9 pewangi yang mengandung musk ambrette, geranyl nitrile, dan 7 methyl
coumarin . Sedangkan yang berbentuk gel dilarang bila mengandung zat-zat
pengawet yang
berbahaya bagi
kesehatan, seperti
formaldehid dan
methylchloroisothiozilinone Viktor, 2008.
Gel pengharum ruangan disusun oleh beberapa macam bahan di antaranya adalah bahan dasar pembentuk gel, bahan tambahan, bahan pewangi, dan bahan
penahan wangi. Bahan dasar pembentuk gel yang digunakan dalam penelitian ini adalah agar-agar dan xanthan gum, kemudian bahan tambahan yang digunakan
adalah propilen glikol dan sodium benzoat. Sedangkan bahan pewangi yang digunakan adalah minyak lavender dan bahan penahan wangi minyak nilam.
2.2 Agar-Agar
Agar-agar adalah polisakarida yang terdapat pada berbagai ganggang laut juga dibentuk oleh galaktosa tapi mengandung gugus sulfat. Pemakaiannya yang
sangat luas dalam industri makanan dan kosmetik karena sifatnya yang sangat mudah dibuat menjadi gel yang jernih Sulaiman,1995. Gel terbentuk karena
pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan
membentuk kisi –kisi yang menahan molekul-molekul air sehingga terbentuk
sistem koloid padat-cair Anonim, 2010. Agar-agar adalah istilah umum yang lebih berkaitan dengan ciri-ciri gel.
Agar terdiri atas fraksi yang mengandung sulfat disebut agarosa dan fraksi yang tidak mengandung sulfat disebut agaropektin. Agarosa dapat membentuk gel,
sedangkan agaropektin tidak dapat membentuk gel. Agar bersifat anionik, dapat membentuk gel yang jernih Cahyadi, 2009.
Universitas Sumatera Utara
10 Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan penolong
atau pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Kelebihan ini digunakan dalam beberapa industri antara lain industri makanan,
seperti dalam pembuatan jelly dan permen Anonimous, 1999. Agar-agar digunakan dalam pembuatan makanan, yaitu berfungsi sebagai
stabilizer. Dalam industri farmasi agar-agar berguna sebagai kultur bakeri. Dalam industri kosmetik digunakan dalam pembuatan salep, cream, sabun, dan
pembersih muka atau lotion. Beberapa indusri lain menggunakan agar-agar sebagai bahan tambahan, misalnya dalam beberapa proses pada industri kertas,
tekstil, fotografi, semir sepatu, pengalengan ikan atau daging Aslan, 1991 Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Pada
suhu 32-39 C berbentuk bekuan solid dan tidak mencair pada suhu di bawah 85
C. Apabila dilarutkan dalam air panas dan didinginkan, agar-agar bersifat seperti gelatin, padatan lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya sehingga bertekstur
kenyal. Sifat inilah yang menarik perhatian sehingga banyak olahan makanan mnggunakan agar-agar Aslan, 1991.
Agar-agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas dengan membentuk gel.
Agar-agar diekstraksi dari ganggang laut yang berasal dari kelompok Rhodophyceae, seperti Gracilaria dan Gelidium. Beberapa jenis Gracilaria yang
bernilai ekonomi tinggi yang tumbuh di perairan Indonesia antara lain Gracilaria gigas, Gracilaria verrucosa, dan Gracilaria lichenoides. Fungsi utama agar-agar
adalah sebagai bahan pemantap, penstabil, pengemulsi, pengisi, penjernih, pembuat gel, dan lain-lain. Beberapa industri yang memanfaatkan sifat
Universitas Sumatera Utara
11 kemampuan membentuk gel dari agar-agar adalah industri makanan, farmasi,
kosmetik, kulit, fotografi, dan sebagai media penumbuh mikroba. Industri produksi agar-agar di Indonesia menggunakan metode yang melibatkan ekstraksi
rumput laut dengan pelarut asam pada suhu tinggi. Fitri, et al., 2008. Beberapa jenis rumput laut penghasil agar di Indonesia adalah Gelidium
rigidum, Rhodymenia ciliata, Gelidiella sp dan Gracilaria sp. Selama ini pemanfaatan Gelidium rigidum sebagian besar masih diekspor dalam bentuk
rumput laut kering atau sebagai campuran bahan baku industri agar di dalam negeri Subaryono, et al., 2008.
2.3 Xanthan Gum