Perjalanan Pendidikan Karier Intelektual Asma Barlas Daftar Karya

Ujungnya, perbincangan melanturkan ke tingkat lain. Asma Barlas menekankan bahwa sebagai mukmin, kita tidak harus yakin 100 dengan apa yang ada di hadis, tapi perlu yakin 100 pada apa yang ada di dalam al-Qur’an. Di Pakistan, sanggahan terhadap hal semacam itu akan dijawab oleh mereka yang pro-syariat dengan segera berpindah argumen dari al-Quran ke hadis, lalu ijma’ atau konsensus ulama. Asma Barlas mengatakan: ‘’ketika Anda mengatakan al-Qur’an dapat ditafsirkan lebih dari satu cara, mereka segera memindahkan kancah perdebatan ke hadis. Ketika Anda dapat mematahkan argument hadis karena ia lebih banyak diriwayatkan bil ma’na dan merupakan salah satu refleksi kebijakan Nabi saja, mereka akan berdalih dengan ijma’. Padahal, konsep ijma’ tidak dapat dierima, karena tidak datang dari langit. Ijma’ sudah jelas konstruksi sosial manusia yang tidak sacral sama sekali. Tapi mereka akan kukuh dengan itu, dan akan mencecar Anda keluar dari kesepakatan ulama. Bagi saya, itulah bentuk pusaran penindasan circle of opressions yang selama ini kita hadapi. Dan selama ini, sulit bagi perempuan untuk lari dari pusara tersebut’’. 5 Dengan latar belakang pengalaman hidup seperti ini, Asma Barlas muncul dengan sejumlah argumentasi bagaimana mengatasi problem sosial masyarakat Islam dengan terlebih dahulu menyoroti masalah teologis. Sebab bagi Asma Barlas, persoalan umat Islam sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kondisi keagamaan masyarakat Islam itu sendiri.

B. Perjalanan Pendidikan Karier Intelektual Asma Barlas

Asma Barlas adalah satu di antara sekian intlektual Muslim yang merambah ke berbagai disiplin ilmu. Studi Islam sebetulnya hanyalah konsekuensi dari focus 5 Indri Sri Sembadra, Karakteristik Anti Patriarkal Dalam Al-Qur’an : Studi Pemikiran Asma Barlas, Jakarta : Fakultas Ushuluddin, 2007 perhatian dia, yakni ilmu politik. Dengan mempelajari politik, ia kemudian tertarik dan tertantang untuk meng etahui lebih jauh mengenai Islam, khususnya fenomena kuatnya doktrin yang membuat realitas politik Islam cenderung tertutup. Asma Barlas pergi ke Amerika Serikat dan mendapat suaka politik political asylum dari negri ini. Riwayat pendidikannya dimulai dariuniversitas di Pakistan di mana ia mendapatkan B.A dalam bidang sastra Inggris dan filsafat serta M.A dalam bidang jurnalisme. Dia kemudian melanjutkan studinya di Amerika dan mendapatkan M.A dan ph.D dalam bidang kajian Internasional di Universitas Dnver Colorado. 6 Secara intelektual, Asma Barlas memiliki karier yang cukup bagus. Hal ini bisa dilihat dalam jabatan akademis yang ia pegang dan juga tulisan-tulisannya yang tersebar di mana-mana. Bahkan Barlas menulis tidak hanya terbatas pada kajian mengenai Islam dan perempuan, tetapi juga kajian-kajian mengenai politik internasional dan isu yang lainnya. Ia tampaknya juga menggunakan ceramah-ceramahnya untuk menyebarkan nilai-nilai kesetaraan dalam Islam yang ia maknai sebagai saling memahami, saling menghormati; nilai-nilai yang mengagungkan perdamaian dan cinta kasih terhadap sesama. Membaca Barlas adalah membaca wajah Islam yang teduh. Barlas menyepakati pandangan bahwa bukan agama yang melahirkan ekstremisme, fundamentalisme, konservatisme, atau apa pun namanya, yang mengedepankan ketidaksetaraan, kekerasan, dan kebencian.

C. Daftar Karya

Asma Barlas menulis banyak karya, baik dalam bentuk buku, esai, maupun artikel lepas. Tulisan- tulisannya tidak hanya bicara politik, sebagaimana bidang 6 www.ithaca.edufacultyabarlas. Diakses pada 23 Juni 2016 pukul 15:20 kajian dalam pendidikan formalnya, melainkan juga tema-tema keislaman, khususnya yang berkaitan dengan perempuan. Tema-tema ini diambil bukan tanpa tujuan, melainkan untuk menjawab persoalan yang kerap menganggu pikirannya, yakni tentang betapa susahnya pengembangan demokrasi di dunia Muslim. Barlas menyakini bahwa salah satu penghambat demokrasi itu adalah maraknya berbagai bentuk penindasan dan diskriminasi terhadap perempuan, tidak hanya pada tataran praktik sosial melainkan juga dalam ranah teologis. Berikut ini uraian beberapa : 1. The Pleasure of Our Texts: Re-reading the Qur’an 2006. Buku mengajak para pembaca untuk lebih memahami isi kandungan Qur’an yang tidak mendiskriminasi prempuan dan buku ini juga mengupas tentang segala yang dikatakan Qur’an bahwa Qur’an menyamakan antara Perempuan dan laki-laki dalam urusan Re-read Qur’an. 2. Reviving Islamic Universalism 2006. Buku ini membahas tentang bagaiman asma barlas memadukan antara islam modern dengan budaya dan dalam buku ini juga asma memaparkan tentang islam timur dan barat. 3. Islam, Muslim, and the U.S ; Essays on Religion and Politics India, Global Media Publications, 2004. Buku ini membahas bagaimana perubahan pandangan dunia terhadaap Islam pasca tragedy 11 September 2001 di Amerika Serikat yang mengambil inisiatif menggalang kekuatan dunia untuk melawan terorisme secara langsung menempatkan Islam sebagai tertuduh. Akhirnya terjadi marginalisasi terhadap ‘’Islam’’ di berbagai belahan dunia. 7 Diskriminasi terhadap dunia Islam tidak hanya berdampak negative kepada dunia Islam secara keseluruhan, tetapi juga menambah derita berbagai komponen di dunia Islam itu sendiri yang selama ini memang tertindas, salah 7 Asma Barlas, Islam, Muslim, and the U.S ; Essays on Religion and Politics India, Global Media Publications, 2004 satu komponen tertindas yang paling utama adalah perempuan. Asma Barlas hendak menunjukan bahwa perempuan Islam mengalami diskriminasi ganda, baik pada tartan global, di mana dunia Islam, juga pada tingkat regional, dimana Islam itu sendiri mendiskriditkan perempuan. 8 Dunia Islam yang menindas itu disebut sebagai dunia patriarki. Islam teroris tidak hanya meneror ‘’barat’’ dan Amerika Serikat, taapi juga kaum perempuannya. Praktik yang telah ditinggalkan di belahan dunia lain itu masih langgeng di dalam struktur masyarakat Muslim. 9 4. Beliving Women ‘’in Islam: Unreading Patriarcal Interpretations of the Qur’an Universitu of Texas Press, 2002. Banyak kalangan yang menemukan bahwa penindasan terhadap perempuan dikalangaan Islam, seperti kekerasan mengaku ‘’Islami’’ Hal ini menjadi dasar bagi mereka bahwa doktrin agama Islam yang tertuang dalam al-Qur’an memberikanjustifikasi religious bagi ketertindasan itu. Melalui buku ini, Asma Barlas melakukan pembelaan yang kuat bahwa al-Qur’an secara radikal mengembangkan ajaran egalitarian dan antipatriarkal. 10 Dimulai dengan analisis historis mengenai otoritas dan pengetahuan agama, Barlas menunjukan bagaimana kalangan Muslim membaca al-Qur’an dengan kacamata patriarkal dan diskriminatif untuk menjustifikasi struktur sosial dan agama serta mengajukan hasil bacaan yang seolah-olah menempatkan al- Quran sebagai pendukung ketidak setaraan. Sebaliknya, Barlas dengan ketelitian seorang peneliti menunjukan bahawa al-Qur’an justru mendukung 8 Asma Barlas, Islam, Muslim, and the U.S ; Essays on Religion and Politics India, Global Media Publications, 2004 9 www. asma barlas.comeditorialreligious_authorites.pdf, diakses pada 5 Agustus 2015 Pukul 15:33 10 Asma Barlas, Cara Al-Qur’an Membebaskan Wanita, Terj. R. Cecep Lukman Yasin, Jakarta : Serambi 2005 Cet. 1 penuh semua prinsip kesetaraan dan menyediakan kemungkinan teoritik bagi pemahaman tentang kesetaraan itu sendiri. Karya ini bisa dijadikan landasan bahwa secara teologis, Islam menganjurkan dan mendukung penuh semua prinsip kesetaraan. Dengan demikian, pandangan ini sekaligus membantah bahwa ide kesetaraan perempuan dan laki-laki adalah sesuatu yang baru dan berasal dari luar Islam, melainkan berasal dari dalam Islam itu sendiri. 11 5. Democracy, Nationalism, and Communalism: The Colonial Legacy in South Asia Westview Pres, 1995. Buku ini membahas perkembangan politik di dunia Muslim, khususnya Asia Selatan. Barlas mencoba membandingkan antar pengaruh agama pada politik dengan membandingkan antara wilayah- wilayah berpenduduk Muslim dan Hindu. Pengaruh itu tampak dala m beberapa aspek, yakni demokrasi, nasionalisme, dan komualisme. 12

D. Metode pemikiran Asma Barlas