PENDAHULUAN Keanekaragaman semut di Kepulauan Seribu, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Studi keanekaragaman spesies pada kepulauan selalu mengaitkan kekayaan spesies dengan luas pulau dan jarak isolasi pulau tersebut dari sumber kolonisasi. Hubungan kekayaan spesies dengan luas dan jarak isolasi pulau telah dibahas mendalam oleh MacArthur Wilson 1967 melalui model equilibrium kesetimbangan dalam teori biogeografi kepulauan. Semakin luas ukuran suatu pulau maka kekayaan spesies yang ada di dalamnya semakin tinggi. Ukuran pulau yang luas menjadikan keanekaragaman habitatnya tinggi, sehingga peluang keberadaan niche yang sesuai semakin tinggi pula MacArthur Wilson 1967. Semakin jauh jarak suatu pulau dari sumber kolonisasi maka kekayaan spesiesnya semakin rendah. Jauhnya jarak suatu pulau menjadi hambatan bagi spesies tertentu untuk melakukan migrasi ke pulau tersebut. Sehingga hanya spesies yang memiliki kemampuan dispersal penyebaran tinggi yang dapat melakukan migrasi ke pulau tersebut. Perkembangan penelitian yang dilakukan memunculkan paradigma baru mengenai teori biogeografi kepulauan. Whittaker 1998 mengemukakan bahwa sejarah geologi pulau, fragmentasi habitat, dan intensitas gangguan manusia juga dapat mempengaruhi keanekaragaman spesies pada suatu pulau selain faktor luas dan jarak isolasi pulau. Bahkan menurut Brown Lomolino 2000 kekayaan spesies pada suatu pulau ternyata tidak dalam equilibrium. Kekayaan spesies pada suatu pulau tidak hanya dipengaruhi oleh luas area dan jarak isolasi pulau tetapi juga dipengaruhi oleh karakteristik pulau yang lain. Pengaruh karakteristik pulau dijelaskan oleh Lomolino 2000 melalui model tripartite yang menggambarkan bahwa migrasi, kepunahan, dan evolusi sebagai fungsi dari karakteristik pulau. Karakteristik pulau akan mempengaruhi migrasi, kepunahan, spesiasi, dan keberadaan spesies endemik di suatu pulau. Penelitian ini akan mempelajari keanekaragaman semut pada berbagai karakteristik pulau di Kepulauan Seribu, Indonesia. Kepulauan Seribu dipilih untuk tempat penelitian karena dianggap mewakili kepulauan daerah tropik dan 2 terdiri atas banyak pulau dengan berbagai variasi penggunaan lahan. Menurut Alamsyah 2003 Kepulauan Seribu terdiri atas 106 pulau dengan luas tiap pulaunya kurang dari 1 km 2 . Beberapa pulau seperti pulau-pulau di bagian utara telah dijadikan sebagai daerah konservasi yaitu Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, karena pulau-pulau telah banyak mengalami perubahan penggunaan lahan akibat aktivitas manusia, bahkan berdasarkan laporan UNESCO 1997 beberapa pulau telah hilang. Sistem informasi geografi SIG akan digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pemetaan dan karakterisasi pulau tempat pengambilan contoh semut dilaksanakan. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan karakteristik pulau dengan keanekaragaman semut di Kepulauan Seribu. Adapun tujuan khusus berdasarkan topik-topik penelitian adalah 1 mengukur dan mempelajari berbagai karakteristik pulau di Kepulauan Seribu berdasarkan SIG, 2 mempelajari hubungan karakteristik pulau dengan keanekaragaman semut di Kepulauan Seribu, dan 3 mempelajari pola distribusi dan keberadaan spesies semut di Kepulauan Seribu. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai 1 gambaran kondisi pulau-pulau di Kepulauan Seribu dan 2 keanekaragaman semut yang ada di Kepulauan Seribu. Gambaran kondisi pulau-pulau di Kepulauan Seribu bermanfaat untuk referensi penelitian berikutnya yang akan menghubungkan keanekaragaman spesies dengan kondisi pulau di Kepulauan Seribu. Keanekaragaman semut yang diperoleh pada berbagai kondisi pulau di Kepulauan Seribu juga dapat memberikan informasi mengenai arti penting pulau kecil di daerah tropik untuk pengaturan keanekaragaman semut.

BAB II KARAKTERISASI PULAU BERDASARKAN SISTEM