Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus pada Dinas Perhubungan)
SKRIPSI
ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA TEBING
TINGGI (STUDI KASUS PADA DINAS PERHUBUNGAN)
OLEH
Harry Mulya 100503163
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kota
Tebing Tinggi (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Mei 2014
Yang membuat pernyataan
Harry Mulya NIM. 100503163
(3)
ABSTRAK
ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA TEBING
TINGGI (STUDI KASUS PADA DINAS PERHUBUNGAN)
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pencatatan akuntansi terhadap transaksi ekonomi yang terjadi pada bagiannya, sehingga menghasilkan laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada SKPD di Kota Tebing Tinggi Khususnya Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penulis menggunakan teknik wawancara dan teknik studi dokumentasi untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan Pencatatan akuntansi pendapatan, akuntansi belanja, dan akuntansi aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Laporan Keuangan yang dihasilkan Dinas Perhubungan Kota Tebing telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Kata Kunci : Pencatatan dan Pelaporan Keuangan, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.
(4)
ABSTRACT
ANALYSIS OF RECORDING AND FINANCIAL REPORTING IN UNITS OF WORK TOOL AREA (SKPD) IN TEBING
TINGGI CITY (CASE STUDY IN DEPARTMENT OF TRANSPORTATION)
Each Unit of Work Tool Area (SKPD) perform the accounting of economic transaction that occured in part, to produce financial reports. The objective of this research is analyzing the suitability of the recording and reporting on financial SKPD especially in Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi with the Minister of Home Affairs Regulations (Permndagri) No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.
This Research uses descriptive research design in the form of case studies. The author uses interview techniques and techniques to study the documentation of data collection is needed.
Result of research indicate that Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi has been recording that accounting and financial reports in accordance with the Minister of Home Affairs regulation No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.
Kata Kunci : Recording Process and Financial Reporting, The Unit of Work Area (SKPD), Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karuniaNya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kota Tebing Tinggi (Studi Kasus Pada Dinas Perhubungan)”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan- hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
(6)
5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Penguji dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat membangun dalam skripsi ini.
6. Bapak Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM selaku Walikota Tebing Tinggi dan Bapak H. Syaprin Efendi Harahap, SH selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi yang memberikan izin dan membantu dalam pengambilan data penelitian.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda ku Hj. Asnida dan ayahanda H. Sofyan telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah berdoa demi selesainya studi penulis. Kakak Penulis dr. Andina Safitri, Abang Penulis Rama Yafdi, dan kekasih Penulis Sari Purnama Dewi atas motivasi dan dukungan yang tetap setia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat – sahabat penulis: Hashfi Siregar, Bobby R.P siregar, Norman Jaya Hutabarat,Tuppal Siallagan, Rifal Sapta Hadi, Romi Pangestu, Juliver Ardianus Partogi Samosir, Syarial Akbar, Ayu Siska P Sitorus.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih
Medan, Mei 2014 Penulis
HARRY MULYA NIM. 100503163
(7)
DAFTAR ISI
halaman
SURAT PERNYATAAN ……… i
ABSTRAK ………...ii
ABSTRACT ………. iii
KATA PENGANTAR ……… iv DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL……… viii
DAFTAR GAMBAR………ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
DAFTAR SINGKATAN ………. . xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….... 1
1.2. Perumusan Masalah………. 4
1.3. Batasan Masalah……….. 4
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 5
1.4.1. Tujuan Penelitian ………... 5
1.4.2. Manfaat Penelitian ………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka……… 6
2.1.1 Pengelolaan Keuangan Daerah………. 6
2.1.2 Akutansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)…...…... 7
2.1.3 Sistem Pencatatan Keuangan Daerah..………… 9
2.1.4 Siklus Akuntansi Daerah………..………… 10
2.1.4.1 Analisis Transaksi…………..………….. 11
2.1.4.2 Jurnal………. 12
2.1.4.3 Posting Ke Buku Besar………. 12
2.1.4.4 Neraca Saldo………. 13
2.1.4.5 Jurnal Penyesuaian……… 13
2.1.4.6 Neraca Saldo Setelah Penyesuaian……… 14
2.1.5 Laporan Keuangan……… 14
2.1.5.1 Laporan Realisasi Anggaran…..………. 17
2.1.5.2 Neraca ………..…….. 19
2.1.5.3 Catatan Atas Laporan Keuangan…….. 22
2.2 Penelitian Terdahulu……… 25
2.2.1 Kerangka Konseptual……… 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian……….. 29
3.2 Jenis dan Sumber Data………. 29
3.3 Teknik Pengumpulan Data……….. 30
3.4 Batasan Operasional……….... 30
(8)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi………. . 32
4.1.1. Lingkungan Strategis ……… 32
4.1.2. Dasar Pembentukan ……….. 33
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ..………. 33
4.1.3.1. Tugas Pokok ………..………….. 33
4.1.3.2. Fungsi ………...……… 33
4.1.4. Struktur Organisasi ………...……… 34
4.1.4.1. Bidang Personil …...……...………. 35
4.1.4.2. Bidang Sarana Kerja... …..………. 37
4.1.5. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi……….……… 38
4.1.5.1.Visi …………...……… 38
4.1.5.2.Misi …………..……… 39
4.1.6. Sistem Akuntansi Pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi ……… 39
4.2 Hasil Penelitian ………..………. 40
4.2.1. Analisis Transaksi ……….……… 40
4.2.2. Jurnal ...………...……….. 42
4.2.2.1. Akuntansi Pendapatan ……….. 42
4.2.2.2. Akuntansi Belanja……....…....………... 44
4.2.2.3. Akuntansi Aset……….. 46
4.2.3. Posting ke Buku Besar ...…... 47
4.2.4. Neraca ……....………....…...……... 51
4.2.5. Jurnal Penyesuaian ……… 51
4.2.6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ……….. 52
4.2.7. Laporan Keuangan ………... 52
4.2.8. Jurnal Penutup ………....………... 56
4.3 Pembahasan ………..……….. 57
4.3.1. Analisis Pencatatan ……….……….. 57
4.3.1.1. Kode Rekening …………..……….……. 57
4.3.1.2. Prosedur Akuntansi SKPD…………..… 58
4.3.2. Analisis Pelaporan Keuangan …….……….. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 63
5.2 Saran ………. 64
(9)
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan PNS ……….. 35
Tabel 4.2 Pangkat / Golongan PNS ………. 36 Tabel 4.3 Personil yang Mengikuti Diklat Teknis Perhubungan……… 36
Tabel 4.4 Sarana Kendaraan Dinas ……….. 37
(10)
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi……….. 11
Gambar 2.2 Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran……….. 19
Gambar 2.3 Contoh Format Neraca………. 22
Gambar 2.4 Contoh Format Catatan atas Laporan Keuangan………… 24
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Bukti Transaksi dan Buku Kas Umum (BKU)
Penerimaan ………... 67
Lampiran 2 Bukti Transaksi dan Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran ………... 71
Lampiran 3 Laporan Realisasi Anggaran ………... 76
Lampiran 4 Neraca ………. 86
(12)
DAFTAR SINGKATAN
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
PPK-SKPD : Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
SIMDA : Sistem Informasi Manajemen Daerah
PPKD : Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah
BKU : Buku Kas Umum
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
(13)
ABSTRAK
ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA TEBING
TINGGI (STUDI KASUS PADA DINAS PERHUBUNGAN)
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pencatatan akuntansi terhadap transaksi ekonomi yang terjadi pada bagiannya, sehingga menghasilkan laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada SKPD di Kota Tebing Tinggi Khususnya Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penulis menggunakan teknik wawancara dan teknik studi dokumentasi untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan Pencatatan akuntansi pendapatan, akuntansi belanja, dan akuntansi aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Laporan Keuangan yang dihasilkan Dinas Perhubungan Kota Tebing telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Kata Kunci : Pencatatan dan Pelaporan Keuangan, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.
