Penerimaan Perpajakan Aktivitas Korupsi Dan Perburuan Rente Proyek Apbn Di P3son Hambalang (Periode Tahun Anggaran 2010-2012).

13 spesifikasi dokumen yang sudah ditetapkan oleh panitia pengadaan barang dan jasa, selanjutnya pemerintah mengevaluasi dokumen perserta lelang yang kemudian menentukan pemenang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pemerintah dan kemudian antara panitia pengadaan barang dan jasa dengan pemenang lelang melakukan tanda tangan kontrak dan kemudian perusahaan tersebut menjalankan kontraknya 31 Tabel 4. Aktivitas Perburuan Rente Ekonomi Rente pada dasarnya adalah bentuk pendapatan berupa laba, upah dan sewa, dalam ekonomi, rente disni dimaknai secara netral 32 . Konsep rent seeking dalam teori ekonomi klasik dimaknai postif sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi secara simultan 33 dan pelaku ekonomi mendapatkan imbalan dari pendapatan tersebut secara wajar. Aktivitas perburuan rente mempunyai pengaruh terhadap keberlanjutan sebuah pembangunan. Di Negara berkembang sendiripun praktek perburuan rente sering dijumpai. Menurut Anne O Krueger 34 : “In many market oriented economies, goverment restrictions upon economic activity are pervasive facts of life. These restrictions give rise to rents of a variety of forms, and people often compete for the rents. Sometimes, such competition is perfectly legal. In other instances, rent seeking takes other forms, such as bribery, corruption, smuggling, and black markets.” Pada ekonomi yang berorientasi pasar, pembatasan yang dilakukan pemerintah pada kegiatan ekonomi dapat menembus fakta. Pembatasan atau halangan ini menimbulkan tindak sewa atau rente dari berbagai bentuk, dan orang-orang saling bersaing untuk kegiatan tersebut. Terkadang jenis persaingan ini dilegalkan. Dalam contoh lainnya kegiatan perburuhan rente ini dapat dilihat dalam bentuk lain, seperti penyogokan, korupsi, penyelundupan, dan pasar gelap. Dalam literatur ekonomi politik, konsep rent seeking tidak bermakna netral. Perburuan rente dimaknai sebagai perilaku setiap kelompok pelaku usahapemerintah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara mudah dengan memanfaatkan hak milik publik dan fasilitas negara pemerintah. 35 Pemanfaaatan kedekatan dengan penguasa politik seperti lobi dan suap untuk mendapatkan tujuan akumulasi modal dengan merubah regulasi yang dapat menguntungkan 31 Robert klitgard, “Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam Pemerintah Daerah”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 137-138 32 Febri Diansyah. 2009. “Senjakala Pemberantasan Korupsi; Memangkas Akar Korupsi dari Pengadilan Tipikor. Jurnal konstitusi, Volume 6 Nomor 2, Juli2009, h. 17 33 Ahmad Erani Yustika, Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, dan Strategi Malang: Penerbit Erlangga, 2010, h. 107 34 Anne O Krueger. 1974. The Political Economy of The Rent Seeking Society. Vol 64 No. 3, June 1974, h.291 35 Febri Diansyah op.cit, h. 18