Sajian Data

A. Sajian Data

1. Sistem Penyuluhan Pertanian

a. Kebijakan Penyuluhan Pertanian Kebijakan pemerintah yang terdapat di Kecamatan Laweyan yaitu program peningkatan kesejahteraan petani; program peningkatan penerapan teknologi pertanian, perikanan dan perkebunan; program peningkatan produksi pertanian, perikanan, perkebunan yang didukung dengan adanya program-program pemerintah seperti subsidi bibit tanaman anggrek dan pupuk tanaman anggrek, alat mekanisasi (drayer

dan pompa air), pinjaman per kelompok tani Rp 10 juta 1 , SLPTT, budidaya tanaman anggrek, olahan pangan, tanaman sayur, perikanan dan

tanaman obat 2 . Wilayah Kecamatan Laweyan, sebagian besar lahan pertaniannya

dimanfaatkan untuk perumahan. Sehingga, sebagian besar masyarakat Kecamatan Laweyan membudidayakan tanaman hortikultura (tanaman buah, tanaman sayur dan tanaman hias) di pekarangan rumah masing- masing. Selain digunakan untuk mengembangkan tanaman hortikultura, pekarangan rumah mereka juga digunakan untuk membudidayakan ikan lele dan lobster. Serta untuk bahan olahan pangan, mereka menggunakan berbagai jenis tanaman yang ada di pekarangan rumah mereka seperti

1 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Heri Iswanti selaku Ketua Kelompok Tani Mawar Merah Kecamatan laweyan Kota Surakaarta:

“Setiap kelompok tani yang ada di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta telah mendapatkan pinjaman uang RP 10 juta. Pinjaman tersebut kami pergunakan untuk mengembangkan usaha” (wawancara 17 Mei 2010).

2 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Sodi selaku PDP Kecamatan Laweyan:

“PDP hanya penyambung lidah dari Dinas ke masyarakat. PDP itu dibantu oleh penyuluh yang berhubungan langsung dengan petani. Kebijakan yang pernah diberikan di Kecamatan Laweyan antara lain bantuan subsidi pupuk, bibit anggrek, alat mekanisisasi (seperti drayer dan pompa air), pinjaman 10 juta tiap kelompok tani, tanaman sayuran, olahan pangan, perikanan, budidaya tanaman anggrek dan tanaman obat” (wawancara 11 Mei 2010).

rosella untuk membuat sirup dan jahe untuk membuat minuman jahe instan.

Terkait dengan kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah daerah (pemda) juga ikut berperan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan. Peran pemda tersebut berupa pemberian pembinaan berupa pelatihan-pelatihan, kerjasama dan koordinasi. Karena tanpa peran pemda tersebut program-program pemerintah tidak akan berjalan lancar. Selain itu, pemerintah daerah juga memberikan bantuan fasilitas-fasilitas yang berupa drayer dan pompa air untuk mendukung kelancaran kegiatan penyuluhan di lapangan.

penyuluh dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah cukup bagus karena penyuluh lebih cepat mendapatkan informasi dari manasaja baik dari pusat maupun dari sasaran dan permintaan dari bawah dapat cepat ditanggapi, SLPTT dapat memberikan motivasi kepada kelompok tani untuk lebih aktif, pinjaman modal Rp 10 juta untuk setiap kelompok tani dapat digunakan oleh para anggota kelompok tani untuk mengembangkan usahataninya seperti ternak ayam potong.

Pengaruh

kebijakan terhadap

kinerja

b. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Berdasarkan penjelasan para subjek dan informan, bentuk kelembagaan penyuluhan pertanian yang ada di Kecamatan Laweyan

Kota Surakarta adalah pemerintah 3 , karena dana yang didapat untuk kegiatan penyuluhan dan dana untuk tenaga penyuluh berasal dari

pemerintah 4 . Tugas kelembagaaan selama kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan-

pelatihan seperti pembuatan pupuk cair dan penyilangan tanaman

3 Seperti halnya diungkapkan oleh Bapak Wahyu Utomo selaku Ketua Koordinator THL-TBPP Dinas Pertanian Kota Surakarta

“…. Bentuk kelembagaannya penyuluhan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta adalah pemerintah yang langsung ke Dinas. Tugasnya mengatur kegiatan kelompok tani, kebutuhan pupuk, kebutuhan sarana dan prasarana kelompok tani serta mengkoordinasi kegiatan penyuluhan” (wawancara 22 April 2010).

4 Hal tersebut diperjelas dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Sodi selaku PDP Kecamatan Laweyan: “… Dana yang didapatkan untuk kegiatan penyuluhan dan untuk biaya penyuluh berasal dari pemerintah”

(wawancara 11 Mei 2010).

anggrek, mengatur kegiatan kelompok tani, membina penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, mengkoordinasi kegiatan-kegiatan penyuluhan serta memberikan bantuan pinjaman. Adapun struktur kelembagaan di Dinas Pertanian Jagalan Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

Kepala Dinas

Kabid Produksi PDP (Petugas Dinas Pertanian)

Kabid Pertanian THL TBPP (Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian)

= garis komando = garis koordinasi

Gambar 5. Struktur Kelembagaan di Dinas Pertanian Jagalan Kota Surakarta Berdasarkan struktur kelembagaan di Dinas Pertanian Jagalan Kota Surakarta dapat dijelaskan bahwa PDP adalah staff yang ditugasi menangani secara teknis di wilayah (Kecamatan) dan koordinator dengan Kabid Produksi. Sedangkan THL adalah koordinasi dengan PDP dalam pelaksanaan penyuluhan di lapang (wilayah) dan koordinator dengan Kabid Pertanian. Sehingga PDP dan THL merupakan satu kesatuan unit kerja yang dapat mendukung keberhasilan penyuluhan pertanian di

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta 5 . Kekurangan dari kelembagaan pemerintah yaitu masalah pertanian

yang belum terarah dengan baik, kurangnya koordinasi antara penyuluh dan lahan pertanian yang sempit. Sedangkan kelebihan dari kelembagaan pemerintah yaitu tenaga penyuluhnya sudah banyak, sarana dan prasarananya sudah mencukupi dan bisa mendukung kegiatan kelompok

5 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Luluk selaku THL di Kecamatan Laweyan:

“… Di Kecamatan Laweyan, terdapat PDP dan THL. THL dan PDP merupakan satu kesatuan unit kerja yang sangat mendukung kegiatan penyuluhan pertanian ” (wawancara 11 Mei 2010).

