BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek
penelitian dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil penelitian.
A. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 393 siswa, dengan menggunakan teknik cluster sampling terpilih SMA Negeri 4 Medan dan SMA Negeri 13 Medan.
Terdiri dari 195 siswa SMA Negeri 4 Medan dan 198 siswa SMA Negeri 13 Medan. Subjek dikelompokkan menjadi 3 yaitu, 219 siswa pemain musik, 166
siswa pendengar musik, dan 8 siswa yang tidak ada minat musiknya. Pengelompokkan subjek dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
Berdasarkan hal tersebut diperoleh gambaran subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin, dan asal sekolah.
1. Usia Subjek Penelitian
Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia
No Minat Musik
Usia Tahun Jumlah
14 15
16 17
18
1. Pemain
Musik 1
75 102
39 2
219 2.
Pendengar Musik
1 73
68 24
166 3.
Tidak Ada Minat Musik
3 3
1 1
8 Jumlah
2 151
173 64
3 393
Persentase .5
38.4 44
16.3 .8
100 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa subjek penelitian terbanyak
adalah subjek dengan usia 16 tahun sebanyak 173 orang 44, sedangkan yang paling sedikit adalah subjek yang berusia 14 tahun, yaitu sebanyak 2
orang .5.
2. Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Minat Musik
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Pemain Musik
89 130
219 2.
Pendengar Musik 86
80 166
3. Tidak Ada Minat Musik
5 3
8 Jumlah
180 213
393 Persentase
45.8 54.2
100 Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa subjek berjenis kelamin
laki-laki yang berjumlah 180 siswa 45.8 lebih sedikit daripada subjek berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 213 siswa 54.2.
Universitas Sumatera Utara
3. Asal Sekolah Subjek Penelitian
Berdasarkan asal sekolah, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Penyebaran Subjek Berdasarkan Asal Sekolah
No. Minat Musik
Asal Sekolah Jumlah
SMAN 4 SMAN 13
1. Pemain Musik
120 99
219 2.
Pendengar Musik 71
95 166
3. Tidak Ada Minat Musik
4 4
8 Jumlah
195 198
393 Persentase
49.6 50.4
100 Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa subjek yang berasal dari
SMA Negeri 4 Medan berjumlah 195 siswa 49.6 lebih sedikit daripada subjek yang berasal dari SMA Negeri 13 Medan berjumlah 198 siswa
50.4. Walaupun perbedaannya hanya sedikit yaitu 3 siswa .8.
B. Gambaran Skor Skala Kecerdasan Emosional
Hasil dari penelitian didapatkan gambaran tentang skor skala kecerdasan emosional. Gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Deskripsi Skor Skala Kecerdasan Emosional
EI N
Mean SD
Min Max
Pemain Musik 219
77.52 8.033
55 98
Pendengar Musik 166
77.11 8.533
57 98
Tidak Ada Minat Musik 8
69.63 7.009
61 81
Total 393
77.18 8.285
55 98
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa kelompok tidak ada minat
musik memiliki mean terendah
x
= 69.63 dengan s = 7.009 sedangkan pemain musik memiliki mean tertinngi
x
= 77.52 dengan s = 8.033. Skor minimal
Universitas Sumatera Utara
terendah skala kecerdasan emosional terdapat pada kelompok pemain musik yaitu 55, sedangkan skor maksimal tertinggi skala kecerdasan emosional
terdapat pada kelompok pemain musik dan pendengar musik yaitu 98.
C. Hasil Utama Penelitian
Terdapat dua hasil utama penelitian. Pertama, hasil dari uji asumsi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Kedua, hasil dari pengujian hipotesa
dengan menggunakan One-Way Independent ANOVA.
1. Uji Asumsi
Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian asumsi ini dilakukan untuk melihat apakah
data normal dan homogen. Selanjutnya mengetahui metode penghitungan data yang akan digunakan, statistik parametrik atau non parametrik.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan agar dapat diketahui distribusi data dalam penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian menggunakan
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows menunjukkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi. Masing-masing dengan
nilai, pemain musik , pendengar musik
, dan tidak ada minat musik
.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan agar dapat mengetahui apakah data yang diperoleh bersifat homogen atau tidak, sampel-sampel penelitian berasal dari
Universitas Sumatera Utara
populasi yang homogen atau tidak. Pengujian menggunakan Levene Statistic dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows menunjukkan bahwa
asumsi homogenitas varian terpenuhi, dengan nilai F = .176 dan .
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Way Independent ANOVA. Sebelum dilakukannya pengujian statistik telah
dirumuskan terlebih dahulu hipotesa statistik, yaitu: a. Ho: Tidak ada perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang memiliki
minat musik berbeda.
b. Ha: Ada perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang memiliki
minat musik berbeda.
