Pengelompokan Pajak Pengertian Utang Pajak Pengertian Penagihan

Untuk melaksanakan fungsi mengatur ini, umumnya oleh fiskus dapat digunakan dengan dua cara : a. Cara umum Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan tarif-tarif pajak yang dimaksud untuk mengadakan perubahan-perubahan terhadap tarif yang bersifat umum. Tarif yang merupakan persentase atau jumlah yang dikenakan terhadap basis pajak tax bases, yang berlaku secara umum dijadikan instrumen perwujudan fungsi pajak ini. b. Cara Khusus Pelaksanaan fungsi ini mengatur dari pajak yang bersifat khusus ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang bersifat positif dan yang negatif

E. Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Menurut Golongan a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak penghasilan b. pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak pertambahan Nilai. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Menurut sifatnya a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak penghasilan. b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan yang digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah Terdiri atas: 1 Pajak Propinsi, Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan bermotor. 2 Pajak kabupatenkota, Contoh: Pajak hotel, Pajak Restoran, Pajak hiburan, Pajak reklame, dan pajak penerangan jalan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

F. Pengertian Utang Pajak

Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

G. Timbul dan Hapusnya Utang Pajak

1.Timbulnya utang pajak Seperti yang telah kita ketahui bila ditinjau dari segi hukum, pajak merupakan sebuah perikatan . akan tetapi, perikatan pajak berbeda dengan perikatan perdata. Dalam perikatan perdata timbulnya perikatan dapat terjadi karena perjanjian dan dapat pula terjadi karena Undang-undang, sedangkan perikatan pajak adalah perikatan yang timbul karena undang-undang. Perikatan perdata dilingkupi oleh suasana hukum privat yang mengatur hubungan-hubungan hukum dari subyek- subyek yang sederajat, sedangkan perikatan pajak dilingkupi oleh hukum publik dimana salah satu pihaknya adalah Negara yang mempunyai kewenangan untuk memaksa.Hal yang terpenting untuk diperhatikan dalam kaitan ini antara lain mengenai saat timbulnya utang pajak itu sendiri. Menurut Rochmat Sumitro, utang pajak adalah utang yang timbul secara khusus karena Negara kreditur terikat dan dan tidak dapat memilih secara bebas siapa yang akan dijadikan debiturnya , seperti dalam hukum perdata. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mengenai cara dan saat lahirnya utang pajak dikenal Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak: 1. Ajaran formil Utang pajak timbul karena diterbitkan Surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada official assessment system. 2. Ajaran Materiill Utang pajak timbul karena berlakunya Undang-undang. Seseorang dikenakan pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada self assessment system.

2. Hapusnya Utang Pajak

Hal-hal yang dapat mengakibatkan hapusnya utang pajak adalah sebagai berikut : 1. Pembayaran 2. Kompensasi 3. Daluwarsa 4. Pembebasan dan Penghapusan

H. Pengertian Penagihan

Di dalam Ketentuan umum Pasal 1 angka 9 UU No. 19 tahun 2000 Tentang Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa disana dikatakan Bahwa yang dimaksud dengan penagihan adalah “ Serangkaian tindakan agar penanggung pajak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara melunasi utang pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita”.

I. Bentuk Penagihan

Dalam bidang administrasi perpajakan dikenal beberapa bentuk penagihan yaitu penagihan pasif, penagihan aktif dengan diterbitkan STP SKP SKPT dan Penagihan Paksa. 1. Penagihan Pasif Penagihan Pasif ialah tindakan yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak dengan cara melakukan pencatatan, pengawasan atas kepatuhan pembayaran masa dan pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Wajib Pajak. 2 Penagihan Aktif Penagihan Aktif ialah Penagihan Yang didasarkan pada STP SKP SKPT dimana Undang-undang telah menentukan tanggal jatuh tempo yaitu 1 satu bulan terhitung dari saat STP SKP SKPT diterbitkan. Sebelum tanggal jatuh tempo, fiskus dapat melakukan penagihan aktif dimana KPP menghimbau kepada Wajib Pajak agar melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo. 3 Penagihan dengan surat paksa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Penagihan dengan Surat Paksa dilakukan oleh fiskus melalui jurusita pajak Negara yang menyampaikan memberitahukan Surat Paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang-barang Wajib Pajak.

J. Daluwarsa Penagihan Pajak