Analisis Usah a

6. Analisis Usah a

a. Biaya

Biaya yang dikeluarkan pet ernak itik m eliputi biaya indukan, biaya pakan, biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, biaya pengemasan, biaya pembelian telur bibit untuk penetasan, dan biaya penyusutan peralatan. Biaya indukan dihitung untuk m engetahui berapa besarnya nilai uang yang harus dikeluarkan setiap peternak untuk kebutuhan pem belian induk, dihit ung dalam beban biaya per bulan yang harus ditanggung peternak. Besarnya biaya indukan per bulan dapat dihitung dengan rum us :

Biaya indukan per bulan =

Biaya indukan dari usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini.

T abel 18. Biaya Indukan Pada Usaha T ernak Itik di Kabupaten Sukoharjo Pada Bulan Mei 2009

Biaya Indukan (Rp) Jumlah

Harga (Rp)

Um ur

Je nis (Ekor) per per Awal Afkir Ekonomis

responden 100 ekor

321.389 107.130 Sum ber : Analisis Data Primer

Dari Tabel 18 diketahui biaya indukan pada usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 321.389,00 per bulan. Untuk pengusahaan itik dengan jumlah 100 ekor diketahui biaya indukan per bulan sebesar Rp 107.130,00.

Pakan m erupakan biaya yang paling besar dalam usaha ternak itik. Pamberian pakan yang sudah terjadwal serta harga pakan m em buat

biaya ini paling besar dikeluarkan peternak. T enaga kerja yang digunakan m eliputi tenaga kerja keluarga sert a tenaga kerja luar, tugas tenaga kerja dibedakan menjadi dua hal yaitu tenaga kerja pem eliharan dan tenaga kerja penetasan. T enaga kerja pemeliharaan m engurusi itik sam pai produksi telur, sedangkan tenaga kerja penetasan m engurusi telur menjelang penetasan, sam pai pasca telur menetas.

Minyak tanah dan lisrik digunakan untuk bahan bakar m esin tetas, sedangkan saat penjualan menggunakan trey unt uk telur sert a kardus untuk DOD. Peternak juga mengeluarkan biaya untuk pembelian telur bibit untuk kebutuhan mesin tetasnya. Peternak m enggunakan peralatan dalam pelaksanaan proses produksi, peralatan yang digunakan adalah mesin tetas. Besarnya biaya penyusutan peralatan dapat dihitung dengan rum us :

Penyusutan per bulan =

Pada usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo yang mengalam i penyusutan adalah mesin tetas sebagai alat untuk m enghasilkan DOD. Biaya penyusutan peralatan usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada T abel 19 berikut ini.

T abel 19. Biaya Penyusutan Pada Usaha Ternak Itik di Kabupaten Sukoharjo Pada Bulan Mei 2009

Harga (Rp) Biaya Penyusutan (Rp) Ju mlah

Um ur

Je nis

Awal Akhir

per per

(Buah) Ekonomis responden 4 mesin tetas

Mesin tetas

71.122 23.707 Sum ber : Analisis Data Primer

60 (bln)

Dari Tabel 19 diketahui biaya penyusutan pada usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo yaitu biaya penyusutan mesin tetas sebesar Rp 71.122,00 per bulan. Unt uk mesin tetas sebanyak 4 buah mengalam i biaya penyusutan sebesar Rp 23.707,00 per bulan.

Macam dan besarnya biaya rata-rat a yang dikeluarkan oleh peternak itik di Kabupat en Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 20. T abel 20. Biaya Rata-rata Usaha Ternak It ik di Kabupaten Sukoharjo

Pada Bulan Mei 2009

Biaya (Rp) No.

