Penentuan Perlakuan Terpilih

4.3 Penentuan Perlakuan Terpilih

Hasil penelitian menunjukkan setiap perlakuan yang diujikan memiliki keunggalan tersendiri pada parameter mutu karaginan. Pada parameter rendemen perlakuan yang terbaik adalah jenis alkali NaOH dengan konsentrasi 4% dan konsentrasi pengendap KCl sebesar 5%. Pada parameter kadar air perlakuan yang terbaik yaitu perlakuan jenis dan konsentrasi alkali NaOH 8% dan konsentrasi pengendap KCl 10%. Parameter kadar abu yang terbaik dihasilkan oleh jenis dan konsentrasi alkali NaOH 4% dan konsentrasi KCl sebesar 1%. Parameter viskositas perlakuan yang terbaik dihasilkan perlakuan NaOH 6% dan KCl 1% serta parameter kekuatan gel terbaik dihasilkan dari perlakuan KOH 4% dan KCl 1%.

Karaginan hasil penelitian ini sudah memenuhi standar yang ditetapkan FAO, FCC dan EEC terkait viskositas karaginan minimal 5 cP dan standar yang ditetapkan Departemen Perdagangan terkait rendemen minimal 25%. Karaginan hasil penelitian ini hanya satu perlakuan (KOH 4% dengan KCl 1%) yang memenuhi standar FAO, FCC dan EEC terkait kadar abu maksimal 40%.

Perlakuan terpilih dilihat dari nilai rendemen, viskositas dan kekuatan gel. Rendemen merupakan nilai yang menunjukkan banyaknya karaginan yang Perlakuan terpilih dilihat dari nilai rendemen, viskositas dan kekuatan gel. Rendemen merupakan nilai yang menunjukkan banyaknya karaginan yang

Berdasarkan beberapa parameter mutu karaginan maka perlakuan yang terpilih yaitu perlakuan jenis dan konsentrasi alkali NaOH 4% untuk mengekstrak dan KCl 5% sebagai pengendap. Hal ini dapat dilihat dari nilai rendemen karaginan (52%), kekuatan gel karaginan (293,42 g/cm 2 ) dan viskositas karaginan

(38,89 cP). Perlakuan ini juga sudah memenuhi standar Departemen Perdagangan terkait rendemen karaginan yaitu 25%, standar FAO terkait viskositas minimal 5 cP.

Keterbatasan dalam penelitian ini menyebabkan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak parameter sifat fisik dan sifat kimia yang dianalisis. Sifat fisik bahan baku karaginan diduga mempengaruhi kualitas dari karaginan yang akan dihasilkan. Sifat fisik bahan baku yang harus diperhatikan yaitu kadar air, Clean Anhydrous Weed (CAW) dan impurities (pengotor). Kadar air bahan baku akan mempengaruhi kadar air karaginan yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar air bahan baku maka kadar air karaginan yang dihasilkan akan besar pula. CAW merupakan gambaran terhadap rendemen karaginan yang akan dihasilkan. Pengotor merupakan faktor penting dalam proses produksi karaginan, apabila nilai pengotornya tinggi menyebabkan rendahnya kemurnian karaginan.

Sifat fisik karaginan sendiri yang harus diperhatikan yaitu derajat putih, hal ini berkaitan dengan aplikasi dari karaginan yang dihasilkan. Jika derajat putihnya tinggi maka karaginan tersebut akan mudah diaplikasikan pada berbagai produk sehingga perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai derajat putih. Sifat kimia karaginan yang harus dilakukan pengujian lanjutan yaitu terkait kadar sulfat, kadar abu tidak larut asam dan kadar serat dari karaginan itu sendiri. Kadar sulfat merupakan parameter karaginan yang menentukan viskositas dan kekuatan Sifat fisik karaginan sendiri yang harus diperhatikan yaitu derajat putih, hal ini berkaitan dengan aplikasi dari karaginan yang dihasilkan. Jika derajat putihnya tinggi maka karaginan tersebut akan mudah diaplikasikan pada berbagai produk sehingga perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai derajat putih. Sifat kimia karaginan yang harus dilakukan pengujian lanjutan yaitu terkait kadar sulfat, kadar abu tidak larut asam dan kadar serat dari karaginan itu sendiri. Kadar sulfat merupakan parameter karaginan yang menentukan viskositas dan kekuatan

Penelitian lanjutan dari hasil penelitin ini juga perlu dilakukan terkait aspek ekonomi, yaitu peningkatan skala besar ekstraksi. Peningkatan skala ekstraksi ini penting dilakukan untuk mengetahui bahwa hasil penelitian ini dapat diterapkan pada usaha pengolahan karaginan skala rumah tangga. Peningkatan skala juga untuk mempermudah mengetahui layak atau tidaknya usaha pengolahan karaginan ini.