tani. Berdasarkan penjelasan dari para informan bahwa di Kecamatan

6 Laweyan tidak ada kelembagaan penyuluhan swasta 7 dan swadaya .

c. Ketenagaan Penyuluhan Pertanian Jumlah penyuluh di Kecamatan Laweyan adalah 4 orang penyuluh pertanian yang terdiri dari 1 PDP dan 3 THL TBPP. Masing-masing penyuluh memegang wilayah binaan yang terdiri dari 2 Kelurahan. Koordinator tidak mempunyai wilayah binaan. Tetapi yang sering

menghadiri pertemuan rutin hanya dua orang 8 . Peran penyuluh pemerintah dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan

adalah memberikan penyuluhan, melakukan pendampingan kelompok, menyampaikan informasi-informasi dari pusat kepada para petani yang terkait dengan pertanian, melakukan pemasaran, pameran hasil pertanian, mengikuti ketahanan pangan dan melihat keunggulan yang ada dalam kelompok tani. Berdasarkan penjelasan dari para subjek dan informan

bahwa di Kecamatan Laweyan tidak ada penyuluh swasta dan swadaya 9 . Kekurangan dari tenaga penyuluh pemerintah yaitu intensitas

pendampingan kelompok tani yang kurang, penyuluh yang masih kalah pengalaman dengan para petani dan penyuluh di Kecamatan Laweyan sebagian besar masih honorer. Sedangkan kelebihan dari tenaga penyuluh pemerintah yaitu mempunyai keterampilan untuk membuat inovasi- inovasi baru, bisa menjembatani kebutuhan kelompok tani, penyuluh

6 Hal tersebut seperti penjelasan yang diberikan Ibu Karbino selaku Ketua Kelompok Tani Srikandhi Kecamatan Laweyan “…. Di Kecamatan Laweyan tidak ada kelembagaan swasta dan swadaya, langsung ke Dinas” (wawancara 24 Mei

2010). 7 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu Utomo selaku Ketua Koordinator THL-TBPP: “…. Kalau di Kecamatan Laweyan, kelembagaan swasta dan swadaya belum ada, semua kegiatan yang

berhubungan dengan pertanian langsung ke Dinas” (wawancara 22 April 2010). 8 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Sodi selaku PDP Dinas Pertanian Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yaitu:

“….Di Kecamatan Laweyan jumlah penyuluhnya 3 orang dan PDPnya 1 orang. Tapi masih THL belum PNS. Dan yang sering menghadiri pertemuan tiap bulan hanya 2 orang saja, karena satu orang penyuluh sedang mendapat tugas ke Ngawi” (wawancara 11 Mei 2010).

Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu selaku Ketua Koordinator THL-TBPP yaitu:

“…. Penyuluh swasta dan swadaya di Kecamatan Laweyan sampai saat ini belum ada” (wawancara 22 April 2010).

lebih dekat dengan pemerintah dan sering mendapatkan informasi yang lebih dari pemerintah, tidak pamrih, bisa mengetahui pengalaman- pengalaman baru serta memberikan penyuluhan dan informasi sesuai dengan kebutuhan petani.

d. Pembiayaan Penyuluhan Pertanian Sumber pembiayaan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan berasal dari APBD Kota Surakarta, APBD Propinsi, APBN

10 pusat 11 dan swadaya anggota . Proporsi pembiayaan dari masing-masing sumber pembiayaan adalah pembiayaan untuk kegiatan penyuluhan

pertanian lebih banyak berasal dari APBD Kota Surakarta yaitu sebesar 50% lebih sedangkan sisanya berasal dari swadaya anggota 12 .

Prosedur penggunaan pembiayaan penyuluhan adalah dari pusat dikirimkan ke Dinas Pertanian kemudian dari Dinas membaginya per kelompok tani dan penggunaannya tergantung kebutuhan per kelompok tani. Serta untuk para penyuluh PNS termasuk biaya operasional dan pemeliharaan drayer dan pompa air, dana dari pemkot Surakarta disalurkan ke Dinas Pertanian untuk disalurkan ke penyuluh PNS, sedangkan untuk para THL dana langsung ditransfer oleh pemkot Surakarta ke masing-masing rekening THL. Sedangkan pembiayaan untuk program-program pemerintah begitu masuk ke Dinas Pertanian, pembiayaan ditetapkan oleh tim satuan kerja Kecamatan untuk dibuat perencanaan yang selanjutnya dana tersebut akan didistribusikan kepada kelompok tani. Penentuan prioritas penggunaan pembiayaan penyuluhan adalah lebih banyak digunakan untuk konsumsi, studi banding, membeli media tanam dan praktek. Pembiayaan penyuluhan pertanian oleh

10 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu selaku Ketua Koordinator THL-TBPP yaitu: “….Sumber pembiayaan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan berasal dari APBD Kota Surakarta,

APBD Propinsi, APBN pusat” (wawancara 22 April 2010). 11 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Thoyyib selaku ketua kelompok tani Putri Mandiri yaitu: “…. Pembiayaan dari setiap kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh kelompok tani berasal dari swadaya anggota,

sedangkan dari pusat untuk kelompok kami belum ada” (wawancara 28 April 2010). 12 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “….Proporsi terbesar berasal dari APBD kota Surakarta sekitar 50 % lebih tapi untuk lebih jelas itu tugasnya

struktural” (wawancara 22 April 2010).

pemerintah tersebut dirasakan oleh penyuluh dan kelompok tani sudah cukup untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

Kekurangan dari pembiayaan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan yaitu kelompok tani sangat sulit untuk menentukan penggunaan dana tersebut, kelompok tani tidak bisa merinci penggunaan modal, banyak anggota kelompok tani yang belum punya kesadaran untuk datang dalam pertemuan dan anggota kelompok tani yang sulit untuk melunasi pinjman. Sedangkan kelebihan dari pembiayaan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan yaitu dana yang didapatkan dari pemerintah daerah bisa langsung dipinjamkan ke masing-masing anggota kelompok tani untuk kebutuhan hidupnya dan mengembangkan usahataninya serta bisa untuk menunjang kegiatan kelompok tani (misalnya untuk praktek dan studi banding).

e. Pengawasan dan Pengendalian Penyuluhan Pertanian Bentuk pengawasan dan pengendalian kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta adalah membuat laporan tiga bulan sekali untuk tanaman pangan dan satu bulan sekali

untuk tanaman hias 13 , melakukan monitoring dan evaluasi (monev) satu bulan sekali serta mengumpulkan kelompok tani yang tidak sehat selama

tiga bulan untuk dievaluasi kegiatan penyuluhan 14 . Berdasarkan Buku Kerja Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian

Tahun 2009 tentang Supervisi, monitoring evaluasi dan pelaporan bahwa: supervisi, monitoring evaluasi dilakukan oleh pusat dilakukan enam bulan sekali, oleh Provinsi dilakukan tiga bulan sekali dan oleh Kota dilakukan sebulan sekali. Dan pelaporan yang dilakukan oleh Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yaitu:

13 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Sodi yaitu: “….Di Kecmatan Laweyan pengawasannya dalam bentuk laporan 3 bulan untuk tanaman pangan dan sebulan sekali

untuk tanaman hias. Dan selanjutnya dilaporkan ke pusat” (wawancara 11 Mei 2010). 14 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “….Untuk kegiatan penyuluhan tanaman hias pekarangan, pengawasannya dilakukan dengan memantau tiap bulan

serta mengumpulkan kelompok tani yang kurang sehat untuk dievaluasi kegiatannya” (wawancara 22 April 2010).

1) Menyusun laporan yang memuat data monografi wilayah, potensi agroekosistem, poktan atau gapoktan, usahatani atau produksi pertanian, kelembagaan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi penyuluhan pertanian.

2) Menyusun laporan hasil identifikasi masalah-masalah dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi petani dan keluarganya dalam berusahatani.

3) Menyusun laporan hasil pengamatan dan pengembangan sumberdaya.

4) Menyusun laporan hasil RDKK.

5) Menyampaikan laporan kepada Kepala atau Koordinator Dinas.

6) Laporan disampaikan paling lambat hari pertama Minggu kedua. Pihak yang melakukan pengawasan dan pengendalian adalah Dinas Pertanian (PDP dan THL), Pusat (staff khusus kepresidenan), Bappeda,

Lurah, pengurus dan anggota kelompok tani 15 . Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, terkait dengan kegiatan penyuluhan yang

telah dilakukannya dan melakukan pelaporan ke Pusat. Untuk Lurah melakukan pengawasan di tiap Kelurahan terkait dengan dana Blockgrant yang diberikan kepada setiap kelompok tani. Bappeda dan Pusat melakukan pengawasan kaitannya dengan laporan dari Dinas Pertanian. Pengurus dan anggota kelompok tani melakukan pengawasan sendiri terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh kelompoknya kemudian melaporkannya ke Dinas Pertanian.

Kekurangan dari pengawasan dan pengendalian kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah dari kelompok taninya sendiri belum dapat menjalankan dengan baik dari kegiatan yang ada, masyarakat belum punya kesadaran untuk mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dan intensitas pertemuan kelompok tani yang

15 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Sodi yaitu: “….Biasanya pengawasan diakukan oleh PDP dan THL, pernah juga dari Bappeda dan Pusat yang datang untuk

meninjau langsung kegiatan penyuluhan. Selain itu dari puhak Kelurahan dan Kelompok tani juga ikut mengawasi setiap kegiatan penyuluhan yang berlangsung setiap bulannya” (wawancara 11 Mei 2010).

kurang. Sedangkan kelebihan dari pengawasan dan pengendalian kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah antara penyuluh dan petani bisa saling mengisi kelebihan dan kelemahannya, permasalahan kegiatan kelompok tani bisa diawasi secara langsung, terpantau kegiatannya dan jika dari Dinas Pertanian dan Pusat datang semua, pengalaman petani bisa bertambah lebih banyak serta bisa saling tukar menukar pengalaman.

2. Proses Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian

a. Programa Penyuluhan Langkah penyusunan programa penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah dilakukan bersama-sama antara penyuluh dan petani. Untuk mengetahui kebutuhan petani biasanya petani mengadakan pertemuan dengan Dinas Pertanian. Hal ini dilakukan supaya kebutuhan yang sangat diperlukan oleh para petani dapat diprioritaskan terlebih dahulu. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian menyatakan bahwa ada beberapa langkah penyusunan programa penyuluhan pertanian di tingkat Kelurahan yaitu:

1) Penyusunan programa Kelurahan dimulai dengan penggalian data atau informasi mengenai potensi, monografi, jenis komoditas unggulan dan tingkat produktivitasnya, keberadaan kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan), kelembagaan agribisnis dan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama. Penggalian data dan informasi ini dilakukan dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) atau teknik identifikasi keadaan wilayah lainnya.

2) Hasil penggalian data informasi tersebut merupakan masukan untuk menyusun rencana kegiatan poktan atau gapoktan dalam setahun yang mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha di tingkat poktan 2) Hasil penggalian data informasi tersebut merupakan masukan untuk menyusun rencana kegiatan poktan atau gapoktan dalam setahun yang mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha di tingkat poktan

3) Selanjutnya hasil rekapitulasi RDK dan RDKK seluruh poktan atau gapoktan di Kelurahan akan dikaji dengan kegiatan dinas.

4) Pengkajian kegiatan poktan atau gapoktan dilakukan melalui serangkaian pertemuan-pertemuan yang dimotori oleh para penyuluh, Lurah dan pengurus poktan atau gapoktan.

5) Programa yang sudah final ditandatangani oleh para penyusun kemudian ditandatangani oleh Lurah sebagai tanda mengetahui.

6) Selanjutnya akan disampaikan ke Kecamatan dan untuk disampaikan di dalam forum Musrenbangkel (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan).

Langkah yang ditempuh untuk mengakomodasi kebutuhan petani dalam programa penyuluhan pertanian adalah dengan mengadakan percontohan terlebih dahulu, menyamakan kegiatan kelompok dengan Musren (Musyawarah Rencana) antara kelompok tani dengan Dinas

Pertanian dan mengadakan pertemuan 16 . Tujuan dibuat programa penyuluhan pertanian adalah untuk mengetahui dan mengatur kebutuhan

kelompok tani, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan penyuluhan selanjutnya dan supaya kegiatan penyuluhan dapat berjalan dengan baik. Hal terpenting yang ingin dicapai dengan pembuatan programa penyuluhan pertanian adalah terciptanya kepuasan petani atas kegiatan penyuluhan yang diadakan. dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada para petani untuk dapat mencapai kepuasan mereka. Pendekatan-

16 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “….Dulu pernah ada program penyuluhan tapi tahun ini belum dibuat karena awalnya tidak ada penyuluh PNS,

tidak ada motivasi untuk membuat programa dan Kota Solo sendiri bukan sentral pertanian. Programa yang biasanya kita buat hanya berupa buku laporan kegiatan THL-TBPP saja. Buku laporan ini dibuat dengan cara melakukan musyawarah terlebih dahulu antara kelompok tani dengan Dinas Pertanian dan melakukan pertemuan rutin setiap bulannya ” (wawancara 22 April 2010).

pendekatan tersebut dilakukan melalui pendekatan perseorangan, pendekatan kelompok maupun dengan pendekatan secara massal.