Jumlah

Harga

Macam Biaya

Per Per

Per Per

responden 100 ekor (Rp) responden 100 ekor

1. Biaya Indukan (ekor)

2. Biaya pakan

3.324.800 1.108.267 b. Bekatul (kg)

a. Konsentrat (kg)

4.314.000 1.438.000 c. Mineral (kg)

14.760 4.920 3. Biaya tenaga kerja

4. Biaya bahan bakar

a. Minyak tanah (lt)

88.500 29.500 b. Listrik (satuan)

291.667 97.222 5. Biaya pengemasan

71.667 23.889 b. Kardus (buah)

a. Trey (sak)

40.929 13.643 6. Biaya telur bibit(butir)

7. Biaya Penyusutan Mesin tetas (buah)

71.122 23.707 Biaya Total

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak dalam m engusahakan ternak itik selam a satu bulan antara lain biaya indukan sebesar Rp 321.389,00, biaya pakan meliputi konsentrat sebesar Rp 3.324.800,00, bekatul Rp 4.314.000,00 dan m ineral sebesar Rp 14.760,00, sedangkan biaya tenaga kerja yaitu Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak dalam m engusahakan ternak itik selam a satu bulan antara lain biaya indukan sebesar Rp 321.389,00, biaya pakan meliputi konsentrat sebesar Rp 3.324.800,00, bekatul Rp 4.314.000,00 dan m ineral sebesar Rp 14.760,00, sedangkan biaya tenaga kerja yaitu

Untuk pemeliharaan itik dengan jumlah 100 ekor dapat diketahui besarnya biaya rata-rata satu bulan yaitu biaya indukan Rp 107.129,00, biaya pakan meliputi konsentrat sebesar Rp 1.108.267,00 untuk bekatul sebesar Rp 1.108.267,00 dan mineral sebesar Rp 4.920,00, sedangkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 505.556,00, biaya bahan bakar m esin tetas meliputi m inyak tanah sebesar Rp 29.500,00 dan biaya kebutuhan listrik Rp 97.222,00, sedangkan untuk biaya pengem asan Rp 37.532,00, biaya unt uk pembelian telur bibit Rp 1.691.556,00 dan biaya penyusut- an sebesar Rp 23.707,00.

Pada saat penelitian, kebutuhan pasar akan DOD tinggi sehingga m em pengaruhi perlakuan DOD yang akan dikirim . Jika permintaan tinggi peternak akan lebih menghemat biaya dalam hal ini biaya pakan untuk DOD, karena DOD yang dikirim yaitu DOD yang baru menetas atau berumur 1 hari unt uk mencukupi kebutuhan konsum en. DOD yang baru menetas atau berum ur 1 hari belum mempunyai nafsu m akan sehingga peternak tidak memberikan pakan pada DOD umur tersebut.

b. Penerimaan

Penerimaan yang diperoleh peternak itik merupakan penerim aan yang berasal dari penjualan telur itik dan DOD yang dihasilkan.

Besarnya produksi dan penerimaan yang diterima oleh peternak itik dapat dilihat pada T abel 21 berikut ini.

Tabel 21. Hasil Produksi dan Penerimaan Usaha T ernak Itik di Kabupaten Sukoharjo

Penerimaan (Rp) No.

Rata-rata Jumlah

H asil

H arga

Produksi

Per Per

(Rp) Per Per

responden 100 itik

responden 100 itik

7.095.000 2.365.000 2. DOD (ekor) : a. DOD betina

1. Telur (butir)

6.453.000 2.151.000 b. DOD jantan

Total 17.230.000 5.743.333 Penerimaan

Sum ber: Analisis Data Primer

Dari Tabel 21 di atas dapat diketahui rata-rata hasil produksi selama satu bulan unt uk berupa telur sebanyak 6.450 butir. DOD meliputi DOD betina sebanyak 1.434 ekor dan DOD jantan sebanyak 1.841 ekor. Harga jual rat a-rata untuk telur Rp 1.100,00/butir, sedang- kan unt uk DOD betina Rp 4.500,00/ekor dan DOD jant an Rp 2.000,00 /ekor. Dari rata-rat a produksi yang terjual dan harga rata-rata m aka dapat dihasilkan penerim aan, besarnya rat a-rata penerimaan yang diperoleh dari usaha ternak itik selam a satu bulan adalah sebesar Rp 17.230.000,00 per responden.

Untuk pemeliharaan itik dengan jumlah 100 ekor dan 4 m esin tetas diketahui rata-rata hasil produksi selam a satu bulan untuk berupa telur sebanyak 2.150 butir. DOD m eliputi DOD betina sebanyak 478 ekor, dan DOD jant an sebanyak 613 ekor. T otal penerimaan dari usaha ternak itik yang m em elihara itik dengan jumlah 100 ekor dan m esin tetas 4 buah adalah sebesar Rp 5.743.333,00 per bulan.

Harga DOD betina lebih m ahal karena betina akan dapat digunakan dalam peternakan selanjutnya untuk m enghasilkan telur pada masa produksi sert a dapat diam bil dagingnya untuk itik potong jika sudah lewat m asa produksi, sedangkan itik jantan seberapa besarnya akan tetap hanya untuk diambil dagingnya/ itik potong.

Pada saat dilakukan penelitian tidak ada penerimaan dari penjual- an itik afkir karena peternak tidak menjual itiknya jika dirasa m asih Pada saat dilakukan penelitian tidak ada penerimaan dari penjual- an itik afkir karena peternak tidak menjual itiknya jika dirasa m asih

c. Keuntungan

Keunt ungan yang diterim a oleh peternak m erupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Besarnya keunt ungan rata-rat a yang diterima peternak itik dapat dilihat pada T abel 22 di bawah ini. T abel 22. Keunt ungan Rata-Rata Peternak Itik Selam a Bulan Mei 2009

Rata-rata Pe r

No Urai an Per 100 Ekor

Responden (Rp)

1 Penerim aan 17.230.000 5.743.333

2 Biaya T otal

Sum ber: Analisis Data Primer T abel 22 menunjukkan bahwa penerim aan rata-rat a per peternak itik adalah sebesar Rp 17.230.000,00 dengan biaya total yang

dikeluarkan rat a-rata sebesar Rp 15.130.167,00 sehingga rata-rata keunt ungan yang diperoleh setiap peternak itik di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar Rp 2.099.833,00. Dengan demikian, keunt ungan rata- rata yang diperoleh setiap peternak itik selama satu bulan adalah sebesar Rp 2.099.833,00.

Untuk pengusahaan ternak itik dengan jum lah itik sebanyak 100 ekor dan 4 mesin tetas, penerim aan rata-rat a per peternak itik adalah sebesar Rp 5.743.333,00 dengan biaya total yang dikeluarkan rata-rata Untuk pengusahaan ternak itik dengan jum lah itik sebanyak 100 ekor dan 4 mesin tetas, penerim aan rata-rat a per peternak itik adalah sebesar Rp 5.743.333,00 dengan biaya total yang dikeluarkan rata-rata

d. Profitabilitas usaha

Berdasarkan keuntungan yang diperoleh, maka dapat diketahui profitabilitas atau tingkat keuntungan dari usaha ternak itik. Profitabilitas merupakan hasil bagi ant ara keuntungan usaha dengan biaya total yang dinyat akan dalam persen. Untuk m engetahui besarnya profitabilitas dari usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 23 dibawah ini. Tabel 23. Profitabilitas Usaha Ternak Itik di Kabupaten Sukoharjo

Bulan Mei 2009

Rata-rata Per

No Urai an Per 100 Ekor

Responden (Rp)

2 Biaya Tot al

Sumber : Analisis Data Prim er T abel 23 menunjukkan bahwa profitabilitas atau tingkat keuntungan dari usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei 2009 adalah sebesar 13,87%. Hal ini berart i setiap m odal sebesar Rp 100,00 yang diinvestasikan akan diperoleh keuntungan Rp 13,87. Usaha ini term asuk dalam kriteria mengunt ungkan, karena m em iliki nilai profitabilitas lebih dari nol. Profitabilitas ini m erupakan hasil bagi antara keunt ungan usaha dengan biaya tot al.

