memberikan kesempatan pada guru produktif mesin perkakas khususnya untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran Jurnal Pendidikan
Vol.IV No.12 Februari 2008 diakses pada httpjurnal.upi.edu pada tanggal 29 Januari 2013 pukul 10.32.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Wasis tahun 2006 yang berjudul “Contextual
Teaching Learning CTL dalam pembelajaran Fisika-SMP ” yang
menunjukkan angket yang dihasilkan melalui penelitian ini: mengembangkan berfikir tingkat tinggi rata-rata sekitar 85, memperhatikan pengetahuan
awal siswa 90-100, dan mendukung terwujudnya suasana belajar yang demokratis dan interaktif rata-rata sekitar 95, Jurnal Cakrawala
Pendidikan, Februari 2006 Vol. XXV No.1 Penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung penelitian yang
akan peneliti lakukan. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan CTL maka kualitas
pembelajaran IPA dapat meningkat.
2.3. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan kajian teori dan kalian empiris maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Bagan 2.1 : Kerangka Berpikir
Berdasarkan skema di atas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Gajahmungkur 02 Semarang
mengalami ketidaktuntasan belajar, yakni sebanyak 22 siswa dari 33 siswa 66,67 mendapat nilai di bawah KKM dan hanya sebanyak 11 siswa yang
mendapat nilai di atas KKM, yaitu 60. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran yakni belum adanya
inovasi dari guru seperti menyiapkan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa sehingga siswa tidak dapat menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri
pengetahuan barunya, guru kurang memotivasi siswa untuk kerja kelompok
Langkah-langkah pembelajaran CTL: 1.
Konstrukstivisme Constructivism 2.
Menemukan Inquiry 3.
Bertanya Questioning 4.
Masyarakat Belajar Learning Community. 5.
Permodelan Modeling 6.
Refleksi Reflection 7.
Penilaian Sebenarnya Authentic Assesment
Tindakan Kondisi Awal
- Guru belum melakukan inovasi dalam
pembelajaran -
Siswa belum termotivasi dalam proses pembelajaran
- Hasil belajar siswa masih rendah di
bawah KKM 60
- Adanya inovasi pembelajaran dari guru
- Siswa lebih termotivasi dalam proses
pembelajaran -
Hasil belajar siswa meningkat, yakni di atas KKM 60
Kondisi Akhir
sehingga siswa tidak dapat melaporkan hasil diskusinya, guru tidak memberikan balikan sehingga siswa tidak mengetahui yang benar dan yang salah serta tidak
adanya penilaian proses dari guru hal tersebut membuat siswa kurang termotivasi dan kurang merespon pembelajaran dari guru seta rendahnya hasil belajar yang
diperoleh siswa, yakni berda di bawah nilai KKM 60. Pada kondisi akhir pembelajaran peneliti menggunakan pendekatan CTL
guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Gajahmungkur 02 Semarang berupa keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa.
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN