1
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Emisi gas rumah kaca GRK dari seluruh sektor di Indonesia setiap tahunnya
mencapai sekitar 2,1 GtCO
2
e Giga ton CO
2
ekuivalen –nilai emisinya disetarakan dengan emisi CO
2
pada tahun 2005 DNPI 2010a. Seiring dengan kegiatan perekonomian yang
dilakukan, total emisi GRK diperkirakan akan meningkat sampai dengan 3,2 GtCO
2
e pada tahun 2030. Total emisi yang dihasilkan
tersebut berada pada tataran sekitar 4,5 dari emisi GRK secara global. Meningkatnya
komposisi gas-gas rumah kaca secara global menyebabkan terjadinya pemanasan global
yang pada akhirnya akan berdampak pada perubahan iklim.
Berbagai upaya untuk menurunkan emisi dari berbagai sektor di Indonesia berperan
penting dalam
mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim.Hal tersebut sejalan dengan
rencana penurunan emisi di Indonesia sebesar 26 sekitar 0,767 GtCO
2
e dengan upaya sendiri dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara – APBN, serta 41 secara keseluruhan sekitar 1,210 GtCO
2
e dengan dukungan internasional, dari total proyeksi
emisi jika tidak melakukan apa-apa business as usual – BAU sebesar 2.95 GtCO
2
e pada tahun 2020. Komitmen untuk menurunkan
emisi tersebut
digagaskan oleh
Bapak Presiden Sulilo Bambang Yudhoyono dalam
pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi KTT G20 di Pittsburgh, dan ditegaskan kembali
pada Conference of the Parties COP 15 di Copenhagen dua tahun lalu.Upaya untuk
menurunkan emisi tersebut ditetapkan dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca RAN-GRK.
Dalam proses penerapannya, timbul sebuah tantangan dalam menyusun suatu
mekanisme pemantauan pencapaian targetdari RAN-GRK yang dapat diterima secara
internasional, yakni diperlukannya suatu sistem atau skema dalam memantau, menilai,
dan
memverifikasi kegiatan-kegiatan
tersebut.Salah satu prosedur yang diusulkan dariUnited Nations Framework Convention on
Climate ChangeUNFCCC adalah MRV. MRV merupakan kepanjangan dari
measureable, reportable, verifiable, yang dibentuk berdasarkanBali Action Plan pada
COP 13.Konsep mengenai MRV masih tergolong baru untuk diterapkan, khususnya
untuk negara-negara berkembang.Hal tersebut dikarenakan
adanya kendala
dalam keterbatasan pemahaman dan penerapannya
mengenai skema MRV itu sendiri, serta keterbatasan mengenai kapasitas kelembagaan
dan teknis untuk memantau dan menilai perkembangan kegiatan-kegiatan yang masuk
dalam skema MRV, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dewan Nasional
Perubahan Iklim
DNPI sebagai focal point perubahan iklim di Indonesia berupaya untuk memfasilitasi dan
membantu mengembangkan skema MRV di Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat salah
satu bagian dari MRV, yaitu reporting atau pelaporan
akan dilaporkan
secara internasional dalam UNFCCC melalui DNPI.
Pertimbangan lainnya
adalah mengenai
adanya keterlibatan berbagai sumber data di lembaga, baik pemerintah maupun non-
pemerintah, yang perlu dikonsolodasikan secara teknis dalam pembangunan MRV
DNPI 2010b.
1.2 Tujuan
Kajian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi
serta menganalisispengembangan dan penerapan
skema MRV di Indonesia, khususnya teknis pelaksanaan MRV dan kelembagaannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAN-GRK
Berbagai program dan rencana aksi penurunkan emisi gas rumah kaca GRK
yang dilakukan di Indonesia terangkum dalam suatu dokumennasional yang dikenal sebagai
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAN-GRK. Dokumen rencana
aksi ini merupakan dokumen kerja hasil kompilasi
program-program pengurangan
emisi GRK dari sektor-sektor penyumbang emisi
di Indonesia,didasarkan
kepada pembiayaan yang adamelalui kegiatan yang
terintegrasi, terukur,
dan dapat
diimplementasikan antara
KementerianLembaga Pemerintah Pusat dan Daerah dalam jangka waktu 2010-2020.
Selain didasarkan kepada pembiayaan yang ada, penyusunan dokumen RAN-GRK ini
disesuaikan
dengan kebijakan
program mitigasi
perubahan iklim
di berbagai
KementerianLembaga yang
akan dilaksanakan pada tingkat nasional maupun
implementasinya di daerah.
2 Selanjutnya, dokumen RAN-GRK yang
dibangun diharapkan dapat dijadikan landasan bagi berbagai KementerianLembaga serta
Pemerintah Daerah
dalammelaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi GRK
dalam kerangka penurunan laju dampak perubahan
iklim global
tersebut.Untuk memperkuat dan menegaskan peran dari
RAN-GRK ini,
pemerintah sedang
menetapkan rencana aksi tersebut kedalam Peraturan Presiden yang sampai saat ini masih
menunggu untuk disahkan. Tujuan utama dari RAN-GRKini adalah
untuk menurunkan emisi GRK dari sektor- sektor pengemisi emitterutama, yaitu lahan
gambut, kehutanan, pertanian,limbah, industri, perhubungan dan energi dalam skala nasional
dan daerah. Berdasarkan draft lampiran Peraturan Presiden mengenai RAN-GRK,
sasaran
utama dari
RAN-GRK adalahBappenas 2010a:
1. Sebagai acuan pelaksanaan penurunan emisi GRK oleh bidang-bidang prioritas di
tingkat nasional dan daerah; 2. Sebaga acuan investasi terkait penurunan
emisi GRK yang terkoordinasi pada tingkat nasional dan daerah;
3. Sebagai acuan pengembangan strategi dan rencana aksi penurunan emisi GRK oleh
daerah-daerah di Indonesia.. Implementasi serta pencapaian target dan
sasaran penurunan emisi yang telah ditetapkan dalam
RAN-GRK memerlukan
adanya dukungan suatu sistem pemantauan dan
evaluasi yang dilaksanakan secara berkala. Bappenas 2010b mengusulkan kegiatan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dari kegiatan RAN-GRK ini dilakukan setidaknya
setiap
satu tahun
sekali secara
nasional.Pemantauan dan evaluasi dari RAN- GRK ini dilakukan berdasarkan prinsip MRV
yang dielaborasi lebih lanjut dalam Bab 2.2.
2.2 Measureable, Reportable,