4.2. Data Hasil Pengujian Metalography Baja AISI 4140
4.2.1. Data Hasil Metalurgi Sub-Permukaan Hasil dari pengujian mikrostruktur untuk melihat lapisan putih white layer
dari beberapa kondisi permesinan dengan menggunakan peralatan Scanning Electron Microscopy SEM dapat dilihat pada Gambar 4.1 sampai 4.7.
Pada Gambar 4.1 sampai 4.7 yang diperoleh dengan menggunakan peralatan Scanning Electron Microscopy SEM diatur dengan pembesaran 3000 kali dengan
skala 1 µm. Tebal sampel yang digunakan untuk melihat lapisan putih white layer adalah setebal 5 mm. Posisi pengambilan gambar dari peralatan Scanning Electron
Microscopy SEM disesuaikan dengan arah pemakanan yang telah mengalami proses pemesinan.
Gambar 4.1. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 200 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,31 mm
Vf
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 200 mmin, f = 0,15 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,16 mm
Gambar 4.3. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 225 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,7 mm, VB = 0,14 mm
Vf
Vf
61
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 225 mmin, f = 0,16 mmput, a = 0,7 mm, VB = 0,20 mm
Gambar 4.5. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 250 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,30 mm
Vf
Vf
62
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi i v = 250 mmin, f = 0,16 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,10 mm
Gambar 4.7. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Menggunakan Peralatan SEM untuk Kondisi Tanpa Permesinan
Vf
Vf
63
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari pengujian mikrostruktur untuk melihat perubahan arah mikrostruktur dari beberapa kondisi permesinan dengan menggunakan peralatan Mikroskop Optik
dapat dilihat pada Gambar 4.8 sampai 4.14. Pada Gambar 4.8 sampai 4.14 hanya menunjukkan bentuk dan jumlah sebaran
dari struktur mikro yang dihasilkan pada baja AISI 4140. Struktur mikro yang dihasilkan dari pemesinan laju tinggi, kering dan keras hanya struktur mikro perlit
dan ferit. Tebal sampel untuk melihat struktur mikro dengan menggunakan Mikrskop Optik setebal 5 mm. Struktur mikro yang tampak dilakukan dengan menggunakan
Mikroskop Optik dengan pembesaran 20 kali dengan skala gambar 0,050 mm.
Gambar 4.8. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 200 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,31 mm
Vf
Martensit Ferit
Perlit
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 200 mmin, f = 0,15 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,16 mm
Gambar 4.10. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 225 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,7 mm, VB = 0,14 mm
Vf Vf
Ferit
Ferit Perlit
Perlit
65
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 225 mmin, f = 0,16 mmput, a = 0,7 mm, VB = 0,20 mm
Gambar 4.12. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 250 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,30 mm
Vf
Vf Perlit
Ferit
Ferit Perlit
66
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Kondisi v = 250 mmin, f = 0,15 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,10 mm
Gambar 4.14. Hasil Pengujian Mikrostruktur dengan Menggunakan Mikroskop Optik untuk Kondisi Tanpa Permesinan
Vf
Perlit
Ferit
Vf
Perlit
Ferit
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Data Hasil Kekerasan Mikro Microhardness Hasil dari pengujian kekerasan mikro untuk melihat perubahan struktu dari
beberapa kondisi permesinan dengan menggunakan peralatan SEM dapat dilihat pada Gambar 4.1 sampai 4.7.
Tabel 4.3. Data kekerasan mikro dengan kondisi v = 200 mmin, f = 0,1 mmput, a = 0,3 mm, VB = 0,31 mm
Jarak µm 50
100 150
200 250
300 350 400 450
500 HV
440
0,2
454 548
595 687
655 582 540 540
548 Tabel 4.4. Data kekerasan mikro dengan kondisi v = 200 mmin, f = 0,1 mmput,
a = 0,3 mm, VB = 0,16 mm Jarak µm
50 100
150 200
250 300 350 400
450 500
HV 442
0,2
494 548
585 689
594 544 542 544
548 Tabel 4.5. Data kekerasan mikro dengan kondisi v = 225 mmin, f = 0,1 mmput
a = 0,7 mm, VB = 0,14 mm Jarak µm
50 100
150 200
250 300 350 400
450 500
HV 440
0,2
454 474
555 667
635 534 540 542
548 Tabel 4.6. Data kekerasan mikro dengan kondisi v = 225 mmin, f = 0,16 mmput ,
a = 0,7 mm, VB = 0,20 mm Jarak µm
50 100
150 200
250 300 350 400
450 500
HV 442
0,2
454 478
598 687
653 556 542 538
548 Tabel 4.7. Data kekerasan mikro dengan kondisi v = 250 mmin, f = 0,1 mmput
a = 0,3 mm, VB = 0,30 mm Jarak µm
50 100
150 200
250 300 350 400
450 500
HV 440
0,2
459 472
598 683
675 578 558 540
548
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Data kekerasan mikro dengan kondisi v = 250 mmin, f = 0,16 mmput a = 0,3 mm, VB = 0,10 mm
Jarak µm 50
100 150
200 250
300 350 400 450
500 HV
422
0,2
443 485
578 683
648 598 543 535
548
4.3. Analisa Gangguan Pada Sub Permukaan