Selama ini sudah ada pembinaan dan pengawasan dari Dinas Pertanian dan ketua kelompok tani dalam penyusunan dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian. Bentuk pembinaan dan pengawasan yaitu berupa rapat pelaksanaan programa dan mengadakan pertemuan dan pelatihan tiap bulan yang meliputi: pembuatan programa penyuluhan sudah jadi atau belum, kapan diselesaikan, masalah yang dihadapi dan upaya pemecahan masalah. Permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian adalah tidak ada anggaran untuk penyusunan programa, kebutuhan kelompok yang bermacam-macam dan sebagian besar anggota kelompok tani yang masih aktif adalah ibu-ibu. Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah untuk anggaran biasanya dilakukan secara gotong royong, untuk kebutuhan kelompok biasanya dengan rencana kegiatan kelompok setiap enam bulan sekali dan setiap pertemuan diberi undangan serta para anggota kelompok tani beralih ke olahan pangan seperti peyek kacang, tahu mangkuk, telur asin, sirup rosella dan jahe instan. Bahan olahan pangan pada umumnya berasal dari tanaman yang ditanam di pekarangan rumah anggota kelompok tani.

Programa penyuluhan pertanian Kecamatan Laweyan merupakan jabaran dari program tingkat Kotamadya dan usulan dari kelompok tani di tingkat wilayah binaan. Di dalam programa penyuluhan pertanian termuat latar belakang dan tujuan penyusunan programa penyuluhan, keadaan umum wilayah Laweyan kaitannya dengan sektor pertanian, penerapan teknologi pada tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, serta kebijakan pembangunan pertanian. Selain itu juga termuat tujuan dan sasaran penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan, permasalahan dalam kegiatan penyuluhan pertanian baik dari aspek sosial, ekonomi maupun teknis dan cara untuk mencapai tujuan yang terangkum dalam rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para penyuluh Programa penyuluhan pertanian Kecamatan Laweyan merupakan jabaran dari program tingkat Kotamadya dan usulan dari kelompok tani di tingkat wilayah binaan. Di dalam programa penyuluhan pertanian termuat latar belakang dan tujuan penyusunan programa penyuluhan, keadaan umum wilayah Laweyan kaitannya dengan sektor pertanian, penerapan teknologi pada tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, serta kebijakan pembangunan pertanian. Selain itu juga termuat tujuan dan sasaran penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan, permasalahan dalam kegiatan penyuluhan pertanian baik dari aspek sosial, ekonomi maupun teknis dan cara untuk mencapai tujuan yang terangkum dalam rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para penyuluh

b. Mekanisme Kerja Penyuluhan Pertanian Mekanisme kerja penyuluh pertanian yang ada di Kecamatan Laweyan ada dua jalur, yaitu berasal dari atas dan dari bawah. Jalur yang berasal dari atas (sentralistik) yaitu berasal dari Dinas Pertanian menuju ke Kelurahan yang selanjutnya akan diberikan ke RW lalu ke RT. Terakhir, kegiatan penyuluhan pertanian akan disampaikan kepada para petani melalui pertemuan kelompok tani. Selain mekanisme sentralistik, ada juga mekanisme yang berasal dari bawah (partisipatif). Masalah atau usulan dari para anggota kelompok tani disampaikan kepada penyuluh pertanian melalui pertemuan kelompok tani. Kemudian dari penyuluh akan langsung lapor ke Dinas Pertanian dan dari Dinas langsung lapor ke

pusat 17 . Pihak yang berperan dalam mekanisme penyuluhan pertanian

adalah THL, Lurah, ketua dan anggota kelompok tani, Kasi Pertanian dan

18 Perkebunan Dinas Pertanian 19 , Ketua RW dan Ketua RT . Ada pembinaan dan pengawasan dalam mekanisme kerja penyuluhan

pertanian. Bentuk pembinaan dan pengawasan adalah THL ikut mendampingi kegiatan penyuluhan pertanian, penyuluh berkoordinasi langsung dengan Kasi Pertanian dan Perkebunan Dinas Pertanian, perwakilan 2 orang tiap kelompok tani untuk dilatih di Dinas Pertanian dan studi banding dengan kelompok tani lainnya.

17 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Sodi yaitu:

“….Modelnya yaitu permintaan-permintaan dari bawah atau kemauan-kemauan dari masyarakat itu apa kemudian lapor ke atas Dinas terus ke Propinsi. Ada juga yang berasal dari Pusat yang kemudian diberikan kepada para petani misalnya olahan pangan” (wawancara 11 Mei 2010).

18 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu:

“….Dalam mekanisme penyuluhan pertanian, pihak yang berperan antara lain THL, kelompok tani,Kasi Pertanian dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Lurah” (wawancara 22 April 2010).

19 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Yus selaku anggota kelompok tani Srikandhi yaitu:

“….Pihak yang berperan dalam mekanisme penyuluhan pertanian, antara lain THL, kelompok tani, Ketua RT, Ketua RW dan Lurah” (wawancara 24 Mei 2010).

Permasalahan yang ditemukan dalam mekanisme penyuluhan pertanian adalah jadwal Senin sampai Kamis tidak bisa dijalankan dengan baik oleh para penyuluh karena penyuluh merangkap secara struktural (administrasi dan penyuluh lapang) dan sebagian besar anggota kelompok tani yang masih aktif adalah ibu-ibu rumah tangga. Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah melaksanakan kegiatan administrasi terlebih dahulu lalu kemudian penyuluh baru ke lapang, mencari jadwal yang sesuai dengan penyuluh dan anggota kelompok tani dan langsung mendekati per RW untuk bersosialisasi. Meskipun jumlah tani wanita lebih sedikit bila dibandingkan dengan tani dewasa, tetapi tani wanita di Kecamatan Laweyan lebih aktif melakukan kegiatan penyuluhan bila dibandingkan dengan tani dewasa. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anggota kelompok tani dewasa pada saat pertemuan rutin mereka masih bekerja. Adapun jumlah anggota dalam kelembagaan petani di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 11. Jumlah Anggota dalam Kelembagaan Petani di Kecamatan Laweyan

Nama Jumlah Jumlah Kelompok Tani Kecamatan

Kelompok

Taruna Tani Tani

Tani Dewasa

Tani Wanita

Jml. Jml.

Kel. Ang. Laweyan

Sumber Data: Laporan Kegiatan THL TBPP pada bulan Maret tahun 2010 Keterangan: Jml.Kel. = Jumlah Kelompok Tani

Jml.Ang. = Jumlah Anggota

c. Metode Penyuluhan Pertanian Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah pendekatan perorangan dan pendekatan kelompok. Metode yang dominan digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan yaitu pendekatan kelompok. Hal tersebut dikarenakan dana yang tersedia untuk melaksanakan metode penyuluhan sangat terbatas, jadi dengan penggunaan metode tersebut materi penyuluhan dapat tersampaikan kepada para petani dengan dana yang relatif murah. Dasar pemilihan metode adalah permintaan dari anggota kelompok tani c. Metode Penyuluhan Pertanian Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah pendekatan perorangan dan pendekatan kelompok. Metode yang dominan digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan yaitu pendekatan kelompok. Hal tersebut dikarenakan dana yang tersedia untuk melaksanakan metode penyuluhan sangat terbatas, jadi dengan penggunaan metode tersebut materi penyuluhan dapat tersampaikan kepada para petani dengan dana yang relatif murah. Dasar pemilihan metode adalah permintaan dari anggota kelompok tani

oleh anggota kelompok tani 20 . Permasalahan yang ditemukan dalam penggunaan metode

penyuluhan pertanian antara lain teknik komunikasi kurang baik, usia anggota kelompok tani yang sudah tua, sulit untuk mengumpulkan anggota kelompok tani dan dana yang tidak ada untuk melakukan kegiatan yang menggunakan biaya lebih banyak. Cara mengatasi permasalahan adalah memakai bahasa campuran dalam berkomunikasi, melihat VCD atau studi banding, dimusyawarahkan bersama antara penyuluh dan anggota kelompok tani serta mengajukan proposal ke Pusat.

