Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

siswa kurang merespon instruksi dari guru. Siswa lebih cenderung diam dan pasif yang mengakibatkan siswa menjadi kurang berani untuk maju ke depan kelas menyampaikan hasil pekerjaannya. Guru masih menganggap para siswa kelas VI cukup ditanamkan konsep-konsep IPA saja sebagai bekal menghadapi UN. Hal ini membuat pembelajaran sains menjadi kurang bermakna dan hasil belajar siswa rendah, bahkan masih banyak yang berada di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥ 65. Guru hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Selain itu, guru juga belum menggunakan model pembelajaraan yang kooperatif. Tabel 1. Daftar Nilai IPA Mid Semester Ganjil TP 20122013 Siswa Kelas VI SDN 2 Kedaung. No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan 1 ≤ 50 9 Belum tuntas 2 51-64 8 Belum tuntas 3 65-75 6 Tuntas Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan sumber maupun media belajar dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan kurangnya kemampuan psikomotor dan afektif siswa. Siswa jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan siswa menjadi pasif, keterampilan proses sains tidak berkembang, dan sikap ilmiah siswa kurang. Kebanyakan siswa hanya berorientasi pada kemampuan kognitif saja serta menganggap bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang banyak menghafal dan membosankan sehingga timbul rasa malas untuk belajar IPA. Keterampilan proses sains siswa menjadi kurang terakomodasi dengan baik yang seharusnya ada dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan pernyataan –pernyataan tersebut maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran berupa metodemodel pembelajaran yang interaktif dan dapat membantu siswa dalam penguasaan keterampilan proses sains. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle. Learning cycle adalah sebuah model pembelajaran yang dapat berguna bagi guru dalam mendesain materi kurikulum dan strategi pembelajaran dalam pelajaran IPA. Model pembelajaran learning cycle dikembangkan dari ide konstruktivisme pada kejadian dan fakta dalam pengetahuan IPA. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Jean Pigaet. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni 2012: 63, keunggulan dari model pembelajaran learning cycle antara lain: merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah didapatkan sebelumnya, memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah dipelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari. Dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Kedaung Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: 1. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, guru masih menjadi pusat kegiatan. 2. Siswa dan guru tidak menggunakan model-model pembelajaran kooperatif pada saat kegiatan pembelajaran. 3. Kurangnya respon siswa dalam menanggapi instruksi guru. 4. Siswa kurang memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil tugas mereka. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VI SDN 2 Kedaung? 2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar kelas VI SDN 2 Kedaung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VI SDN 2 Kedaung dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Kedaung dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle.

E. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas diharapkan memberikan sejumlah manfaat, antara lain: 1. Bagi siswa. Setelah penelitian ini diharapkan siswa lebih semangat lagi dalam belajar IPA karena mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran, jadi lebih menyenangkan. 2. Bagi guru. Dengan penelitan ini diharapkan guru menjadi lebih variatif lagi dalam proses pembelajaran khususnya IPA. 3. Bagi sekolah. Seselesainya penelitian diharapkan prestasi sekolah dapat meningkat. 4. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitan yang sejenis.

BAB II KAJIAN TEORI

Penelitian ini peneliti menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan model pembelajaran learning cycle dan keterampilan proses sains.

A. Model Pembelajaran Learning Cycle

Learning cycle merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis. Model ini dikembangkan oleh Robert Karplus dan koleganya dalam rangka memperbaiki kurikulum sains di Science Curriculum Improvement Study SCIS yaitu suatu program pengembangan pendidikan sains di Amerika Serikat pada tahun 1970. Model pembelajaran learning cycle mempunyai tiga fase yaitu eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep Rustaman, 2011: 1.26. Menurut Renner dan Marek dalam Martin 1994:202-203, bahwa riset yang mereka lakukan untuk mengetahui tentang penggunaan model siklus belajar learning cycle pada saat pembelajaran, ternyata hasilnya dapat meningkatkan prestasi anak-anak dan meningkatkan pengembangan keterampilan prosesnya. Mereka juga mengakui bahwa siklus belajar learning cycle dapat meningkatkan intelektual anak. Bagaimanapun juga mereka menyimpulkan bahwa model siklus belajar learning cycle adalah suatu cara untuk membantu anak-anak menerapkan matematika, keterampilan ilmu kemasyarakatan, menginterpretasikan grafik, tabel, dan poster serta asimilasi data untuk memecahkan masalah, dan menentukan maksud atau arti kalimat. Para peneliti mengungkapkan bahwa siklus belajar learning cycle adalah suatu cara alami untuk belajar dan memenuhi tujuan pendidikan serta membantu anak-anak belajar bagaimana cara berpikir. Menurut Kariplus dan Thier dalam Indrawati 2009: 39-41 model pembelajaran learning cycle dibagi dalam tiga fase yaitu eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep. 1. Fase Eksplorasi Pada fase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi materi secara bebas. Siswa melakukan berbagai kegiatan ilmiah seperti mengamati, membandingkan, mengelompokkan, menginterpretasikan dan yang lainnya, sehingga menemukan konsep-konsep penting sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Ada kalanya konsep yang ditemukan sudah sesuai dengan konsepsi awal mereka sehingga langsung diasimilasikan ke dalam struktur kognitifnya tetapi ada juga konsep yang tidak sesuai sehingga menimbulkan konflik kognitif. Melalui diskusi dan bertanya pada teman maupun guru, siswa mengakomodasi konsep tersebut untuk dapat diasimilasikan. Dengan cara demikian siswa mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada fase ini aktivitas kebanyakan dilakukan oleh siswa sedang guru hanya memberikan orientasi tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan kegiatan siswa, memberikan motivasi, serta mengidentifikasi dan membimbing siswa yang mengalami konflik kognitif. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan guru membimbing

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN PENDEKATAN TEMATIK KELAS I SEMESTER GENAP SD NEGERI 3 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

0 5 116

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

2 12 60

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 34

PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BOYOLALI.

0 1 17

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN GUIDED INQUIRY PADA PESERTA DIDIK SMP KELAS VI.

0 1 2

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SRANDAKAN.

0 2 214

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GETARAN HARMONIS Nismalasari

0 1 21

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI TANAH SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DI KELAS VA SD NEGERI KALIKIDANG - repository perpustakaan

0 0 16