Teknik Keabsahan Data METODE PENELITIAN

di lapangan dengan tim pembimbing mengenai data-data yang didapat di lapangan mulai dari proses penelitian sampai pada taraf kebenaran data yang didapat. c. Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti dalam hal ini melakukan pemeriksaan secara cermat bersama dengan pembimbing terhadap kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dilapangan dan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat belum sepenuhnya menerapkan Blue Ocean Strategy strategi samudra biru dalam mengembangkan pariwisata. 2. Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat memiliki potensi yang besar untuk menerapkan Blue Ocean Strategy, sehingga Blue Ocean Strategy dapat diterapkan di sektor pariwisata Kabupaten Pesisir Barat untuk mengembangkan pariwisatanya, karena Pesisir Barat memiliki potensi wisata yang luar biasa dan mendukung. 3. Untuk menerapkan Blue Ocean Strategy strategi samudra biru belum sepenuhnya didukung oleh semua pelaku bisnis pariwisata yang ada di Kabupaten Pesisir Barat. 4. Dalam menghilangkan elimate, mengurangi reduce, menambahkan raise, dan menciptakan create faktor-faktor pariwisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum sepenuhnya memperhatikan potensi dan non potensi faktor-faktor pariwisata yang dimiliki. 5. Dari hasil perumusan Blue Ocean Strategy yang telah diperoleh, ada beberapa faktor yang menjadi faktor penting sebagai alternatif strategi untuk mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat, yaitu faktor yang perlu dihapuskan adalah ketatnya identitas pelanggan, prosedur pemesanan, biaya keamanan, kebersihan, dan pungutan liar. Faktor yang perlu dikurangi adalah pajak restoran, promosi yang kurang tepat, harga makanan dan minuman terlalu tinggi, dan kurangi intensitas wisata baharialam dan pariwisata rekreasi. Faktor yang perlu ditingkat adalah fasilitas dan pelayanan penginapan, rumah makanrestoran, tempat wisata, akses menuju ke setiap destinasi yang ada di Pesisir Barat, pelestarian kebudayaan asli, ketersediaan listrik, pelayanan transportasi udara dan laut, dan promosi melalui iklan dan marchendise. Faktor yang perlu dicipatakan di pariwisata Pesisir Barat adalah pariwisata budaya, pariwisata olahraga, pariwisata ziarah, pariwisata bisnis, kerjasama dengan travel agency dan bandara, transportasi umumwisata di Pesisir Barat, dan yang terpenting dan harus difokuskan adalah menciptakan wisata kuliner olahan ikan Blue Marlin dan Wisata Bisnis pada hutan damar yang dimana ikan Blue Marlin dan pohon damar tersebut adalah ikon dan hanya dimiliki oleh Kabupaten Pesisir Barat saja.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, terdapat beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan berdasarkan penelitian ini antara lain: a. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pelaku Bisnis 1 Perlu adanya kesungguhan dari seluruh pihak khususnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan para pelaku bisnis rumah makanrestoran, galeri kerajinan, penginapan, pusat oleh-oleh, travel agent, pengelola pantai untuk menerapkan Blue Ocean Strategy dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat, dan menetapkan harga makanan dan minuman yang terjangkau sehingga tidak meninggalkan kesan mahal bagi pengunjung pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat 2 Diperlukan inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan pariwisata sehingga mampu menampilkan keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh Kabupaten Pesisir Barat yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. 3 Perlu kajian ekonomi, sosial, dan budaya yang mendalam dalam menerapkan Blue Ocean Strategy. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya hendaknya melakukan penelitian yang lebih mendalam, komprehensif, dan cakupan objek yang lebih luas agar penelitian mengenai Blue Ocean Strategy lebih akurat dan lebih mengetahui keadaan persaingan, sehingga pengabdian keilmuan yang dilakukan akan lebih memiliki pengaruh yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Andayani, Ni Luh Henny. 2014. Manajemen Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: Penebit Graha Ilmu. Amstrong, Gary dan Kotler, Philip. 2009. Prinsip-prinsip pemasaran, cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi IV. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta. Assauri, Sofyan. 1987. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers Benyamin dan Roland Alexander. 2014. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kepulauan Banda. Jurnal Fakultas Ekonomi Unversitas Udayana Budhi. 2015. Pesisir Barat dan Gunung Anak Krakatau Unggulan Pariwisata Lampung. http:www.lampungprov.go.idberita-878-pesisir-barat- dan-gunung-anak-krakatau-unggulan-pariwisata-lampung Di akses tanggal 11 September 2015 Correy, Dolan. 1991. Strategic Marketing Management. Boston Massachusetts. Harvard Business School Publication. Cravens, David W. 1996. Pemasaran Strategis, Jilid 1 Edisi Keempat, Terjemahan Lina Salim, M. B. A. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fandeli, CH. 1995. Pengertian dan Kerangka Dasar Kepariwisataan Alam, Editor: Ch, Fandeli. Yogyakarta. Liberty. Gronroos, C. 1983, Strategic Management and Marketing in The Service Sector, Boston, Ma; Marketing Science Institute. Hayes, R., dan S. Wheelwright. 1979a. Link Manufacturing Process and Product Life Cycles , Harvard Business Review, January-February. Hastuti, Retno. 2009. Analisis Potensi Wisata Alam di Daerah Pesisir Selatan Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi Pembangunan.