Keterampilan Menulis LANDASAN TEORI

keterampilan yang reseptif. Karena eratnya hubungan keempat keterampilan berbahasa tersebut, keempatnya sering disebut sebagai catur tunggal. Penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat empat keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan, saling berkaitan satu sama lain, saling mendukung dan saling mempengaruhi.

2.1.2 Keterampilan Menulis

2.1.2.1 Pengertian Menulis Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan Suparno dan Yunus 2010:1.3. Kemudian, Tarigan 2008:3 menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Akhadiah dalam Abidin 2013:181 memandang menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh. Selanjutnya, dalam jurnal yang dibuat oleh Sapkota 2012 dengan judul “Developing Students Writing Skill through Peer and Teacher Correction: An Action Research ”, dikemukakan bahwa menulis adalah tindakan meletakkan simbol grafis yang menyajikan bahasa untuk menyampaikan makna sehingga pembaca dapat memahami informasi yang ingin ditanamkan oleh penulis. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan ide atau gagasan dalam bahasa tulis yang berfungsi sebagai penyampaian pesan dari penulis kepada pembaca. Menulis dilakukan untuk menghasilkan suatu karya tulis. Proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh. 2.1.2.2 Tujuan Menulis Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, Hartig dalam Tarigan 2008:25-26 merangkumnya sebagai berikut. 1. Assignment purpose tujuan penugasan Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. 2. Altruistic purpose tujuan altruistik Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. 3. Persuasive purpose tujuan persuasif Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4. Informational purpose tujuan informasional, tujuan penerangan Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca. 5. Self-ekspressive purpose tujuan pernyataan diri Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca. 6. Creative purpose tujuan kreatif Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. 7. Problem-solving purpose tujuan pemecahan masalah Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran- pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. Kemudian, menurut Susanto 2014:253 tujuan menulis dapat dikategorikan ke dalam empat macam. 1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, disebut wacana informatif informative discourse. Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca. 2. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif persuasive discourse. 3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tulisan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan literacy discourse. Tujuan penulisan untuk menyenangkan ini disebut juga tujuan altruistis altruistic purpose, yaitu penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. 4. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif expressive discourse. Sebagai gambaran, menulis puisi dapat termasuk menulis yang bertujuan untuk pernyataan diri dengan pencapaian nilai-nilai artistik. Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap jenis tulisan memiliki tujuan masing-masing. Menulis dalam penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi atau penerangan informational purpose kepada pembaca. Informasi yang dimaksud yaitu berupa penjelasan untuk menggambarkan sesuatu dalam bentuk sebuah karangan deskripsi. 2.1.2.3 Manfaat Menulis Dalam dunia pendidikan menulis sangat berharga, sebab menulis membantu seseorang berpikir lebih mudah. Menulis sebagai suatu alat dalam belajar dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting. Dilihat dari sudut pandang ini, Susanto 2014:254 merincikan kegunaan menulis yaitu sebagai berikut. 1. Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Menulis mengenai suatu topik, merangsang pemikiran kita mengenai topik tersebut dalam membantu kita membangkitkan pengetahuan dari pengalaman masa lalu. 2. Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang kita untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik persamaan analogi antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi, seandainya kita tidak menulis. 3. Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri. 4. Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi. Kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif pada waktu kita siap menuliskannya. 5. Menulis membantu kita menyerap dan mengusai informasi baru. Kita akan dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkannya dalam bentuk tulisan. 6. Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji. Suparno dan Yunus 2006:1.4 mengemukakan kegiatan menulis mempunyai banyak manfaat di antaranya dalam hal: 1 peningkatan kecerdasan; 2 pengembangan daya inisiatif dan kreativitas; 3 penumbuhan keberanian; serta 4 pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis pada hakikatnya adalah sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang ada dalam pikiran melalui bahasa tulis. Menulis dapat membantu seseorang berpikir lebih mudah. Selain itu, menulis juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, kreativitas dan keberanian. 2.1.2.4 Tahapan Menulis Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu prapenulisan persiapan, penulisan pengembangan isi karangan, dan pascapenulisan telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan Suparno dan Yunus 2010:1.14. Masing-masing fase dari ketiga tahap penulisan di atas tidaklah dipandang secara kaku, selalu berurut, dan terpisah-pisah. Ketiganya harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seorang penulis dalam proses tulis-menulis. Urutan dan batas antarfase itu sangatlah luwes, bahkan dapat tumpang tindih. Dengan demikian, tergambar secara menyeluruh proses menulis dari awal sampai akhir yakni sebagai berikut. 1. Tahap prapenulisan Tahap ini merupakan fase persiapan dalam menulis. Tomkins dan Hosskinson dalam Abidin 2013:185 menyebutkan bahwa tahap ini sebagai tahap penemuan menulis. Aktivitas dalam tahap ini meliputi 1 memilih topik, 2 memikirkan tujuan, bentuk, dan audiensi, 3 memanfaatkan dan mengorganisasi gagasan-gagasan, dan 4 mengumpulkan data untuk menguraikan gagasan tersebut. Kemudian, Mulyati dkk. 2008:5.29 menyebutkan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat dipakai dalam pemilihan topik karangan. Kriteria pertama, topik yang dipilih untuk ditulis hendaklah yang menarik hati bagi penulis sendiri dan dikusai betul oleh penulis. Kriteria kedua, topik yang dipilih hendaklah aktual, sedang hangat dibicarakan atau sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca sasaran. Kriteria ketiga, bahan-bahan yang diperlukan untuk menulis sehubungan dengan topik yang dipilih tersedia atau dapat dijangkau. Kriteria keempat, topik yang dipilih hendaklah sesuai cakupan ruang lingkupnya dengan waktu dan sumber dana yang tersedia. 2. Penulisan Tahap ini merupakan fase untuk mulai mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan. Kerangka karangan yang telah dibuat dikembangkan menjadi awal karangan, isi karangan dan akhir karangan Suparno dan Yunus 2010:1.22. 3. Pascapenulisan Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan draft karangan yang telah dihasilkan. Kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu membaca keseluruhan karangan, menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan, serta melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan Suparno dan Yunus 2010:1.24. Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam proses menulis terdapat tiga tahapan, yakni tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Tahapan tersebut harus dikuasai dengan baik agar memperoleh tulisan yang baik. Dari keseluruhan tahapan tersebut tergambar kegiatan yang dilakukan dalam rangka membuat sebuah tulisan, yaitu menentukan topik, menentukan tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun dan mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan utuh mulai dari awal sampai akhir, mengoreksi dan merevisi karangan.

2.1.3 Karangan Deskripsi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLIPCHART PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 57 269

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS IV A SD ISLAM HIDAYATULLAH

5 16 215

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL ROUND TABLE DENGAN MEDIA BUKU ZIG ZAG PADA SISWA KELAS IVA SDN PUDAKPAYUNG 01

12 80 159

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02

0 13 246

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI KRATIF PRODUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 3 220

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Concept Sentence pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Tahun 2015/2016.

0 2 16

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI.

2 22 90

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA PUZZLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA SD

1 3 10

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Model Pembelajaran Concept Sentence dengan Media Roll The Can - UNS Institutional Repository

0 0 20