d. Materi Penyuluhan Pertanian Jenis materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah olahan pangan, pembuatan pupuk kompos dan cair, perikanan (lele), peternakan (ayam), penyilangan anggrek serta penggantian media tanam verikultur dan pelatihan verikultur (tanaman anggrek). Untuk saat ini, materi penyuluhan yang banyak disampaikan oleh para penyuluh adalah tentang budidaya tanaman anggrek dan olahan pangan. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar anggota kelompok tani berasal dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. Dasar penentuan materi penyuluhan pertanian adalah permintaan dari anggota kelompok tani kemudian Dinas Pertanian yang menjembatani terus melakukan pertemuan dan bulan depan langsung dipraktekkan. Berdasarkan keterangan para subjek dan informan, materi yang telah disampaikan dalam kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta tersebut sudah sesuai

20 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “…. Metode yang pernah digunakan dalam kegiatan ini antara lain dengan demonstrasi atau praktek langsung,

diskusi, ceramah, studi banding dan pendampingan kelompok. Pemilihan metode tergantung kebutuhan petani dan dapat diterima dengan baik oleh sasaran dan sudah dipraktekkan karena biasanya disertai dengan gambar transparan dan dengan langsung praktek” (wawancara 22 April 2010).

dengan kebutuhan petani. Hal ini disebabkan karena materi tersebut didasarkan pada permintaan para anggota kelompok tani 21 .

Permasalahan dalam menetapkan dan menyampaikan materi penyuluhan pertanian adalah banyak anggota kelompok tani yang berusia tua sehingga mereka malas untuk mengikuti pertemuan. Cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan teori sebentar kemudian praktek langsung dan dengan melakukan pendekatan setiap anggota kelompok tani supaya ikut terlibat dalam kegiatan penyuluhan.

e. Peran Serta dan Kerjasama Kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan dapat berjalan karena adanya peran serta dari berbagai pihak. Pihak yang berperan serta dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah THL, PDP, Lurah, ketua dan anggota kelompok tani, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian Propinsi, Staff Kehutanan Dinas Pertanian dan masyarakat sekitar. Bentuk dan pihak yang berperan serta dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 12. Bentuk Peran Serta dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Tanaman Hias Pekarangan di Kecamatan Laweyan

No. Pihak yang Berperan Serta Bentuk Peran Serta 1. THL dan PDP

Penanggung jawab kegiatan penyuluhan pertanian dan penyampai informasi

2. Lurah Pendorong kelompok tani 3. Ketua, pengurus dan anggota

Perencana, penerima dan pelaksana kelompok tani

informasi

4. Dinas Lingkungan Hidup Penyampai informasi pembuatan kompos 5. Dinas Pertanian Propinsi

Penanggulangan hama dan penyakit (PHP: Petugas Hama Penyakit) 6. Staff Kehutanan Dinas Pertanian

Pengawasan kegiatan penyuluhan pertanian

7. Masyarakat sekitar Membantu kegiatan penyuluhan secara tidak langsung

Sumber: Data Primer

21 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “…. Materi yang pernah kita sampaikan dalam kegiatan penyuluhan antara lain teknik budidaya adenium, anggrek,

hortikultura, pembutan kompos dan olahan pangan. Dasar penentuan materi biasanya dari kelompok tani mintanya apa, Dinas Cuma menjembatani saja dan materinya sudah sesuai dengan kebutuhan sasaran karena petani yang minta, kalau kita yang menentukan kebutuhan dari petani biasanya petani kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan” (wawancara 22 April 2010).

Selain adanya peran serta dari berbagai pihak tersebut, maka diperlukan juga adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat. Sikap pemerintah daerah terhadap pihak-pihak yang berperan serta dalam

kegiatan penyuluhan adalah sudah cukup bagus 22 . Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kunjungan mereka dalam kegiatan penyuluhan dan ikut

serta dalam memecahkan masalah yang ada, pemberian bantuan sarana dan prasarana kepada kelompok-kelompok tani serta adanya pembinaan dan pengawasan kepada kelompok tani. Permasalahan yang ditemukan oleh pihak yang berperan serta adalah kelompok tani sangat susah diatur, modal, pinjaman yang belum lunas, waktu dan lahan sempit. Cara mengatasi permasalahan adalah sosialisasi, pendampingan, pertemuan rutin, mengajukan proposal, melaksanakan pembinaan dan membayar pinjaman setiap bulan.

Selain adanya peran serta dari berbagai pihak, kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan juga menimbulkan beberapa jalinan kerjasama antara berbagai pihak sehingga tercipta keadaan yang saling menguntungkan di antara pihak-pihak yang bekerjasama. Jalinan kerjasama tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Jalinan Kerjasama dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Tanaman Hias Pekarangan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

No. Lingkup Kerjasama Pihak-pihak yang Bekerjasama 1. Kegiatan penyuluhan dan

Lurah, Dinas Pertanian dan kelompok pembiayaan penyuluhan

tani

2. Subsidi tanaman anggrek Penyedia bibit anggrek dari Salatiga dan Dinas Pertanian

3. Pemasaran hasil tani, pameran Aspartan (Assosiasi Pasar Tani), tanaman hias dan jualan hasil tani

pedagang tanaman hias, masyarakat sekitar dan kelompok tani

4. Penanggulangan hama dan penyakit PHP Propinsi, Dinas Pertanian dan kelompok tani

Sumber: Data Primer

22 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “…. Sikap pemerintah daerah jelas cukup bagus karena dipantau langsung dari propinsi dan pemerintah daerah

sudah menyerahkan ke Dinas Pertanian. Yang ikut berperan serta biasanya Lurah, Dinas Lingkungan Hidup terkait dengan pembuatan kompos dan Dinas Pertanian propinsi (PHP) terkait dengan hama dan penyakit” (wawancara 22 April 2010).

