Penentuan Konsentrasi Bahan Baku Ubi Kayu dan Asam Sulfat H
tahapan ini digunakan sebagai bahan baku pada penelitian tahap berikutnya dengan proses detoksifikasi.
3.3.3 Penentuan Konsentrasi Arang Aktif dan Lama Waktu Kontak pada Proses Detoksifikasi Arang Aktif
Pada penelitian ini, sistem detoksifikasi dilakukan dalam 2 tahapan yaitu metode overliming dan arang aktif modifikasi metode Converti et al. 1999. Pada
tahap overliming, hidrolisat asam yang dihasilkan dari proses hidrolisis dengan
konsentrasi ubi kayu dan asam sulfat H
2
SO
4
terbaik ditambahkan larutan kapur tohor CaOH
2
untuk menaikkan pH menjadi pH 10. Konsentrasi larutan CaOH
2
yang digunakan sebesar 16,77 Jenkins 1966. Larutan ini didapat dari hasil penambahan kapur tohor CaO dengan air H
2
O, dengan perbadingan 1 : 5. Setelah ditambahkan CaOH
2
, kemudian hidrolisat diaduk selama 30 menit dan dilakukan penyaringan untuk menghilangkan kandungan kapur dan senyawa lain
yang mengendap. Selanjutnya asam sulfat H
2
SO
4
ditambahkan pada hidrolisat untuk menurunkan pH hidrolisat hingga mencapai pH 5,5
– 6. Asam sulfat H
2
SO
4
yang digunakan untuk menurunkan pH hidrolisat memiliki konsentrasi 0,4 M. Karena pada metode overliming kandungan HMF dan furfural di dalam
hidrolisat masih cukup tinggi. Maka diperlukan metode lanjutan untuk mengurangi kandungan HMF dan furfural yaitu adsorpsi arang aktif.
Setelah metode overliming dilanjutkan tahap ke-2 yaitu penambahan arang aktif dengan konsentrasi 1, 2,5, 5 dan 10 pada hidrolisat dan lama waktu kontak
arang aktif dengan hidrolisat selama 30, 45 dan 60 menit pada suhu 40
o
C dan dengan pengaduk 150 rpm sehingga diharapkan dapat menyerap dengan baik
kandungan toksik yang dihasilkan pada proses hidrolisis asam dan etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi menjadi lebih baik dibandingkan dengan tanpa
menggunakan arang aktif. Arang aktif yang digunakan memiliki ukuran pori pada permukaan luar 0,54
– 1,08 µm. Parameter yang diamati selama proses detoksifikasi meliputi konsentrasi HMF, furfural, total gula, gula pereduksi dan
total asam. Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 1. Diagram alir proses detoksifikasi hidrolisat asam disajikan pada Gambar 6.
Hidrolisat Asam Hasil dari tahap 1
Hidrolisat pH10
Hidrolisat pH 5,5 Detoksifikasi
Overliming
Detoksifikasi Arang Aktif
Hidrolisat Penyaringan
Hidrolisat
Larutan H
2
SO
4
Larutan CaOH
2
Gambar 6. Proses detoksifikasi hidrolisat asam modifikasi metode Converti et al
. 1999 Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
RAL faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu konsentrasi arang aktif A dan waktu kontak M dengan dua ulangan.
Faktor 1. A = Konsentrasi arang aktif A1 = 1
A2 = 2,5 A3 = 5
A4 = 10 Faktor 2. M = Waktu Kontak
M1 = 30 menit M2 = 45 menit
M3 = 60 menit Data hasil penelitian akan dianalisis sidik ragam dengan model matematis
sebagai berikut : Y
ijk
= µ + A
i
+ M
j
+ AM
ij
+ ε
ijk
Keterangan: Y
ijk
: Nilai pengamatan pada faktor konsentrasi arang aktif taraf ke-i, faktor waktu kontak taraf ke-j dan ulangan ke-k
µ : Nilai rata-rata umum
A
i
: Pengaruh konsentrasi arang aktif taraf ke-i M
j
: Pengaruh lama waktu kontak taraf ke-j AM
ij
: Pengaruh interaksi konsentrasi arang aktif taraf ke-i dan waktu kontak taraf ke-j
ε
ijk
: Galat percobaan pada faktor konsentrasi arang aktif taraf ke-i, pada faktor waktu kontak taraf ke-j dan ulangan ke-k
i : Konsentrasi arang aktif i = 1, 2,5, 5 dan 10
j : Lama waktu kontak j = 30, 45 dan 60 menit
Parameter yang diamati meliputi kadar total gula, gula pereduksi HMF, furfural, dan total asam. Uji lanjut dengan Newman-keuls dilakukan untuk
menentukan pengaruh perlakuan terhadap parameter.