(14)
ABSTRACT
ANALYSIS OF RECORDING AND FINANCIAL REPORTING IN UNITS OF WORK TOOL AREA (SKPD) IN TEBING
TINGGI CITY (CASE STUDY IN DEPARTMENT OF TRANSPORTATION)
Each Unit of Work Tool Area (SKPD) perform the accounting of economic transaction that occured in part, to produce financial reports. The objective of this research is analyzing the suitability of the recording and reporting on financial SKPD especially in Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi with the Minister of Home Affairs Regulations (Permndagri) No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.
This Research uses descriptive research design in the form of case studies. The author uses interview techniques and techniques to study the documentation of data collection is needed.
Result of research indicate that Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi has been recording that accounting and financial reports in accordance with the Minister of Home Affairs regulation No. 13 year 2006 and Government Regulation No. 24 year 2005.
Kata Kunci : Recording Process and Financial Reporting, The Unit of Work Area (SKPD), Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi.
(15)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional,
saat ini menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius
semua pihak. Keinginan untuk mewujudkan good government merupakan salah
satu agenda pokok reformasi yang diharapkan dapat dilaksanakan secara
konsisten oleh pemerintah daerah. Masyarakat menuntut adanya akuntabilitas
yang baik disertai dengan transparansi dan keterbukaan pengelolaan sektor
publik supaya masyarakat dapat turut serta dalam mengontrol dan memperbaiki
kinerja pemerintah daerah. Mahsun (2006:97) menjelaskan ada beberapa kendala
dalam mengimplementasikan akuntabilitas dalam sektor publik antara lain
agenda atau rencana yang tidak transparansi, favoritism (isu yang licik),
kepemimpinan yang lemah, kekurangan sumber daya, lack of follow-through
(manajemen tidak dapat dipercaya), garis wewenang dan tanggung jawab kurang
jelas dan kesalahan penggunaan data.
Paradigma baru tersebut menyebabkan pemerintah memberikan otonomi
kepada daerah seluas-luasnya yang bertujuan untuk memungkinkan daerah
mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri agar berdaya guna dan
berhasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Penyelenggaraan otonomi daerah
(16)
proporsional kepada daerah yang diwujudkan dengan adanya pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta
adanya perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Darise (2009:19) menjelaskan pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya
dapat dilihat dari seberapa besar daerah akan memperoleh sumber pendapatan
termasuk dana perimbangan, tetapi hal tersebut harus diimbangi dengan sejauh
mana instrumen atau Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah mampu
memberikan nuansa menejemen keuangan yang lebih adil, rasional,
transparan, partisipatif dan tanggungjawab. Hingga saat ini otonomi daerah
memang sudah berjalan di tiap daerah di Indonesia. Tapi tidak semua
daerah mempunyai kesiapan yang sama. Adakalanya pemerintah lebih
bergantung pada pemerintah pusat dan kurang memperhatikan dan
mengoptimalkan pendapatan daerah. Maka dari itu pelaksanaa APBD juga
seringkali bermasalah. Dan berbicara mengenai APBD, upaya perbaikan
pengelolaan keuangan daerah, khususnya perencanaan APBD, masih merupakan
agenda strategis bagi percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah
(untuk daerah tertentu).
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan bagian dari
pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik,
baik secara langsung ataupun tidak. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi
tersebut, SKPD diberika alokasi (anggaran). Oleh karena itu, kepala SKPD
(17)
mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada SKPD pada akhirnya akan
meminta kepala SKPD membuat pertanggung jawaban atas kewenangan yang
dilaksanakannya. Bentuk pertanggung jawaban tersebut bukanlah SPJ (Surat
Pertanggungjawaban) tetapi berupa laporan keuangan.
Penyebutan SKPD selaku entitas akuntansi pada dasarnya untuk
menunjukkan bahwa SKPD melakukan proses akuntansi untuk menyusun laporan
keuangan yang akan disampaikan kepada kepala daerah melalui pejabat pengelola
keuangan daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
daerah. Kertas kerja / laporan keuangan oleh SKPD dilatar belakangi oleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005
tentang standar akuntansi pemerintahan.
Dinas Perhubungan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang ada di wilayah pemerintahan kota Tebing Tinggi sekaligus juga
sebagai pengguna anggaran juga harus membuat pertanggungjawaban atas
kewenangan yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah dan Peraturan
Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan.
Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan Dinas
Perhubungan yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(18)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah dinas perhubungan kota Tebing Tinggi telah melakukan
pencatatan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan
Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
sebagai acuan?
2. Apakah Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi telah menyusun
laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah sebagai acuan?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi cakupan
penelitian. Penelitian ini difokuskan pada pencatatan dan pelaporan Keuangan
Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kota Tebing Tinggi pada Dinas
(19)
1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi telah
melakukan pencatatan akuntansi sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah sebagai acuan.
2. Untuk mengetahui apakah Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi
telah menyusun laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah dan Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah sebagai acuan.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis: untuk menambah pengetahuan khususnya tentang pencatatan
dan pelaporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
2. Bagi Dinas Perhubungan kota Tebing Tinggi : sebagai bahan
pertimbangan dalm hal pencatatan dan pelaporan keuangan.
3. Bagi peneliti selanjutnya: dapat dijadikan referensi bagi penelitian lain
(20)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Tujuan utama
kedua UU tersebut bukanlah hanya sekedar pemberian amanah tentang wewenang
pembiayaan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih
penting adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya
keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat. Semangat desentralisasi, demokratisasi, transparasi, dan akuntabilitas
menjadi sangat dominan dalam mewarnai proses penyelenggaraan pemerintah
pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah pada khususnya. Untuk
itu diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya agar dapat
menggambarkan sumber daya keuangan daerah berikut dengan analisis prestasi
pengelolaan sumber daya keuangan itu sendiri.
Menurut PP No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah,
keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
(21)
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan
pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah.
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.13 tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah tak
lagi bertumpu dan mengandalkan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Sekda)
Kabupaten / Kota saja. Tetapi dalam Permendagri itupun disebutkan, setiap satuan
petangkat kerja daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi
keuangannya, yang kemudian dikoordinasikan dengan bagian keuangan.
2.1.2. Akutansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Dalam struktur pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan identitas
akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas
transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan
daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu:
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
Selanjutnya dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah akuntansi
dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD adalah perangkat daerah
pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran / pengguna barang.
Permendagri No. 13 tahun 2006 ( pasal 241 sampai dengan 264) mengatur
tentang prosedur akuntansi SKPD yaitu meliputi serangkaian proses mulai dari
(22)
pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual
atau dapat menggunakan aplikasi komputer. Selain itu Permendagri No.13 tahun
2006 pada pasal-pasal yang sama juga mengatur prosedur akuntansi penerimaan
kas, pengeluaran kas, akuntansi aset dan akuntansi selain kas.
Kegiatan akuntansi pada SKPD meliputi pencatatan atas pendapatan,
belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)
berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang disertakan oleh bendahara.
PKK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mencatat transaksi-transaki pendapatan, belanja, aset, dan selain kas
berdasarkan bukti-bukti terkait.
b. Memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset, dan selain kas ke dalam
buku besarnya masing-masing.
c. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain PKK-SKPD, bendahara SKPD juga memiliki peranan yan besar
dalam kegiatan akuntansi keuangan SKPD. Bendahara SKPD memiliki tugas
menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses
pelaksanaan akuntansi SKPD. Sistem keuangan daerah dapat dijelaskan secara
rinci melalui komponen akuntansi. Komponen akuntansi adalah tahapan yang ada
(23)
2.1.3. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian dari akuntansi,
maka didalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi keuangan ekonomi
yang terjadi di pemerintahan daerah. Dalam proses pencatatan (merupakan salah
satu proses dari akuntansi), akuntansi menggunakan proses pencatatan. Ada
beberapa sistem pencatatan yang dapat digunakan yaitu sistem pencatatan single
entry, double entry dan triple entry. Salah satu yang membedakan pembukuan dan
akuntansi adalah dalam menggunakan sistem pencatatan. Pembukuan
menggunakan sistem pencatatan single entry, sedangkan akuntansi menggunakan
double entry dan triple entry.
Dalam Erlina (2012), penjelasan tentang sistem pencatatan akuntansi
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Single Entry
Sistem pencatatan single entry ini sering disebut juga dengan sistem tata
buku tunggal. Sebelumnya pemerintah daerah menggunakan sistem pencatatan
single entry. Dalam single entry, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan
mencatat satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat disisi
penerimaan di dalam buku kas umum (BKU) sedangkan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat disisi pengeluaran didalam buku kas umum.
b. Double Entry
Sistem pencatatan double entry sering juga disebut sistem tata buku
(24)
setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua perkiraan, yaitu satu sisi debet
dan satu sisi kredit.
c. Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry pada dasarnya adalah sistem pencatatan
yang menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Pencatatan pada buku anggaran ini merupakan pencatatan tentang
anggaran yang telah digunakan sesuai pada pencatatan pada double entry. Dengan
adanya pencatatan triple entry ini, maka dapat dilihat sisa anggaran untuk
masing-masing komponen yang ada di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
2.1.4. Siklus Akuntansi Daerah
Akuntansi adalah suatu sistem. Suatu sistem mengelola input (masukan)
dan menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi
dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam
konteks akuntansi keuangan daerah terdapat sistem akuntansi daerah. Sistem
akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses
pencatatan, pengelolaan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan
(25)
Menurut Erlina,dkk (2012) tahapan siklus akuntansi tersebut dapat
digambarkan seperti berikut.
Sumber: Erlina,dkk (2012)
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi
2.1.4.1. Analisis Transaksi
Langkah awal dalam melakukan akuntansi untuk perkiraan-perkiraan yang
ada dalam laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (terutama
penjurnalan) adalah melakukan analisis transaksi. Jika tidak memahami makna
dari transaksi, maka akan sulit untuk menentukan perkiraan yang mana didebet
dan yang mana yang dikredit. Masing-masing dari elemen laporan keuangan dapat
bertambah ataupun berkurang.
JURNAL BUKU TRANSAKSI NERACA SALDO PENYESUAIAN BUKU BESAR NERACA SALDO JURNAL PENYESUAIAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN PERUBAHAN SAL NERACA
LAPORAN OPERASIONAL LAPORAN ARUS KAS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DATA PENDUKUNG LAPORAN KEUANGAN BUKU PEMBANTU JURNAL PENUTUP NERACA SALDO SETELAH PENUTUP
(26)
Mendebet suatu perkiraan bukanlah berarti penambahan ataupun
pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian juga dengan
mengkredit suatu perkiraan. Untuk lebih memahami bertambah dan berkurangnya
suatu perkiraan, maka perlu diketahui tentang saldo normal dari masing-masing
perkiraan.
2.1.4.2. Jurnal
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi
keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai
jumlahnya masing-masing disertai referensinya.
Dengan bantuan jurnal, pencatatan ke masing-masing perkiraan akan
menjadi lebih mudah, sebab jurnal sudah memisahkan suatu pekerjaan dalam
debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal
dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi.
2.1.4.3. Posting Ke Buku Besar
Langkah selanjutnya setelah melakukan jurnal adalah melakukan posting
ke buku besar masing-masing perkiraan. Posting merupakan proses pemindahan
jumlah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit ke perkiraan buku besar yang
bersangkutan. Posting kebuku besar dapat dilakukan secara harian maupun
(27)
2.1.4.4. Neraca Saldo
Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah
daftar yang berisi kumpulan rekening / perkiraan buku besar. Neraca saldo
biasanya disiapkan pada akhir periode atau juga disiapkan kapan saja untuk
memastikan keseimbangan buku besar. Neraca saldo disusun untuk memastikan
bahwa buku besar secara sistematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
jumlah saldo-saldo debet sama dengan jumlah saldo-saldo kredit. Namun
keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat. Untuk
menyiapkan neraca saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
2.1.4.5. Jurnal Penyesuaian
Setelah neraca saldo, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian
terhadap perkiraan-perkiraan tertentu dengan membuat jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo
rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode tertentu, atau untuk
memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang
lain. Akuntansi pemerintahan menganut basis kas untuk penyusunan laporan
realisasi anggaran dan basis akrual untuk menyusun neraca, sehingga perlu
(28)
2.1.4.6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat langkah berikutnya adalah
mempostingnya ke dalam perkiraan buku besar yang berhubungan. Setelah
melakukan posting maka prosedur berikutnya adalah menyusun neraca saldo
setelah penyesuaian. Perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah
penyesuaian adalah saldo rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal
penyesuaian muncul rekening baru, maka rekening baru itu akan dimasukkan
dalam neraca saldo setelah penyesuaian.
2.1.5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber
daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau
perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif
selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas terdiri
(29)
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching
concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap
beban yang terjadi yang disebut laba bersih.
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama
jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena
laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam
laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca,
karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di dalam
neraca.
c. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik
pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian
aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva
tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan
pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga
(30)
Laporan keuangan memiliki karateristik kualitatif yang membuat
informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Keempat
karateristik tersebut adalah :
1. Dapat dipahami
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat dengan
mudah dipahami oleh pemakai. Untuk itu, para pemakai diasumsikan telah
memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai tentang kegiatan atau aktvitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi serta memiliki kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang semestinya atau wajar.
2. Relevan
Suatu informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang, menegaskan atau mengkoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat
dan materialitasnya.
3. Keandalan
Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi pemakai,
informasi keuangan harus andal. Informasi dapat diandalkan jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalah material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang jujur dari apa yang seharusnya disajikan dan tepat waktu
(31)
4. Dapat diperbandingkan
Informasi keuangan akan lebih berguna bagi para pemakainya apabila
dapat diperbandingkan dengan informasi keuangan pada laporan keuangan tahun
sebelumnya dan laporan keuangan antar perusahaan. Dengan demikian, pemakai
laporan keuangan akan lebih mudah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
perusahaan, dan posisi keuangan perusahaan.
Komponen laporan keuangan pada sektor privat berbeda dengan
komponen laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) .
Laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK).
2.1.5.1.Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat / daerah,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu
periode laporan. Menurut Erlina (2012:76) unsur yang dicakup secara langsung
oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari LRA, belanja, transfer, dan
pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara / Daerah
atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah saldo anggaran lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
(32)
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara / Daerah
yang mengurang saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari / kepada pelaporan entitas lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan / pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali, baik
pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya .
Transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam bentuk barang dan
jasa dapat dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau dilaporkan dalam
Neraca. Untuk laporan realisasi anggaran dapat dilakukan dengan cara menaksir
nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi. Disamping itu, transaksi
semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan dan laporan
keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai
bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima.
Laporan realisasi anggaran SKPD (LRA-SKPD) disusun untuk semester
satu dan tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan
belanja SKPD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam
satu periode. Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebelum konvensi adalah
(33)
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI SKPD DINAS PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMAPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013
Nomor Urut
Uraian Anggaran Setelah
Perubahan
Realisasi Lebih (Kurang)
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pendapatan pajak daerah xxx Xxx Xxx
1.1.2 Pendapatan retribusi daerah xxx Xxx Xxx
1.1.3 Pendapatan hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan
xxx Xxx Xxx
1.1.4 Lain-lain
Jumlah xxx Xxx Xxx
2 Belanja
2.1 Belanja tidak langsung
2.1.1 Belanja pegawai xxx Xxx Xxx
2.2 Belanja langsung
2.2.1 Belanja pegawai xxx Xxx Xxx
2.2.2 Belanja barang dan jasa xxx Xxx Xxx
2.2.3 Belanja modal xxx Xxx Xxx
Jumlah xxx Xxx Xxx
Surplus / (Defisit) xxx Xxx Xxx
Sumber : Erlina (2012:78)
Gambar 2.2 Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran 2.1.5.2.Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh
neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akubat dari peristiwa masa lalu dandari mana manfaat
(34)
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.
Aset secara umum diklasifikasikan ke dalam aset lancer dan nonlancar.
Suatu aset diklasifikasikan kedalam aset lancar jika diharapkan untuk segera dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria
tersebut diklasifikasikan kedalam aset nonlancar.
Secara rinci aset di Pemerintahan daerah dibedakan atas:
1. Aset lancar; meliputi kas, setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan
persediaan.
2. Aset tetap; meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam
pengerjaan.
3. Aset lainnya; meliputi aset tak berwujud.
b. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban dikelompokkan kedalam:
1. Kewajiban jangka pendek, yaitu kelompok kewajiban yang diselesaikan
(35)
2. Kewajiban jangka panjang yaitu kelompok kewajiban yang
penyelesaiannya selesai setelah dua belas bulan terhitung setehan tanggaal
pelaporan.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana dapat dikelompokkan menjadi:
1. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancer dengan kewajiban
jangka panjang.
2. Ekuitas dana investasi adalah kekayaan pemerintahan yang tertahan dalam
aset nonlancar selain dana cadangan dikurangi dengan kewajiban jangka
panjang.
3. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintahan yang
dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai
(36)
Menurut Erlina (2012:101), format Neraca SKPD adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI Neraca SKPD DINAS PERHUHUBUNGAN Per 31 Desember Tahun 2013 dan Tahun 2012
Uraian Jumlah Kenaikan (Penurunan)
Tahun n Tahun n-1 Jumlah %
ASET
ASET LANCAR Kas
Investasi Jangka Pendek Piutang
Persediaan Jumlah ASET TETAP Tanah
Peralatan dan Mesin Peralatan Kantor Jumlah
ASET LAINNYA
Tagihan penjualan angsuran Aset tak berwujud
Aset lain-lain Jumlah JUMLAH ASET KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Utang jangka pendek lainnya Jumlah
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR Cadangan piutang
Cadangan persediaan Jumlah
EKUITAS DANA INVESTASI Investasi aset tetap
Investasi aset lainnya Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber : Erlina (2012:101)
Gambar 2.3 Contoh Format Neraca 2.1.5.3.Catatan Atas Laporan Keuangan
(37)
Arus Kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi mengenai
berbagai hal yang tidak “terbaca” dari laporan realisasi anggaran dan neraca.
Berbeda dengan fungsi buku besar pembantu,catatan atas laporan keuangan tidak
hanya merinci lebih jauh lebih jauh rekening-rekening dalam laporan keuangan
tersebut, tetapi juga menjelaskan berbagai kebijakan, pendekatan, metode, dan
Neraca. Selain itu, di dalam catatan atas laporan keuangan juga dapat dijelaskan
berbagai faktor, asumsi, dan kondisi yang mempengaruhi angka-angka laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi
dalam pencapaian target.
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh tandar akuntansi
pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan
keuangan.
e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis actual atas pendapatan dan belanja da
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, dan
f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyediaan yang
(38)
Format Catatan atas Laporan Keuangan SKPD adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
SKPD DINAS PERHUBUNGAN Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.3 Sistematikan Penuliasan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
3.2 Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Akuntansi/ Entitas Keuangan Pelaporan Keuangan Daerah 4.2 Basis Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.3 Basis Pengukuran Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Pada SKPD
Bab V Pos Laporan Keuangan SKPD
5.1 Penjelasan atas Pos-pos Laporan Keuangan SKPD 5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
5.1.3 Pembiayaan (Khusus SKPKD) 5.1.4 Aset
5.1.5 Kewajiban 5.1.6 Ekuitas Dana
5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
Sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja Dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
Akuntansi/ entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD
Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi non Keuangan SKPD
Bab VII Penutup
Sumber : Erlina,dkk (2012:143)
(39)
2.2.Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Karunia Sari Nur Pangesti (2008) yang berjudul
“Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: Studi Kasus Penerapan
Permendagri No.13 tahun 2006 Di Pemerintah Daerah Kabupaten Batang”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur pokok dan pendukung dalam sistem
akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang pada posisi / keadaan yang telah
sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006. Kesesuaian buku besar, prosedur
akuntansi dan jurnal berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 secara berurutan
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektifitas sistem
akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan Riodinar Harianja (2008) yang berjudul
“Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah
menerapkan sistem Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan Permendagri No.13
(40)
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Nama peneliti Judul Penelitian Objek Penelitian Hasil penelitian Karunia Sari Nur Pangesti (2008) Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan
SKPD: studi
kasus penerapan Permendagri No. 13 tahun 2006 dipemerintah daerah kabupaten Batang,
Kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal
berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006
1.unsur-unsur pokok dan
pendukung dalam sistem
akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang berada pada posisi/ keadaan yang telah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006
2.kesesuaian buku besar,
prosedur akuntansi dan jurnal berdasarkan permendagri No. 13 tahun 2006 secara berurutan menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan.
Riodinar Harianja (2008)
Penerapa Sistem Akuntansi
Pemerintahan
pada Satuan
Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) Pemerintah kabupaten Toba samosir
Kesesuaian penerapan
system akuntansi pemerintahan pada satuan kerja pengelola
keuangan daerah (SKPKD)
berdasarkan Permendagri
No.13 tahun
2006
Pemerintah kabupaten toba
samosir sudah menerapkan
system akuntansi pemerintah sesuai dengan Permendagri no. 13 tahun 2006 yang dimulai untuk tahun anggaran 2007.
(41)
2.2.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka
konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2013
Keterangan gambar:
Peneliti melakukan penelitian di Pemerintahan Kota Tebing Tinggi
khususnya di Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan
Kota Tebing Tinggi. Adapun data yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini
adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penulis akan membandingkan penerapan sistem akuntansi keuangan
daerah pada Pemerintah kota Tebing Tinggi Khususnya Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dengan
peraturan-DINAS PERHUBUNGAN KOTA TEBING TINGGI
ANALISIS TRANSAKSI
JURNAL
BUKU BESAR
NERACA SALDO
JURNAL PENYESUAIAN
NERACA SALDO PENYESUAIAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
NERACA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS
(42)
peraturan yang telah ditetapkan (Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah
(43)
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
menjelaskan sesuatu dengan cara menganalisis variabel-variabel . Yang dijelaskan
di sini adalah tentang kesesuaian pencatatan dan pelaporan keuangan dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah sebagai acuan di SKPD- Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Data Primer : yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan penelitian
langsung ke lapangan guna memperoleh atau mengumpulkan keterangan untuk
selanjutnya diolah sesuai kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini data
primer yang digunakan terdiri dari hasil wawancara berupa Tanya jawab
langsung dengan Pejabat Penatausaha Keuangan –Satuan Kerja Perangkat Daerah (PKK-SKPD), Bendahara Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi.
b. Data Sekunder : yaitu data yang diolah sehingga menjadi lebih informatif dan
langsung dapat dipergunakan. Data sekunder yang penulis kumpulkan dalam
(44)
1. Sejarah singkat Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
3. Sistem Akuntansi Keuangan pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Teknik wawancara dilakukan dengan melakukan Tanya jawab dengan
pihak-pihak terkait dengan penelitian yaitu PKK-SKPD, Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran.
b. Studi Dokumentasi, dilakukan dengan penelusuran terhadap dokumen-dokumen
yang mendukung penelitian seperti Analisis Transaksi, Jurnal, Buku Besar,
Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Penyesuaian, Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
3.4 Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan
tenaga, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan
konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya:
a. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 bulan yaitu dari Maret 2014 sampai
dengan Mei 2014.
b. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(45)
c. Penelitian ini meneliti kesesuaian Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)- Dinas Perhubungan Kota Tebing
Tinggi.
3.5 Teknik Analisis
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu suatu
metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, dan ciri dari jenis penelitian ini adalah yang
bermaksud untuk membuat gambaran tentang situasi-situasi atau
(46)
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 4.1.1. Lingkungan Strategis
Kota Tebing Tinggi terletak pada 3˚19’-3˚21’LU dan 98˚11’-98˚21’BT dan berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, dengan batas
wilayah: sebelah utara dengan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing
Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah timur dengan PT. Sochfindo Kebun
Tanah Besih Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah
selatan dengan PTPN III Kebun Pabatu Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Serdang Bedagai, dan sebelah barat dengan PTPN III Kebun Bandar Jambu
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini membuat kota
Tebing Tinggi menjadi sangat strategis dan menjadi pusat ekonomi diwilayah
sekitarnya.
Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tebing Tinggi, luas
wilayah kota Tebing Tinggi 38.438 km2 yang tediri dari 5 kecamatan, yaitu: kec.
Padang Hulu, kec. Rambutan, kec. Padang Hilir, kec. Tebing TinggiKota dan
kec.Bajenis.
Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan daerah kota di
provinsi Sumatra Utara yang merupakan daerah lintasan masuk dan keluar dari
(47)
Sumatra Utara, dibarengi dengan penggunaan kendaraan bermotor pada berbagai
aktivitas masyarakat menunjukkan pertumbuhan yang semakin pesat dari tahun
ketahun. Menyikapi pertumbuhan tersebut, pemerintah kota tebing tinggi secara
bertahap dan berkesinambungan melakukan berbagai upaya perbaikan dan
pengembangan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan.
4.1.2. Dasar Pembentukan
Adapun dasar hukum Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah :
Perda Kota Tebing Tinggi No.13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-dinas Daerah Kota Tebing Tinggi.
4.1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi 4.1.3.1.Tugas Pokok
Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi mempunyai tugas pokok
melaksanakan Kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang perhubungan ,
komunikasi, dan informatika.
4.1.3.2.Fungsi
Adapun fungsi dinas perhubungan kota tebing tinggi adalah sebagai
berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan, komunikasi dan
informatika.
b. Penyelenggaraan urusan Pemerintah dan pelayanan umum dibidang
perhubungan, komunikasi dan informatika.
c. Pembinaan dan pelaksanankan tugas dibidang perhubungan, komunikasi
(48)
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsi dibidang perhubungan, komunikasi dan informatika.
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah sebagai
berikut:
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat
a) Subbag Umum dan Kepegawaian
b) Subbag Program dan Perundang-Undangan
c) Subbag Keuangan
3) Bidang Bina Perhubungan Darat
a) Seksi Pengawasan dan Pengendalian
b) Seksi Angkutan
4) Bidang Bina Sarana dan Teknik
a) Seksi Prasarana, Keselamatan Teknis Sarana
b) Seksi Analisa Kebutuhan dan Pengadaan
5) Bidang Komunikasi dan Informatika
a) Seksi Pos, Telekomunikasi dan Orbit Satelit
b) Seksi Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi
6) Unit Pelaksana Teknis Dinas
a) UPDT Terminal
(49)
7) Kelompok Jabatan Fungsional
Untuk merealisasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perhubungan,
gambaran umum organisasi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi pada
kondisi saat ini dapat digambarkan sebagai berikut.
4.1.4.1.Bidang Personil
Kondisi personil Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi sampai pada
tahun 2013 berjumlah 51 orang PNS dan 4 orang THL dengan latar belakang
pendidikan dan pengalaman pekerjaan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya
gambaran Umum Personil dapat dipaparkan sebagai berikut.
Tabel 4.1. Tingkat Pendidikan PNS
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG)
1 SD 2
2 SMP 3
3 SLTA 21
4 SARJANA MUDA / D-III 5
5 SARJANA (S1) 18
6 SARJANA TRANSPORTASI 2
JUMLAH 51
(50)
Tabel 4.2. Pangkat / Golongan PNS
NO PANGKAT / GOLONGAN JUMLAH (ORANG)
1 Juru Muda Tk.I 1
2 Juru 1
3 Pengatur Muda 5
4 Pengatur Muda Tk.I 5
5 Pengatur 4
6 Pengatur Tk.I 4
7 Penata Muda 11
8 Penata Muda Tk.I 5
9 Penata 9
10 Penata Tk.I 2
11 Pembina 1
12 Pembina Tk.I 2
13 Pembina Utama Muda 1
JUMLAH 51
Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
Tabel 4.3. Personil yang Mengikuti Diklat Teknis Perhubungan
NO JENIS DIKLAT YANG TELAH
MENGIKUTI (ORANG)
1 PPNS Khusus Perhubungan 4
2 Perencanaan Jaringan Trayek 1
3 APIL 1
4 Pembekalan Teknis Kepala Terminal
Penumpang
1
5 Administrasi PKB 1
6 Pengujian Kendaraan Bermotor Dasar 3
7 Pengujian Kendaraan Bermotor Lanjutan 1
8 Audit Keselamatan 2
9 Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan
3
10 Teknik Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Angkutan
1
11 Traffic Light 1
12 Pengumpulan dan Analisis Data Kecelakaan LAJ
1
JUMLAH 21
(51)
4.1.4.2.Bidang Sarana Kerja
Sarana dan prasarana Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi yang dimiliki saat
ini guna pelaksanaan pelayanan baik yang bersifat administrasi maupum
operasional meliputi:
1. Sarana Perkantoran
a) Kantor dinas perhubungan : 1 unit
b) Terminal Induk : 1 unit
c) Terminal Pembantu : 1 unit
2. Sarana Kendaraan Dinas
Tabel 4.4. Sarana Kendaraan Dinas
NO Jenis Kendaraan Kondisi Jumlah
(unit) Baik Rusak R Berat
1 2 3 4 5 6 7
Kendaraan roda empat
Kendaraan dinas patrol roda empat
Kendaraan dinas patrol pengawal roda empat
Kendaraan dinas patrol roda dua Kendaraan dinas kantor roda dua Kendaraan derek roda empat Kendaraan tangga roda empat
1 1 2 2 7 - 1 - - - 2 - - - - - - - - - - 1 1 2 4 7 - 1
JUMLAH 14 2 - 16
(52)
3. Sarana perlengkapan yang dibutuhkan petugas di lapangan
Tabel 4.5. Sarana Perlengkapan Petugas Lapangan
NO Jenis Kendaraan Kondisi
Baik Rusak R Berat 1 2 3 4 5 6 Handy Talky Center Lalin Mantel Hujan Helm Perhubungan Rompi Lalin Kopel Lalin 35 20 30 30 30 30 - - - - - - - - - - - - Sumber: LAKIP Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 2014
4.1.5. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi 4.1.5.1.Visi
Penetapan visi suatu organisasi adalah komitmen bersama dari seluruh
anggota organisasi untuk diimplementasikan dan diwujudkan pencapaiannya
dalam jangka waktu tertentu, oleh karena itu visi merupakan milik bersama dan
diyakini oleh seluruh anggota organisasi yang bersangkutan dapat dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambi suatu kesimpulan, bahwa rumusan visi
adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana harus dibawa dan
berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Adapun visi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah:
“Mewujudkan terselenggaranya sistem transportasi kota yang berdaya guna, berhasil guna, tertib, teratur, aman dan nyaman sehingga dapat mendukung Kota
(53)
4.1.5.2.Misi
Untuk mewujudkan visi organisasi, perlu dilakukan usaha-usaha yang
jelas dan terarah yang dituangkan dalam misi organisasi. Misi merypakan usaha,
upaya dan cara yang ditetapkan sehingga visi dapat tercapai. Jadi misi merupakan
pendukung utama keberhasilan visi.
Adapun misi Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi adalah:
1. Terciptanya suatu sistem pengawasan dan pengendalian terhadap arus lalu
lintas dan angkutan perkotaan yang tertib, lancer, dan terkendali.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan serta fasilitas
keselamatan kerja.
3. Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat
memahami secara teknis bidang perhubungan.
4.1.6. Sistem Akuntansi Pada Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
Untuk melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan pada Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi harus dilakukan sesuaiPeraturan Menteri Dalam
Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Setelah dilakukan wawancara kepada PKK-SKPD Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi, didapat bahwa Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi telah menggunakan teknik komputerisasi (sudah tidak manual)
(54)
Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi menggunakan bantuan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dalam proses pencatatan dan
pelaporan keuangan. SIMDA merupakan perangkat lunak yang dikembangkan
dengan tujuan untuk membantu Pemerintah daerah dalam rangka pengelolaan
keuangan secara efisien, efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
mulai dari penyusunan anggaran, penatausahaan dan pertanggung jawaban APBD.
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Transaksi
a. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva
atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran
bersangkutan.Penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi berasal dari
retribusi. Untuk tahun anggaran 2013 terdiri dari :
1. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum
2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
3. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
4. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
5. Retribusi Terminal
(55)
b. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran pada satu periode anggaran.
Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi dibagi dalam beberapa
kelompok, antara lain:
1. Belanja Administrasi Umum yaitu pengeluaran yang tidak
berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan.
2. Belanja Operasional atau Pemeliharaan Sarana dan Presarana Publik
yaitu semua pengeluaran yang berhubungan dengan aktivitas
pelayanan publik.
3. Belanja Modal merupakan pengeluaran yang bermanfaat melebihi satu
tahun anggaran dan menambah aset atau kekayaan dan selanjutnya
akan menambah biaya yang bersifat rutin seperti biaya operasional dan
pemeliharaan.
Pengeluaran Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi untuk tahun anggaran 2013,
terdiri dari :
1. Belanja administrasi umum, terdiri dari:
a) Belanja pegawai, yaitu yang berhubungan langsung dengan
pegawai berupa gaji dan tunjangan.
b) Belanja barang, yaitu pengeluaran untuk penyediaan barang
dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan
publik, antara lain: biaya bahan pakai habis berupa listrik, air
(56)
c) Belanja cetak dan penggandaan rencana anggaran dan belanja
jasa konsultan independen.
d) Belanja pemeliharaan, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan
barang belanja kebersihan kantor, belanja pemeliharaan
mobiler kantor, biaya pemeliharaan peralatan kantor.
2. Belanja Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik,
antara lain : belanja pegawai yang sifatnya tidak tetap yaitu belanja
tambahan penghasilan PNS berupa uang makan, tunjangan
kesejahteraan, tunjangan Kepala Dinas dan tunjangan khusus
Bendahara.
3. Belanja Modal, terdiri dari :
a) Belanja pengadaan Konstruksi / pembelian gedung kantor
b) Belanja alat uji kendaraan bermotor
c. Aset
Aset yang dimaksud disini adalah aset tetap. Aset tetap yang dimiliki Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2013 berupa tanah, peralatan dan mesin,
gedung, jalan, jaringan, dan instansi, dan aset tetap lainnya.
4.2.2. Jurnal
(57)
Pada tanggal 1 februari dan 5 februari 2013 PPK-SKPD menerima SPJ
penerimaan dan lampirannya dari bendahara penerimaan. Pada tanggal 4 dan
6 februari 2013 PPK-SKPD menyetor uang retribusi tersebut ke Bank
Kasda.PPK-SKPD mencatat transaksi-transaksi penerimaan dan penyetoran
dengan jurnal sebagai berikut:
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
1 Februari 2013
1.1.1.02.01 4.1.2.01.13
Kas di Bendahara Penerimaan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
12.000.000
12.000.000
4 Februari
2013 2.3.1.01.01
1.1.1.02.01
RK PPKD
Kas di Bendahara Penerimaan 12.000.000 12.000.000 5 Februari 2013 1.1.1.02.01 4.1.2.02.01 4.1.2.02.04 4.1.2.01.07 4.1.2.01.05
Kas di Bendahara Penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah RetribusiTerminal
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
13.408.000 3.430.000 3.000.000 1.055.000 5.923.000 6 Februari
2013 2.3.1.01.01
1.1.1.02.01
RK PPKD
Kas di Bendahara Penerimaan
13.408.000
(58)
4.2.2.2 Akuntansi Belanja
Contoh jurnal untuk akuntansi belanja yang terjadi di Dinas Perhubungan
Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :
a. Akuntansi Belanja Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang
(GU)/Tambah Uang (TU).
Pada tanggal 11 maret 2013 , PPK- SKPD menerima uang atas pencairan
SP2D Uang Persediaan (UP).Maka PPK-SKPD membuat jurnal :
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
11 Maret 2013
1.1.1.03.01 2.3.1.01.01
Kas di bendahara Pengeluaran RK PPKD
506.894.000
506.894.000
Secara berkala PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran SPJ
tersebut dilampiri dengan bukti transaksi atas pemakaian Uang Persediaan
tesebut, maka berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD
(59)
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
14 Maret 2013 5.2.2.01.04 5.2.2.01.01 5.2.2.01.03 5.2.2.01.05 5.2.2.06.01 5.2.2.06.02 5.2.2.20.04 5.2.2.15.02 5.2.2.15.01 5.2.2.03.17 5.2.2.03.02 1.1.1.03.01
BelanjaMaterai dan Benda Pos Lainnya BelanjaATK
Belanja Alat Listrik
Belanja Alat dan Bahan Kebersihan Belanja Barang Cetakan
Belanja Penggandaan dan Foto Copy Biaya Pemeliharaan
Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah Belanja Jasa Pelayanan Kantor Biaya Tagihan Air
Kas di Bendahara Pengeluaran
500.000 4.053.000 3.410.000 1.710.000 1.704.000 1.250.000 3.000.000 4.935.500 1.785.000 9.600.000 463.974 32.411.474 19 Maret 2013 5.2.2.03.01 5.2.2.03.03 1.1.1.03.01
Biaya Tagihan Telepon
Biaya Tagihan Listrik Warning Light Kas di Bendahara Pengeluaran
150.035 6.551.135
6.701.170
b. Akuntansi Belanja LS (Langsung) :
Pada tanggal 26Maret 2013 diterima SP2D LS untuk pembayaran gaji dan
tunjangan bulan april 2013 dan pada tanggal 27 maret 2013 diterima SP2DLS
untuk pembayaran tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja bulan maret
(60)
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
26 Maret 2013 5.1.1.01.01 5.1.1.01.02 5.1.1.01.03 5.1.1.01.05 5.1.1.01.06 5.1.1.01.07 5.1.1.01.08 5.1.1.01.09 2.3.1.01.01
Gaji Pokok PNS/Uang Representasi Tunjangan Keluarga
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Fungsional Umum Tunjangan Beras
Tunjangan PPH/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji
Iuran Asuransi Kesehatan RK PPKD 118.704.400 12.595.128 15.010.000 5.455.000 9.720.000 3.701.188 2.158 2.626.022 167.813.896 27 Maret 2013 5.1.1.02.01 2.3.1.01.01
Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja
RK PPKD
41.586.000
41.586.000
4.2.2.3 Akuntansi Aset
Contoh belanja modal yang menghasilkan asset tetap antara lain:
Pada tanggal 16 desember 2013 Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
melakukan belanja modal atas Pembangunan balai pengujian kendaraan
bermotor sebesar Rp. 742.680.000,-. PKK-SKPD membuat jurnal sebagai
(61)
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
12 september
2013
5.2.3.26.01
1.1.1.03.01
Belanja Modalatas pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor
Kas dibendahara pengeluaran
742.680.000
742.480.000
1.3.3.04.02
3.2.2.01.01
Balai pengujian kendaraan bermotor
Diinvestasikan dalam aset tetap
742.680.000
742.680.000
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap
disusutkan sesuai dengan metode garis lurus pada akhir priode. Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi melakukan penyusutan pada mini bus yang
diperoleh tahun 2007 seharga Rp. 119.355.000,- dengan estimasi manfaat mini
bus 8 tahun. PPK-SKPD membuat jurnal sebagai berikut:
Tgl Nomor
Rekening
Keterangan Debet Kredit
31 des 2013
3.2.2.01.01 1.3.7.01.01
Diinvestasikan dalam aset tetap Akumulasi penyusutan-mini bus
14.919.375 -
- 14.919.375
4.2.3 Posting ke Buku Besar
Setelah melakukan penjurnalan, maka secara periodik (bulanan) PPK-
SKPD melakukan posting ke buku besar rekening masing-masing. Contoh
buku besar yang telah disusun adalah sebagai berikut (diambil berdasarkan
(62)
KOTA TEBING TINGGI BUKU BESAR
SKPD :DINAS PERHUBUNGAN
NAMA REKENING :REKENING KAS DAERAH (PPKD)
KODE REKENING :1.1.1.01.01
PAGU APBD :Rp.
PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.
TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO
5 feb 2013 6 feb 2013 11 mar 2013 14 mar 2013
14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013 14 mar 2013
Kas di Bendahara Penerimaan Kas di BendaharaPenerimaan Kas di BendaharaPengeluaran
Gaji Pokok PNS/Uang
Representasi Tunjangan Keluarga Tunjangan Jabatan
Tunjangan Fungsional Umum Tunjangan Beras
Tunjangan PPH/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji
Iuran Asuransi Kesehatan
Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12.000.000 13.408.000 506.894.000 118.704.400 12.595.128 15.010.000 5.455.000 9.720.000 3.701.188 2.158 2.626.022 41.586.000
(63)
KOTA TEBING TINGGI BUKU BESAR
SKPD :DINAS PERHUBUNGAN
NAMA REKENING :REKENING KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN
KODE REKENING :1.1.1.02.01
PAGU APBD :Rp.
PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.
TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO
1 feb 2013 Retribusi Pengendalian Menara
Telekomunikasi
2 12.000.000
4 feb 2013 RK PPKD 2 12.000.000
5 feb 2013 5 feb 2013 5 feb 2013
5 feb 2013
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
RetribusiTerminal
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 2 2 2 2 3.430.000 3.000.000 1.055.000 5.923.000
6 feb 2013 RK PPKD 2 13.408.000
(64)
KOTA TEBING TINGGI BUKU BESAR
SKPD :DINAS PERHUBUNGAN
NAMA REKENING :REKENING KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
KODE REKENING :1.1.1.03.01
PAGU APBD :Rp.
PAGU PERUBAHAN APBD :Rp.
TGL URAIAN REF DEBET KREDIT SALDO
11 mar 2013 14 mar 2013
RK PPKD
BelanjaMaterai dan Benda Pos Lainnya
3 3
506.894.000
500.000
14 mar 2013 BelanjaATK 3 4.053.000
14 mar 2013 Belanja Alat Listrik 3 3.410.000
14 mar 2013 Belanja Alat dan Bahan Kebersihan 3 1.710.000
14 mar 2013 Belanja Barang Cetakan 3 1.704.000
14 mar 2013 Belanja Penggandaan dan Foto
Copy
3 1.250.000
14 mar 2013 Biaya Pemeliharaan 3 3.000.000
14 mar 2013 Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah 3 4.935.500
14 mar 2013 Biaya Perjalanan Dinas Dalam
Daerah
3 1.785.000
14 mar 2013 Belanja Jasa Pelayanan Kantor 3 9.600.000
14 mar 2013 Biaya Tagihan Air 3 463.974
19 mar 2013 Biaya Tagihan Telepon 3 150.035
19 mar 2013 Biaya Tagihan Listrik Warning Light 3 6.551.135
(65)
4.2.4 Neraca
Setiap akhir periode akuntansi PPK-SKPD Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi menyusun neraca saldo, contoh neraca saldo yang telah disusun
berdasarkan jurnal dan buku besar diatas adalah sebagai berikut:
Kode Rekening
Uraian Jumlah
Debit Kredit
1.1.1.01.01 1.1.1.02.01 1.1.1.03.01
Rekening Kas Daerah (PPKD) Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran
0 467.781.356
649.341.482
Jumlah Aset Lancar 181.560.126
4.2.5 Jurnal Penyesuaian
Pada akhir priode PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian atas kas
non anggaran (PFK) yang diperoleh dari penerimaaan atas PPn Pusat dan PPh
pasal 22 dan pasal 23 yang terjadi pada tanggal 14 dan 15 maret 2013.
