kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Darma 2005 bahwa faktor-faktor tingkat kinerja staf meliputi: mutu pekerjaan, jumlah pekerjaan, efektifitas biaya dan inisiatif. Sementara
karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja rekan kerja,
atasan, organisasi, penghargaan dan imbalan. Gibson dalam Ilyas 2002 menyatakan terdapat tiga kelompok variabel
yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu: 1 variabel individu, yang meliputi kemampuan dan ketrampilan, fisik maupun mental, latar belakang,
pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
kinerja individu, sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan kinerja, 2 variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur dan desain pekerjaan, 3 variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap,
kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu
masuk dan bergabung ke dalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan yang berbeda satu sama lainnya.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson 2006 faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka,
2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di
atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas
tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Menurut Mangkunegara 2005 menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis
kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan realita pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap attiude seorang pegawai dalam menghadapi situasi
situasion kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental
yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
David C. Mc Cleland 1997 seperti dikutip Mangkunegara 2005, berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau
tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja
dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1 Memiliki tanggung
jawab yang tinggi 2 Berani mengambil risiko 3 Memiliki tujuan yang realistis 4 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5 Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogamkan. Hall TL dan Meija 1987 dalam Ilyas 2002 menyebutkan bahwa faktor
yang mempengaruhi kinerja adalah: faktor internal individu yang terdiri dari: 1 karakteristik individu seperti umur, pendapatan, status perkawinan, pengalaman
kerja dan masa kerja. 2. Sikap terhadap tugas yang terdiri persepsi, pengetahuan, motivasi, tanggung-jawab dan kebutuhan terhadap imbalan, sedang faktor
eksternal meliputi sosial ekonomi, demografi, geografi, lingkungan kerja, aseptabilitas, aksesabilitas, pengawasan, koordinasi, fasilitas, beban kerja dan
organisasi yang terdiri pembinaan. Beban kerja adalah tanggungan kewajiban yang harus dilaksanakan karena
pekerjaan tertentu dan juga sebagai tanggung jawab Simamora, 2001. Secara umum, istilah beban kerja mengacu pada jumlah pekerjaan yang dialokasikan
kepada karyawan untuk melakukan Wefald et al, 2008. Sementara Grounewegen dalam Gunawan 2007 mendefinisikan beban kerja sebagai jumlah pekerjaan
yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja
kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas-
tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja merasa tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan ketrampilan
atau potensi dari pekerja Munandar, 2001
2.1.3. Pengukuran Kinerja