Untuk pengusahaan dengan jum lah itik 100 ekor dan 4 m esin tetas m enunjukkan profitabilitas sebesar 7,2% hal ini berart i untuk setiap Rp 100,00 yang diinvestasikan akan m em peroleh keuntungan Rp 7,20.

e. Efi siensi usaha te rnak i tik

Efisiensi usaha ternak itik merupakan perbandingan antara total penerim aan rat a-rata yang diterima oleh peternak dengan rata-rata biaya total yang dikeluarkan dalam mengusahakan ternak. Besar Efisiensi usaha ternak itik merupakan perbandingan antara total penerim aan rat a-rata yang diterima oleh peternak dengan rata-rata biaya total yang dikeluarkan dalam mengusahakan ternak. Besar

Rata-rata Per

No Uraian Pe r 100 Ekor

Responden (Rp)

1 Penerim aan

2 Biaya T otal

Efisiensi Usaha

Sum ber : Analisis Data Primer T abel 24 m enunjukkan bahwa efisiensi usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei 2009 sebesar 1,14 berart i bahwa usaha ternak itik yang telah dijalankan sudah efisien, ditunjukkan dengan nilai R/C rasio lebih dari satu. Hal ini sesuai dengan pendugaan yang dilakukan pada saat awal penelitian, yaitu usaha ternak itik yang dijalankan di Kabupaten Sukoharjo sudah efisien.

Nilai R/C rasio ini m enunjukkan keunt ungan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk m em produksi. Nilai R/C rasio 1,14 berart i bahwa usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo sudah efisien. Unt uk pem eliharaan itik dengan jumlah 100 ekor dan 4 mesin tetas nilai R/C rasio sebesar 1,13 berart i usaha ternak dengan jum lah itik 100 dan 4 mesin tetas sudah efisien.

f. Risiko usaha tern ak iti k

Hubungan ant ara risiko dan keuntungan dapat diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keunt ungan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan ant ara risiko yang harus ditanggung dengan jum lah keunt ungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi. Sem akin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung semakin besar dibanding dengan keuntungannya. Sedangkan batas bawah keuntungan (L) m enunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh responden (Hernanto, 1993).

Untuk m engetahui besarnya risiko usaha yang harus ditanggung oleh setiap pet ernak itik di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini. Tabel 25. Simpangan baku, koefisien variasi, dan batas bawah

keuntungan usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo

Rata-rata per No.

Uraian

Responden (Rp) Per 100 ekor

1. Keuntungan 2.099.833,00 699.944,00

2. Sim pangan baku 509.453,00 169.817,00

3. Koefisien variasi 0,24 0,24

4. Batas bawah keunt ungan 1.080.928,00 360.310,00 Sum ber : Analisis Data Primer

T abel 25 m enunjukkan bahwa keuntungan rata-rat a peternak itik di Kabupaten Sukoharjo untuk satu bulan masa produksi sebesar Rp 2.099.833,00. Besarnya sim pangan baku keunt ungan Rp 509.453,00 dengan nilai koefisien variasi 0,24 dan nilai batas bawah keuntungan Rp 1.080.928,00. Dari besarnya nilai koefisien variasi dan nilai batas bawah keuntungan, koefisien variasi kurang dari 0,5 dan nilai batas bawah keuntungan lebih dari 0 dapat dikatakan bahwa para peternak itik akan selalu untung atau terhindar dari mengalam i kerugian, atau dengan kata lain usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo terhindar dari m engalam i risiko. Hal ini bert ent angan dengan pendugaan awal bahwa usaha ternak itik di Kabupat en Sukoharjo memiliki risiko.

Pengusahaan ternak itik dengan jumlah 100 ekor dan 4 m esin tetas, Besarnya simpangan baku keunt ungan Rp 169.817,00 dengan nilai koefisien variasi 0,24 dan nilai batas bawah keuntungan sebesar Rp 360.310,00. Dari besarnya nilai koefisien variasi dan nilai batas bawah keuntungan, m aka berart i usaha ini akan selalu terhindar dari risiko kerugian.