Manfaat penelitian Hipotesis PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus 1. Definisi

Diabetes melitus DM adalah suatu kondisi yang mengakibatkan meningkatnya kadar gula di dalam darah. Diabetes merupakan suatu kelainan reaksi kimia dalam hal pemanfaatan yang tepat atas karbohidrat, lemak dan protein dari makanan, karena tidak cukupnya pengeluaran atau kurangnya insulin. Dengan kata lain, diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan beberapa makanan karena kekurangan produk insulin Ramaiah, 2007. Diabetes Melitus mempunyai sindroma klinik yang ditandai adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia, disertai peningkatan kadar glukosa dara h atau hiperglikemia kadar glukosa puasa ≥ 126 mgdl atau postprandial ≥ 200 mgdl atau glukosa sewaktu ≥ 200 mgdl American Diabetes Association, 2010.

2. Klasifikasi dan Etiologi

Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi sebagai berikut PERKENI,2011: a Diabetes melitus tipe 1 Terjadi destruksi sel β pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut akibat proses imunologik maupun idiopatik. b Diabetes melitus tipe 2 Penyebab spesifik dari tipe diabetes ini masih belum diketahui, terjadi gangguan kerja insulin dan sekresi insulin, bisa predominan gangguan sekresi insulin ataupun predominan resistensi insulin. c Diabetes melitus tipe lain Diabetes melitus tipe lainnya disebabkan oleh berbagai macam penyebab lainnya seperti defek genetik fungsi sel beta, defek genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM. d Diabetes melitus gestational Diabetes melitus gestational yaitu diabetes yang terjadi pada kehamilan, diduga disebabkan oleh karena resistensi insulin akibat hormon-hormon seperti prolaktin, progesteron, estradiol, dan hormon plasenta. Tabel 1. Klasifikasi etiologis DM Sumber : PERKENI, 2011 KLASIFIKASI ETIOLOGI Tipe 1 Destruksi sel beta, umunya menjurus ke defisiensi insulin absolut  Autoimun  Idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe lain  Defek genetik fungsi sel beta  Defek genetik pada kerja insulin  Penyakit eksokrin pankreas  Endokrinopati  Karena obat atau zat kimia  Infeksi  Sebab imunologi yang jarang  Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Diabetes melitus gestasional

3. Patofisiologi Diabetes Melitus DM

Metabolisme glukosa didalam tubuh dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5700 yang terdiri atas 2 rantai polipeptida, A dan B yang saling berhubungan melalui dua jembatan disulfida. Insulin disintesis oleh sel-sel B atau pada pankreas dalam bentuk prekursor yang tidak aktif yang disebut proinsulin. Zat ini disimpan dalam granula sel-sel dari jaringan pulau Langerhans sampai datangnya isyarat untuk sekresi, yang kemudian proinsulin diubah menjadi insulin aktif Lehninger, 1982. Pulau-pulau Langerhans merupakan suatu kumpulan sel-sel endokrin yang mensekresikan 2 hormon secara langsung ke dalam sistem sirkulasi. Masing masing pulau mempunyai populasi sel-sel alfa, yang mensekresikan hormon peptida glukagon dan populasi sel-sel yang mensekresikan hormon insulin. Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis dalam mengatur glukosa dalam darah. Hal ini merupakan suatu fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa merupakan bahan utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya. Keseimbangan metabolisme tergantung pada pemeliharaan glukosa darah pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang, yaitu sekitar 90mg100ml pada manusia. Ketika glukosa darah melebihi kadar tersebut insulin dilepaskan dan bekerja menurunkan konsentrasi glukosa. Ketika glukosa darah turun di bawah titik pasang, glukagon meningkatkan konsentrasi glukosa melaluiumpan balik negatif, konsentrasi glukosa darah menentukan

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Buah Tumbuhan Jengkol (Pithecollobium lobatum Benth.)

46 164 73

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

4 32 62

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN PENINGKATAN KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ALOKSAN

5 49 55

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithechellobium lobatum Benth.) Terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinduksi Aloksan

1 25 63

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR HDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

1 10 59

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% BIJI JENGKOL (Pithecollobium lobatum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN GINJAL SERTA PENINGKATAN KADAR UREUM KREATININ TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

4 45 67

PENGARUH EKSTRAK ETANOL 96 % BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

1 8 50

PENGARUH EKSTRAK BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 1 11