalam uji reliabilitas karena dalam uji validitas, pernyataan nomor 6 dinyatakan tidak valid sehingga pernyataan tersebut harus dibuang. Hasil pengujian reliabilitas yang diperoleh dari kuisioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Pengujian Reliabilitas

Variabel

Alpha Cronbach

Nilai Korelasi

Tabel

Keterangan

Lingkungan Rusunawa

Reliabel Persyaratan Keselamatan Bangunan

Reliabel Persyaratan Kesehatan Bangunan

Reliabel Ketersediaan Air Bersih

Reliabel Sumber: diolah dari data penelitian Reliabel Sumber: diolah dari data penelitian

I. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data melalui ukuran central tendency. Ukuran central tendency juga dikenal dengan ukuran rata-rata, sehingga dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan melalui perhitungan nilai rata-rata dan modus. Selain itu, untuk mengetahui tingkat kepuasan penghuni rusuawa Semanggi digunakan uji chi square.

Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, yaitu mengecek identitas responden (penghuni Rusunawa) dan isian data.

2. Tahap skoring, yaitu pemberian skor terhadap jawaban responden untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan. Pada penelitian ini, digunakan skala Likert yang dimodifikasi untuk menentukan skor. Setiap pernyataan diberikan pilihan jawaban yang sesuai dengan redaksi pernyataan tersebut.

sampai yang paling positif. Masing-masing jawaban diberikan skor 1-5. Misalkan, dalam kuisioner ada sebuah pernyataan nilai-nilainya adalah: Sangat tidak baik

Tidak baik

Sangat baik

3. Tahap Perhitungan dan Analisis

a. Pada tahap ini dicari nilai sikap masing-masing penghuni Rusunawa Semanggi terhadap masing-masing butir/item. Sesuai dengan rumus rerataan, maka masing-masing jawaban dari setiap butir dikalikan dengan jawabannya. Semua hasilnya dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah responden.

NjXNi

Ns

Dimana: Ns : nilai sikap penghuni Rusunawa Semanggi Nj : jumlah jawaban penghuni Rusunawa dari setiap butir Ni : nilai masing-masing penghuni Rusunawa dari setiap butir n : jumlah penghuni Rusunawa yang menjawab pernyataan Dimana: Ns : nilai sikap penghuni Rusunawa Semanggi Nj : jumlah jawaban penghuni Rusunawa dari setiap butir Ni : nilai masing-masing penghuni Rusunawa dari setiap butir n : jumlah penghuni Rusunawa yang menjawab pernyataan

Ns

Nilai Indikator

Dimana: Nilai Indikator