13, jalinan kerjasama dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah sudah baik karena Dinas Pertanian, Lurah dan kelompok tani merupakan satu kesatuan yang sangat mendukung kegiatan penyuluhan pertanian serta adanya kerjasama dengan penyedia bibit anggrek dari Salatiga, Aspartan, pedagang tanaman hias dan dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini, Dinas berperan sebagai sebagai penanggung jawab kegiatan penyuluhan pertanian, penyuluh pertanian sebagai penyampai informasi, Lurah sebagai pendorong kelompok tani, Aspartan dan pedagang tanaman hias sebagai tempat pemasaran hasil pertanian dan tanaman hias serta kelompok tani sebagai perencana, penerima dan pelaksana informasi. Lingkup kerjasama adalah subsidi tanaman anggrek, penanggulangan hama penyakit, fasilitas studi banding, kegiatan penyuluhan, pelatihan, pemasaran hasil tani, pameran tanaman hias, jualan hasil tani atau produk olahan pangan dan pemberian modal usaha.

Berdasarkan tabel

Permasalahan yang ditemukan dalam hubungan kerjasama adalah penyuluh sudah memberikan informasi tapi dari kelompok tani belum melaksanakan informasi tersebut dengan baik, pemikiran kelompok tani yang inginnya selalu dibantu terus, jarak jualannya jauh serta waktunya setiap hari. Cara mengatasi permasalahan adalah untuk kegiatan pelatihan atau pemantauan dari kelompok tani diberi undangan supaya bisa datang semua serta beralih ke olahan pangan.

3. Kinerja Penyuluh

Kinerja penyuluh di Kecamatan Laweyan adalah sudah baik karena petani sudah mendapatkan tambahan pengetahuan tentang pertanian, penyuluh sering melakukan pemantauan ke rumah-rumah yang sering dibantu dan penyuluh mempunyai ide-ide kreatif untuk membuat inovasi- inovasi baru. Pihak yang berperan dalam kinerja penyuluh adalah ketua dan Kinerja penyuluh di Kecamatan Laweyan adalah sudah baik karena petani sudah mendapatkan tambahan pengetahuan tentang pertanian, penyuluh sering melakukan pemantauan ke rumah-rumah yang sering dibantu dan penyuluh mempunyai ide-ide kreatif untuk membuat inovasi- inovasi baru. Pihak yang berperan dalam kinerja penyuluh adalah ketua dan

pengawasan adalah dengan membuat laporan tiga bulan sekali ke pusat oleh PDP dan laporan bulanan ke PDP oleh THL, sedangkan dari kelompok tani terdapat laporan sebulan sekali ke Dinas. Permasalahan yang ditemukan dalam kinerja penyuluh adalah Kota Surakarta bukan merupakan konsentrasi pertanian dan kelompok tani belum mempunyai inisiatif untuk membuat inovasi-inovasi baru. Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan inovasi olahan pangan dan memberikan teknik budidaya tanaman hortikultura.

4. Kelembagaan Pendukung Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan penjelasan dari para subjek dan informan bahwa di Kecamatan Laweyan hanya terdapat kelembagaan pendukung penyuluhan

pertanian yaitu berupa kios saprotan dan Bank Unit Desa (BPR dan BRI) 24 . Kios saprotan adalah kelembagaan yang berfungsi untuk menyediakan

sarana produksi pertanian seperti pupuk, pestisida dan media tanam. Sedangkan Bank Unit Desa (BPR dan BRI) adalah kelembagaan yang berguna memberikan pinjaman modal kepada para petani untuk mengembangkan usahanya. Namun selama dua tahun terakhir ini, para petani lebih senang meminjam uang di kelompok taninya masing-masing. Hal ini disebabkan karena bunga dari bank lebih besar jika dibandingkan

dengan bunga yang berasal dari kelompok tani 25 . Adapun kelembagaan

23 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu:

“…. Kinerja penyuluh disini sudah baik, karena penyuluh disini sudah ada pembinaan yang dilakukan oleh struktural Dinas dan pengawasannya berupa laporan bulanan ke pusat” (wawancara 22 April 2010).

24 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu:

“….Kecamatan Laweyan hanya mempunyai beberapa kelembagaan pendukung yaitu berupa BRI dan kios saprotan, tetapi untuk kegiatan penyuluhan pertanian langsung ditangani oleh Dinas Pertanian” (wawancara 22 April 2010).

25 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Heri Iswanti selaku Ketua Kelompok Tani Mawar Merah yaitu:

“….Dahulu kelompok tani di Kecamatan Laweyan meminjam modzl untuk kegiatan penyuluhan kepada bank. Namun karena bunganya terlalu besar, maka sekarang ini para anggota lebih senang meminjam uang kepada kelompok tani” (wawancara 17 Mei 2010).

pendukung kegiatan penyuluhan pertanian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 14. Kelembagaan Pendukung Penyuluhan Pertanian di Kecamatan

Laweyan

Jumlah Koperasi

Lembaga Lumbung BUUD/ KUD

Bank Unit Kios

Pertanian di Desa (BPR, Saprotan Swadaya

Padi Desa luar KUD

Desa (LSD) Buah

BRI)

Ang. Buah

Ang.

ada

Sumber: Laporan Kegiatan THL TBPP pada bulan Maret tahun 2010 Keterangan: Ang. = Anggota

Tugas dari kelembagaan pendukung penyuluhan pertanian adalah memberikan pinjaman dan menyediakan sarana produksi pertanian seperti pupuk, pestisida dan media tanam. Adapun kekurangan dari kelembagaan pendukung penyuluhan pertanian adalah kios saprotan masih sedikit dan suku bunga banknya besar. Sedangkan untuk kelebihan dari kelembagaan pendukung penyuluhan pertanian adalah kebutuhan pertanian dapat diatasi, bisa untuk menunjang kegiatan penyuluhan, bisa untuk dana studi banding dan bisa untuk pengembangan usahanya.

5. Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan terencana dan berkelanjutan yang harus diorganisasikan dengan baik. Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan banyak memanfaatkan lahan pekarangan rumah masing-masing untuk membudidayakan tanaman hias seperti anggrek dan rosella. Tetapi pada saat sekarang ini harga tanaman hias semakin menurun sehingga banyak dari anggota kelompok tani yang beralih ke olahan pangan seperti pembuatan sirup dari tanaman rosella. Selain itu ada juga beberapa Kelurahan di Kecamatan Laweyan yang membudidayakan tanaman padi (seperti di Kelurahan Karangasem dan Kelurahan Jajar) serta beternak ayam potong (seperti di Kelurahan Pajang). Adapun jenis kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 15. Jenis Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

No. Nama

Jenis Usaha Luasan Kelurahan

Nama Kelompok

Tani Pokok

(orang)

1. Karangasem Bulak Indah 39 Padi 31 Ha 2. Kerten

15 Tanaman hias 15 petak 3. Laweyan

Srikandhi

22 Tanaman hias 0,9 Ha 4. Sondakan

Putri Caka

16 Tanaman hias 0,24 Ha 5. Purwosari

Mawar Merah

Paguyuban Seratus

11 Tanaman hias 0,3 Ha

Manunggal

6. Pajang

11 Tanaman hias 0,275 Ha 7. Pajang

Anggrek Jingga

4 Ayam potong - 8. Jajar

Rukun Makmur

18 Padi 4 petak 9. Karangasem Putri Mandiri

Jajar

25 Tanaman hias 0,7 Ha

Sumber: Laporan Kegiatan THL TBPP pada bulan Maret tahun 2010 Pihak yang melakukan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan

Laweyan adalah THL, Lurah, ketua dan anggota kelompok tani, PDP 26 dan semua warga Kelurahan 27 . Waktu diadakan kegiatan penyuluhan pertanian

di Kecamatan Laweyan adalah sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penyuluh pertanian dengan kelompok tani yaitu setiap kelompok tani mengadakan pertemuan sebulan sekali. Daerah yang masih aktif melakukan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah Kelurahan Sondakan, Kelurahan Kerten dan Kelurahan Karangasem. Jadwal pertemuan untuk kelompok tani Srikandhi di Kelurahan Kerten yang diketuai oleh Ibu Karbino setiap tanggal 5 sebulan sekali, kelompok tani Mawar Merah di Sondakan yang diketuai oleh Ibu heri Iswanti setiap tanggal 7 sebulan sekali dan kelompok tani Putri Mandiri di Karangasem yang diketuai oleh Ibu

Thoyib setiap tanggal 28 sebulan sekali 28 .

26 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “…. Pihak yang melakukan kegiatan penyuluhan berasal dari penyuluh, kelompok tani, lurah dan PDP” (wawancara

22 April 2010). 27 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Karbino selaku ketua kelompok tani Srikandhi yaitu: “…. Selain penyuluh, kelompok tani dan Lurah yang melakukan penyuluhan, ada juga dari masyarakat sekitar yang

ikut dalam kegiatan penyuluhan yang kami lakukan setiap bulannnya” (wawancara 24 Mei 2010). 28 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Ibu Luluk selaku THL di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yaitu:

“…. Kegiatan penyuluhannya ada sedikit kendala, tanaman hias kurang diminati lagi oleh msyarakat sehingga kelompok lebih banyak beralih ke olahan pangan. Tetapi pertemuan rutin tiap bulannnya sudah berjalan dengan baik. Untuk kelompok tani Srikandhi di Kerten tiap tanggal 5, kelompok tani Mawar Merah di Sondakan tiap tanggal

7 dan kelompok tani Putri Mandiri di Karangasem tiap tanggal 28. Dan hanya tiga kelompok tani ini saja yang masih aktif, yang lainnya hanya namanya saja dan kegiatannya sudah tidak jalan” (wawancara 22 April 2010).

6. Keberhasilan Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) di kalangan masyarakat (petani) agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteran keluarga atau masyarakat yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian (Mardikanto, 2009). Berdasarkan keterangan dari subjek dan informan bahwa tingkat keberhasilan dari kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan adalah sudah berhasil karena ada beberapa tanaman hias misalnya anggrek yang sudah dapat

dipasarkan serta terdapat perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan 29 .

a. Perubahan Pengetahuan Salah satu dampak yang terbentuk dari hasil kegiatan penyuluhan petanian tanaman hias pekarangan yaitu adanya perubahan perilaku petani ke arah yang lebih baik. Perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan pengetahuan yaitu perubahan yang terjadi dalam diri petani dari yang semula tidak tahu berubah menjadi tahu. Tahu berarti benar-benar memahami dengan pikirannya tentang segala ilmu atau teknologi dan informasi yang disampaikan oleh penyuluh. Perubahan pengetahuan yang terlihat dalam sasaran yaitu pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman anggrek, dosis penggunaan pupuk, cara pembuatan dan penggunaan pupuk cair serta olahan pangan. Adapun perubahan pengetahuan yang dialami oleh sasaran penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

29 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu:

“….Tingkat keberhasilan kegiatan penyuluhan di Kecamatan Laweyan yaitu sudah ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta ada beberapa tanaman anggrek yang dapat dipasarkan” (wawancara 22 April 2010).

Tabel 16. Perubahan Pengetahuan yang Terjadi pada Sasaran Penyuluhan di Kecamatan Laweyan

Jumlah Anggota yang Prosentase Dimensi

Jumlah Anggota

Berubah (orang) (%) 1. Budidaya tanaman

Kelompok Tani (orang)

56 43 77 anggrek 2. Dosis Penggunaan

56 28 50 pupuk 3. Cara pembuatan

56 19 34 dan penggunaan pupuk cair

4. Olahan pangan 56 51 91

Sumber: Data Sekunder Berdasarkan pada tabel 16, bahwa kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan telah berdampak pada perubahan pengetahuan petani. Perubahan pengetahuan paling banyak terjadi pada dimensi olahan pangan yaitu dari 56 orang jumlah anggota tani sebanyak 51 orang telah mengetahui bagaimana cara mengolah hasil tani mereka atau sebesar 91%. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Laweyan adalah ibu-ibu rumah tangga dan sebagian besar lahan pertaniannya dimanfaatkan untuk perumahan.

b. Perubahan Sikap Perubahan sikap yaitu perubahan yang terjadi dalam diri petani dari yang semula tidak mau mejadi mau melaksanakan suatu teknologi. Perubahan sikap yang terlihat yaitu petani mau mencoba dan mempraktekkan cara penyilangan anggrek, dosis penggunaan pupuk, cara pembuatan dan penggunaan pupuk cair serta membuat berbagai macam olahan pangan. Mau disini berarti sukarela dan atas kemauan sendiri untuk mencari, menerima, memahami, menghayati dan menerapkan atau melaksanakan segala informasi baru yang diperlukan untuk peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakatnya. Perubahan sikap yang dialami sasaran penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 17. Perubahan Sikap yang Terjadi pada Sasaran Penyuluhan di Kecamatan Laweyan

Dimensi

Jumlah Anggota

Jumlah Anggota yang Prosentase

Berubah (orang) (%) 1. Budidaya tanaman

Kelompok Tani (orang)

56 30 54 anggrek 2. Dosis penggunaan

56 17 30 pupuk 3. Cara pembuatan

56 16 29 dan penggunaan pupuk cair

4. Olahan pangan 56 46 82

Sumber: Data Sekunder Berdasarkan pada tabel 17, selain berdampak pada perubahan pengetahuan, kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan juga berdampak pada perubahan sikap. Perubahan sikap paling banyak juga terjadi pada dimensi olahan pangan yaitu dari

56 orang jumlah anggota kelompok tani sebanyak 46 orang petani telah mau menerapkan pengetahuan mereka tentang olahan pangan atau sebesar 82%. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Laweyan adalah ibu-ibu rumah tangga dan bahan olahan pangan mereka berasal dari pekarangan rumah. Sehingga mereka tidak kesulitan untuk mencari bahan olahan pangan.

