Dokumentasi Mutu yang Lebih Baik Pengendalian Mutu Secara Sistematik Koordinasi yang Lebih Baik

2.2 Latar Belakang ISO

Kata ISO digunakan oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi atau International Organization for Standardization sebagai nama dari organisasinya. Organisasi ini didirikan pada tahun 1946 di Genewa, Swiss. Tujuan pendiriannya adalah untuk mengembangkan standarisasi diseluruh dunia. Kata ‘ISO’ yang menjadi nama dari organisasi ini, berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Isos’ yang berarti ‘sama’ atau ‘ equivalent’. Dalam bentuk modern kata ‘Isos’ kemudian ditransformasi menjadi ‘Iso’ – seperti yang digunakan dalam istilah Isotermis kesamaan panas, isobar kesamaan tekanan, dan lain-lain. Kata ini diadopsi oleh Organisasi Internasional untuk standarisasi menjadi nama dari organisasinya disamping karena kemiripan arti kata ini dengan tujuan organisasi, juga karena kata tersebut memiliki bentuk yang paling mendekati dengan singkatan nama organisasi Mason,2003. Menghadapi era globalisasi masalah mutu menjadi kata kunci. Manajemen mutu bukan saja merupakan persyaratan formal dengan sertifikat ISO 9001, namun jika prinsip-prinsipnya diterapkan secara konsisten dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara dramatis. Dalam konteks ini dapat ditegaskan kembali bahwa tujuan setiap perusahaan didirikan antara lain untuk memperoleh keuntungan, kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan prestise Swastha Sukotjo,1982.

2.3 Manfaat ISO 9001:2000

Menurut Zulfadli 2003 sebuah organisasi atau perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000 akan memperoleh sedikitnya 8 manfaat :

1. Dokumentasi Mutu yang Lebih Baik

International Organization for Standardization ISO 9001 memberikan pedoman dalam mengelola sistem dokumentasi agar dokumen-dokumen yang dibuat oleh suatu perusahaan bersifat efektif dan efisien. Setiap perusahaan menentukan tingkat dokumentasi yang dibutuhkan dan media yang digunakan. Hal tersebut tergantung pada faktor-faktor seperti: jenis dan ukuran perusahaan, kompleksitas dan interaksi proses-proses, kompleksitas produk, persyaratan pelanggan, persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku, demontrasi kemampuan personel, dan faktor-faktor lainnya yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan pemenuhan dari persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu.

2. Pengendalian Mutu Secara Sistematik

Menurut Gaspersz 2003 Pengertian ISO, mutu quality adalah kadartingkat yang dimiliki oleh sekumpulan karakteristik yang melekat yang menjadi sifat pada suatu produk atau pelayanan dalam memenuhi persyaratan. Kadartingkat tersebut berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi buruk poor, baik good atau baik sekali excellent. Menurut Suardi 2003 yang dimaksud dengan persyaratan requirement adalah kebutuhan atau harapan pelanggan yang ditetapkan, yang secara umum wajib dipenuhi. Dalam ISO 9001 pengendalian mutu harus dimulai dari masing–masing proses yang terdapat dalam perusahaan. Setiap proses adalah input dari proses sesudahnya dan sekaligus merupakan output dari proses sebelumnya. Karena proses- proses tersebut saling berinteraksi satu sama lain dalam satu sistem, maka pengenalan mutu yang baik pada setiap proses tentunya secara keseluruhan sehingga akan menghasilkan suatu pengendalian mutu secara sistematik.

3. Koordinasi yang Lebih Baik

Adanya kesamaan persepsi untuk menghasilkan output yang memenuhi persyaratan dan kebutuhan, mendorong terjadinya kegiatan koordinasi antar proses dalam sistem tersebut. ISO 9001 merancang suatu sistem manajemen mutu yang mengarahkan proses-proses dalam suatu perusahaan agar melakukan koordinasi yang lebih baik.

4. Deteksi Awal Ketidaksesuaian

Dokumen yang terkait

Analisis Penerimaan Pajak Hiburan dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

26 160 66

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Perkembangan Pembangunan Di Kabupaten Deli Serdang

1 74 77

Analisi Penerapan Sistem Penerimaan Kas Daro Pendapatan Asli Di Kabupaten Deli Serdang

2 47 74

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Analisis Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemeliharaan Dalam Realisasi Anggaran Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 33 98

PEMUNGUTAN RETRIBUSI PESANGGARAHAN OLEH DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SERTA KONTRIBUSINYA TERHAPAD PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2 33 65

ANALISIS POTENSI RETRIBUSI PASAR DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI Analisis Potensi Retribusi Pasar Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar.

2 26 19

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN BANGKA PERIODE 2011 - 2015

0 0 18