61
3. Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol
Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol adalah metode yang biasa digunakan oleh guru kelas tersebut yaitu metode
ceramah. Peneliti menjelaskan materi daur air kepada siswa sesuai kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. Selama proses
pembelajaran, peneliti menggunakan metode ceramah kepada siswa tentang materi yang sedang di ajarkan. Pada akhir pembelajaran, diadakan
posttest untuk mengetahui hasil belajar kelas kontrol. Proses pembelajaran pada kelas kontrol kurang dapat memotivasi
siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan ceramah, sehingga mereka menjadi pasif, jenuh dan tidak tertarik dengan
pelajaran IPA. Padahal IPA merupakan mata pelajaran yang mengharuskan siswa untuk berpikir dan bertindak aktif. Siswa
berpartisipasi aktif untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri. Oleh sebab itu, metode ceramah merupakan metode yang kurang tepat untuk
membelajarkan IPA kepada siswa. Ternyata hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT Numbered Head Together lebih tinggi dari siswa yang mendapat metode ceramah. Metode ceramah kurang mengaktifkan siswa selama
pembelajaran, dan menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk belajar.
62
4.
Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran
Siswa di kelas kontrol kurang aktif dalam pembelajaran. Mereka bersikap pasif dan kurang antusias untuk belajar. Secara keseluruhan siswa
masih malu untuk bertanya dan tidak berani untuk menyampaikan pendapatnya. Pada pertemuan ke II, kurang ada peningkatan dalam diri
siswa. Mereka masih saja enggan untuk aktif berpartisipasi selama pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran di kelas kontrol lebih
didominasi oleh peneliti dari pada siswa. Berbeda dengan kelas eksperimen. Awal pembelajaran di kelas
eksperimen yaitu pertemuan I, siswa memang masih merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan karena belum terbiasa dengan
pembelajaran kelompok. Pada pertemuan II siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran kelompok sehingga siswa semakin aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal tersebut ditandai dengan sebagian besar dari siswa mulai berani bertanya kepada guru, berani berpendapat,
dan bersosialisasi dengan kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memang dirancang agar siswa berusaha memecahkan masalah
melalui diskusi dengan kelompoknya. Hal itu akan menumbuhkan sikap berani untuk mengeluarkan ide dan pendapat, belajar menerima teman
dalam suatu kelompok, dan saling bekerja sama. Dalam proses pembelajaran guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator siswa.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, diketahui ternyata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar kelas kontrol.
63
Hal tersebut menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif untuk di terapkan dalam pembelajaran IPA materi daur air. Ada
beberapa hal yang mempengaruhinya, antara lain: a. Dalam pelaksanaan NHT Numbered Head Together guru berfungsi
sebagai fasilitator dan motivator yaitu memberikan pengarahan seperlunya kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif.
b. Untuk melaksanakan NHT Numbered Head Together siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil yang bersifat
heterogen. Artinya dalam tiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan yang bervariasi, ada yang berkemampuan tinggi, sedang
dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi akan memberikan bantuannya kepada siswa yang memiliki kemampuan di bawahnya,
dengan kegiatan tersebut tentunya pemahaman materi yang dipelajari siswa berkemampuan tinggi akan lebih mendalam. Sedangkan siswa
dengan kemampuan sedang dan rendah akan semakin paham setelah mendapat penjelasan dari teman dalam satu kelompoknya.
c. Siswa mencari dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran juga berpusat pada siswa. Sedangkan, pada kelas kontrol
pembelajaran berpusat pada guru, siswa cenderung pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran NHT siswa tidak
hanya bertindak sebagai pendengar tetapi juga bertindak sebagai narasumber atau tutor bagi teman satu kelompoknya.
64
d. Siswa yang dipanggil nomornya akan mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal itu dimaksudkan untuk
melatih siswa agar berani berbicara di depan umum. Guru hanya menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa
memberitahukan terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Cara ini akan meningkatkan keterlibatan total
semua siswa dan sebagai upaya yang baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
65
BAB V PENUTUP
A. Simpulan