1 Lebih “Hidup”
Informasi televisi dapat dilihat dengan lebih lengkap dan lebih “hidup” karena adanya gambar visual, sehingga pemirsa dapat melihat langsung
informasi yang ditayangkan. 2
Lebih “Dekat” Dengan visualisasi yang bagus dari tayangan televisi, pemirsa dapat merasa
lebih “dekat” baik terhadap lokasi peristiwa maupun dengan”perasaan” sesuatu yang ditayangkan. Tanpa memerlukan banyak informasi tambahan,
pemirsa sudah paham dengan apa yang tampil di layar televisi. Selain memiliki kelebihan, setiap media massa juga memiliki kelemahan
atau kekurangan, ketidaksempurnaan itulah yang dimanfaatkan masing-masing jenis media untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan, khususnya persaingan
bisnis. Maksudnya, setiap jenis media massa akan tetap bisa bertahan hidup bila dapat meningkatkan kelebihannya dan mengurangi atau mungkin menghilangkan
kekurangannya. Kelemahan televisi sama dengan kelemahan radio, ditambah kemungkinan
terjadinya gangguan gambar. Seandainya terjadi gangguan gambar televisi, media tersebut hanya berfungsi layaknya radio Mondry, 2006: 23.
2.2.6 Analisis Wacana Teun A. Van Dijk
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi, yaitu melalui telaah aneka fungsi pragmatik bahasa. Analisis wacana
menekankan pada bagaimana signifikansi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk proses media Sobur, 2001: 48.
Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperti dalam analisis isi. Dasar dari analisis wacana
adalah interpretasi, karena mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Analisis wacana juga memfokuskan pada pesan tersembunyi karena makna pesan
tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang nampak nyata dalam dalam teks, namun harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana
adalah pada muatan, nuansa dan makna yang laten dalam teks media Sobur, 2001: 70.
Teun A. Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke
dalam tiga tingkatan Eriyanto, 2001: 226, yaitu: 1.
Struktur Makro Struktur makro merupakan makna global umum dari suatu teks yang dapat
diamati dengan melihat topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks tematik. Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks,
yang bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks. Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting
dari isi suatu teks. Eriyanto, 2001: 229. 2.
Superstruktur Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan
kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Kerangka teks terdiri dari bagian pendahuluan, isi, penutup, dan
kesimpulan. Bagian ini disebut sebagai skematik, di mana teks atau wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir.
Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Menurut Van Dijk,
skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu.
Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting Eriyanto, 2001:
231-234. 3.
Struktur Mikro Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil
dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Secara lengkap bagian ini meneliti:
a. Semantik, yaitu makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal
dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain. Sematik meliputi:
1 Latar: latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi
semantik arti yang ingin ditampilkan. Seorang wartawan ketika
menulis berita biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan
khalayak hendak dibawa. Latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa. Latar dapat
menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Oleh karena itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena
dapat membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan Eriyanto, 2001: 235.
2 Detil: Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi
yang ditampilkan seseorang. Hal yang menguntungkan komunikator pembuat teks akan diuraikan secara detil dan terperinci, sebaliknya
fakta yang tidak menguntungkan, detil informasi akan dikurangi. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan
mengekspresikan sikapnya dengan cara implisit. Eriyanto, 2001: 238.
3 Maksud: Informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan
secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, jika merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi Eriyanto, 2001: 240.
4 Praanggapan: Pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna
suatu teks. Kalau latar berarti upaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya
mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang
terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan Eriyanto, 2001: 256. b.
Sintaksis, yaitu bagaimana kalimat bentuk, susunan yang dipilih. Sintaksis meliputi:
1 Bentuk kalimat: berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip
kausalitas. Logika kausalitas kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek yang menerangkan dan predikat yang
diterangkan. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang
menjadi objek dari pernyataannya. Bentuk kalimat menentukan
apakah subjek diekspresikan secara eksplisit atau implisit dalam teks Eriyanto, 2001: 251-2520.
2 Koherensi: Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau
kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga
fakta yang tidak terhubung sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi merupakan elemen
wacana untuk melihat bagaimana seseorang secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa,
apakan dipandang terpisah, berhubungan atau sebab akibat. Pilihan yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator
terhadap peristiwa Eriyanto, 2001: 242. 3
Kata ganti: menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. c.
Stilistik, yaitu bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita, stilistik berkaitan dengan bagaimana seseorang melakukan pemilihan
kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. d.
Retoris, yaitu bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Retoris meliputi:
1 Metafora: pemakaian metafora tertentu dipakai sebagai landasan
berpikir dan alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik. Seseorang menggunakan kepercayaan masyarakat,
ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci
yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama. 2
Grafis: grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari
teks. Dalam wacana berita, grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain daripada tulisan yang lain seperti pemakaian
huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar, termasuk pula pemakaian caption,
raster, grafik, gambar, atau tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan.
2.3 Model Teoretik