Jika nilai signifikansi between groups .05 maka Ho ditolak, sehingga ada perbedaan.
Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah .05. Hasil analisa data menggunakan One-Way Independent ANOVA
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. ANOVA
EI F
Sig.
Between Groups 3.558
.029 Analisa data dengan menggunakan One-Way ANOVA pada tabel 7
diperoleh hasil nilai F = 3.558 dan . Sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional diantara remaja yang memiliki minat musik berbeda. Dengan kata lain musik memiliki
pengaruh terhadap kecerdasan emosional. Besarnya pengaruh musik terhadap
Universitas Sumatera Utara
kecerdasan emosional tergolong besar
134 .
, dengan pedoman tergolong kecil jika = .01, sedang = .059, dan besar .138 Cohen, 1988.
Hasil pengujian Post Hoc Tests dengan menggunakan LSD diperoleh perbedaan yang signifikan
antara pemain musik
x
= 77.52 dengan tidak ada minat musik
x
= 69.63. Ada juga perbedaan yang signifikan
antara pendengar musik
x
= 77.11 dengan tidak ada minat musik
x
= 69.63. Dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemain musik
x
= 77.52 dengan pendengar musik
x
= 77.11.
D. Hasil Tambahan
1. Gambaran Kategorisasi Kecerdasan Emosional Subjek Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada
asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dua kategori
Azwar, 2012. Skala kecerdasan emosional terdiri dari 27 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 0 sampai 4. Dari skala kecerdasan
emosional yang telah diisi oleh subjek maka diperoleh gambaran skor empirik dan hipotetik seperti pada tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8. Skor Mean Empirik dan Mean Hipotetik Kecerdasan Emosional
N Min
Max Mean
SD Empirik
393 55
98 77.18
8.285 Hipotetik
393 108
54 18
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel kecerdasan emosional yang
menunjukkan yaitu, 77.18 54 sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor mean kecerdasan emosional pada subjek penelitian berada di atas rata- rata skor mean kecerdasan emosional pada umumnya.
Rangkuman dari data hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk mengkategorisasikan kecerdasan emosional pada siswa
SMA Negeri 4 Medan dan SMA Negeri 13 Medan menjadi 2 kategori yaitu, rendah dan tinggi. Sebelum mengkategorisasi, terlebih dahulu ditentukan
standard error pengukuran Se yang akan memberikan kecermatan hasil pengukuran, karena akan dapat menentukan fluktuasi dari skala kecerdasan
emosional pada siswa SMA Negeri 4 Medan dan SMA Negeri 13 Medan. Berikut rumusan standard error pengukuran Azwar, 2012.
Se = Sx √1-rxx’
Keterangan: Se = Standard error dalam pengukuran
Sx = Standar deviasi skor rxx’ = Koefisien reliabilitas
Berdasarkan pengolahan data kecerdasan emosional pada siswa SMA Negeri 4 Medan dan SMA Negeri 13 Medan dengan bantuan SPSS versi 17.0
for Windows dipe roleh rxx’ = .853 dan Sx = 18 sehingga standard error dalam
pengukuran ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Se = 18 Se = 18 x .38
Se = 6.84 Mengetahui besarnya Se akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala
kecerdasan emosional, yaitu: X ± Z
Se Dengan menggunakan taraf signifikansi 95 dengan
sehingga adalah .025, maka didapat nilai Z berdasarkan tabel distribusi
normal yaitu, 1.96. Dengan begitu fluktuasi skor skala kecerdasan emosional menurut hasil ukur skala tersebut adalah:
X ± 1.96 6.84 X ± 13.4 dibulatkan menjadi 13
Maka, X + 13 = 54 + 13 = 67 X
– 13 = 54 - 13 = 41 Dari perhitungan di atas, maka kategorisasi pengelompokan
kecerdasan emosional siswa SMA Negeri 4 Medan dan SMA Negeri 13 Medan dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi Persentase
Kecerdasan Emosional
X ≤ 41
Rendah X
≥ 67 Tinggi
356 90.6
41 X 67 Tidak
Terkategorisasikan 37
9.4 Total
393 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 9, dapat dilihat bahwa subjek dengan kecerdasan emosional tinggi paling banyak yaitu, 356 subjek
90.6. Tidak ada satupun subjek yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Sedangkan sisanya yaitu, 37 subjek 9.4 tidak terkategorisasikan.
E. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang memiliki minat musik sebagai pemain musik,
pendengar musik, dan tidak ada minat musik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ariani dan Sukmayanti 2013, tentang
hubungan intensitas latihan musik gamelan Bali dan kecerdasan emosional, hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas latihan musik gamelan
Bali maka semakin sering individu mengasah kecerdasan emosionalnya. Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa musik memiliki hubungan
terhadap kecerdasan emosional. Jika dilihat perbedaan dari setiap kelompok minat musik, maka
terdapat perbedaan kecerdasan emosional antara pemain musik dan tidak ada minat musik serta pendengar musik dan tidak ada minat musik. Menurut teori-
teori yang telah dijabarkan sebelumnya. Hasil penelitian mendukung teori yang ada. Bahwa musik dapat mempengaruhi emosi seseorang begitu juga
dapat mengasah kecerdasan emosional seseorang. Orang yang memainkan musik dapat merasakan emosi-emosi tersendiri ketika memainkannya.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa reaksi emosional terhadap musik bisa sangat kuat dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang Juslin Sloboda, 2010.
Pengaruh musik terhadap kecerdasan emosional juga tergolong besar. Giles 1991, dalam Journal of Music Therapy menerangkan bahwa musik
merupakan rangkaian penting terhadap pertumbuhan emosional. Dalam Jurnal Applications of Research in Music Education 1994, menerangkan bahwa
rasa empati dan keterampilan sosial dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermusik Djohan, 2003. Rasa empati dan keterampilan sosial termasuk ke
dalam aspek-aspek kecerdasan emosional Goleman, 2007. Sedangkan antara pemain musik dan pendengar musik tidak terdapat
perbedaan kecerdasan emosional. Ketika seseorang menjadi pemain musik atau pendengar musik, maka sebagian otaknya memperoses pengalaman
musik tersebut dan dapat mengasah kecerdasan emosionalnya Djohan, 2003. Kesimpulannya adalah orang-orang yang minat dan suka terhadap dunia
musik baik itu pemain musik maupun pendengar musik, mereka lebih memiliki kecerdasan emosional yang baik daripada orang-orang yang tidak
berminat dan tidak suka terhadap musik. Karena rasa empati dan keterampilan sosial yang merupakan bagian dari kecerdasan emosional dapat ditingkatkan
melalui kegiatan bermusik Djohan, 2003. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak subjek yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
Terdapat perbedaan kecerdasan emosional dalam hal pengenalan emosi diri sendiri, pengelolaan emosi, dan motivasi diri sendiri diantara pemain
musik, pendengar musik, dan tidak ada minat musik. Pengenalan emosi diri
Universitas Sumatera Utara
sendiri menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam hal menyadari emosi diri sendiri, kemampuan mengukur diri sendiri, dan tingkat kepercayaan diri
diantara kelompok peminat musik. Begitu juga pengelolaan emosi menunjukkan
bahwa terdapat
perbedaan dalam
hal kemampuan
mengendalikan emosi diri sendiri, transparan, dan penyesuaian emosi diri diantara kelompok peminat musik. Terakhir motivasi diri sendiri menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan dalam hal dorongan untuk berprestasi, berinisiatif, dan tingkat optimis diantara kelompok peminat musik.
Sedangkan dalam hal pengenalan emosi orang lain dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain tidak terlihat adanya perbedaan.
Pengenalan emosi orang lain menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam memiliki rasa empati, kesadaran terhadap lingkungan, dan dalam hal melayani
diantara kelompok peminat musik. Begitu juga kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam
hal kepemimpinan, manajemen konflik, kolaborasi dan kerjasama diantara kelompok peminat musik. Sehingga individu-individu yang memiliki minat
terhadap musik baik sebagai pemain musik atau pendengar musik akan lebih baik dalam hal pengenalan emosi dirinya sendiri, pengelolaan emosi, dan
motivasi diri sendiri daripada individu yang tidak memiliki minat musik. Manfaat untuk kedepannya adalah musik bisa menjadi salah satu cara
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional karena besarnya pengaruh musik terhadap kecerdasan emosional tergolong besar.
Seperti remaja yang diarahkan untuk bermusik, baik sebagai pemain musik
Universitas Sumatera Utara
atau hanya sebagai pendengar musik saja. Agar remaja menjadi lebih baik kecerdasan emosionalnya dan terhindar dari perilaku yang dapat merugikan
diri mereka sendiri atau orang lain seperti tawuran. Remaja dengan kecerdasan emosional yang baik akan lebih mudah terhindar dari perilaku tawuran yang
merugikan. Bagi sebagian orang yang tidak bisa memainkan alat musik ada cara lain untuk mengasah kecerdasan emosionalnya yaitu, dengan cara
mendengarkan musik. Kekurangan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel dari kelompok
tidak ada minat musik yang hanya 8 orang. Hal ini terjadi disebabkan orang- orang yang berada di kelompok tersebut hanya sedikit, adanya keterbatasan
sampel. Karena rata-rata setiap orang membutuhkan musik walaupun hanya sebagai pendengar musik saja. Sehingga ketika didapatkan 8 orang itu sudah
cukup. Didukung juga dengan hasil penelitian yang menyatakan adanya perbedaan, data penelitian juga normal dan homogen.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN