Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

13 1.6.2.4. Bagi Peneliti 1 Menambah pengetahuan peneliti tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah serta mampu mengaplikasikannya jika kelak menjadi kepala sekolah. 2 Sebagai bahan pendewasaan peneliti tentang keadilan, kearifan dan kebijaksanaan dalam mengelola sekolah. 1.7. Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Keilmuan Penelitian ini termasuk dalam kajian keilmuan manajemen pendidikan yang berkaitan dengan menata sumber daya guru dan kepala sekolah guna mencapai visi dan misi sekolah yang pada akhirnya meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah se-Kecamatan labuhan maringgai lampung timur pada khususnya dan mutu pendidikan nasional pada umumnya.

1.7.2 Objek

Objek penelitian ini adalah supervisi lembaga, profesionalitas guru dan mutu layanan pendidikan.

1.7.3 Subjek

Subjek penelitian ini adalah guru Madrasah Tsanawiyah se-Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur. 14

1.7.4 Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah se-Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur.

1.7.5 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 20132014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Pada bab II ini akan dibahas tentang: 1 deskripsi teori tentang mutu layanan pendidikan, supervisi akademik kepala sekolah dan profesionalisme guru, 2 penelitian yang relevan, 3 kerangka Pikir dan 4 hipotesis.

2.1 Mutu Layanan Pendidikan

Mutu mengandung makna derajat tingkat keunggulan suatu produk hasil kerjaupaya baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Umaedi 2011:23 menyatakan bahwa, “Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar kognitif, afektif, atau psikomotorik, metodologi bervariasi sesuai kemampuan guru, sarana, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif”. Dari sisi guru, mutu dapat dilihat dari seberapa optimal guru mampu memfasilitasi proses belajar siswa. Menurut Djemari Mardapi dalam Umaedi 2011:26 bahwa “setiap tenaga pengajar memiliki tanggung jawab terhadap tingkat keberhasilan siswa belajar dan keberhasilan guru mengajar. Sementara itu dari sudut kurikulum dan bahan belajar mutu dapat dilihat dari seberapa luwes dan relevan kurikulum