Pertumbuhan Biomassa pada Masing-masing Jenis Agitasi gL
1 2
3 4
5
6 12
18 24
30 36
42 48
Jam ke S
e l
Agitasi-dihentikan Agitasi-lanjutl
b. Biomassa
Grafik pertumbuhan biomassa serta banyaknya jumlah biomassa yang terbentuk pada akhir fermentasi pada penelitian utama ini dapat
dilihat pada gambar 11 dan tabel 6.
Gambar 11. Grafik pertumbuhan biomassa Tabel 7. Total biomassa yang tumbuh hingga akhir fermentasi
Perlakuan Ulangan 1
gL Ulangan 2
gL Rata-rata
gL
Agitasi Lanjut 3,754
3,781 3,767±0,019
Agitasi Dihentikan 2,074
2,271 2,173±0,139
Menurut Moat 1979, pertumbuhan sel merupakan puncak aktivitas fisiologik yang saling mempengaruhi secara beraturan. Proses
pertumbuhan ini sangat kompleks mencakup pemasukan nutrien dasar dari lingkungan ke dalam sel, konversi bahan-bahan nutrien menjadi
energi dan berbagai konstituen sel yang vital serta perkembangbiakan. Pada fermentasi utama ini jumlah biomassa yang terbentuk sampai
akhir proses pada agitasi lanjut lebih banyak daripada agitasi dihentikan. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam dengan dua kali ulangan, perlakuan
agitasi lanjut dan agitasi dihentikan berbeda nyata terhadap total biomassa yang tumbuh. Hal ini karena fermentasi dengan agitasi lanjut lebih
banyak memberikan transfer oksigen yang ada dalam fermentor secara merata kepada kultur, sehingga khamir dapat mudah melakukan respirasi.
Selain itu agitasi dapat menurunkan ketebalan lapisan cairan pada
Total Gula Sisa pada Masing-masing Jenis Agitasi bv
20 22
24 26
28 30
32 34
36
6 12
18 24
30 36
42 48
Jam ke
Agitasi-Stop Agitasi-Full
permukaan gascairan. Sedangkan pada perlakuan agitasi dihentikan, adanya transfer oksigen secara merata hanya sampai khamir mencapai
µ
max
, yaitu jam ke-6. Hal ini menyebabkan pertumbuhan sel setelah agitasi dihentikan sangat lambat.
Seperti halnya S. cereviciae, Schisaccharomycces pombe bersifat fermentatif fakultatif Deak et.al., 1996, sehingga mampu memanfaatkan
oksigen di dalam lingkungan kultur. Karena itu kondisi lingkungan yang transfer oksigennya merata, salah satunya dengan diberi perlakuan agitasi,
akan membuat pertumbuhan khamir lebih tinggi.
c. Total Gula Sisa
Sirup glukosa umbi ganyong digunakan sebagai sumber karbon utama dalam fermentasi ini. Pada kondisi aerob, Schisaccharomycces
pombe memanfaatkan glukosa untuk memproduksi sel. Sedangkan pada
kondisi anaerob, glukosa dikonsumsi oleh Schisaccharomycces pombe untuk memproduksi etanol. Karena itu seiring berjalannya waktu
fermentasi maka kadar gula dari substrat akan semakin menurun. Penurunan kadar total gula pada fermentasi utama dapat dilihat pada
gambar 12 dan tabel 7 berikut ini :
Gambar 12. Grafik penurunan total gula pada masing-masing perlakuan
Grafik Pertumbuhan Sel dan Penurunan Kadar Gula pada Agitasi-lanjut
1 2
3 4
5
6 12
18 24
30 36
42 48
Jam ke S
e l
24 26
28 30
32 34
36
T o
t G
u la
Bobot Sel gL Tot Gula wv
Grafik Pertumbuhan Sel dan Penurunan Kadar Gula pada Agitasi-dihentikan
0.5 1
1.5 2
2.5 3
6 12
18 24
30 36
42 48
Jam ke S
e l
26 28
30 32
34 36
T o
t G
u la
Bobot Sel gL Tot Gula wv
Tabel 8. Konsumsi gula oleh khamir pada masing-masing perlakuan
Perlakuan Ulangan 1
bv Ulangan 2
bv Rata-rata
bv
Agitasi Lanjut 4,090
4,416 4,253±0,23
Agitasi Dihentikan 2,727 3,117
2,922±0,275
Total gula pada fermentasi dengan agitasi lanjut lebih banyak mengalami penurunan daripada agitasi dihentikan. Penurunan total gula
dari fermentasi dengan agitasi lanjut sebanyak 4,253 bv, sedangkan penurunan total gula dari fermentasi dengan agitasi dihentikan sebanyak
2,922 bv. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam dengan dua kali ulangan, perlakuan agitasi lanjut dan agitasi dihentikan berbeda nyata
terhadap penurunan total gula sisa. Penurunan total gula pada fermentasi agitasi lanjut lebih banyak karena transfer oksigen yang lebih banyak
dan merata membuat khamir dapat melakukan respirasi, sehingga pertumbuhannya semakin tinggi. Jadi selama waktu fermentasi
berlangsung dari jam ke-0 sampai jam ke-48, kadar biomassa dan kadar gula mengalami perubahan berbanding terbalik seperti pada gambar 13
berikut ini :
Gambar 13. Grafik hubungan antara pertumbuhan biomassa dengan penurunan kadar total gula.
Penurunan kadar gula selalu diiringi oleh peningkatan kadar biomassa serta peningkatan produk metabolit seperti etanol. Menurut
Reed dan Nagodawithana 1991 pada kondisi aerobik pemanfaatan
Nilai pH pada Masing-masing Jenis Agitasi