Perkembangan Kurs Dollar US$ terhadap Yuan 2001-2012

2. Perkembangan Kurs Dollar US$ terhadap Yuan 2001-2012

Pergerakan nilai dollar ke yuan mengalami tren yang fluktuasi yang selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Ketika nilai tukar yuan melemah (depresiasi) terhadap mata uang dollar AS, maka harga dalam negeri relatif lebih murah dibanding harga negara lain, sehingga secara umum akan menimbulkan spekulasi ekspor yang meningkat keluar negeri. Hal ini dapat terjadi karena harga jual di luar negeri lebih tinggi dari pada harga domestik.

Menurut Lipsey (1995), harga dan kuantitas permintaan suatu komoditi berhubungan secara negatif. Artinya semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah permintaan terhadap komoditi tersebut akan semakin berkurang, ceteris paribus.

Untuk harga ekspor, Lipsey (1995) menyatakan bahwa suatu hipotesis ekonomi yang mendasar adalah bahwa untuk kebanyakan komoditi, harga yang ditawarkan berhubungan secara negatif dengan jumlah yang diminta, atau dengan kata lain semakin besar harga komoditi maka akan sedikit kuantitas komoditi tersebut yang diminta. Sebaliknya, harga berhubungan secara positif dengan penawaran. Semakin tinggi harga maka akan semakin banyak kuantitas komoditi tersebut yang ditawarkan.

Tabel 1.6 Perkembangan Kurs Dollar AS terhadap Yuan

Tahun

Kurs (Dollar/Yuan)

Growth (%)

2001

8,2712

-

2002

8,2781

0,0834

2003

8,2644

-0,1655

2004

8,2625

-0,0229

2005

6,1613

-25,4306

2006

7,9723

29,3931

2007

7,6064

-4,5896

2008

6,9518

-8,6059

2009

6,8322

-1,7204

2010

6,7705

-0,9030

2011

5,9162

-12,618

2012

6,3101

6,6579

Rata-rata

7,29975

-1,6292

Sumber : www.x-rates.com (diolah)

Pada tabel 1.6 menggambarkan tentang pergerakan nilai tukar dollar AS terhadap yuan dari tahun 2001-2012. Di mana tahun 2001 nilai tukar dollar ke yuan, yuan 8,2712 dan pada tahun 2002 nilai tukar dollar ke yuan mengalami depresiasi 0,08 persen di tahun 2003 nilai tukar dollar ke yuan mengalami apresiasi yuan 8,2644 atau 0,16 persen. Kemudian pada tahun 2004 nilai tukar dollar AS kembali mengalami apresiasi yuan 8,2625 atau 0,02 persen. Kenaikan yang cukup baik pada tahun 2005, nilai tukar dollar ke yuan menjadi 25,43 persen atau yuan 6,1613. Pada tahun 2006 terjadi depresiasi yang sangat drastis di sepanjang 10 tahun terakhir sebanyak 29,39 persen atau yuan 7,9723, kenaikan pun terjadi kembali pada tahun pada tahun 2007 kenaikannya 4,58 persen atau yuan 7,6064. Pada tahun 2008 kenaikan nilai tukar dollar ke yuan terus terjadi, yuan 6,9518 atau sebesar 8,60 persen. Tahun 2009 apresiasi terus terjadi yang signifikan yuan 6,8322 atau 1,72 persen. Tahun 2010 tingkat apresiasi dollar terhadap yuan terjadi kenaikan 0,90 persen atau sebesar yuan 6,7705 dan di tahun 2011 apresiasi dollar terhadap yuan 12,61 persen atau yuan 5,9162. Di tahun 2012 terjadi depresiasi 6,65 persen atau yuan 6,3101. Selama dua belas tahun terakhir pergerakan nilai tukar dollar ke yuan tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti rata-rata nilai tukar dollar ke yuan adalah yuan 7,2997.

Melemahnya nilai tukar yuan terhadap dollar merupakan suatu kebijakan pemerintah China guna untuk bisa bersaing produk ekspornya di pasar dunia. Pemerintah AS mengklaim tentang manipulasi yuan adalah bahwa Bank Sentral China dianggap telah melakukkan intervensi yang kuat dengan tidak membiarkan nilai tukar yuan terapresiasi atau meningkat terhadap dollar AS. Nilai yuan memang seharusnya terapresiasi terhadap dollar AS, karena dengan semakin meningkatnya perdagangan internasional China maka permintaan terhadap nilai tukar yuan seharusnya meningkat, dan ini akan meningkatkan nilai yuan terhadap dollar AS. Namun, hal ini tentu bukanlah merupakan hal yang mudah bagi China untuk membiarkan itu terjadi. Saat terjadi peningkatan nilai tukar yuan terhadap dollar AS pasti akan menurunkan kinerja ekspor mereka, karena semakin meningkatnya harga barang China di pasar internasional.

Bagi pemerintah AS bahwa kebijakan tersebut akan melemahkan daya saing produk AS khususnya dalam tataran harga di pasar internasional. sehingga klaim yang keras terhadap strategi curang China tersebut juga dapat diterima secara nalar. Bahwa kebijakan “manipulasi yuan” ini jugalah yang telah banyak berkontribusi terhadap resesi yang terjadi di AS, mulai dari meningkatnya pengangguran, kredit macet dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan AS (Satria, 2012).