(66)
Tgl Nomor Rekening
Keterangan Debet Kredit
31 Des 2013 2.1.1.03.01 1.1.1.03.01 2.1.1.03.02 1.1.1.03.02 2.1.1.03.03 1.1.1.03.03
Utang PFK – PPn Pusat Kas di Bendahara Pengeluaran
Utang PFK – PPh Ps.22 Kas di Bendahara Pengeluaran
Utang PFK- PPh Ps.23 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.572.911 235.936 137.520 1.572.911 235.936 137.520
4.2.6 Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah dilakukan posting atas jurnal penyesuaian, maka ada beberapa
saldo dari perkiraan mengalami perubahan dan juga terdapat pertambahan
rekening baru.
Saldo perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah
penyesuaian adalah rekening setelah disesuaikan. Apabila dalam jurnal
penyesuaian muncuk rekening baru, maka rekenung baru itu akan dimasukkan
dalam neraca saldo setelah penyesuaian.
4.2.7 Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi,
terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
(67)
a. Laporan Realisasi Anggaran
Berdasarkan data penelitian dalam Lampiran 9, Laporan Realisasi
Anggaran Tahun Anggaran 2013 terdiri dari:
1. Pos Pendapatan
Pos pendapatan hanya bergantung pada pendapatan asli daerah.
Pendapatan asli daerah Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi terdiri dari:
a) Retribusi Jasa Umum
b) Retribusi Jasa Usaha
c) Retribusi Perizinan Tertentu
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa seluruh
penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi berasal dari retribusi.
Pendapatan retribusi tersebut ditargetkan sebesar Rp. 1.665.570.000,- yang
terealisasikan hanya sebesar Rp. 1.556.186.513,- dan berkurang sebanyak Rp.
109.383.487,- atau hanya 93,43 % yang terealisasikan. Retribusi yang
terealisasikan antara lain:
(i) Retribusi Jasa Umum sebesar Rp. 849.056.513,- yang terdiri dari:
a) Pendapatan Retribusi parkir di tepi jalan umum sebesar Rp.
510.493.00,-
b) Pendapatan Retribusi pengujian kendaraan bermotor sebesar Rp.
168.405.000,-
c) Pendapatan Retribusi pengendalian menara telekomunikasi sebesar
(68)
(ii) Retribusi jasa umum
a) Pendapatan Retribusi pemakaian kekayaan daerah sebesar Rp.
300.840,000,-
b) Pendapatan Retribusi terminal sebesar Rp. 399.270.000,-
(iii) Retribusi perizinan tertentu
a) Pendapatan Retribusi izin trayek sebesar Rp. 7.020.000,-
2. Pos Belanja
Pada pos belanja terbagi atas:
(i) Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak langsung terdiri atas belanja pegawai seperti: gaji dan tunjangan,
dantambahan penghasilan PNS.
(ii) Belanja Langsung
Belanja Langsung terdiri atas:
a) Belanja Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b) Belanja Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
c) Belanja Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d) Belanja Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e) Belanja Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungan
f) Belanja Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan
Fasilitas LLAJ
(69)
i) Belanja Program Peningkatan Kelayakan Pengoprasian Kendaraan
Bermotor
Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa total
belanja sebesar Rp. 8.783.536.500,- yang terealisasikan hanya sebesar Rp.
8.448.895.500,- dan berkurang sebanyak Rp. 334.641.000,- atau hanya 96,19 %
yang terealisasikan. Jumlah biaya yang terealisasikan terdiri dari:
a) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.858.759.428,-
b) Belanja Langsung Sebesar Rp. 5.590.136.072,-
b. Neraca
Berdasarkan data penelitian dalam lampiran 10, Neraca Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi Anggaran Tahun 2013 menunjukkan bahwa
pada tahun 2013 Aset yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi
sebesar Rp. 5.384.962.659,- yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp.
12.586.500,- dan Aset Tetap sebesar Rp. 5.372.376.159,-. Tidak ada Kewajiban,
sedangkan Ekuitas Dana sebesar Rp. 5.384.962.659,-.
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
Berdasarkan data data penelitian dalam lampiran 11, Catatan atas Laporan
Keuangan Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2013
menyajikan informasi mengenai:
1. Informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi, makro, dan
pencapaian target
(70)
3. Kebijakan akuntansi
4. Penjelasan pos-pos pelaporan keuangan SKPD
5. Penjelasan atas informasi-informasi Non Keuangan SKPD
4.2.8 Jurnal Penutup
Setelah menyusun laporan keuangan PPK-SKPD membuat jurnal penutup
untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan
nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran,
yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Berikut adalah contoh jurnal penutup
yang disusun PPK-SKPD:
NOMOR REKENING
KETERANGAN JUMLAH
DEBET KREDIT
4.1.2.01.07 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 77.855.000
4.1.2.02.01 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 840.000
3.1.1.01.01 SILPA 78.695.000
3.1.1.01.01 SILPA 361.056.400
5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan 169.789.072
5.1.1.02 Tambahan dan Pengahasilan PNS 7.478.000
5.2.1.01 Honorarium PNS 31.200.000
5.2.1.02 Honorarium Non PNS 16.870.000
5.2.1.03 Uang Lembur 52.500
5.2.2.01 Belanja Bahan Habis Pakai 10.695.000
5.2.2.02 Belanja Bahan/Material 3.983.000
5.2.2.03 Belanja Jasa Kantor 18.699.678
5.2.2.06 Belanja Cetak dan Pengandaan 19.842.000
5.2.2.11 Belanja Makanan dan Minuman 5.855.000
5.2.2.12 Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 475.000
5.2.2.14 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari
Tertentu
879.500
(71)
NOMOR REKENING
KETERANGAN JUMLAH
DEBET KREDIT
5.2.3.13 Belanja Modal Mebeulair 803.200
5.2.3.17 Belanja Modal Alat-Alat Komunikasi 364.000
5.2.3.26 Belanja Gedung dan Bangunan 9.150.000
Jumlah 439.751.400 439.751.400
4.3. Pembahasan
4.3.1. Analisis Pencatatan 4.3.1.1 Kode Rekening
Permendagri No. 13 tahun 2006 Bab III bagian ketujuh membahas tentang
Kode Rekening Penganggaran. Kode rekening Penganggaran diatur pada Pasal 75
sampai dengan Pasal 77. Pasal 75 ayat 2 mengatakan bahwa kode pendapatan,
kode belanja, dan kode pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran
menggunakan kode akun pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun
pembiayaan. Kemudian Pasal 77 Ayat 1 mengatakan Kode dan klasifikasi urusan
pemerintahan daerah dan organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat 2
tercantum dalam lampiran A.I Permendagri No. 13 tahun 2006. Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi telah melakukan pencatatan kode rekening
sesuai dengan lampran A.I dan A.II Permendagri No. 13 tahun 2006. Dinas
Perhubungan Kota Tebing Tinggi memberi kode rekening 1 untuk aset, 2 untuk
kewajiban, 3 untuk ekuitas dana,4 untuk akun pendapatan dan memberi kode
rekening 5 untuk akun belanja. Sementara Pejabat Penatausahaan Keuanga
Daerah (PPKD) membuat kode rekening sesuai lampiran A.I untuk urusan
(1)
144
Universitas Sumatera Utara(2)
145
Universitas Sumatera Utara(3)
146
Lampiran: Berita Acara Pemakaian Barang Pakai Habis
(4)
147
Lampiran: Kartu Persediaan Barang
(5)
148
Universitas Sumatera Utara(6)