c. Perubahan Ketrampilan Adanya perubahan pengetahuan dan sikap akan membawa perubahan keterampilan pada petani yang terlihat dengan timbulnya keterampilan. Perubahan ketrampilan yang terlihat yaitu petani mampu untuk mengembangkan tanaman anggrek. Mampu baik dalam pengertian trampil untuk melakukan semua kegiatan maupun dapat mengupayakan sendiri sumberdaya (input) yang diperlukan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakatnya. Perubahan ketrampilan yang dialami sasaran penyuluhan pertanian di Kecamatan Laweyan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 18. Perubahan Ketrampilan yang Terjadi pada Sasaran Penyuluhan di Kecamatan Laweyan

Dimensi

Jumlah Anggota

Jumlah Anggota yang Prosentase

Kelompok Tani (orang)

Berubah (orang) (%)

1. Pemilihan bibit

56 34 61 tanaman anggrek

2. Pemeliharaan

56 32 57 tanaman anggek

Dosis penggunaan pupuk

4. Cara pembuatan dan penggunaan pupuk cair

5. Olahan pangan Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan pada tabel 18, adanya perubahan pengetahuan dan perubahan sikap, kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan juga berdampak pada perubahan ketrampilan. Perubahan ketrampilan paling banyak juga terjadi pada dimensi olahan pangan yaitu dari 56 orang jumlah anggota kelompok tani sebanyak 39 orang telah mampu untuk mengupayakan sendiri bahan untuk olahan pangan atau sebesar 70%. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar ibu-ibu rumah tangga ingin mengembangkan hasil pertanian dengan cara mengolah hasil tani yang berasal dari pekarangan.

7. Faktor Pendukung Penyuluhan Pertanian

Penerima manfaat penyuluhan adalah manusia yang memiliki kebutuhan, keinginan, harapan serta perasaan-perasaan tentang tekanan- tekanan maupun dorongan-dorongan tertentu yang tidak selalu sama pada seseorang dengan orang lainnya. Kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan, terdapat beberapa faktor pendukung yaitu motivasi dari diri sendiri, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kelompok tani, swadaya anggota, adanya pertemuan rutin,

adanya simpan pinjam 30 , penyuluhnya sangat aktif, adanya kerja sama dan

30 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Wahyu yaitu: “….Faktor yang mendukung kegiatan penyuluhan antara lain motivasi masyarakat, pertemuan rutian tiap bulan,

modal dri pusat, swadaya anggota dan simpan pinjam” (wawancara 22 April 2010).

studi banding 31 . Motivasi pribadi ditentukan oleh keadaan yang dirasakan oleh penerima manfaat untuk melakukan perubahan-perubahan misalnya

adanya kebutuhan keluarga yang berubah selaras dengan semakin dewasanya anak-anak untuk sekolah. Sarana dan prasarana yang dimiliki petani antara lain 4 unit hand sprayer, 3 unit traktor dan 2 unit mesin tetas. Swadaya anggota didapatkan dari iuran anggota tani setiap pertemuan. Simpan pinjam didapatkan oleh para anggota tani dari modal yang didaptkan oleh kelompok tani sebesar Rp. 10 juta. Penyuluh di Kecamatan Laweyan sangat aktif dalam memberikan informasi atau inovasi baru kepada petani. Informasi ini didapatkan oleh penyuluh dari programa pemerintah maupun dari internet. Adapun kerjasama yang pernah dilakukan adalah dengan Aspartan, penyedia bibit anggrek dari Salatiga dan PHP (Petugas Hama Penyakit) Propinsi serta studi banding yang pernah dilakukan adalah studi banding ke Semarang (tanaman anggrek) dan ke Sragen (budidaya atau ternak cacing). Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kelompok tani dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 19. Sarana dan Prasarana Kelompok Tani di Kecamatan Laweyan

Kepemilikan

Mesin Tetas Milik

Hand Sprayer

Traktor

Milik Milik Petani

Milik Milik

Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta 4 -

Sumber: Laporan Kegiatan THL TBPP pada bulan Maret tahun 2010

8. Faktor Penghambat Penyuluhan Pertanian

Selain faktor pendukung penyuluhan pertanian, ada juga faktor penghambat dalam kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan yaitu lahan pertanian yang sempit, tanaman hias hanya sekedar hobi, nilai jual tanaman hias yang rendah, dana, pengembalian pinjaman sering macet, kurang berfungsinya KUD (Koperasi Unit Desa), sulit untuk menambah

31 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Dardji selaku Lurah Sondakan yaitu: “…. Faktor pendukungnya banyak contohnya SDM (penyuluh dan anggota kelompok tani), peralatan, studi banding

dan modal dari pusat” (wawancara 25 Mei 2010).

anggota dan organisasi sendiri kurang semangat untuk mengembangkan usahanya 32 . Luas lahan yang diusahakan relatif sempit akan menjadi kendala

untuk dapat mengusahakan kegiatan pertanian secara efisien. Petani yang berlahan sempit seringkali tidak dapat menerapkan usahatani yang sangat intensif. Bagi masyarakat kota tanaman hias hanya sekedar hobi karena tanaman hias sekarang ini mempunyai nilai jual yang rendah, sehingga mereka membudidayakan tanaman hias untuk dirinya sendiri dan tanaman hias seperti rosella juga dapat digunakan untuk bahan pembuar sirup. Terkait dengan dana, untuk kegiatan penyuluhan tanaman dana yang diberikan oleh pemerintah masih kurang. Karena dana RP 10 juta dari pemerintah digunakan oleh anggota kelompok tani untuk mengembangkan usahataninya seperti beternak ayam potong. Pengembalian pinjaman dari pemerintah sering mengalami kemacetan karena ekonomi para anggota tani yang pas- pasan serta kurang berfungsinya KUD (Koperasi Unit Desa) yang menyediakan sarana produksi pertanian seperti pupuk, pestisida dan media tanam dengan harga yang relatif murah.

Kegiatan penyuluhan pertanian tanaman hias pekarangan di Kecamatan Laweyan sudah terdapat tindak lanjutnya yaitu dengan memberikan inovasi- inovasi baru kepada para anggota kelompok tani seperti olahan pangan dan penyilangan anggrek, mengadakan studi banding, pinjaman tiap bulan bergilir terus dan bisa dipakai untuk semua anggota, teori langsung praktek, tiap bulannnya ada pertemuan rutin (memberikan pinjaman), diikutkan pameran dan obor blarak (mengaktifkan kembali kelompok tani yang sudah tidak aktif) untuk ikut dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

32 Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bapak Dardji yaitu: “…. Organisasi sendiri kurang semangat untuk mengembangkan usahanya dan sebagai penanggung jawab, saya

harus melakukan obor blarak supaya kelompok taninya lebih aktif kembali.” (wawancara 25 Mei 2010).