tongkat, palang tunggal, gelang. 1.7 Peralalan atletik
1 setsekolah Minimum
lembing, cakram,
peluru, tongkat
estafet, bak
loncat. 1.8 Peralatan seni budaya 1 setsekolah
Disesuaikan dengan
potensi masing-masing.
1.9 Peralatan ketrampilan 1 setsekolah Disesuaikan
dengan potensi
masing-masing. 2
Perlengkapan Lain 2.1 Pengeras suara
1 setsekolah 2.2 Tape recorder
1 buahsekolah Permendignas Nomor 24 2007:11
Kreativitas seorang guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani sangat diperlukan sebagai salah satunya upaya mengatasi
masalah sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani.
2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Tujuan atau peralatan dalam kegiatan olahraga adalah untuk menentukan atau meyakinkan bahwa alat-alat dalam keadaan aman dan memuaskan untuk
digunakan kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut Abror Hisyam dalam Rudi Wahyu Hidayat 2010 prinsip-prinsip dalam pemeliharaan
1. Kebijakan dan tata cara memelihara sarana olahraga harus direncanakan untuk memperpanjang umur peralatan sedemikian rupa sehingga mungkin
akan menghasilkan modal lagi yang maksimal. 2. Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi
semua orang yang menggunakan alat-alat. 3. Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi kedudukan sebagai
pemimpin, kepala tata usaha. 4. Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk memperoleh dan
mencapai keselamatan dan kondisi alat-alat
5. Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan dibenarkan apabila alat- alat atau bahan yang diperbaiki atau dibangun dengan biaya yang murah.
6. Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan menjamin pemeliharaan secara ekonomis dan aman.
2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sarjono 2010 berjudul “ Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana
Pembelajaran di SD se- Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen”
Penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga seluruh anggota populasi dijadikan
sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah guru penjasorkes SD yang berjumlah 12 orang guru dari 12 SD yang ada di Kecamatan
Poncowarno Kabupaten Kebumen. Pengambilan data digunakan instrumen berupa angket ujicoba instrumen dilakukan terhadap 26 orang guru di luar
populasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment dari karl person dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Reliabilitas
instrumen kreativitas sebesar 0,947, reabilitas faktor 1 sebesar 0,824, faktor 2 sebesar 0,872, dan faktor 3 sebesar 0,862. Analisis data digunakan teknik
deskriptif kuantitatif dengan presentase.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kreativitas guru penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembe;ajaran di SD se-
Kecamatan Poncowarno berada pada kategori tinggi dari 12 orang guru penjasorkes di SD se-Kecamatan Poncowarno; terdapat 41,7 kreativitas
sangat tinggi dan 58,3 kreativitas tinggi; serta tidak ada seorangpun guru
yang kreativitas berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah 1 kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani, berada pada kategori tinggi; 2 kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah
melalui modifikasi berada pada kategori tinggi; dan 3 sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani
berada pada kategori baik.
2. Penelitian Alamsya
h yang berjudul “ Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani Dalam Menyikapi Keterbatasan Alat dan Fasilitas Olahraga di SMU se-kota
Yogyakarta” Dimana penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey dan pengambilan datanya menggunakan angket,
dengan populasi guru penjas yang mengajar di seluruh SMU Negeri se-kota Yogjakarta dan dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kreativitas guru pendidikan jasmani dalam menyikapi keterbatasan alat dan fasilitas olahraga di SMU N se-Kota Yogjakarta
termasuk dalam kategori tinggi 16 orang atau 72,7 kategori sedang 6 orang
atau 27,3 Hasil analisis untuk tiap sub variabelnya adalah
1. Sub Variable Kemampuan melihat masalah dalam pendidikan jasmani termasuk kategori tinggi sebanyak 13 orang atau 59,1 kategori sedang,
8 orang atau 36,4 dan untuk kategori rendah sebanyak 1 orang atau
4,5
2. Sub Variable kemampuan menciptakan ide sebagai upaya memecahkan masalah dalam kategori tinggi sebanyak 17 orang atau 77,3, kategori
sedang, sebanyak 5 orang atau 22,7
3. Sub Variable terbuka terhadap hal-hal baru dalam pendidikan jasamani termasuk kategori tinggi sebanyak 15 orang atau 68,2 kategori sedang,
sebanyak 7 orang atau 31,8
2.7 Kerangka Berfikir
Pendidikan jasmani tidak lepas dari beberapa unsur yang sangat berpengaruh terhadap lancar dan suksesnya pembelajaran pendidikan jasmani
tersebut, salah satunya sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani sangatlah penting bukan hanya sekedar
sebagai alat bantu semata tetapi dapat dikatakan sebagai media utama yang digunakan dalam mengajar selain gerak tertentunya.
Kebutuhan sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani sangat beragam baik jenis maupun jumlah sesuai dalam materi dan kurikulum yang ada.
Keberadaan dan kebutuhan sarana dan prasarana dapat mendatangkan masalah bagi guru baik dalam memenuhi jumlahnya maupun manfaatnya. Dalam
mengatasi masalah yang ada terkait dengan sarana dan prasarana, guru dapat melakukan banyak hal salah satunya dengan kreativitas dalam memodifikasi
sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani tersebut. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau perihal berkreasi,
sedangkan memodifikasi berarti melakukan modifikasi atau melakukan pengubahan. Dengan kata lain guru dapat melakukan perubahan-perubahan
terhadap sarana dan prasana pendidikan jasmani sehingga sarana dan prasaran tersebut dapat digunakan guru untuk lebih mempermudah dan memperlancar
proses mengajarnya. Kreativitas guru dalam memodifikasi dapat dilihat dari kemampuan dan
kemauan guru melihat masalah yang ada, dan apakah dia peduli atau tidak dengan masalah tersebut, kemudian apakah guru timbul keinginan untuk
menciptakan atau mencari ide-ide serta gagasan untuk memecahkan masalah sarana dan prasarana dimana salah satunya dengan memodifikasi. Dapat dilihat
pula dari sikap guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru yang dianggap lebih efisien dan efektif untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga tidak
selamanya tergantung dengan cara-cara lama yang sudah biasa dilakukan dan tidak pasrah menerima masalah atau kondisi yang ada.
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang mempnyai maksud untuk mengetahui dan menemukan informasi serta gambaran tentang seberapa
besar kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kabupaten Jepara, dalam memodifikasi sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan proses
pemebelajaran pendidikan jasmani. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan data menggunakan angket.
3.2 Definisi operasional variabel penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 118, yang dimaksud variabel adalah segala yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi objek
penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini adalah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam
memodifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang berupa skor kreativitas guru, yaitu kemampuan guru dalam melakukan memodifikasi yang
terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang mencakup 3 faktor yaitu : kemampuan guru dalam melihat masalah, yang berhubungan
dengan sarana dan prasarana, kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide modifikasinya sebagai upaya memecahkan masalah, dan sikap
guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran penjasorkes, yang diukur dengan menggunakan instrumen angket untuk
mengumpulkandata