16
yang terus berusaha untuk memperoleh legitimasi melalui pengungkapan, berharap pada akhirnya akan terus-menerus eksis.
2.1.3. Corporate Social Responsibility CSR
Menurut The World Business Council for Sustainable Development WBCSD CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT dalam Pasal 74 1 yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang
danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UUPM yaitu pada Pasal 15 b yang menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja Purwanto, 2011.
17
2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line
Keberlanjutan perusahaan
adalah suatu pendekatan
bisnis dalam
menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi,
lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun
strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama
dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan Akbar, 2008.
Menurut Suryono 2011, di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang terkait dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan
diskriminasi dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti pemakaian prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan,
maupun mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Elkington 1998 memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin
berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu: 1 profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,
2 people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat, serta
3 planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.
18
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.Konsep ā3Pā ini kemudian diilustrasikan dalam
bentuk segi tiga sebagai berikut :
Corporate sustainability and the triple bottom line approach Elkington, 1998
Gambar 2.1 Triple Bottom Line
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari
pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam
19
pencapaian tujuan ini Commission on Environment and Development dalam GRI, 2006.
2.2. Laporan Keberlanjutan