fidusia. Dengan titel eksekutorial ini menimbulkan konsekuensi yuridis bahwa jaminan fidusia mempunyai kekuatan yang sama dengan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Sehingga penjualan terhadap benda yang menjadi jaminan fidusia, selain
melalui titel eksekutorial, dapat juga dilakukan dengan cara melelang secara umum dan di bawah tangan.
1
C. Objek Jaminan Fidusia
Pada awalnya Objek Jaminan Fidusia adalah benda bergerak saja. Hal ini
dapat dilihat dari Keputusan Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 22 Maret 1950 Nomor 1581950Pdt dan Keputusan Mahkamah Agung Nomor 372 KSip1970,
yang pada intinya menyatakan bahwa penyerahan hak milik secara fidusia hanya sah sepanjang mengenai barang-barang bergerak.
2
“Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak
khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan Namun dalam
perkembangannya, objek jaminan fidusia tidak hanya mencakup benda bergerak saja tetapi juga mencakup benda bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat
dibebani hak tanggungan. Hal ini terdapat dalam pasal 1 angka 2 yang menyatakan bahwa :
1
Pasal 29 UUJF
2
J. Satrio, Hukum Jaminan,Hak-hak Jaminan Kebendaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal.4
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi
Fidusia,sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia
terhadap kreditor lainnya.”
Dari pasal diatas dapat kita lihat bahwa objek jaminan fidusia adalah : 1.
Benda bergerak yang berwujud; 2.
Benda bergerak yang tidak berwujud; 3.
Benda bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan Kemudian menurut Pasal 1 angka 4 Undang-undang Jaminan Fidusia yang
mengatur mengenai pengertian benda menyatakan bahwa, benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud, yang terdaftar maupun tidak terdaftar, yang bergerak maupun yang tak bergerak yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek.
Menurut Rachmadi Usman, dari bunyi perumusan benda dalam pasal 1 angka 4 Undang-undang fidusia diatas, objek jaminan fidusia itu meliputi benda
bergerak dan benda tidak bergerak tertentu yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan atau hipotek, dengan syarat bahwa kebendaan tersebut “dapat dimiliki
dan dialihkan”, sehingga dengan demikian objek jaminan fidusia meliputi:
1
1. Benda tersebut harus dapat dimiliki dan dialihkan secara hukum;
2. Dapat atas benda berwujud;
3. Dapat atas benda yang tidak berwujud, termasuk piutang;
4. Dapat atas benda yang terdaftar;
1
Rachmadi Usman, Op Cit, hal. 176
5. Dapat atas benda yang tidak terdaftar;
6. Benda bergerak;
7. Benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hak
tanggungan; 8.
Benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hipotek.
Dengan kata lain, objek jaminan fidusia itu bisa: 1.
Benda bergerak yang berwujud; 2.
Benda bergerak yang tidak berwujud; 3.
Benda bergerak yang terdaftar; 4.
Benda bergerak yang tidak terdaftar; 5.
Benda tidak bergerak tertentu, yang dapat dibebani dengan hak tanggungan;
6. Benda tidak bergerak tertentu, yang tidak dapat dibebani dengan
hipotek; 7.
Benda tersebut harus dapat dimiliki dan dialihkan.
Objek jaminan Fidusia yang kita simpulkan dalam pasal 1 angka 2 Undang-undang Jaminan Fidusia dan sebagai yang ditentukan dalam pasal 1 sub 4
dan pasal 3 undang-undang jaminan Fidusia, mendapat penjabarannya lebih lanjut dalam pasal 9 Undang-Undang Jaminan Fidusia yang mengatakan, bahwa
Jaminan Fidusia dapat diberikan terhadap 1 satu atau lebih satuan atau jenis berbeda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan atau jenis
benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian.
D. Kedudukan Para Pihak Di Dalam Jaminan Fidusia