Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA TEBING

TINGGI (STUDI KASUS PADA DINAS PERHUBUNGAN)

OLEH

Harry Mulya 100503163

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kota

Tebing Tinggi (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2014

Yang membuat pernyataan

Harry Mulya NIM. 100503163


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA TEBING

TINGGI (STUDI KASUS PADA DINAS PERHUBUNGAN)

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pencatatan akuntansi terhadap transaksi ekonomi yang terjadi pada bagiannya, sehingga menghasilkan laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada SKPD di Kota Tebing Tinggi Khususnya Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penulis menggunakan teknik wawancara dan teknik studi dokumentasi untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan Pencatatan akuntansi pendapatan, akuntansi belanja, dan akuntansi aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Laporan Keuangan yang dihasilkan Dinas Perhubungan Kota Tebing telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Kata Kunci : Pencatatan dan Pelaporan Keuangan, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF RECORDING AND FINANCIAL REPORTING IN UNITS OF WORK TOOL AREA (SKPD) IN TEBING

TINGGI CITY (CASE STUDY IN DEPARTMENT OF TRANSPORTATION)

Each Unit of Work Tool Area (SKPD) perform the accounting of economic transaction that occured in part, to produce financial reports. The objective of this research is analyzing the suitability of the recording and reporting on financial SKPD especially in Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi with the Minister of Home Affairs Regulations (Permndagri) No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.

This Research uses descriptive research design in the form of case studies. The author uses interview techniques and techniques to study the documentation of data collection is needed.

Result of research indicate that Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi has been recording that accounting and financial reports in accordance with the Minister of Home Affairs regulation No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.

Kata Kunci : Recording Process and Financial Reporting, The Unit of Work Area (SKPD), Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karuniaNya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan)”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan- hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.

Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan

Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(6)

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Penguji dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat membangun dalam skripsi ini.

6. Bapak Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM selaku Walikota Tebing Tinggi dan Bapak H. Syaprin Efendi Harahap, SH selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi yang memberikan izin dan membantu dalam pengambilan data penelitian.

7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda ku Hj. Asnida dan ayahanda H. Sofyan telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah berdoa demi selesainya studi penulis. Kakak Penulis dr. Andina Safitri, Abang Penulis Rama Yafdi, dan kekasih Penulis Sari Purnama Dewi atas motivasi dan dukungan yang tetap setia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat – sahabat penulis: Hashfi Siregar, Bobby R.P siregar, Norman Jaya Hutabarat,Tuppal Siallagan, Rifal Sapta Hadi, Romi Pangestu, Juliver Ardianus Partogi Samosir, Syarial Akbar, Ayu Siska P Sitorus.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih

Medan, Mei 2014 Penulis

HARRY MULYA NIM. 100503163


(7)

DAFTAR ISI

halaman

SURAT PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………...ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ……… iv DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR………ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

DAFTAR SINGKATAN ………. . xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….... 1

1.2. Perumusan Masalah………. 4

1.3. Batasan Masalah……….. 4

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 5

1.4.1. Tujuan Penelitian ………... 5

1.4.2. Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka……… 6

2.1.1 Pengelolaan Keuangan Daerah………. 6

2.1.2 Akutansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)…...…... 7

2.1.3 Sistem Pencatatan Keuangan Daerah..………… 9

2.1.4 Siklus Akuntansi Daerah………..………… 10

2.1.4.1 Analisis Transaksi…………..………….. 11

2.1.4.2 Jurnal………. 12

2.1.4.3 Posting Ke Buku Besar………. 12

2.1.4.4 Neraca Saldo………. 13

2.1.4.5 Jurnal Penyesuaian……… 13

2.1.4.6 Neraca Saldo Setelah Penyesuaian……… 14

2.1.5 Laporan Keuangan……… 14

2.1.5.1 Laporan Realisasi Anggaran…..………. 17

2.1.5.2 Neraca ………..…….. 19

2.1.5.3 Catatan Atas Laporan Keuangan…….. 22

2.2 Penelitian Terdahulu……… 25

2.2.1 Kerangka Konseptual……… 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian……….. 29

3.2 Jenis dan Sumber Data………. 29

3.3 Teknik Pengumpulan Data……….. 30

3.4 Batasan Operasional……….... 30


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tebing

Tinggi………. . 32

4.1.1. Lingkungan Strategis ……… 32

4.1.2. Dasar Pembentukan ……….. 33

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ..………. 33

4.1.3.1. Tugas Pokok ………..………….. 33

4.1.3.2. Fungsi ………...……… 33

4.1.4. Struktur Organisasi ………...……… 34

4.1.4.1. Bidang Personil …...……...………. 35

4.1.4.2. Bidang Sarana Kerja... …..………. 37

4.1.5. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi……….……… 38

4.1.5.1.Visi …………...……… 38

4.1.5.2.Misi …………..……… 39

4.1.6. Sistem Akuntansi Pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi ……… 39

4.2 Hasil Penelitian ………..………. 40

4.2.1. Analisis Transaksi ……….……… 40

4.2.2. Jurnal ...………...……….. 42

4.2.2.1. Akuntansi Pendapatan ……….. 42

4.2.2.2. Akuntansi Belanja……....…....………... 44

4.2.2.3. Akuntansi Aset……….. 46

4.2.3. Posting ke Buku Besar ...…... 47

4.2.4. Neraca ……....………....…...……... 51

4.2.5. Jurnal Penyesuaian ……… 51

4.2.6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ……….. 52

4.2.7. Laporan Keuangan ………... 52

4.2.8. Jurnal Penutup ………....………... 56

4.3 Pembahasan ………..……….. 57

4.3.1. Analisis Pencatatan ……….……….. 57

4.3.1.1. Kode Rekening …………..……….……. 57

4.3.1.2. Prosedur Akuntansi SKPD…………..… 58

4.3.2. Analisis Pelaporan Keuangan …….……….. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 63

5.2 Saran ………. 64


(9)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan PNS ……….. 35

Tabel 4.2 Pangkat / Golongan PNS ………. 36 Tabel 4.3 Personil yang Mengikuti Diklat Teknis Perhubungan……… 36

Tabel 4.4 Sarana Kendaraan Dinas ……….. 37


(10)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi……….. 11

Gambar 2.2 Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran……….. 19

Gambar 2.3 Contoh Format Neraca………. 22

Gambar 2.4 Contoh Format Catatan atas Laporan Keuangan………… 24


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bukti Transaksi dan Buku Kas Umum (BKU)

Penerimaan ………... 67

Lampiran 2 Bukti Transaksi dan Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran ………... 71

Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran ………... 76

Lampiran 4 Neraca ………. 86


(12)

DAFTAR SINGKATAN

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

PPK-SKPD : Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

SIMDA : Sistem Informasi Manajemen Daerah

PPKD : Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah

BKU : Buku Kas Umum

LRA : Laporan Realisasi Anggaran


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA TEBING

TINGGI (STUDI KASUS PADA DINAS PERHUBUNGAN)

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pencatatan akuntansi terhadap transaksi ekonomi yang terjadi pada bagiannya, sehingga menghasilkan laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada SKPD di Kota Tebing Tinggi Khususnya Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penulis menggunakan teknik wawancara dan teknik studi dokumentasi untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan Pencatatan akuntansi pendapatan, akuntansi belanja, dan akuntansi aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Laporan Keuangan yang dihasilkan Dinas Perhubungan Kota Tebing telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Kata Kunci : Pencatatan dan Pelaporan Keuangan, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.


(14)

ABSTRACT

ANALYSIS OF RECORDING AND FINANCIAL REPORTING IN UNITS OF WORK TOOL AREA (SKPD) IN TEBING

TINGGI CITY (CASE STUDY IN DEPARTMENT OF TRANSPORTATION)

Each Unit of Work Tool Area (SKPD) perform the accounting of economic transaction that occured in part, to produce financial reports. The objective of this research is analyzing the suitability of the recording and reporting on financial SKPD especially in Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi with the Minister of Home Affairs Regulations (Permndagri) No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.

This Research uses descriptive research design in the form of case studies. The author uses interview techniques and techniques to study the documentation of data collection is needed.

Result of research indicate that Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi has been recording that accounting and financial reports in accordance with the Minister of Home Affairs regulation No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.

Kata Kunci : Recording Process and Financial Reporting, The Unit of Work Area (SKPD), Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional,

saat ini menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius

semua pihak. Keinginan untuk mewujudkan good government merupakan salah

satu agenda pokok reformasi yang diharapkan dapat dilaksanakan secara

konsisten oleh pemerintah daerah. Masyarakat menuntut adanya akuntabilitas

yang baik disertai dengan transparansi dan keterbukaan pengelolaan sektor

publik supaya masyarakat dapat turut serta dalam mengontrol dan memperbaiki

kinerja pemerintah daerah. Mahsun (2006:97) menjelaskan ada beberapa kendala

dalam mengimplementasikan akuntabilitas dalam sektor publik antara lain

agenda atau rencana yang tidak transparansi, favoritism (isu yang licik),

kepemimpinan yang lemah, kekurangan sumber daya, lack of follow-through

(manajemen tidak dapat dipercaya), garis wewenang dan tanggung jawab kurang

jelas dan kesalahan penggunaan data.

Paradigma baru tersebut menyebabkan pemerintah memberikan otonomi

kepada daerah seluas-luasnya yang bertujuan untuk memungkinkan daerah

mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri agar berdaya guna dan

berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Penyelenggaraan otonomi daerah


(16)

proporsional kepada daerah yang diwujudkan dengan adanya pengaturan,

pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta

adanya perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

Darise (2009:19) menjelaskan pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya

dapat dilihat dari seberapa besar daerah akan memperoleh sumber pendapatan

termasuk dana perimbangan, tetapi hal tersebut harus diimbangi dengan sejauh

mana instrumen atau Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah mampu

memberikan nuansa menejemen keuangan yang lebih adil, rasional,

transparan, partisipatif dan tanggungjawab. Hingga saat ini otonomi daerah

memang sudah berjalan di tiap daerah di Indonesia. Tapi tidak semua

daerah mempunyai kesiapan yang sama. Adakalanya pemerintah lebih

bergantung pada pemerintah pusat dan kurang memperhatikan dan

mengoptimalkan pendapatan daerah. Maka dari itu pelaksanaa APBD juga

seringkali bermasalah. Dan berbicara mengenai APBD, upaya perbaikan

pengelolaan keuangan daerah, khususnya perencanaan APBD, masih merupakan

agenda strategis bagi percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah

(untuk daerah tertentu).

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan bagian dari

pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik,

baik secara langsung ataupun tidak. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi

tersebut, SKPD diberika alokasi (anggaran). Oleh karena itu, kepala SKPD


(17)

mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada SKPD pada akhirnya akan

meminta kepala SKPD membuat pertanggung jawaban atas kewenangan yang

dilaksanakannya. Bentuk pertanggung jawaban tersebut bukanlah SPJ (Surat

Pertanggungjawaban) tetapi berupa laporan keuangan.

Penyebutan SKPD selaku entitas akuntansi pada dasarnya untuk

menunjukkan bahwa SKPD melakukan proses akuntansi untuk menyusun laporan

keuangan yang akan disampaikan kepada kepala daerah melalui pejabat pengelola

keuangan daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

daerah. Kertas kerja / laporan keuangan oleh SKPD dilatar belakangi oleh

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005

tentang standar akuntansi pemerintahan.

Dinas Perhubungan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang ada di wilayah pemerintahan kota Tebing Tinggi sekaligus juga

sebagai pengguna anggaran juga harus membuat pertanggungjawaban atas

kewenangan yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan

Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan.

Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan Dinas

Perhubungan yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah


(18)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah dinas perhubungan kota Tebing Tinggi telah melakukan

pencatatan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan

Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

sebagai acuan?

2. Apakah Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi telah menyusun

laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah sebagai acuan?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi cakupan

penelitian. Penelitian ini difokuskan pada pencatatan dan pelaporan Keuangan

Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kota Tebing Tinggi pada Dinas


(19)

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi telah

melakukan pencatatan akuntansi sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah sebagai acuan.

2. Untuk mengetahui apakah Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi

telah menyusun laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri

Dalam Negri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah dan Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah sebagai acuan.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis: untuk menambah pengetahuan khususnya tentang pencatatan

dan pelaporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.

2. Bagi Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi : sebagai bahan

pertimbangan dalm hal pencatatan dan pelaporan keuangan.

3. Bagi peneliti selanjutnya: dapat dijadikan referensi bagi penelitian lain


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam

upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Tujuan utama

kedua UU tersebut bukanlah hanya sekedar pemberian amanah tentang wewenang

pembiayaan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih

penting adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya

keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

masyarakat. Semangat desentralisasi, demokratisasi, transparasi, dan akuntabilitas

menjadi sangat dominan dalam mewarnai proses penyelenggaraan pemerintah

pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah pada khususnya. Untuk

itu diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya agar dapat

menggambarkan sumber daya keuangan daerah berikut dengan analisis prestasi

pengelolaan sumber daya keuangan itu sendiri.

Menurut PP No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah,

keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan


(21)

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan

pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah.

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.13 tahun 2006

tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah tak

lagi bertumpu dan mengandalkan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Sekda)

Kabupaten / Kota saja. Tetapi dalam Permendagri itupun disebutkan, setiap satuan

petangkat kerja daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi

keuangannya, yang kemudian dikoordinasikan dengan bagian keuangan.

2.1.2. Akutansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Dalam struktur pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan identitas

akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas

transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan

daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu:

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

Selanjutnya dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah akuntansi

dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD adalah perangkat daerah

pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran / pengguna barang.

Permendagri No. 13 tahun 2006 ( pasal 241 sampai dengan 264) mengatur

tentang prosedur akuntansi SKPD yaitu meliputi serangkaian proses mulai dari


(22)

pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual

atau dapat menggunakan aplikasi komputer. Selain itu Permendagri No.13 tahun

2006 pada pasal-pasal yang sama juga mengatur prosedur akuntansi penerimaan

kas, pengeluaran kas, akuntansi aset dan akuntansi selain kas.

Kegiatan akuntansi pada SKPD meliputi pencatatan atas pendapatan,

belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat

Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)

berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang disertakan oleh bendahara.

PKK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mencatat transaksi-transaki pendapatan, belanja, aset, dan selain kas

berdasarkan bukti-bukti terkait.

b. Memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset, dan selain kas ke dalam

buku besarnya masing-masing.

c. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Selain PKK-SKPD, bendahara SKPD juga memiliki peranan yan besar

dalam kegiatan akuntansi keuangan SKPD. Bendahara SKPD memiliki tugas

menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses

pelaksanaan akuntansi SKPD. Sistem keuangan daerah dapat dijelaskan secara

rinci melalui komponen akuntansi. Komponen akuntansi adalah tahapan yang ada


(23)

2.1.3. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah

Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian dari akuntansi,

maka didalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan ekonomi

yang terjadi di pemerintahan daerah. Dalam proses pencatatan (merupakan salah

satu proses dari akuntansi), akuntansi menggunakan proses pencatatan. Ada

beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu sistem pencatatan single

entry, double entry dan triple entry. Salah satu yang membedakan pembukuan dan

akuntansi adalah dalam menggunakan sistem pencatatan. Pembukuan

menggunakan sistem pencatatan single entry, sedangkan akuntansi menggunakan

double entry dan triple entry.

Dalam Erlina (2012), penjelasan tentang sistem pencatatan akuntansi

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Single Entry

Sistem pencatatan single entry ini sering disebut juga dengan sistem tata

buku tunggal. Sebelumnya pemerintah daerah menggunakan sistem pencatatan

single entry. Dalam single entry, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan

mencatat satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat disisi

penerimaan di dalam buku kas umum (BKU) sedangkan transaksi yang berakibat

berkurangnya kas akan dicatat disisi pengeluaran didalam buku kas umum.

b. Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering juga disebut sistem tata buku


(24)

setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua perkiraan, yaitu satu sisi debet

dan satu sisi kredit.

c. Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan

yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada buku

anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini merupakan pencatatan tentang

anggaran yang telah digunakan sesuai pada pencatatan pada double entry. Dengan

adanya pencatatan triple entry ini, maka dapat dilihat sisa anggaran untuk

masing-masing komponen yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

2.1.4. Siklus Akuntansi Daerah

Akuntansi adalah suatu sistem. Suatu sistem mengelola input (masukan)

dan menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi

dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam

konteks akuntansi keuangan daerah terdapat sistem akuntansi daerah. Sistem

akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses

pencatatan, pengelolaan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan


(25)

Menurut Erlina,dkk (2012) tahapan siklus akuntansi tersebut dapat

digambarkan seperti berikut.

Sumber: Erlina,dkk (2012)

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi

2.1.4.1. Analisis Transaksi

Langkah awal dalam melakukan akuntansi untuk perkiraan-perkiraan yang

ada dalam laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (terutama

penjurnalan) adalah melakukan analisis transaksi. Jika tidak memahami makna

dari transaksi, maka akan sulit untuk menentukan perkiraan yang mana didebet

dan yang mana yang dikredit. Masing-masing dari elemen laporan keuangan dapat

bertambah ataupun berkurang.

JURNAL BUKU TRANSAKSI NERACA SALDO PENYESUAIAN BUKU BESAR NERACA SALDO JURNAL PENYESUAIAN

 LAPORAN REALISASI ANGGARAN  LAPORAN PERUBAHAN SAL  NERACA

 LAPORAN OPERASIONAL  LAPORAN ARUS KAS

 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS  CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DATA PENDUKUNG LAPORAN KEUANGAN BUKU PEMBANTU JURNAL PENUTUP NERACA SALDO SETELAH PENUTUP


(26)

Mendebet suatu perkiraan bukanlah berarti penambahan ataupun

pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian juga dengan

mengkredit suatu perkiraan. Untuk lebih memahami bertambah dan berkurangnya

suatu perkiraan, maka perlu diketahui tentang saldo normal dari masing-masing

perkiraan.

2.1.4.2. Jurnal

Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi

keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai

jumlahnya masing-masing disertai referensinya.

Dengan bantuan jurnal, pencatatan ke masing-masing perkiraan akan

menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah memisahkan suatu pekerjaan dalam

debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal

dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi.

2.1.4.3. Posting Ke Buku Besar

Langkah selanjutnya setelah melakukan jurnal adalah melakukan posting

ke buku besar masing-masing perkiraan. Posting merupakan proses pemindahan

jumlah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit ke perkiraan buku besar yang

bersangkutan. Posting kebuku besar dapat dilakukan secara harian maupun


(27)

2.1.4.4. Neraca Saldo

Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah

daftar yang berisi kumpulan rekening / perkiraan buku besar. Neraca saldo

biasanya disiapkan pada akhir periode atau juga disiapkan kapan saja untuk

memastikan keseimbangan buku besar. Neraca saldo disusun untuk memastikan

bahwa buku besar secara sistematis adalah akurat dengan pengertian bahwa

jumlah saldo-saldo debet sama dengan jumlah saldo-saldo kredit. Namun

keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat. Untuk

menyiapkan neraca saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.

2.1.4.5. Jurnal Penyesuaian

Setelah neraca saldo, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian

terhadap perkiraan-perkiraan tertentu dengan membuat jurnal penyesuaian. Jurnal

penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo

rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode tertentu, atau untuk

memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang

lain. Akuntansi pemerintahan menganut basis kas untuk penyusunan laporan

realisasi anggaran dan basis akrual untuk menyusun neraca, sehingga perlu


(28)

2.1.4.6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah jurnal penyesuaian dibuat langkah berikutnya adalah

mempostingnya ke dalam perkiraan buku besar yang berhubungan. Setelah

melakukan posting maka prosedur berikutnya adalah menyusun neraca saldo

setelah penyesuaian. Perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah

penyesuaian adalah saldo rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal

penyesuaian muncul rekening baru, maka rekening baru itu akan dimasukkan

dalam neraca saldo setelah penyesuaian.

2.1.5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang

menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber

daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau

perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif

selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen

atau pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas terdiri


(29)

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode

waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching

concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap

beban yang terjadi yang disebut laba bersih.

b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama

jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena

laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam

laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca,

karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di dalam

neraca.

c. Neraca

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik

pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian

aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva

tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan

pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga


(30)

Laporan keuangan memiliki karateristik kualitatif yang membuat

informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Keempat

karateristik tersebut adalah :

1. Dapat dipahami

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat dengan

mudah dipahami oleh pemakai. Untuk itu, para pemakai diasumsikan telah

memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai tentang kegiatan atau aktvitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta memiliki kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang semestinya atau wajar.

2. Relevan

Suatu informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang, menegaskan atau mengkoreksi

hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat

dan materialitasnya.

3. Keandalan

Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi pemakai,

informasi keuangan harus andal. Informasi dapat diandalkan jika bebas dari

pengertian yang menyesatkan, kesalah material dan dapat diandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang jujur dari apa yang seharusnya disajikan dan tepat waktu


(31)

4. Dapat diperbandingkan

Informasi keuangan akan lebih berguna bagi para pemakainya apabila

dapat diperbandingkan dengan informasi keuangan pada laporan keuangan tahun

sebelumnya dan laporan keuangan antar perusahaan. Dengan demikian, pemakai

laporan keuangan akan lebih mudah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

perusahaan, dan posisi keuangan perusahaan.

Komponen laporan keuangan pada sektor privat berbeda dengan

komponen laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) .

Laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan

(CALK).

2.1.5.1.Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat / daerah,

yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu

periode laporan. Menurut Erlina (2012:76) unsur yang dicakup secara langsung

oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari LRA, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara / Daerah

atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah saldo anggaran lebih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak


(32)

b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara / Daerah

yang mengurang saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah.

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan dari / kepada pelaporan entitas lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan / pengeluaran yang tidak

berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali, baik

pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya .

Transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam bentuk barang dan

jasa dapat dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau dilaporkan dalam

Neraca. Untuk laporan realisasi anggaran dapat dilakukan dengan cara menaksir

nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi. Disamping itu, transaksi

semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan dan laporan

keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai

bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima.

Laporan realisasi anggaran SKPD (LRA-SKPD) disusun untuk semester

satu dan tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan

belanja SKPD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam

satu periode. Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebelum konvensi adalah


(33)

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI SKPD DINAS PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMAPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013

Nomor Urut

Uraian Anggaran Setelah

Perubahan

Realisasi Lebih (Kurang)

1 Pendapatan

1.1 Pendapatan Asli Daerah

1.1.1 Pendapatan pajak daerah xxx Xxx Xxx

1.1.2 Pendapatan retribusi daerah xxx Xxx Xxx

1.1.3 Pendapatan hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan

xxx Xxx Xxx

1.1.4 Lain-lain

Jumlah xxx Xxx Xxx

2 Belanja

2.1 Belanja tidak langsung

2.1.1 Belanja pegawai xxx Xxx Xxx

2.2 Belanja langsung

2.2.1 Belanja pegawai xxx Xxx Xxx

2.2.2 Belanja barang dan jasa xxx Xxx Xxx

2.2.3 Belanja modal xxx Xxx Xxx

Jumlah xxx Xxx Xxx

Surplus / (Defisit) xxx Xxx Xxx

Sumber : Erlina (2012:78)

Gambar 2.2 Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran 2.1.5.2.Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh

neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akubat dari peristiwa masa lalu dandari mana manfaat


(34)

sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya.

Aset secara umum diklasifikasikan ke dalam aset lancer dan nonlancar.

Suatu aset diklasifikasikan kedalam aset lancar jika diharapkan untuk segera dapat

direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria

tersebut diklasifikasikan kedalam aset nonlancar.

Secara rinci aset di Pemerintahan daerah dibedakan atas:

1. Aset lancar; meliputi kas, setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan

persediaan.

2. Aset tetap; meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,

jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam

pengerjaan.

3. Aset lainnya; meliputi aset tak berwujud.

b. Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban dikelompokkan kedalam:

1. Kewajiban jangka pendek, yaitu kelompok kewajiban yang diselesaikan


(35)

2. Kewajiban jangka panjang yaitu kelompok kewajiban yang

penyelesaiannya selesai setelah dua belas bulan terhitung setehan tanggaal

pelaporan.

c. Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara

aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana dapat dikelompokkan menjadi:

1. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancer dengan kewajiban

jangka panjang.

2. Ekuitas dana investasi adalah kekayaan pemerintahan yang tertahan dalam

aset nonlancar selain dana cadangan dikurangi dengan kewajiban jangka

panjang.

3. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintahan yang

dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai


(36)

Menurut Erlina (2012:101), format Neraca SKPD adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI Neraca SKPD DINAS PERHUHUBUNGAN Per 31 Desember Tahun 2013 dan Tahun 2012

Uraian Jumlah Kenaikan (Penurunan)

Tahun n Tahun n-1 Jumlah %

ASET

ASET LANCAR Kas

Investasi Jangka Pendek Piutang

Persediaan Jumlah ASET TETAP Tanah

Peralatan dan Mesin Peralatan Kantor Jumlah

ASET LAINNYA

Tagihan penjualan angsuran Aset tak berwujud

Aset lain-lain Jumlah JUMLAH ASET KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Utang jangka pendek lainnya Jumlah

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR Cadangan piutang

Cadangan persediaan Jumlah

EKUITAS DANA INVESTASI Investasi aset tetap

Investasi aset lainnya Jumlah

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Sumber : Erlina (2012:101)

Gambar 2.3 Contoh Format Neraca 2.1.5.3.Catatan Atas Laporan Keuangan


(37)

Arus Kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi mengenai

berbagai hal yang tidak “terbaca” dari laporan realisasi anggaran dan neraca.

Berbeda dengan fungsi buku besar pembantu,catatan atas laporan keuangan tidak

hanya merinci lebih jauh lebih jauh rekening-rekening dalam laporan keuangan

tersebut, tetapi juga menjelaskan berbagai kebijakan, pendekatan, metode, dan

Neraca. Selain itu, di dalam catatan atas laporan keuangan juga dapat dijelaskan

berbagai faktor, asumsi, dan kondisi yang mempengaruhi angka-angka laporan

keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi makro,

pencapaian target perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target.

b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.

c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas

transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh tandar akuntansi

pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan

keuangan.

e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis actual atas pendapatan dan belanja da

rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, dan

f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyediaan yang


(38)

Format Catatan atas Laporan Keuangan SKPD adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

SKPD DINAS PERHUBUNGAN Pendahuluan

Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.3 Sistematikan Penuliasan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD

2.1 Ekonomi Makro

2.2 Kebijakan Keuangan

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD

3.2 Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1 Entitas Akuntansi/ Entitas Keuangan Pelaporan Keuangan Daerah 4.2 Basis Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

4.3 Basis Pengukuran Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Pada SKPD

Bab V Pos Laporan Keuangan SKPD

5.1 Penjelasan atas Pos-pos Laporan Keuangan SKPD 5.1.1 Pendapatan

5.1.2 Belanja

5.1.3 Pembiayaan (Khusus SKPKD) 5.1.4 Aset

5.1.5 Kewajiban 5.1.6 Ekuitas Dana

5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

Sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja Dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas

Akuntansi/ entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD

Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi non Keuangan SKPD

Bab VII Penutup

Sumber : Erlina,dkk (2012:143)


(39)

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Karunia Sari Nur Pangesti (2008) yang berjudul

“Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: Studi Kasus Penerapan

Permendagri No.13 tahun 2006 Di Pemerintah Daerah Kabupaten Batang”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur pokok dan pendukung dalam sistem

akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang pada posisi / keadaan yang telah

sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006. Kesesuaian buku besar, prosedur

akuntansi dan jurnal berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 secara berurutan

menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektifitas sistem

akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan Riodinar Harianja (2008) yang berjudul

“Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah

menerapkan sistem Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan Permendagri No.13


(40)

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Nama peneliti Judul Penelitian Objek Penelitian Hasil penelitian Karunia Sari Nur Pangesti (2008) Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan

SKPD: studi

kasus penerapan Permendagri No. 13 tahun 2006 dipemerintah daerah kabupaten Batang,

Kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal

berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006

1.unsur-unsur pokok dan

pendukung dalam sistem

akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang berada pada posisi/ keadaan yang telah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006

2.kesesuaian buku besar,

prosedur akuntansi dan jurnal berdasarkan permendagri No. 13 tahun 2006 secara berurutan menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan.

Riodinar Harianja (2008)

Penerapa Sistem Akuntansi

Pemerintahan

pada Satuan

Kerja Pengelola Keuangan

Daerah (SKPKD) Pemerintah kabupaten Toba samosir

Kesesuaian penerapan

system akuntansi pemerintahan pada satuan kerja pengelola

keuangan daerah (SKPKD)

berdasarkan Permendagri

No.13 tahun

2006

Pemerintah kabupaten toba

samosir sudah menerapkan

system akuntansi pemerintah sesuai dengan Permendagri no. 13 tahun 2006 yang dimulai untuk tahun anggaran 2007.


(41)

2.2.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka

konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis, 2013

Keterangan gambar:

Peneliti melakukan penelitian di Pemerintahan Kota Tebing Tinggi

khususnya di Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan

Kota Tebing Tinggi. Adapun data yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini

adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penulis akan membandingkan penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah pada Pemerintah kota Tebing Tinggi Khususnya Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dengan

peraturan-DINAS PERHUBUNGAN KOTA TEBING TINGGI

 ANALISIS TRANSAKSI

 JURNAL

 BUKU BESAR

 NERACA SALDO

 JURNAL PENYESUAIAN

 NERACA SALDO PENYESUAIAN

 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

 NERACA

 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS


(42)

peraturan yang telah ditetapkan (Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah


(43)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

menjelaskan sesuatu dengan cara menganalisis variabel-variabel . Yang dijelaskan

di sini adalah tentang kesesuaian pencatatan dan pelaporan keuangan dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah sebagai acuan di SKPD- Dinas Perhubungan Kota Tebing

Tinggi.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Data Primer : yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian

langsung ke lapangan guna memperoleh atau mengumpulkan keterangan untuk

selanjutnya diolah sesuai kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini data

primer yang digunakan terdiri dari hasil wawancara berupa Tanya jawab

langsung dengan Pejabat Penatausaha Keuangan –Satuan Kerja Perangkat Daerah (PKK-SKPD), Bendahara Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota

Tebing Tinggi.

b. Data Sekunder : yaitu data yang diolah sehingga menjadi lebih informatif dan

langsung dapat dipergunakan. Data sekunder yang penulis kumpulkan dalam


(44)

1. Sejarah singkat Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

3. Sistem Akuntansi Keuangan pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Teknik wawancara dilakukan dengan melakukan Tanya jawab dengan

pihak-pihak terkait dengan penelitian yaitu PKK-SKPD, Bendahara Penerimaan dan

Bendahara Pengeluaran.

b. Studi Dokumentasi, dilakukan dengan penelusuran terhadap dokumen-dokumen

yang mendukung penelitian seperti Analisis Transaksi, Jurnal, Buku Besar,

Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Penyesuaian, Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan

3.4 Batasan Operasional

Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan

tenaga, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan

konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya:

a. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 bulan yaitu dari Maret 2014 sampai

dengan Mei 2014.

b. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah


(45)

c. Penelitian ini meneliti kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan Kota Tebing

Tinggi.

3.5 Teknik Analisis

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu suatu

metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, dan ciri dari jenis penelitian ini adalah yang

bermaksud untuk membuat gambaran tentang situasi-situasi atau


(46)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 4.1.1. Lingkungan Strategis

Kota Tebing Tinggi terletak pada 3˚19’-3˚21’LU dan 98˚11’-98˚21’BT dan berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, dengan batas

wilayah: sebelah utara dengan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah timur dengan PT. Sochfindo Kebun

Tanah Besih Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah

selatan dengan PTPN III Kebun Pabatu Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Serdang Bedagai, dan sebelah barat dengan PTPN III Kebun Bandar Jambu

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini membuat kota

Tebing Tinggi menjadi sangat strategis dan menjadi pusat ekonomi diwilayah

sekitarnya.

Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tebing Tinggi, luas

wilayah kota Tebing Tinggi 38.438 km2 yang tediri dari 5 kecamatan, yaitu: kec.

Padang Hulu, kec. Rambutan, kec. Padang Hilir, kec. Tebing TinggiKota dan

kec.Bajenis.

Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan daerah kota di

provinsi Sumatra Utara yang merupakan daerah lintasan masuk dan keluar dari


(47)

Sumatra Utara, dibarengi dengan penggunaan kendaraan bermotor pada berbagai

aktivitas masyarakat menunjukkan pertumbuhan yang semakin pesat dari tahun

ketahun. Menyikapi pertumbuhan tersebut, pemerintah kota tebing tinggi secara

bertahap dan berkesinambungan melakukan berbagai upaya perbaikan dan

pengembangan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.

4.1.2. Dasar Pembentukan

Adapun dasar hukum Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah :

Perda Kota Tebing Tinggi No.13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-dinas Daerah Kota Tebing Tinggi.

4.1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi 4.1.3.1.Tugas Pokok

Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi mempunyai tugas pokok

melaksanakan Kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang perhubungan ,

komunikasi, dan informatika.

4.1.3.2.Fungsi

Adapun fungsi dinas perhubungan kota tebing tinggi adalah sebagai

berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan, komunikasi dan

informatika.

b. Penyelenggaraan urusan Pemerintah dan pelayanan umum dibidang

perhubungan, komunikasi dan informatika.

c. Pembinaan dan pelaksanankan tugas dibidang perhubungan, komunikasi


(48)

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

dan fungsi dibidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

4.1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah sebagai

berikut:

1) Kepala Dinas

2) Sekretariat

a) Subbag Umum dan Kepegawaian

b) Subbag Program dan Perundang-Undangan

c) Subbag Keuangan

3) Bidang Bina Perhubungan Darat

a) Seksi Pengawasan dan Pengendalian

b) Seksi Angkutan

4) Bidang Bina Sarana dan Teknik

a) Seksi Prasarana, Keselamatan Teknis Sarana

b) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan

5) Bidang Komunikasi dan Informatika

a) Seksi Pos, Telekomunikasi dan Orbit Satelit

b) Seksi Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi

6) Unit Pelaksana Teknis Dinas

a) UPDT Terminal


(49)

7) Kelompok Jabatan Fungsional

Untuk merealisasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perhubungan,

gambaran umum organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi pada

kondisi saat ini dapat digambarkan sebagai berikut.

4.1.4.1.Bidang Personil

Kondisi personil Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi sampai pada

tahun 2013 berjumlah 51 orang PNS dan 4 orang THL dengan latar belakang

pendidikan dan pengalaman pekerjaan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya

gambaran Umum Personil dapat dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.1. Tingkat Pendidikan PNS

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG)

1 SD 2

2 SMP 3

3 SLTA 21

4 SARJANA MUDA / D-III 5

5 SARJANA (S1) 18

6 SARJANA TRANSPORTASI 2

JUMLAH 51


(50)

Tabel 4.2. Pangkat / Golongan PNS

NO PANGKAT / GOLONGAN JUMLAH (ORANG)

1 Juru Muda Tk.I 1

2 Juru 1

3 Pengatur Muda 5

4 Pengatur Muda Tk.I 5

5 Pengatur 4

6 Pengatur Tk.I 4

7 Penata Muda 11

8 Penata Muda Tk.I 5

9 Penata 9

10 Penata Tk.I 2

11 Pembina 1

12 Pembina Tk.I 2

13 Pembina Utama Muda 1

JUMLAH 51

Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014

Tabel 4.3. Personil yang Mengikuti Diklat Teknis Perhubungan

NO JENIS DIKLAT YANG TELAH

MENGIKUTI (ORANG)

1 PPNS Khusus Perhubungan 4

2 Perencanaan Jaringan Trayek 1

3 APIL 1

4 Pembekalan Teknis Kepala Terminal

Penumpang

1

5 Administrasi PKB 1

6 Pengujian Kendaraan Bermotor Dasar 3

7 Pengujian Kendaraan Bermotor Lanjutan 1

8 Audit Keselamatan 2

9 Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan

3

10 Teknik Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Angkutan

1

11 Traffic Light 1

12 Pengumpulan dan Analisis Data Kecelakaan LAJ

1

JUMLAH 21


(51)

4.1.4.2.Bidang Sarana Kerja

Sarana dan prasarana Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi yang dimiliki saat

ini guna pelaksanaan pelayanan baik yang bersifat administrasi maupum

operasional meliputi:

1. Sarana Perkantoran

a) Kantor dinas perhubungan : 1 unit

b) Terminal Induk : 1 unit

c) Terminal Pembantu : 1 unit

2. Sarana Kendaraan Dinas

Tabel 4.4. Sarana Kendaraan Dinas

NO Jenis Kendaraan Kondisi Jumlah

(unit) Baik Rusak R Berat

1 2 3 4 5 6 7

Kendaraan roda empat

Kendaraan dinas patrol roda empat

Kendaraan dinas patrol pengawal roda empat

Kendaraan dinas patrol roda dua Kendaraan dinas kantor roda dua Kendaraan derek roda empat Kendaraan tangga roda empat

1 1 2 2 7 - 1 - - - 2 - - - - - - - - - - 1 1 2 4 7 - 1

JUMLAH 14 2 - 16


(52)

3. Sarana perlengkapan yang dibutuhkan petugas di lapangan

Tabel 4.5. Sarana Perlengkapan Petugas Lapangan

NO Jenis Kendaraan Kondisi

Baik Rusak R Berat 1 2 3 4 5 6 Handy Talky Center Lalin Mantel Hujan Helm Perhubungan Rompi Lalin Kopel Lalin 35 20 30 30 30 30 - - - - - - - - - - - - Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014

4.1.5. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 4.1.5.1.Visi

Penetapan visi suatu organisasi adalah komitmen bersama dari seluruh

anggota organisasi untuk diimplementasikan dan diwujudkan pencapaiannya

dalam jangka waktu tertentu, oleh karena itu visi merupakan milik bersama dan

diyakini oleh seluruh anggota organisasi yang bersangkutan dapat dicapai.

Dari uraian diatas dapat diambi suatu kesimpulan, bahwa rumusan visi

adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana harus dibawa dan

berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.

Adapun visi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah:

“Mewujudkan terselenggaranya sistem transportasi kota yang berdaya guna, berhasil guna, tertib, teratur, aman dan nyaman sehingga dapat mendukung Kota


(53)

4.1.5.2.Misi

Untuk mewujudkan visi organisasi, perlu dilakukan usaha-usaha yang

jelas dan terarah yang dituangkan dalam misi organisasi. Misi merypakan usaha,

upaya dan cara yang ditetapkan sehingga visi dapat tercapai. Jadi misi merupakan

pendukung utama keberhasilan visi.

Adapun misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah:

1. Terciptanya suatu sistem pengawasan dan pengendalian terhadap arus lalu

lintas dan angkutan perkotaan yang tertib, lancer, dan terkendali.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan serta fasilitas

keselamatan kerja.

3. Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

memahami secara teknis bidang perhubungan.

4.1.6. Sistem Akuntansi Pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan pada Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi harus dilakukan sesuaiPeraturan Menteri Dalam

Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan. Setelah dilakukan wawancara kepada PKK-SKPD Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi, didapat bahwa Dinas Perhubungan Kota

Tebing Tinggi telah menggunakan teknik komputerisasi (sudah tidak manual)


(54)

Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi menggunakan bantuan aplikasi

Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dalam proses pencatatan dan

pelaporan keuangan. SIMDA merupakan perangkat lunak yang dikembangkan

dengan tujuan untuk membantu Pemerintah daerah dalam rangka pengelolaan

keuangan secara efisien, efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan

mulai dari penyusunan anggaran, penatausahaan dan pertanggung jawaban APBD.

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Transaksi

a. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva

atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran

bersangkutan.Penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi berasal dari

retribusi. Untuk tahun anggaran 2013 terdiri dari :

1. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum

2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

3. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

4. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

5. Retribusi Terminal


(55)

b. Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran pada satu periode anggaran.

Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dibagi dalam beberapa

kelompok, antara lain:

1. Belanja Administrasi Umum yaitu pengeluaran yang tidak

berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan.

2. Belanja Operasional atau Pemeliharaan Sarana dan Presarana Publik

yaitu semua pengeluaran yang berhubungan dengan aktivitas

pelayanan publik.

3. Belanja Modal merupakan pengeluaran yang bermanfaat melebihi satu

tahun anggaran dan menambah aset atau kekayaan dan selanjutnya

akan menambah biaya yang bersifat rutin seperti biaya operasional dan

pemeliharaan.

Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi untuk tahun anggaran 2013,

terdiri dari :

1. Belanja administrasi umum, terdiri dari:

a) Belanja pegawai, yaitu yang berhubungan langsung dengan

pegawai berupa gaji dan tunjangan.

b) Belanja barang, yaitu pengeluaran untuk penyediaan barang

dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan

publik, antara lain: biaya bahan pakai habis berupa listrik, air


(56)

c) Belanja cetak dan penggandaan rencana anggaran dan belanja

jasa konsultan independen.

d) Belanja pemeliharaan, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan

barang belanja kebersihan kantor, belanja pemeliharaan

mobiler kantor, biaya pemeliharaan peralatan kantor.

2. Belanja Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik,

antara lain : belanja pegawai yang sifatnya tidak tetap yaitu belanja

tambahan penghasilan PNS berupa uang makan, tunjangan

kesejahteraan, tunjangan Kepala Dinas dan tunjangan khusus

Bendahara.

3. Belanja Modal, terdiri dari :

a) Belanja pengadaan Konstruksi / pembelian gedung kantor

b) Belanja alat uji kendaraan bermotor

c. Aset

Aset yang dimaksud disini adalah aset tetap. Aset tetap yang dimiliki Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2013 berupa tanah, peralatan dan mesin,

gedung, jalan, jaringan, dan instansi, dan aset tetap lainnya.

4.2.2. Jurnal


(57)

Pada tanggal 1 februari dan 5 februari 2013 PPK-SKPD menerima SPJ

penerimaan dan lampirannya dari bendahara penerimaan. Pada tanggal 4 dan

6 februari 2013 PPK-SKPD menyetor uang retribusi tersebut ke Bank

Kasda.PPK-SKPD mencatat transaksi-transaksi penerimaan dan penyetoran

dengan jurnal sebagai berikut:

Tgl Nomor

Rekening

Keterangan Debet Kredit

1 Februari 2013

1.1.1.02.01 4.1.2.01.13

Kas di Bendahara Penerimaan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

12.000.000

12.000.000

4 Februari

2013 2.3.1.01.01

1.1.1.02.01

RK PPKD

Kas di Bendahara Penerimaan 12.000.000 12.000.000 5 Februari 2013 1.1.1.02.01 4.1.2.02.01 4.1.2.02.04 4.1.2.01.07 4.1.2.01.05

Kas di Bendahara Penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah RetribusiTerminal

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

13.408.000 3.430.000 3.000.000 1.055.000 5.923.000 6 Februari

2013 2.3.1.01.01

1.1.1.02.01

RK PPKD

Kas di Bendahara Penerimaan

13.408.000


(58)

4.2.2.2 Akuntansi Belanja

Contoh jurnal untuk akuntansi belanja yang terjadi di Dinas Perhubungan

Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

a. Akuntansi Belanja Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang

(GU)/Tambah Uang (TU).

Pada tanggal 11 maret 2013 , PPK- SKPD menerima uang atas pencairan

SP2D Uang Persediaan (UP).Maka PPK-SKPD membuat jurnal :

Tgl Nomor

Rekening

Keterangan Debet Kredit

11 Maret 2013

1.1.1.03.01 2.3.1.01.01

Kas di bendahara Pengeluaran RK PPKD

506.894.000

506.894.000

Secara berkala PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran SPJ

tersebut dilampiri dengan bukti transaksi atas pemakaian Uang Persediaan

tesebut, maka berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD


(59)

Tgl Nomor Rekening

Keterangan Debet Kredit

14 Maret 2013 5.2.2.01.04 5.2.2.01.01 5.2.2.01.03 5.2.2.01.05 5.2.2.06.01 5.2.2.06.02 5.2.2.20.04 5.2.2.15.02 5.2.2.15.01 5.2.2.03.17 5.2.2.03.02 1.1.1.03.01

BelanjaMaterai dan Benda Pos Lainnya BelanjaATK

Belanja Alat Listrik

Belanja Alat dan Bahan Kebersihan Belanja Barang Cetakan

Belanja Penggandaan dan Foto Copy Biaya Pemeliharaan

Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah Belanja Jasa Pelayanan Kantor Biaya Tagihan Air

Kas di Bendahara Pengeluaran

500.000 4.053.000 3.410.000 1.710.000 1.704.000 1.250.000 3.000.000 4.935.500 1.785.000 9.600.000 463.974 32.411.474 19 Maret 2013 5.2.2.03.01 5.2.2.03.03 1.1.1.03.01

Biaya Tagihan Telepon

Biaya Tagihan Listrik Warning Light Kas di Bendahara Pengeluaran

150.035 6.551.135

6.701.170

b. Akuntansi Belanja LS (Langsung) :

Pada tanggal 26Maret 2013 diterima SP2D LS untuk pembayaran gaji dan

tunjangan bulan april 2013 dan pada tanggal 27 maret 2013 diterima SP2DLS

untuk pembayaran tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja bulan maret


(60)

Tgl Nomor Rekening

Keterangan Debet Kredit

26 Maret 2013 5.1.1.01.01 5.1.1.01.02 5.1.1.01.03 5.1.1.01.05 5.1.1.01.06 5.1.1.01.07 5.1.1.01.08 5.1.1.01.09 2.3.1.01.01

Gaji Pokok PNS/Uang Representasi Tunjangan Keluarga

Tunjangan Jabatan

Tunjangan Fungsional Umum Tunjangan Beras

Tunjangan PPH/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji

Iuran Asuransi Kesehatan RK PPKD 118.704.400 12.595.128 15.010.000 5.455.000 9.720.000 3.701.188 2.158 2.626.022 167.813.896 27 Maret 2013 5.1.1.02.01 2.3.1.01.01

Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja

RK PPKD

41.586.000

41.586.000

4.2.2.3 Akuntansi Aset

Contoh belanja modal yang menghasilkan asset tetap antara lain:

Pada tanggal 16 desember 2013 Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

melakukan belanja modal atas Pembangunan balai pengujian kendaraan

bermotor sebesar Rp. 742.680.000,-. PKK-SKPD membuat jurnal sebagai


(61)

Tgl Nomor Rekening

Keterangan Debet Kredit

12 september

2013

5.2.3.26.01

1.1.1.03.01

Belanja Modalatas pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor

Kas dibendahara pengeluaran

742.680.000

742.480.000

1.3.3.04.02

3.2.2.01.01

Balai pengujian kendaraan bermotor

Diinvestasikan dalam aset tetap

742.680.000

742.680.000

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap

disusutkan sesuai dengan metode garis lurus pada akhir priode. Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi melakukan penyusutan pada mini bus yang

diperoleh tahun 2007 seharga Rp. 119.355.000,- dengan estimasi manfaat mini

bus 8 tahun. PPK-SKPD membuat jurnal sebagai berikut:

Tgl Nomor

Rekening

Keterangan Debet Kredit

31 des 2013

3.2.2.01.01 1.3.7.01.01

Diinvestasikan dalam aset tetap Akumulasi penyusutan-mini bus

14.919.375 -

- 14.919.375

4.2.3 Posting ke Buku Besar

Setelah melakukan penjurnalan, maka secara periodik (bulanan) PPK-

SKPD melakukan posting ke buku besar rekening masing-masing. Contoh

buku besar yang telah disusun adalah sebagai berikut (diambil berdasarkan


(62)

KOTA TEBING TINGGI BUKU BESAR

SKPD :DINAS PERHUBUNGAN

NAMA REKENING :REKENING KAS DAERAH (PPKD)

KODE REKENING :1.1.1.01.01

PAGU APBD :Rp.

PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.

TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO

5 feb 2013 6 feb 2013 11 mar 2013 14 mar 2013

14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013

Kas di Bendahara Penerimaan Kas di BendaharaPenerimaan Kas di BendaharaPengeluaran

Gaji Pokok PNS/Uang

Representasi Tunjangan Keluarga Tunjangan Jabatan

Tunjangan Fungsional Umum Tunjangan Beras

Tunjangan PPH/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji

Iuran Asuransi Kesehatan

Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12.000.000 13.408.000 506.894.000 118.704.400 12.595.128 15.010.000 5.455.000 9.720.000 3.701.188 2.158 2.626.022 41.586.000


(63)

KOTA TEBING TINGGI BUKU BESAR

SKPD :DINAS PERHUBUNGAN

NAMA REKENING :REKENING KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN

KODE REKENING :1.1.1.02.01

PAGU APBD :Rp.

PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.

TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO

1 feb 2013 Retribusi Pengendalian Menara

Telekomunikasi

2 12.000.000

4 feb 2013 RK PPKD 2 12.000.000

5 feb 2013 5 feb 2013 5 feb 2013

5 feb 2013

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

RetribusiTerminal

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 2 2 2 2 3.430.000 3.000.000 1.055.000 5.923.000

6 feb 2013 RK PPKD 2 13.408.000


(64)

KOTA TEBING TINGGI BUKU BESAR

SKPD :DINAS PERHUBUNGAN

NAMA REKENING :REKENING KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN

KODE REKENING :1.1.1.03.01

PAGU APBD :Rp.

PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.

TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO

11 mar 2013 14 mar 2013

RK PPKD

BelanjaMaterai dan Benda Pos Lainnya

3 3

506.894.000

500.000

14 mar 2013 BelanjaATK 3 4.053.000

14 mar 2013 Belanja Alat Listrik 3 3.410.000

14 mar 2013 Belanja Alat dan Bahan Kebersihan 3 1.710.000

14 mar 2013 Belanja Barang Cetakan 3 1.704.000

14 mar 2013 Belanja Penggandaan dan Foto

Copy

3 1.250.000

14 mar 2013 Biaya Pemeliharaan 3 3.000.000

14 mar 2013 Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah 3 4.935.500

14 mar 2013 Biaya Perjalanan Dinas Dalam

Daerah

3 1.785.000

14 mar 2013 Belanja Jasa Pelayanan Kantor 3 9.600.000

14 mar 2013 Biaya Tagihan Air 3 463.974

19 mar 2013 Biaya Tagihan Telepon 3 150.035

19 mar 2013 Biaya Tagihan Listrik Warning Light 3 6.551.135


(65)

4.2.4 Neraca

Setiap akhir periode akuntansi PPK-SKPD Dinas Perhubungan Kota

Tebing Tinggi menyusun neraca saldo, contoh neraca saldo yang telah disusun

berdasarkan jurnal dan buku besar diatas adalah sebagai berikut:

Kode Rekening

Uraian Jumlah

Debit Kredit

1.1.1.01.01 1.1.1.02.01 1.1.1.03.01

Rekening Kas Daerah (PPKD) Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran

0 467.781.356

649.341.482

Jumlah Aset Lancar 181.560.126

4.2.5 Jurnal Penyesuaian

Pada akhir priode PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian atas kas

non anggaran (PFK) yang diperoleh dari penerimaaan atas PPn Pusat dan PPh

pasal 22 dan pasal 23 yang terjadi pada tanggal 14 dan 15 maret 2013.


(66)

Tgl Nomor Rekening

Keterangan Debet Kredit

31 Des 2013 2.1.1.03.01 1.1.1.03.01 2.1.1.03.02 1.1.1.03.02 2.1.1.03.03 1.1.1.03.03

Utang PFK – PPn Pusat Kas di Bendahara Pengeluaran

Utang PFK – PPh Ps.22 Kas di Bendahara Pengeluaran

Utang PFK- PPh Ps.23 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.572.911 235.936 137.520 1.572.911 235.936 137.520

4.2.6 Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah dilakukan posting atas jurnal penyesuaian, maka ada beberapa

saldo dari perkiraan mengalami perubahan dan juga terdapat pertambahan

rekening baru.

Saldo perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah

penyesuaian adalah rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal

penyesuaian muncuk rekening baru, maka rekenung baru itu akan dimasukkan

dalam neraca saldo setelah penyesuaian.

4.2.7 Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun oleh Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi,

terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan


(67)

a. Laporan Realisasi Anggaran

Berdasarkan data penelitian dalam Lampiran 9, Laporan Realisasi

Anggaran Tahun Anggaran 2013 terdiri dari:

1. Pos Pendapatan

Pos pendapatan hanya bergantung pada pendapatan asli daerah.

Pendapatan asli daerah Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi terdiri dari:

a) Retribusi Jasa Umum

b) Retribusi Jasa Usaha

c) Retribusi Perizinan Tertentu

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa seluruh

penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi berasal dari retribusi.

Pendapatan retribusi tersebut ditargetkan sebesar Rp. 1.665.570.000,- yang

terealisasikan hanya sebesar Rp. 1.556.186.513,- dan berkurang sebanyak Rp.

109.383.487,- atau hanya 93,43 % yang terealisasikan. Retribusi yang

terealisasikan antara lain:

(i) Retribusi Jasa Umum sebesar Rp. 849.056.513,- yang terdiri dari:

a) Pendapatan Retribusi parkir di tepi jalan umum sebesar Rp.

510.493.00,-

b) Pendapatan Retribusi pengujian kendaraan bermotor sebesar Rp.

168.405.000,-

c) Pendapatan Retribusi pengendalian menara telekomunikasi sebesar


(68)

(ii) Retribusi jasa umum

a) Pendapatan Retribusi pemakaian kekayaan daerah sebesar Rp.

300.840,000,-

b) Pendapatan Retribusi terminal sebesar Rp. 399.270.000,-

(iii) Retribusi perizinan tertentu

a) Pendapatan Retribusi izin trayek sebesar Rp. 7.020.000,-

2. Pos Belanja

Pada pos belanja terbagi atas:

(i) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak langsung terdiri atas belanja pegawai seperti: gaji dan tunjangan,

dantambahan penghasilan PNS.

(ii) Belanja Langsung

Belanja Langsung terdiri atas:

a) Belanja Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b) Belanja Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

c) Belanja Program Peningkatan Disiplin Aparatur

d) Belanja Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

e) Belanja Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas

Perhubungan

f) Belanja Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan

Fasilitas LLAJ


(69)

i) Belanja Program Peningkatan Kelayakan Pengoprasian Kendaraan

Bermotor

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa total

belanja sebesar Rp. 8.783.536.500,- yang terealisasikan hanya sebesar Rp.

8.448.895.500,- dan berkurang sebanyak Rp. 334.641.000,- atau hanya 96,19 %

yang terealisasikan. Jumlah biaya yang terealisasikan terdiri dari:

a) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.858.759.428,-

b) Belanja Langsung Sebesar Rp. 5.590.136.072,-

b. Neraca

Berdasarkan data penelitian dalam lampiran 10, Neraca Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa

pada tahun 2013 Aset yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

sebesar Rp. 5.384.962.659,- yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp.

12.586.500,- dan Aset Tetap sebesar Rp. 5.372.376.159,-. Tidak ada Kewajiban,

sedangkan Ekuitas Dana sebesar Rp. 5.384.962.659,-.

c. Catatan Atas Laporan Keuangan

Berdasarkan data data penelitian dalam lampiran 11, Catatan atas Laporan

Keuangan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2013

menyajikan informasi mengenai:

1. Informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi, makro, dan

pencapaian target


(70)

3. Kebijakan akuntansi

4. Penjelasan pos-pos pelaporan keuangan SKPD

5. Penjelasan atas informasi-informasi Non Keuangan SKPD

4.2.8 Jurnal Penutup

Setelah menyusun laporan keuangan PPK-SKPD membuat jurnal penutup

untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan

nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran,

yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Berikut adalah contoh jurnal penutup

yang disusun PPK-SKPD:

NOMOR REKENING

KETERANGAN JUMLAH

DEBET KREDIT

4.1.2.01.07 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 77.855.000

4.1.2.02.01 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 840.000

3.1.1.01.01 SILPA 78.695.000

3.1.1.01.01 SILPA 361.056.400

5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan 169.789.072

5.1.1.02 Tambahan dan Pengahasilan PNS 7.478.000

5.2.1.01 Honorarium PNS 31.200.000

5.2.1.02 Honorarium Non PNS 16.870.000

5.2.1.03 Uang Lembur 52.500

5.2.2.01 Belanja Bahan Habis Pakai 10.695.000

5.2.2.02 Belanja Bahan/Material 3.983.000

5.2.2.03 Belanja Jasa Kantor 18.699.678

5.2.2.06 Belanja Cetak dan Pengandaan 19.842.000

5.2.2.11 Belanja Makanan dan Minuman 5.855.000

5.2.2.12 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 475.000

5.2.2.14 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari

Tertentu

879.500


(71)

NOMOR REKENING

KETERANGAN JUMLAH

DEBET KREDIT

5.2.3.13 Belanja Modal Mebeulair 803.200

5.2.3.17 Belanja Modal Alat-Alat Komunikasi 364.000

5.2.3.26 Belanja Gedung dan Bangunan 9.150.000

Jumlah 439.751.400 439.751.400

4.3. Pembahasan

4.3.1. Analisis Pencatatan 4.3.1.1 Kode Rekening

Permendagri No. 13 tahun 2006 Bab III bagian ketujuh membahas tentang

Kode Rekening Penganggaran. Kode rekening Penganggaran diatur pada Pasal 75

sampai dengan Pasal 77. Pasal 75 ayat 2 mengatakan bahwa kode pendapatan,

kode belanja, dan kode pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran

menggunakan kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun

pembiayaan. Kemudian Pasal 77 Ayat 1 mengatakan Kode dan klasifikasi urusan

pemerintahan daerah dan organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat 2

tercantum dalam lampiran A.I Permendagri No. 13 tahun 2006. Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan pencatatan kode rekening

sesuai dengan lampran A.I dan A.II Permendagri No. 13 tahun 2006. Dinas

Perhubungan Kota Tebing Tinggi memberi kode rekening 1 untuk aset, 2 untuk

kewajiban, 3 untuk ekuitas dana,4 untuk akun pendapatan dan memberi kode

rekening 5 untuk akun belanja. Sementara Pejabat Penatausahaan Keuanga

Daerah (PPKD) membuat kode rekening sesuai lampiran A.I untuk urusan


(1)

144

Universitas Sumatera Utara


(2)

145

Universitas Sumatera Utara


(3)

146

Lampiran: Berita Acara Pemakaian Barang Pakai Habis


(4)

147

Lampiran: Kartu Persediaan Barang


(5)

148

Universitas Sumatera Utara


(6)

149

Lampiran: Rekonsiliasi Aset Tetap


Dokumen yang terkait

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota Medan (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi)

8 131 97

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota Medan (Studi Kasus pada Dinas Tata Kota Tata Bangunan)

10 142 122

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

2 22 163

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daerah).

1 6 94

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

0 0 12

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

0 0 2

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

0 0 5

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

0 2 23

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

0 0 2

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)

0 0 83