Konsekuensi Akibat Resistensi Antibiotik Kerangka Konsep Alat Ukur : Kuesioner Cara Ukur : Metode angket Hasil Ukur :

dari makrolida dan tetrasiklin, atau akuisisi bentuk resisten dari target yang rentan misalnya, resistensi stafilokokus terhadap metisilin yang disebabkan oleh produksi varian Peniccilin Binding Protein yang berafinitas lemah.

d. Konsekuensi Akibat Resistensi Antibiotik

Konsekuensi yang ditimbulkan akibat adanya resistensi antibiotik yang paling utama adalah peningkatan jumlah bakteri yang mengalami resistensi terhadap pengobatan lini pertama. Konsekuensi ini akan semakin memberat. Dari konsekuensi tersebut, maka akibatnya adalah penyakit pasien akan lebih memanjang, sehingga risiko komplikasi dan kematian juga akan meningkat. Ketidakmampuan antibiotik dalam mengobati infeksi ini akan terjadi dalam periode waktu yang cukup panjang dimana, selama itu pula, orang yang sedang mengalami infeksi tersebut dapat menularkan infeksinya ke orang lain, dengan bagitu, bakteri akan semakin menyebar luas. Karena kegagalan pengobatan lini pertama ini, dokter akan terpaksa memberikan peresepan terhadap antibiotik yang lebih poten dengan harga yang lebih tinggi serta efek samping yang lebih banyak. Banyak factor yang seharusnya dapat menjadi pertimbangan karena resistensi antimicrobial ini. Dapat disimpulkan, resistensi dapat mengakibatkan banyak hal, termasuk peningkatan biaya terkait dengan lamanya kesembuhan penyakit, biaya dan waktu yang terbuang untuk menunggu hasil uji laboratorium tambahan, serta masalah dalam pengobatan dan hospitalisasi Beuke C.C., 2011. 2.2. Pengetahuan 2.2.1. Pengertian Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia Universitas Sumatera Utara diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1979 pengetahuan adalah hal hal yang mengenai sesuatu, segala apa yang diketahui, kepandaian.

2.2.2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni : a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. d. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis synthesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan penilaian terhadap satu materi atau objek. Menurut Notoatmodjo 2007, belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menghubungkan tanggapan- tanggapan dengan mengulang-ulang. Tanggapan-tanggapan tersebut diperoleh Universitas Sumatera Utara melalui pemberian stimulus atau rangsangan - rangsangan. Makin banyak dan sering diberikan stimulus maka memperkaya tanggapan pada subjek belajar. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 3. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. 4. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengethuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku- buku. 5. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. 6. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2.3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara langsung atau dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin Universitas Sumatera Utara diukur dari responden atau subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan responden yang ingin diukur atau diketahui, dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dari responden. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN

DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep di bawah ini mengenai tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan antibiotik. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Pengetahuan a. Definisi

Tingkat pengetahuan merupakan Pengetahuan dari responden mengenai penggunaan antibiotik yang meliputi definisi antibiotik, cara mendapatkan antibiotik, cara penggunaan antibiotik, risiko penggunasalahan antibiotik, dan efek samping antibiotik.

b. Alat Ukur : Kuesioner

c. Cara Ukur : Metode angket

d. Hasil Ukur :

Pengetahuan responden dikelompokkan menjadi tingkatan baik, sedang, dan rendah. Pengetahuan terhadap Penggunaan Antibiotik ‐ Umur ‐ Jenis Kelamin ‐ Tingkat Pendidikan Universitas Sumatera Utara Pengukuran skor menggunakan skala berikut : a. Baik, apabila jawaban responden benar 75 dari nilai tertinggi b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-74 dari nilai tertinggi c. Kurang, apabila jawaban responden benar kurang 40 dari nilai tertinggi

e. Skala Ukur: Ordinal